Berawal dari sebuah keisengan seorang awak media untuk menanyakan
kabar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kepada Istri Jokowi, Iriana
Widodo, awak media yang biasanya menunggu di pelataran Taman Suropati
pun diperbolehkan untuk mewawancarai orang nomor satu di Ibu Kota
tersebut di dalam rumah dinasnya. Pemandangan ini tak biasa karena
memang awak media sulit sekali untuk mengakses rumah dinas Gubernur,
baik hanya untuk menumpang buang air atau bahkan izin beribadah di
mushala dekat garasi rumah dinas. Ada-ada saja alasan pengamanan dalam
(pamdal) untuk mencegah awak media masuk ke rumah dinas.Minggu 24 Februari 2013, para awak media ingin mengetahui kabar orang nomor
satu di Ibu Kota itu, setelah ia dikabarkan jatuh sakit akibat
kelelahan. Beruntung, Iriana membalas pesan singkat Blackberry kepada
awak media dan menjawab kalau Jokowi dalam keadaan yang sehat dan
mengajak wartawan yang berada di Taman Suropati untuk menengok loteng
lantai dua rumah dinas.
Bak artis yang menyapa idolanya atau raja
yang menyapa rakyatnya, Jokowi pun menyapa awak media dari loteng lantai
dua. Sontak beberapa wartawan pun menyerukan namanya. Tak hanya Jokowi,
Iriana pun turut melambaikan tangannya. Dengan berbalut kemeja putih
dan jaket jins hitam, Jokowi hanya tertawa seraya mengisyaratkan
wartawan untuk masuk ke dalam rumah dinasnya di Jalan Taman Suropati No
7, Menteng, Jakarta Pusat.
Tak menunggu lama, para wartawan
langsung menyambut tawaran langka tersebut. Aji mumpung karena para awak
media ini sudah menunggu kegiatan Jokowi sejak pukul 07.00 WIB dan di
tengah guyuran hujan rintik. Mantan Wali Kota Surakarta itu telah
menunggu di ruang tamu dan dengan ramah, dia menerima belasan wartawan
yang masuk ke dalam rumahnya.
Dengan keadaan yang terlihat lemas
dan berpeluh keringat, Jokowi pun bercerita kalau aksinya di loteng itu
merupakan hasil keisengan istrinya yang menyuruhnya untuk ke luar rumah.
Jokowi yang tak mengetahui, kalau keisengan istrinya itu untuk menyapa
awak media pun langsung kaget ketika ternyata yang disapanya adalah awak
media. Berulang kali Jokowi bercerita kejahilan istrinya itu dan
bertanya kepada awak media yang iseng berkomunikasi dengan istrinya.
"Siapa tadi yang BBM-an sama Ibu? Wah lagi tidur, kok disuruh keluar rumah. Ternyata ada kalian, tho. Si Ibu kok juga mau-mau saja disuruh kalian," canda Jokowi kepada awak media.
Wawancara
belasan awak media di dalam rumah dinas Jokowi pun tak berlangsung
lama. Hanya sekitar 30 menit, Jokowi melayani pertanyaan wartawan. Tak
ada suasana tegang selama Jokowi menjawab pertanyaan wartawan. Atmosfer
yang terasa pun seperti obrolan santai.
Dengan suara yang masih
lemas, Jokowi pun melayani pertanyaan wartawan, mulai dari sakitnya yang
menyebabkan batalnya dia menjadi juru kampanye pasangan calon gubernur
dan wakil gubernur Sumatera Utara, Effendi Simbolon dan Djumiran Abdi;
prediksinya mengenai kemenangan pasangan calon gubernur dan wakil
gubernur Jawa Barat besutan PDI-P, Rieke Diah Pitaloka dan Teten
Masduki; evaluasi tentang penerapan Kartu Jakarta Sehat (KJS); penerapan
ganjil-genap; hingga antusiasme warga yang mengharapkannya untuk
menjadi presiden RI 2014.
Menanggapi hal tersebut, Jokowi hanya
tertawa dan mengisyaratkan kalau ia tidak akan ikut bertarung di Pilpres
2014. "Ha-ha-ha.. Kok bisa ada anggapan seperti itu? Saya enggak mau mikirin polling-polling itu. Enggak ada," kata Jokowi.
Di
akhir perbincangan, Jokowi pun mengungkapkan rahasia strateginya
mengapa dia bisa menjuarai Pilkada DKI Jakarta 2012. Padahal, Jokowi
merupakan warga Solo dan orang baru di Ibu Kota. Jokowi bercerita, kalau
saat dia datang ke Ibu Kota dan diusung oleh PDI-P bersama dengan
Basuki Tjahaja Purnama yang diusung Partai Gerindra, elektabilitas
Jokowi-Basuki hanya lima persen. Namun, seiring Jokowi yang tak kenal
diam, ia pun mulai turun ke masyarakat untuk mendapatkan simpati warga.
Strateginya ternyata ampuh, dan elektabilitasnya bersama Basuki terus
meningkat dari hari ke hari.
"Enggak bisa kita menebak-nebak ini-itu kalau kita tidak ke lapangan. Kenapa dulu saya berani ngomong?
karena saya sudah turun ke kampung-kampung, saya sudah ke RT-RW,
semuanya saya catat dan saya rasakan. Setiap ke kampung, saya catat,
saya rasakan, saya catat dan saya rasakan karena saya pelakunya. Saya
masuk ke semua kampung terus saya lihat dan saya bisa pastikan kalau
saya bisa menang. Nah, kalau ini surveinya lebih real karena surveinya langsung terjun ke masyarakat," ungkap Jokowi seraya tersenyum.
Strategi Jokowi itu ternyata berhasil membawa Jokowi-Basuki menduduki posisi orang nomor satu dan nomor dua di Ibu Kota.
Sumber : http://megapolitan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar