Wasekjen PDIP, yang juga Deputi Kantor Transisi Jokowi-JK, Hasto
Kristianto angkat bicara mengenai kebijakan pembatasan penjualan Bahan
Bakar Minyak (BBM) subsidi oleh pemerintah. Kuota BBM subsidi sebesar 46
juta kiloliter (KL) disebut tidak akan cukup hingga akhir tahun jika
hanya dengan pembatasan.
Dari hitungan Hasto, konsumsi BBM
subsidi tahun ini, justru akan melewati kuota yang ditentukan. Kelebihan
kuota tahun ini diprediksi mencapai 1 juta KL.
"Over kuota 1 juta kilo liter kalau dari hitungan kami," ucap Hasto di Jakarta, Sabtu (16/8/2014).
Kelebihan
kuota ini tentu saja akan melanggar Undang Undang. Padahal, pemerintah
bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah mengunci kuota BBM subsidi
dan tidak boleh menambah lagi. Menurut Hasto, salah satu cara agar kuota
terjaga adalah menaikkan harga BBM subsidi.
"Kalau engga boleh melebihi kuota yah harus naik," tegasnya.
Namun,
ketika ditanya apakah Jokowi akan menaikkan harga BBM subsidi 2014 usai
pucuk pimpinan beralih pada Oktober nanti? Hasto tidak menjawab dengan
tegas. Padahal, kenaikan BBM subsidi 2014 disebut juga akan mengamankan
anggaran negara untuk 2015.
"Kalau Pak Jokowi berbeda
pendekatannya. Kita kaji harga naik. Tapi nanti ada cara lain dan
caranya berbeda. Yang penting kita perkuat dulu basis produksi rakyat,"
tutupnya.
Pangkas Gaji PNS dan Dana Perjalanan Dinas
Lebih Jauh Hasto mengatakan dalam
pandangan Jokowi beban anggaran cukup memberatkan saat ini adalah
masalah gaji pegawai negeri sipil (PNS). Saat ini banyak daerah
menggelontorkan belanja PNS lebih besar dari belanja publik. Hal ini
dinilai tidak sehat dalam sebuah anggaran negara.
"Jangan sampai
belanja aparatur negara melampaui belanja publik. Ini akan dilakukan
penataan, bukan kita menyusahkan PNS. Tapi bagaimana menambah nilai
untuk rakyat. Politik anggaran harus membalikan itu," ucap Hasto dalam
diskusi di Jakarta, Sabtu (16/8/2014).
Selain gaji PNS, penataan
selanjutnya adalah pada pos perjalanan dinas PNS. Banyak anggaran
terbuang untuk perjalanan dinas PNS di mana banyak menggunakan kelas
premium atau first class.
"Belanja perjalanan dinas, pelatihan,
IT cukup besar secara agregat. Dalam APBN 2015 itu desain masih boros.
Ini nanti harus ada perubahan politik alokasi. Pemetaan mana yang
dijadikan penghematan. Lebih fokus kemampuan rakyat. Defisit besar,
pemborosan luar biasa," tegasnya.
Hasto menegaskan, jika menjabat
sebagai presiden nanti, Jokowi akan melakukan perombakan politik
anggaran. Namun, anggaran pendidikan dan kesehatan akan aman dari
pemangkasan.
"Reformasi anggaran dilakukan. Belanja publik lebih
besar. Ini akan kami lakukan. Pendekatan sistem, dilakukan perombakan
alokasi politik distribusi," tutupnya. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar