Ratusan massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menggelar unjuk rasa menolak
kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi yang sepekan lalu
diumumkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Salah seorang orator mengatakan,
kenaikan harga BBM subsidi menjadi bukti liberalisasi migas. Ia
melanjutkan, pemerintahan Jokowi merupakan kepanjangan tangan Neo
liberalisme.
"Menaikkan BBM adalah bukti liberalisasi migas, kita
menolak liberalisasi migas, dan pemerintah menjadi agen neo-lib, Allahu
Akbar" teriaknya melalui pengeras suara di depan Istana Merdeka,
Jakarta Pusat, Minggu (23/11/2014).
Demo ini tak berlangsung lama.
Sebelum bubar, massa menggelar doa bersama mendoakan lahirnya sistem
pemerintahan Khilafah Islamiyah di Indonesia.
"Kebijakan kenaikan
BBM adalah zalim, kita harus mewujudkan sistem khilafah karena itu
perintah Allah. Ya Allah berilah kami kekuatan untuk mewujudkan sistem
yang kau kehendaki ini" doa mereka yang disambut ucapan Amin secara
serentak.
Mereka juga meminta agar para pejabat Indonesia diberi kesadaran oleh Yang Maha Kuasa.
"Berikanlah kesadaran kepada para pejabat kami yang telah dengan mudahnya menjual bangsa ini ya Allah," katanya.
Dari
pantauan merdeka.com tampak ratusan aparat kepolisian mengamankan
jalannya ujuk rasa HTI. Setelah menggelar doa bersama, massa aksi HTI
membubarkan diri dengan tertib dengan iringan pekik takbir Allahu Akbar. [merdeka]
Memang resiko dari setiap kebijakan presiden akan selalu memunculkan pro dan kontra. Disinilah dibutuhkan pemimpin berjiwa besar.
BalasHapus