Selasa, 01 Oktober 2013

Jokowi Akui Penyerapan Anggaran DKI Jakarta Rendah

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), mengatakan penyerapan anggaran di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sangat rendah. Jokowi mengatakan, akhir tahun ini Sisa Lebih Anggaran (Silpa) DKI Jakarta akan lebih banyak lagi. Dengan kondisi itu bisa diasumsikan banyak program yang tidak jalan.
"Memang lebih rendah. Tahun kemarin kami terendah di Indonesia, 82 persen. Tapi tiap hari saya ikuti terus," kata Jokowi di Balai Kota Jakarta, Selasa (1/10/2013).
Jokowi menambahkan realisasi pendapatan daerah di Jakarta sampai akhir Juni 2013 tahun ini baru 16,23T atau sekitar 39,11 persen dari rencana pendapatan daerah sebesar 41,52T.
Menurut Jokowi, hal itu masih dalam taraf kewajaran, sebab perkembangan jalannya proyek itu tidak hanya dilihat dari penyerapan anggaran, tapi yang penting adalah penyelesaian pekerjaannya.
Menurut Jokowi, biasanya kontraktor proyek itu menyelesaikan sebuah pekerjaan tidak menunggu uang cair. Mereka lebih mendahulukan pekerjaan selesai. Baru setelah pekerjaannya beres Pemerintah Provinsi membayar utang-utangnya.
"Artinya itu 39 persen kan menghitungnya uang yang keluar. Kalau saya lihat progresnya yang sudah maju apa belum. Kalau progresnya sama dengan uang keluar ini bahaya. Tapi biasanya kontraktor proyeknya sudah jalan tapi uangnya belum diambil," kata Jokowi.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta sudah menyetujui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBDP) DKI Jakarta sebesar 50,1T. Anggaran itu disahkan dengan berbagai catatan. Salah satunya adalah besarnya Silpa tahun 2012 yang dianggap menunjukkan belum maksimalnya kinerja dan perencanaan anggaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sehingga ada beberapa program yang tidak sesuai rencana.

Sumber :
viva.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar