Heru, dulu pernah berdagang di Blok G Pasar Tanah Abang pada tahun 2004.
Kios miliknya terpaksa ditinggal lantaran blok itu sepi pembeli. Ia
kini menanyakan nasib kios yang sempat diangsurnya dan kini tengah
digandrungi PKL di Pasar Tanah Abang.
Heru menceritakan selama 6
bulan berdagang di Blok G Pasar Tanah Abang sejak akhir tahun 2004
hingga pertengahan tahun 2005. Pada saat itu, ia dikenai biaya Rp 14
juta termasuk PPN untuk kios seluas 2,58 meter persegi.
"Saya
bayar DP sekitar Rp 2,8 juta diangsur 2 kali. Saya juga memegang surat
penunjukan tempat. Bukti-bukti pembayaran angsuran DP hilang saat banjir
di Cipinang tahun 2007 lalu tapi saya kira administrasinya ada di PD
Pasar Jaya," kata Heru, Sabtu (17/8/2013).
Pria
yang berdagang kain gorden dan sarung bantal itu mengaku meninggalkan
kios yang berada di lantai 1 Blok G tersebut lantaran sepi pembeli.
"Saat itu pedagang turun lagi ke jalanan. Saya tidak jualan lagi dan
ikut dagang bersama kakak. Kios saya kosongkan dan saya kunci, tetapi
kuncinya juga hilang. Saya juga dengar kabar diminta balik nama kios,
dan bayar denda, listrik yang jumlah cukup besar. Kita tidak sanggup,
dagang saja kecil-kecilan," kata Heru.
"Yang ingin kami tanyakan,
bagaimana nasib kami yang dulu pernah menempati kios tersebut. Saya
sudah lakukan beberapa kewajiban, namun karena kondisi yang tidak
memungkinkan kami akhirnya tinggalkan blok G. Salah satu penyebabnya
adalah pedagang kembali ke jalan. Yang berimbas pada sepinya pengunjung
kios penampungan Blok G tersebut," papar dia.
Heru mengaku sudah
berupaya mencari kejelasan nasib kiosnya. Namun, pihak Pemprov DKI
Jakarta belum memberikan jawaban. Heru makin gelisah lantaran tidak
sempat mendaftar ulang untuk mendapat 'lapak' di Blok G.
"Harapan saya, kios yang lama bisa diambil kembali dan apa ada prioritas dan tidak diundi. Saya
minta
kejelasan. Kios lama saya tidak diberi tanda pilox putih, katanya itu
tidak diundi. Saya sudah ke Blok G untuk menanyakan nasib tersebut. Tapi
tidak ada informasi terkait nasib kami ini. Saya tanya ke UKM Pemprov,
mereka sedang sibuk. Saya juga email Pak Ahok, tetapi belum dibalas.
Saat saya mau daftar lagi sudah tutup," kata Heru.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar