Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus mengupayakan relokasi warga
bantaran Sungai Ciliwung untuk mewujudkan program normalisasi sungai.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menekankan bahwa sosialisasi yang tepat
akan menjadi kunci keberhasilan memindahkan warga tersebut.
"Yang
paling penting itu penjelasan di lapangan. Bertemu warga, ulama,
semuanya harus diajak bicara," ujar Jokowi seusai menghadiri turnamen
futsal Gubernur Cup 2013 di area Velldroome, Rawamangun, Pulogadung,
Jakarta Timur, Sabtu (23/3/2013) siang.
Jokowi melanjutkan, ia
menargetkan memulai sosialisasi relokasi kepada warga pada bulan ini.
Sosialisasi dilakukan melalui perangkat wali kota, kecamatan, kelurahan,
hingga RT dan RW. Adapun target relokasi warga akan dilakukan bertahap,
tetapi semuanya rampung pada 2013. "Sudah mulai jalan satu per satu.
Ada keinginan apa dari warga, nanti diakomodasi," ujarnya.
Jokowi
menegaskan, program relokasi tersebut bukanlah upaya untuk menggusur
warga. Relokasi merupakan upaya pemerintah demi meningkatkan kehidupan
warga bantaran sungai ke arah yang lebih baik.
Normalisasi Sungai
Ciliwung menjadi program prioritas Kementerian Pekerjaan Umum pada tahun
ini. Hal ini disebabkan kondisi Ciliwung sudah tidak mampu lagi
menampung debit air. Jika normalisasi dilakukan, kapasitas Ciliwung
diklaim naik menjadi 400 hingga 500 meter kubik per detik. Kapasitas
sungai saat ini hanya dapat menampung 30 hingga 40 persen.
Sebelum
normalisasi dilakukan, Kementerian PU bekerja sama dengan Pemprov DKI
Jakarta melakukan relokasi warga bantaran sungai. Oleh sebab itu,
relokasi warga bantaran sungai dinilai menjadi penentu keberhasilan
pemerintah pusat menanggulangi banjir di Ibu Kota.
Sumber :
megapolitan.kompas,com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar