Realisasi proyek Mass Rapid Transit (MRT) tampaknya bakal molor lagi.
Hal ini menyusul perubahan sikap Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo,
perihal komposisi pendanaan proyek yang diperkirakan akan memakan dana
Rp15 triliun tersebut.
Pada awalnya, porsi pendanaan investasinya adalah 60 persen ditanggung
Pemprov DKI Jakarta dan 40 persen ditanggung oleh Pemerintah Pusat.
Namun, Jokowi kemudian berusaha melobi Pemerintah, yang akhirnya
menghasilkan komposisi baru, yakni sebesar 49 persen oleh Pemerintah
Pusat dan 51 persen oleh Pemprov.
Keputusan yang diambil oleh Menko Perekonomian, Hatta Rajasa tersebut,
sempat diterima oleh Jokowi. Namun, ternyata kemudian ia berubah
pikiran. Jokowi kembali ke usulan semula, yakni 60 persen pendanaan
ditanggung oleh Pemerintah Pusat dan 40 persen Pemprov DKI Jakarta.
"Pemprov DKI Jakarta sebetulnya sudah oke dengan 41 persen : 59 persen.
Tapi ternyata dengan perkembangan keadaan seperti sekarang, ada banjir
yang membuat Pemprov DKI mengeluarkan banyak dana. Belum lagi subsidi
untuk busway yang banyak, maka kapasitas anggarannya jadi turun," kata
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Dedy S Priatna menjelaskan
perubahan sikap Jokowi, ketika ditemui di kantor Menko Perekonomian hari
ini, Kamis (31/1).
APBD DKI Jakarta saat ini mencapai Rp 50 triliun. Namun oleh karena
adanya pengeluaran akibat bencana banjir, APBN itu dipastikan tidak
cukup kuat untuk dapat mendukung pendanaan proyek MRT bila porsi
pembiayaannya seperti yang diputuskan Pemerintah Pusat.
Disebutkan Dedy, dengan adanya kebutuhan anggaran mendadak ini, maka
kapasitas APBD DKI dinilai sudah tidak mencukupi untuk mendanai proyek
MRT. Itulah sebabnya, Jokowi, menurut Dedy, meminta agar 60 persen beban
investasi tersebut ditanggung oleh Pemerintah Pusat.
Menurut Dedy, Pemerintah sendiri berencana membantu APBD DKI Jakarta
sehingga mempunyai kapasitas untuk mendanai proyek MRT tersebut. Sampai
saat ini, ia menambahkan, Pemerintah masih menunggu jawaban Jokowi
mengenai hal ini. Bersamaan dengan itu, Pemerintah juga menantikan
perhitungan kembali total nilai proyek yang diharapkan dikerjakan oleh
konsultan yang kredibel. Dengan demikian dapat dipastikan berapa
persisnya dana yang dibutuhkan.
Sumber :
http://jaringnews.com
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut