Forum Kerja Oikumene Gereja Papua menolak rencana kedatangan Presiden
Jokowi untuk merayakan Natal tingkat nasional di Papua pada 27 Desember.
“Kami
menolak kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk merayakan Natal
di Papua. Kami sedang berduka. Saudara-saudara kami mati di Paniai kena
tembak,” ujar Ketua Sinode Gereja Kemah Injil Papua Pendeta Benny Giay
ketika memberikan keterangan pers di Kota Jayapura, Papua, Kamis,
seperti dilansir antarapapua.com.
Benny Giay yang
didampingi Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua (PGBP)
Pendeta Socratez Sofyan Yoman dan Pendeta Selvi Titihalawa tergabung
dalam FKOGP itu menyerukan seruan moral dengan harapan agar kasus Paniai
bisa segera diungkap.
Menurut Giay, Forum Gereja Papua menolak
rencana kehadiran Presiden Jokowi dalam perayaaan Natal, sementara di
Paniai ada warga yang tewas tertembak. Apa lagi, perayaan Natal di Papua
diperkirakan akan menghabiskan dana milyaran rupiah.
"Berita
damai apa yang akan dibawa ke Papua? Jika kami sedang berduka, percuma
dirayakan Natal bersama kalau kami terluka," katanya. Benny meminta
kepada Presiden Jokowi agar segera membentuk tim independen untuk
mengusut kasus tertembaknya warga sipil di Paniai.
"Saya juga
bagian dari tim yang mendukung Jokowi jadi presiden. Tetapi menolak jika
presiden menghabiskan uang untuk perayaan Natal dengan suasana duka
kami. Kami ingin masalah ini diusut tuntas," katanya.
Menurut dia,
"Jokowi sama saja dengan presiden-presiden terdahulu, datang satu hari
natal, tapi kekerasan jalan terus. Yang kami minta Jokowi buat kebijakan
yang benar-benar menyentuh hati orang Papua."
Mengenai kebijakan
yang menyentuh bagi orang Papua, Pendeta Socrates Sofyan Yoman
mengatakan sudah saatnya Presiden Jokowi membangun komunikasi yang
konstruktif, berdialog secara komprehensif dengan hasil dan tujuan yang
nyata bagi orang Papua.
"Lewat dialog yang komprehensif, Pak
Presiden Jokowi bisa lakukan itu. Kalau hanya berdiam tanpa pernyataan,
kami rakyat Papua dirugikan," katanya.
Pendeta Titihalawe
menambahkan alasan FKGOP menolak rencana kedatangan Presiden Jokowi
adalah pemerintahannya belum mengambil tindakan untuk mengungkap kasus
Paniai.
"Semula kami tidak menolak kedatangan Presiden Jokowi, dan
kami yakin dia akan melakukan banyak hal untuk Papua. Tapi melihat
situasi Paniai yang mencekam karena sejumlah warga sipil dibantai, kami
kira Jokowi tidak perlu datang merayakan natal di Papua," katanya.
Titihalawe
membandingkan jika presiden-presiden sebelumnya ketika ada kekejian
luar biasa seperti kasus di Pania, langsung memberikan pernyataan di
media massa lewat juru bicaranya.
"Tapi dalam kasus ini, Presiden
Jokowi terkesan berdiam diri, malahan beberapa pejabat aparat keamanan
di tingkat pusat menuduh OPM sebagai pelaku penembakan, padahal butuh
pembuktian," katanya. [bisnis]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar