Ketua Umum PDIP Megawati memuji-muji kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi)
di tengah kampanye Pilgub Jatim. Tanpa tedeng aling-aling Mega
mengisahkan kemenangan Jokowi di Pilgub DKI. Hal tersebut dinilai
sebagai sebuah pesan politik yang bisa dibaca sebagai isyarat akan
diajukannya Jokowi sebagai capres besutan PDIP.
"Sepertinya semakin
mengerucut ke Jokowi. Kalau melihat retorika politik yang dibangun,
konteks semakin mengedepankan Jokowi. Ada pergerakan yang semakin
mengerucut ke Jokowi untuk maju sebagai cares," kata pengamat politik
UIN Jakarta, Gun Gun Heryanto, kepada detikcom, Sabtu (24/8/2013).
Mencapreskan
Jokowi, menurut Gun, adalah keputusan strategis bagi PDIP. Karena saat
ini PDIP punya kans besar memenangkan Pemilu 2014, di tengah kritik
terhadap kinerja Presiden SBY belakangan ini.
"Pertimbangan
pertama karena PDIP punya momentum sebagai partai untuk mendapatkan
apresiasi di Pemilu 2014. Kebetulan pemerintahan SBY sedang mendapat
sorotan tajam, maka orang akan mencari alternatif partai lain," katanya.
Elektabilitas PDIP memang terus menanjak dan bersaing ketat dengan Golkar. Menurut Gun, hal itu tidak terlepas dari Jokowi effect yang terus bergulir karena kepiawaian Gubernur DKI Jakarta tersebut membenahi ibu kota.
"Tidak
bisa dipungkiri bahwa naiknya aspirasi publik terhadap PDIP juga tidak
bisa dilepaskan dari munculnya Jokowi di DKI. Maka ketemulah posisi di
mana Jokowi merupakan pilihan strategis bagi PDIP kemudian
mencapreskannya," nilai Gun.
Terlebih, Gun melanjutkan, Ketua
Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kemungkinan kecil nyapres lagi. "Dia
tentu akan berpikir 1000 kali jika pun dia mau nyapres. Karena risiko
politiknya akan maju dia akan dipermalukan dan di posisi ini dia harus
punya opsi lain. Yakni sosok yang lebih kuat dari Mega dalam
psikopolitik dan untuk kekinian tokoh tersebut adalah Jokowi,"
tandasnya.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar