Sabtu, 20 Juli 2013

Antrian Berikutnya, Muhaimin Dipasangkan dengan Jokowi

Bursa Calon Presiden dan Wakil Presiden di 2014 diprediksi akan memunculkan tokoh baru. Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Ahmad Bakir Ihsan, menyatakan, politik aliran masih diperhitungkan dan menjadi salah satu faktor penentu di bursa capres dan cawapres kedepan.
"Saya kira dari sejumlah figur di kalangan Islam jika mengacu pada politik aliran, NU (Nadhlatul Ulama) memiliki kans besar untuk memunculkan tokohnya," tuturnya.
Bakir pun dengan tegas menyebutkan Muhaimin Iskandar, tokoh muda NU merupakan sosok yang layak dimunculkan dalam bursa capres.
Bakir menilai kans Muhaimin besar. Selain karena Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsan, secara ketokohan Muhaimin juga cukup dikenal.
"Muhaimin juga punya pengalaman organisasi yang cukup panjang. Yang lebih menguntungkan,  Muhaimin adalah tokoh muda yang lahir dari era reformasi," katanya.
Dia mengatakan, saat ini yang menjadi persoalan adalah bagaimana marketing politic PKB untuk memerkenalkan sosok Muhaimin sebagai capres yang mewakili kalangan islam. Ia menambahkan, hal inilah yang harus menjadi perhatian. "Juga sejauh mana keseriusan PKB untuk mengusung Muhaimin sebagai capres," kata Bakir.
Ia menambahkan, potensi suara NU untuk Muhaimin sendiri cukup bisa diandalkan. "Saya kira, PKB sampai saat ini masih menjaga dan merawat basis suaranya dikalangan NU," katanya. Bahkan, ia menambahkan,  dibandingkan dengan partai lain, PKB lebih dekat secara struktural dengan NU. "Ini juga yang menjadi keuntungan bagi PKB," ungkapnya.
Dia pun menegaskan, peluang Muhaimin lebih besar lagi jika bisa disandingkan dengan sosok yang mewakili golongan yang lain dalam politik aliran di Indonesia. Ia pun menunjuk sosok Joko Widodo sebagai pasangan yang pas bagi Ketum PKB tersebut.
"Akan lebih besar peluangnya, soalnya Jokowi yang boleh kita katakan mewakili sebagai kalangan "sekuler", tentunya juga butuh pendamping dari kalangan Islam. Tinggal bagaimana marketing politik-nya (Muhiamin) berjalan," tutup Bakir.
Pengamat politik LIPI, Siti Zuhro mengatakan bahwa duet Jokowi-Muhaimin sendiri bisa menjadi kuda hitam dalam bursa pilpres 2014. Jokowi faktor, akan menjadi penentu mengingat sosoknya yang sangat disukai masyarakat.
"Jadi sebenarnya Jokowi itu dipasangkan dengan siapa saja tetap tidak akan berpengaruh dan nilainya tetap akan tinggi. Pasangannya ini yang akan mendapatkan keuntungan, sebab masyarakat tidak akan melihat sosok pendamping nya, tetapi akan lebih melihat Jokowi sebagai figur yang menurut masyarakat sederhana, dan low profile. itu sebabnya Jokowi disukai masyarakat," ujar Zuhro. 


Sumber :
jpnn.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar