Selasa, 15 Juli 2014

Jokowi Turun Langsung Kawal Rekapitulasi Suara

Seusai pencoblosan pemilu presiden 9 Juli, capres nomor urut 2 Joko Widodo turun langsung mengawal rekapitulasi suara di sejumlah daerah di Pulau Jawa, seperti di Bandung, Jawa Barat; Solo, Jawa Tengah; dan Surabaya, Jawa Timur.
Apakah sikap Jokowi itu adalah gambaran betapa bekas Wali Kota Solo itu sangat serius mencermati penyelenggaran pemilu presiden?
Atau, Jokowi hanya ingin memastikan hasil "real qount" seiring dengan "quick qount" yang memenangkan dirinya dan Jusuf Kalla?
"Kenapa didatangin langsung? Kita ingin kirim pesan bahwa Jokowi serius sampai calonnya sendiri datang untuk memastikan. Bukan duduk nunggu laporan," jelas juru bicara Tim Kampanye Jokowi-JK Anies Baswedan saat ditemui di media center Jokowi-JK, Jalan Cemara No. 19, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/7/2014).
Menurut Anies, sikap dan apa yang dilakukan Jokowi saat ini bukanlah sesuatu yang baru. Sebab, Jokowi memang hobi blusukan, bahkan jauh sebelum masa kampanye. Anies meyakini, kunjungan Jokowi ke sejumlah posko relawan seusai pencoblosan akan mendapat nilai lebih di mata masyarakat.
"Punya nilai lebih baik. Bagi relawan ada keyakinan beneran diperhatikan," ujar Rektor Universitas Madina, itu.
Selama di lapangan, Jokowi bersama tim menemukan modus kecurangan pemilu presiden 2014 mirip dengan pemilukada di Bali. Penggembosan suara terjadi melalui manipulasi C1 dari TPS menuju kecamatan. Terlebih saat itu (pigub Bali) KPUD tidak mengajak para saksi untuk mengawal di tingkat bawah.
Perolehan suara pemenang pemilu digembosi secara berjenjang, mulai dari tempat pemungutan suara sampai ke Komisi Pemilihan Umum. "Kami melihat ada suatu pola penggembosan yang mirip-mirip pilgub Bali," kata anggota Tim Pemenangan Jokowi-JK, Andi Widjajanto, usai bertemu Ketua Umum Partai PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di kediamannya, Jalan Teuku Umar 27A, Menteng, Jakarta Pusat.
Penurunan suara saat pemilihan gubernur di Bali terjadi melalui manipulasi C1 dari TPS menuju kecamatan. "Ada dokumen C1 dikumpulkan, pas penghitungan pertama unggul 15 Ribu. Setelah naik, dihitung berkurang menjadi 7.500 suara. Naik lagi tinggal 660 suara di tingkat kabupaten. Saat itu keunggulan sudah berbalik. KPUD juga tidak izin menyertakan saksi-saksi memeriksa ke tingkat bawah," beber dia.
Andi tak ingin Indonesia jadi Bali jilid II. Besok, ada kabar Jokowi bakal mengecek hasil rekapitulasi suara di wilayah Banten.  [metrotvnews]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar