Sabtu, 21 September 2013

Komentar Jokowi Tentang Esemka

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), menyatakan, pemerintah pusat masih angin-anginan memperlakukan industri lokal. Pemerintah, menurut dia, sangat kurang ketika diminta dorongan pada rintisan industri lokal khususnya otomotif yang mencoba berkembang sehingga pabrikan luar terus mendominasi tanpa pesaing dari dalam.
Ia mencontohkan, ketika mempersiapkan mobil Esemka. Mobil rakitan yang pernah coba dirintis di Solo saat ia masih menjadi wali kota itu pun kandas sebagai alternatif mobil nasional. Ia menyatakan bidang industri apa pun, pemerintah tetap kuncinya.
Apa industri itu bisa berkuasa di rumah sendiri. "Padahal (Esemka) itu kami siapkan lima tahun. Uji emisi sudah lolos semua. PT (Persoroan Terbatas) juga sudah siap. Tapi enggak ada support pemerintah, jadi ya...," katanya.
Pernyataan ini, menurut dia, bukannya anti-asing yang senantiasa kolot menolak masuknya segala produk dari luar negeri. "Saya tegaskan sekali lagi, saya bukan anti-asing," kata Jokowi, saat menghadiri dialog pendidikan di Yogyakarta, Sabtu, (21/9/2013).
Pernyataan tersebut dilontarkan mantan Wali Kota Solo itu ketika seorang peserta dialog menanyakan sikapnya soal kebijakan pemerintah tentang peredaran mobil murah. Jokowi sendiri menjadi satu kepala daerah yang tak setuju kebijakan tersebut.
Jokowi menyatakan, ia tak mempersalahkan jika jalanan di Indonesia, khususnya Jakarta, dibanjiri dengan mobil pabrikan luar negeri. "Sudah saatnya melihat jalanan sendiri, kita menemukan produk Indonesia ada di samping produk Jepang, Korea, Malaysia itu," ujarnya serius.
Ia mempersilakan pemerintah terus menerus mengundang investor asing masuk ke Indonesia selama itu menyejahterakan nasib masyarakat. Meski untuk merealisasikan mimpi melihat produk mobil lokal beredar di jalanan sekarang prosesnya lama, menurut Jokowi seharusnya menjadi prioritas pemerintah. "(Industri mobil lokal) itu bisa jadi sesuatu yang prinsipil, yang asli dan original Indonesia, yang bisa dibanggakan. Karena sekarang banyak produk tak prinsipil sudah ikut masuk ke Indonesia," tuturnya.

Sumber :
tempo.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar