Sabtu, 21 September 2013

Jokowi Nyapres? Ojo Kesusu ...

Kinerja Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dalam waktu hampir setahun kepemimpinannya memberikan sekian banyak "kejutan". Kader terbaik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ini berhasil menata kawasan-kawasan yang selama ini dinilai tak mungkin dibenahi. Sepak terjang Jokowi pun mengundang decak kagum. Tak hanya dari masyarakat Jakarta yang dipimpinnya, tetapi juga masyarakat di hampir penjuru Tanah Air.
Hal ini membuat elektabilitas Jokowi sebagai kandidat calon presiden pada Pemilihan Presiden 2014 meroket dalam sejumlah survei. Jokowi mampu mengungguli para pendahulunya di panggung politik, seperti Megawati Soekarnoputri, Jusuf Kalla, dan Prabowo Subianto. Dorongan dan dukungan pun mengalir. Jokowi diharapkan bisa berkiprah di kancah nasional dan bertarung menjadi RI-1.
Namun, Budayawan Betawi Alwi Shahab berpendapat berbeda. Menurutnya, Jokowi lebih baik fokus membenahi Ibu Kota hingga selesai masa baktinya pada tahun 2017 mendatang. Apa alasannya?
"Jakarta itu masih perlu Jokowi, kenapa? Karena cara pendekatannya itu berbeda, mau datang, turun ke masyarakat, dan bisa mengajak masyarakat membenahi Jakarta," Alwi, saat dijumpai Kompas, di Jakarta Selatan, Sabtu (21/9/2013).
Pria yang lahir di Kwitang, Jakarta Pusat, 77 tahun silam ini, menuturkan, dengan masa kepemimpinan yang baru satu tahun, banyak hal yang bisa dilakukan Jokowi untuk Jakarta. Selain itu, dari sisi usia, kata Alwi, Jokowi masih relatif muda untuk menjadi pemimpin nasional. Ia menyarankan agar Jokowi menjadikan Jakarta sebagai tempat berlatih sebelum akhirnya maju sebagai calon presiden.
"Dia (Jokowi) masih muda. Lima tahun lagi kan masih bisa kalau mau jadi calon presiden. Perlihatkan mampu di Jakarta, setelah itu baru (jadi calon presiden)," ujarnya.
Seperti diketahui, dalam sejumlah survei, jika pemilihan presiden dilakukan saat ini, Jokowi akan keluar sebagai juaranya. Survei yang dilakukan Litbang Kompas bahkan mencatat kenaikan elektabilitas Jokowi dalam enam bulan, ketika disurvei Desember 2012 dan Juni 2013. Politisi PDI Perjuangan itu bergeming saat ditanya soal mau tidaknya ia diusung sebagai capres. Jokowi menekankan, saat ini akan fokus mengurus Ibu Kota. Selebihnya, ia mengatakan, akan mengikuti perintah partai.
Sementara itu, PDI-P memutuskan tak akan mengambil sikap soal siapa capres yang didukung saat ini, meski menyadari bahwa dukungan terhadap Jokowi demikian kuatnya. PDI Perjuangan akan mengumumkan sikap terkait pencapresan setelah pemilihan legislatif, April 2013. 

Sumber :
kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar