Seusai pencoblosan pemilu presiden 9 Juli, capres nomor urut 2 Joko
Widodo turun langsung mengawal rekapitulasi suara di sejumlah daerah di
Pulau Jawa, seperti di Bandung, Jawa Barat; Solo, Jawa Tengah; dan
Surabaya, Jawa Timur.
Apakah sikap Jokowi itu adalah gambaran betapa bekas Wali Kota Solo itu
sangat serius mencermati penyelenggaran pemilu presiden?
Atau, Jokowi
hanya ingin memastikan hasil "real qount" seiring dengan "quick qount"
yang memenangkan dirinya dan Jusuf Kalla?
"Kenapa didatangin langsung? Kita ingin kirim pesan bahwa Jokowi serius
sampai calonnya sendiri datang untuk memastikan. Bukan duduk nunggu
laporan," jelas juru bicara Tim Kampanye Jokowi-JK Anies Baswedan saat
ditemui di media center Jokowi-JK, Jalan Cemara No. 19, Menteng, Jakarta
Pusat, Selasa (15/7/2014).
Menurut Anies, sikap dan apa yang dilakukan Jokowi saat ini bukanlah
sesuatu yang baru. Sebab, Jokowi memang hobi blusukan, bahkan jauh
sebelum masa kampanye. Anies meyakini, kunjungan Jokowi ke sejumlah
posko relawan seusai pencoblosan akan mendapat nilai lebih di mata
masyarakat.
"Punya nilai lebih baik. Bagi relawan ada keyakinan beneran diperhatikan," ujar Rektor Universitas Madina, itu.
Selama di lapangan, Jokowi bersama tim menemukan modus kecurangan pemilu
presiden 2014 mirip dengan pemilukada di Bali. Penggembosan suara
terjadi melalui manipulasi C1 dari TPS menuju kecamatan. Terlebih saat
itu (pigub Bali) KPUD tidak mengajak para saksi untuk mengawal di
tingkat bawah.
Perolehan suara pemenang pemilu digembosi secara berjenjang, mulai dari
tempat pemungutan suara sampai ke Komisi Pemilihan Umum. "Kami melihat
ada suatu pola penggembosan yang mirip-mirip pilgub Bali," kata anggota
Tim Pemenangan Jokowi-JK, Andi Widjajanto, usai bertemu Ketua Umum
Partai PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di kediamannya, Jalan Teuku
Umar 27A, Menteng, Jakarta Pusat.
Penurunan suara saat pemilihan gubernur di Bali terjadi melalui
manipulasi C1 dari TPS menuju kecamatan. "Ada dokumen C1 dikumpulkan,
pas penghitungan pertama unggul 15 Ribu. Setelah naik, dihitung
berkurang menjadi 7.500 suara. Naik lagi tinggal 660 suara di tingkat
kabupaten. Saat itu keunggulan sudah berbalik. KPUD juga tidak izin
menyertakan saksi-saksi memeriksa ke tingkat bawah," beber dia.
Andi tak ingin Indonesia jadi Bali jilid II. Besok, ada kabar Jokowi bakal mengecek hasil rekapitulasi suara di wilayah Banten. [metrotvnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar