Minggu, 22 September 2013

Popularitas Jokowi Jauh Ungguli Peserta Konvensi Demokrat

Popularitas 11 peserta Konvensi Capres Partai Demokrat masih tertinggal jauh dibandingkan sosok Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang diprediksi sejumlah pengamat bakal diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sebagai Capres pada 2014.
Fakta itu terungkap dari hasil riset yang dilakukan Indonesia Indicator (I2) yang mencoba memotret kekuatan ekspose media terhadap 11 peserta Konvensi Capres Partai Demokrat dibandingkan dengan Jokowi. I2 merupakan lembaga riset berbasis piranti lunak Artificial Intelligence (AI) untuk menganalisis fenomena politik, ekonomi, sosial di Indonesia melalui pemberitaan (monitoring media).
"Perbandingan popularitas peserta Konvensi Demokrat dibandingkan Jokowi yang dimunculkan media dalam enam bulan terakhir terlihat menyolok,'' ujar Rustika Herlambang
direktur komunikasi Indonesia Indicator(I2), Minggu (22/9/2013).

Menurut Rustika, ekspose Jokowi melenggang jauh dibanding para peserta konvensi. Akumulasi ekspose Jokowi di media, kata dia, mencapai 3 hingga 10 kali lipat dibanding dengan para peserta konvensi terutama dalam enam bulan belakangan.
Dahlan Iskan saja, peserta konvensi yang paling populer dalam beberapa survei, popularitasnya hanya sekitar 30 persen dari Jokowi.  Atau dalam kata lain, ekspose Dahlan Iskan sepertiga dari ekspose Jokowi,'' tutur Rustika.
Sedangkan, tutur dia, ekspose Gita Wirjawan hanya seperlima dari seluruh pemberitaan Jokowi dalam sebulan. Sementara popularitas Irman Gusman, Endriartono Sutarto, AniesBaswedan, Hayono Isman, Sinyo Harry S, dan Ali Masykur Musa sekitar 10 persen dari popularitas Jokowi dalam satu bulan terakhir.
''Di sini tersirat tegas bahwa untuk mengejar elektabilitas (yang ditentukan oleh survei), parapeserta konvensi harus menaikkan popularitas mereka. Media adalah salah satu sarana penting sebagai jembatan untuk memperkenalkan mereka kepada publiknya,'' ungkap Rustika.
Apalagi, kata dia, Partai Demokrat menetapkan standar para peserta Konvensi Demokrat harus mampu melampaui Jokowi. Menurut Rustika, untuk bisa menyamai atau bahkan menyalip popularitas Jokowi tidaklah mudah.
Menurut dia, ajang sosialisasi para peserta konvensi tentunya memberi dampak, baik langsung maupun tidak terhadap ekspose Jokowi. ''Saat ini ada penurunan ekspose Jokowi, sementara para peserta mulai merangkak naik. Hal ini tentunya memberikan harapan,'' kata
Untuk mengalahkan Jokowi, papar Rustika, para peserta Konvensi Demokrat tentunya tidak hanya berpatokan pada ekspose saatini saja. ''Belajar dari pengalaman Obama tahun 2008 saat mengalahkan Mc Cain yang mewakili partai penguasa dicapai dengan menaikkan ekspose lebih dari tiga kali, baik di media mainstream maupun media sosial,'' cetusnya.
Apabila hal itu ingin diterapkan terhadap Jokowi, ungkap Rustika, para peserta konvensi harus dapat menarik perhatian media berkali lipat dibanding apa yang telah mereka lakukan selama ini.
"Para kandidat harus berusaha keras untuk meningkatkan aktivitas yang menarik dan punya news value sehingga bisa menjadi media darling baru. Tidak bisa mengandalkan liputan konvensi yang terbatas pada seremoni,'' kata Rustika.
Para peserta Konvensi Demokrat, tutur dia, harus berani bersikap terhadap isu aktual yang tengah menjadi perhatian public dan media. "Bila perlu menampilkan sesuatu yang masih genuine (ingat bagaimana Jokowi memulai dengan mobil Esemka?). Tidak bisa mengandalkan isu umum karena pribadi Jokowi yang unik masih menjadi magnet utama media saat ini,'' paparnya.
Rustika mengingatkan, sudah tidak bisa lagi kandidat memainkan lagu yang sama apalagi mengikuti jejak yang pernah ditorehkan Jokowi sebelumnya.

Sumber :
republika.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar