Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menginginkan agar sistem penanganan gawat darurat terpadu (SPGDT) melalui call centre 119 dapat berkembang pada sistem informasi lain. Salah satu contohnya adalah laporan serta informasi kebakaran dan lainnya.
"Itu
konsepnya sama, akan menjadi sebuah sistem yang akan menginformasikan
tidak hanya bidang kesehatan, tapi lainnya," kata Jokowi di Balaikota
Jakarta, Jumat (1/3/2013).
Mantan Wali Kota Surakarta ini
menegaskan, sistem tersebut baru mulai digulirkan hari ini dan akan
dikembangkan setelah sistemnya dianggap berjalan dengan baik. Sistem
bebas pulsa ini berjalan dengan topangan dana APBD dan dibantu oleh
pemerintah pusat. Ke depan, SPGDT akan dicoba dan merambah provinsi lain
di Indonesia.
"Ini nyoba dulu di kesehatan seperti apa.
Nanti kita coba ke bidang lain, kira-kira meluncurnya akan seperti
itulah. Misalnya, kamar kosong di mana itu kita bisa tahu, bisa
mengarahkan, kemudian butuh ambulans bisa diinfo, bisa cepat dijemput,"
ujarnya.
Sebelumnya, Pemprov DKI menandatangani memorandum of understanding
(MoU) dengan PT Askes. Penandatanganan itu dibarengi dengan peluncuran
SPGDT yang mengintegrasikan sumber daya manusia serta fasilitas medis di
Jakarta.
Sistem call centre itu berada di bawah
koordinasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Pengguna dari warga DKI sudah
sebanyak 3.611 panggilan hingga hari ini. Kegiatan SPGDT itu juga
merupakan program Kementerian Kesehatan yang bekerja sama dengan
asosiasi rumah sakit vertikal dan Dinas Kesehatan DKI.
Saat ini,
sistem tersebut baru terintegrasi dengan sembilan rumah sakit, yaitu
RSUD Cengkareng, RSUD Koja, RSUD Tarakan, RSJP Harapan Kita, RSAP
Harapan Kita, Ambulans Gawat Darurat DKI, RSUP Fatmawati, RS Cipto
Mangunkusumo, dan RS Persahabatan. Dalam satu bulan ke depan, SPGDT
Dinas Kesehatan DKI akan segera terkoneksi dengan 92 rumah sakit yang
bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta.
Saat ini, ada empat
operator yang bekerja 24 jam menerima panggilan telepon dari warga.
SPGDT juga melayani informasi nomor-nomor telepon suku dinas, rumah
sakit, dan layanan ambulans.
Integrasi data di tahap awal adalah
informasi rekapitulasi data kapasitas ruang rawat yang tersedia di semua
rumah sakit yang tergabung dalam sistem SPGDT secara real time.
Pada tahap selanjutnya, data yang diintegrasikan akan lebih mendalam
dan kompleks dengan tujuan untuk menanggulangi situasi gawat darurat
korban secepat mungkin. "Jumlah line yang ada di call centre Dinkes pada tahap awal adalah 4 seat. Namun, akan diperbanyak secara bertahap," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emawati.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar