Penggunaan Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang diluncurkan pada 10 November tahun lalu, akan dievaluasi pada akhir Maret ini.
"Nanti akhir bulan kita mau evaluasi, dengan uji publik, kita kumpulkan
masyarakat yang pernah ke rumah sakit. Mungkin dewan kesehatan dan
serikat rakyat miskin, kita undang," ungkap Gubernur DKI Jakarta Joko
Widodo di Balai Kota Jakarta, Senin (11/3/2013).
Jokowi menambahkan, dalam uji publik tersebut, akan dibicarakan masalah
perbaikan sistem yang ada di DKI, khususnya soal kesehatan.
Mantan Walikota Solo ini, mengaku tidak ada kendala apapun dalam program KJS, yang sudah berjalan selama lima bulan itu.
Menurut Jokowi, tahun ini KJS memang belum dibagi sepenuhnya untuk setiap warga Ibu Kota. "Ya ngeluh, orang belum didistribusi. Kalau yang di rumah sakit iya, kalau kartunya memang belum didistribusi bagaimana," paparnya.
Sementara itu, terkait kasus penolakan pasien pemilik KJS, di beberapa
rumah sakit, Jokowi memiliki jawaban sendiri. "Kalau kita nunggu siap
rumah sakit, jangan pakai KJS, biar yang sakit di rumahnya saja, nahan
sakit di rumah, bukan cuma ratusan, tapi ribuan," terangnya.
Sedangkan kasus pasien balita yang ditolak dan mencari rumah sakit
sendiri, suami Iriana ini pun punya penjelasannya sendiri. "Itu fakta,
memang ruangnya itu penuh, kita perlu ruang, tapi kan kita perlu waktu
untuk siapkan fasilitas seperti itu," sambungnya.
"Saya sudah bilang bolak-balik, yang kita perbaiki dulu sistem
rujukannya. Mungkin prioritas yang harus masuk rumah sakit RS siapa
dulu? Mungkin bayi dulu. Nanti akhir bulan itu yang akan kita
bicarakan," simpulnya.
Dia menambahkan, dana Rp800 miliar untuk mengcover KJS dirasa cukup,
jika melalui mekanisme yang benar. "Kalau sistem rujukannya bener,
cukup," pungkasnya.
Sumber :
okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar