Senin, 21 Januari 2013

Jokowi bingung & pasrah dengan matinya 4 pompa di Waduk Pluit

Walaupun sudah dua hari tidak hujan, wilayah Penjaringan, Pluit Jakarta Utara masih terendam air. Penyebab air belum surut dikarenakan 4 pompa air di Stasiun Waduk Pluit tidak berfungsi.

Stasiun Waduk Pluit yang merupakan infrastruktur di bawah Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta ini memiliki total 7 unit pompa air. Pompa ini berfungsi sebagai penyedot air dari daratan untuk diteruskan dan dibuang ke laut.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tampak pasrah dengan matinya pompa-pompa stasiun tersebut. Hal ini tentu menyebabkan air di darat lama untuk surut.

"Yang gak jalan 4 pompa, kerendem. Ini kesulitan kita, kita sedot dari luar sulit," ujar Jokowi di Stasiun Waduk Pluit, Jakarta, Senin (21/1).

Saat ditanya solusi selanjutnya bagaimana dengan 4 pompa yang mati tersebut, Jokowi hanya geleng kepala pelan-pelan.

"Belum ngerti saya. Saya bayangkan pompanya kecil. Di sini butuh pompa yang gede sekali. Pompa ini kerendem. Semua dinamo, mesin, kerendem. Baru kejadian ini, banjir besar baru ini," kata Jokowi.

"Belum (solusinya), nanti saya rapatkan dulu. Belum ngerti jurusnya, nanti malam kita rapatkan," jelas Jokowi pelan.

Sedangkan menurut penjaga Stasiun Waduk Pluit, Joko mengatakan bahwa ketinggian air di kawasan Pluit sekitar 1,5 meter. Jika kondisi tidak hujan maka membutuhkan waktu selama enam hari.

"Ini tergantung hujan atau tidak. Kalau terang benderang, air gak naik dan gak pasang. Butuh 6 hari dengan ketinggian air 1,5 meter," terang Joko.

Joko menambahkan, jika cuaca bersahabat dan tidak turun hujan maka air di darat akan berkurang 15 hingga 20 cm per hari.

"Sehari 15-20 cm per hari air turun, kalau gak hujan," tegasnya.

Dengan naik perahu karet, Jokowi menyisir ke rumah-rumah penduduk. Selain itu, Jokowi juga memberikan bantuan berupa sembako, alat-alat sekolah seperti buku dan lain sebagainya.

Sumber :
merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar