Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan bahwa bencana banjir
masih akan menghantui Jakarta apabila penanganan banjir masih
menggunakan cara lama. Untuk itu, Jokowi meminta agar program-program
penanggulangan banjir dapat dilakukan sesegera mungkin.
Hal ini
disampaikan Jokowi dalam paparannya pada Rapat Dengar Pendapat Komisi V
DPR RI di Gedung MPR/DPR RI, Kamis (31/1/2013). Jokowi mengatakan,
selama ini Jakarta sudah memiliki program-program yang baik untuk
menanggulangi banjir dalam jangka pendek. Namun, program itu tak segera
direalisasikan sehingga selalu menjadi permasalahan di kemudian hari.
"Saya tidak yakin tahun 2016 banjir tidak ada di Jakarta kalau masih melakukan penanganan yang sama," kata Jokowi.
Oleh
karena itu, Jokowi menekankan perlunya komitmen bersama untuk
mempercepat program-program tersebut. Percepatan itu dapat dilakukan
untuk program normalisasi sungai, kali karang, kali kamal, kegiatan
pembebasan lahan, dan embung yang akan dibuat di lima wilayah.
"Kami
hanya ingin menyampaikan program jangka pendek yang akan kita lakukan.
Sebenarnya program dan konsep itu sudah ada semuanya sehingga pada
kesempatan ini kami ingin mengajak untuk mengomunikasikan semuanya agar
semua program yang ada ini bisa lebih dipercepat," ujarnya.
Menurut
Jokowi, banjir yang melanda Ibu Kota beberapa waktu lalu terjadi akibat
jebolnya tanggul Kanal Banjir Barat di Jalan Latuharhari, Jakarta
Pusat. Akibat tanggul jebol itu sejumlah jalan protokol di Jakarta
tergenang. Luapan air tersebut akhirnya mengakibatkan Wadut Pluit tak
mampu menampung volume air sehingga kawasan Pluit pun tergenang.
"Yang
pertama, banjir yang sekarang ini kelihatan sangat besar karena
jebolnya tanggul di Latuharhari. Kalau tanggul itu tidak jebol,
sebenarnya tidak akan kelihatan besar seperti yang kita lihat. Dari
jebolnya tanggul, air semuanya masuk ke Thamrin dan sekitarnya, kemudian
juga larinya ke Pluit, Penjaringan, dan Muara Baru," kata Jokowi.
Selain
Jokowi, rapat itu juga dihadiri Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto,
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif,
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Mayor Jenderal TNI Marinir Alfan
Baharuddin, Gubernur Jawa Barat Ratu Atut Chosiyah, dan Sekretaris
Daerah Jawa Barat Pery Soeparman. Hingga pukul 17.00 WIB, rapat itu
masih berlangsung. Semua anggota Komisi V DPR masih bersuara memberikan
masukan dan kritik, baik kepada pemerintah pusat maupun Pemprov DKI.
Sumber :
http://megapolitan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar