Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini lengang dari aktivitas karena para pegawainya yang tengah libur. Namun, tidak dengan sejumlah orang yang tergabung dalam Progres'98. Meski tengah libur Lebaran, mereka mendatangi gedung KPK untuk menggelar aksi damai. Dalam aksinya pengunjukrasa yang terdiri dari sejumlah muda-mudi ini menuntut penuntasan kasus praktek KKN yang disinyalir dilakukan saat kepemimpinan Joko Widodo di DKI Jakarta dan Megawati Soekarnoputri saat menjadi presiden.
Menurut Ketua Progres'98 Faizal Azzegaf, pihaknya sudah melaporkan dugaan praktik KKN tersebut sebulan lalu. "Aksi ini bentuk kekecewaan kami, karena sampai hari ini belum ada follow up dari laporan kami oleh KPK," kata Faizal di depan Gedung KPK, Jakarta Selatan, Rabu (30/7/2014).
Kasus-kasus yang diminta diusut KPK adalah tiga rekening gratifikasi Jokowi, kasus dugaan korupsi 12,4 APBD Solo saat Jokowi selaku Wali Kota, kasus Bus Trans Jakarta Jokowi senilai Rp1,5 triliun, kasus rekening Jokowi di luar negeri senilai USD 8 juta. Terakhir kasus Megewati dalam skandal Release and Discharge BLBI.
Unjukrasa itu mendesak KPK untuk bersikap terbuka dan transparan, guna menjelaskan kepada publik tentang sejauh mana kasus-kasus dimaksud tidak diselesaikan segera sesuai dengan kewenangan yang dimiliki oleh KPK.
"Berdasarkan amanah UU Tipipikor bahwa peran serta rakyat untuk berpartisipasi dalam upaya pemberantasan KKN merupakan hak warga negara yang dijamin oleh hukum, maka atas prinsip tersebut aksi damai ini kami lakukan," tandasnya. [flo/jpnn]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar