Salah satu isu yang disorot dari
pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada pemilihan presiden
2014 adalah pandangannya terhadap dunia inernasional.
Hal ini dianggap penting mengingat di kancah internasional, politik global demi kepentingan nasional sangat vital bagi negara.
Menurut pengamat politik dan hubungan
internasional Pusat Studi dan Kajian Andalusia, Zainal Abidin, sikap dan
pandangan capres sangat menentukan posisi dan nilai tawar negara. Dari
sikap itu pula, kata dia, pola hubungan internasional yang akan
terbentuk dapat dibaca.
Ia menambahkan, jika hanya mengandalkan kekuatan kekuasaan, maka sulit bagi Indonesia bersaing dengan negara-negara maju.
Bahkan, lanjut dia, modal kekuatan bisa
dengan mudah diperalat pihak asing. Ia mencontohkan saat Indonesia
dipimpin Presiden Soeharto. "Contohnya Soeharto, sebagai presiden jelas
sangat kuat, tapi buktinya tetap didikte asing,” kata Zainal.
Ia menyatakan, di era persaingan global,
pihak asing cenderung mengendalikan negara dengan cara halus. Terutama
terhadap presiden yang punya vested interest dalam bisnis, pihak asing
sangat mudah menancapkan kendali.
“Di era sekarang, asing lebih menghormati presiden visoner. Sikap keras hanya bikin antipati,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, dari semua kandidat yang
ada, sikap dan pandangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dinilai lebih
berkarakter, terbuka, namun tetap mengedepankan kepentingan nasional.
Sikap ini, kata dia, kontras dengan
sikap Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang terkesan keras, tanpa kompromi
tapi berubah-ubah. “Itu kesan saya. Meski di visi-misinya keduanya
secara substansi agak sama,” ucapnya.
Ia mencontohkan sikap Prabowo yang pada
mulanya meledak-ledak kritik pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, tapi
sekarang malah memuji. “Masalah ekonomi kan dikritik habis, ternyata
menterinya dipilh jadi cawapres,” papar Zainal. [boy/jpnn]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar