Rabu, 10 Desember 2014

Di Mata Australia, Tahun Politik Indonesia Dilewati dengan Sukses

Prof Tim Lindsey, pengamat Indonesia asal Australia, menilai Indonesia berhasil melewati tahun politik 2014 dengan sukses. Tantangannya adalah apakah Indonesia akan tetap melanjutkan reformasi demokratisnya.
Pendapat ini dikemukakan Prof Tim Lindsey yang juga Direktur Pusat Kajian Hukum, Islam dan Kemasyarakatan Indonesia di Melbourne University, dalam wawancara akhir tahun dengan wartawan ABC, Beverley O'Connor, Rabu (10/12/2014) malam.
Prof Lindsey mengemukakan, tahun politik 2014 yang ditandai dengan pelaksanaan pemilu legislatif dan pemilu presiden di Indonesia, merupakan satu di antara peristiwa politik paling penting di dunia.
"Pasalnya, dengan segala kompleksitanya, seperti jumlah pemilih yang sangat besar yang tersebar di ribuan pulau, Indonesia berhasil melewati kedua pemilu tersebut dengan aman, jujur dan adil," jelasnya.
Menurut catatan ABC, setelah dilantik menjadi presiden, Joko Widodo dengan cepat mengambil langkah strategis termasuk mengurangi subsidi BBM dan menerapkan program-program kesejahteraan rakyat.
Namun, masalahnya, langkah tersebut bisa menghadapi tantangan dari parlemen.
Menanggapi hal ini, Prof Lindsey menjelaskan, "Memang Jokowi memenangkan pilpres, tapi Prabowo dan koalisinya saat ini menguasai parlemen."
Dalam pandangan Prof Lindsey, apa yang dihadapi Presiden Jokowi saat ini sama persis dengan apa yang dihadapi Presiden Obama di Amerika Serikat yang juga mengalami tantangan dari parlemen negara itu.
"Perbandingan Jokowi dan Obama sangat dramatis,"  katanya. "Keduanya agak mirip, keduanya berkampanye dengan membawa harapan, keduanya mendapat dukungan luas dari civil society melalui sosial media."
Di samping itu, kata Prof Lindsey, keduanya juga merupakan sosok "orang luar" yang datang ke dunia politik dan mengalahkan kelompok elit politik yang sudah mapan.
Dikatakan, yang tampak saat ini adalah langkah-langkah politik untuk menarik sebagian anggota koalisi Prabowo yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih.
Setelah PPP, kini tampaknya Partai Golkar juga terpecah dalam isu apakah partai ini akan bergabung dengan koalisi pemerintahan atau tidak.  [Radio Australia]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar