Kandidat capres mulai mencari pasangan cawapres untuk Pilpres 2014.
Kabarnya, Prabowo sedang mengincar gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
(Jokowi) menjadi kandidat cawapresnya.
"Bisa saja Pak Prabowo
melihat Jokowi, Pak Prabowo kagum dengan apa yang dikerjakan Pak Jokowi
hari ini, maka harapan kita lebih bagus dalam membangun Indonesia ini
Pak Prabowo berpasangan dengan Pak Jokowi," kata Ketua DPP Gerindra
Desmon J Mahesa, kepada detikcom, Rabu (1/5/2013).
Menurut Desmon
pasangan Prabowo-Jokowi adalah pasangan serasi. Kombinasi ketegasan
militer didampingi birokrat yang rajin blusukan.
"Jokowi ini kan
karakter baru kepemimpinan, tinggal kita combine dengan ketegasan Pak
Prabowo. Tentu Pak Prabowo presidennya karena Indonesia ini luas, Jokowi
lebih kepada operasional dan blusukan," katanya.
Isu santer
Prabowo mendesak Jokowi mendampinginya di Pilpres 2014. Bahkan diisukan
hal ini membuat hubungan Prabowo dan Jokowi kurang harmonis. Namun isu
ini ditampik Desmon.
"Hubungan Pak Prabowo dan Jokowi nggak ada masalah, baik-baik saja," kilah Desmon.
Namun
persoalannya jika Prabowo ingin meminang Jokowi tentu harus mendapat
restu PDIP. Sedangkan hubungan ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri
dengan Prabowo merenggang pasca Pilgub DKI.
"Hubungan kita dengan
PDIP kurang baik, PDIP ini arogan, kita punya pengalaman buruk sama
PDIP. Tapi kita nggak tahu apa nanti situasi politik dan pilihan Pak
Prabowo," tandasnya.
Terhalang Kisruh Gerindra - PDIP
Elite Partai Gerindra tak menampik Prabowo Subianto sedang mengincar
Joko Widodo (Jokowi) menjadi kandidat cawapresnya. Namun apa daya, duet
Prabowo-Jokowi sulit terealisasi jika tak ada rekonsiliasi
PDIP-Gerindra.
"Kalau sama PDIP kemungkinan kita tidak mau,
kelihatan sekali PDIP ini arogan banget, kita punya pengalaman buruk
sama cara berpolitik PDIP," kata Ketua DPP Partai Gerindra, Desmon J
Mahesa, kepada detikcom, Rabu (1/5/2013).
Pengalaman buruk yang
dimaksud adalah saat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan suaminya
Taufiq Kiemas menyebut Prabowo menunggangi popularitas Jokowi. Memang
popularitas Prabowo sebagai capres ikut melonjak bersamaan terpilihnya
Jokowi menjadi gubernur DKI Jakarta.
"Ini masalah kita dengan
cara berpolitik PDIP. Cara berpolitik PDIP yang menurut kita penuh
intrik dan trik politik. Mungkin PDIP paranoid takut kita saingi jadi
seolah-olah kita menunggangi," kata Desmon.
Namun perseteruan
PDIP-Gerindra tak dihiraukan Prabowo. Kabarnya Prabowo telah
berkomunikasi meminta Jokowi menjadi cawapresnya. Isu ini terkonfirmasi.
Menurut
Desmon, Jokowi bukanlah kader PDIP tulen, dan mungkin saja bisa diajak
menjadi cawapres Prabowo, tanpa harus diusung PDIP.
"Pak Jokowi
itu dari dulu bukan orang partai, dia hadir di acara PDIP kan hanya
menghormati PDIP saja. Seharusnya kalau Gerindra punya kegiatan, Jokowi
juga berlaku sama karena terpilih menjadi Gubernur DKI kan karena
dukungan Gerindra juga," jelas Desmon.
Namun duet Prabowo-Jokowi
belumlah final. Konstelasi politik masih terus berlanjut. "Koalisi itu
penting, kita terus menjalin komunikasi dengan semua partai. Nggak nomor
satu pun kita bekerjasama dengan banyak partai dalam rangka membangun
Indonesia ke depan," tandasnya.
Komentar Jokowi
Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto mengincara gubernur DKI Jakarta
Joko Widodo (Jokowi) menjadi cawapresnya. Apakah Jokowi sudah diminta
secara khusus menjadi cawapres pendamping Prabowo?
"Oh ndak, ndak," kilah Jokowi sembari tersenyum, di sela-sela kunjungan ke SMKN 13 Rawa Belong, Jakarta Barat, Rabu (1/5/2013)
Hal
ini disampaikan Jokowi saat ditanya apakah dirinya diminta secara
langsung untuk mendampingi Prabowo di Pilpres 2014. Isu beredar Jokowi
menampik tawaran Prabowo sehingga hubungan keduanya memanas.
Jokowi
juga menampik pernah bertemu secara khusus dengan Prabowo menyangkut
hal ini. "Ndak ada tuh," katanya masih sembari tersenyum.
Para
petinggi Partai Gerindra membocorkan Ketua Dewan Pembina partainye
mengincar Jokowi menjadi cawapres. Namun rencana Prabowo meminang Jokowi
bisa terhalang kisruh PDIP-Gerindra yang belum reda.
Saat
ditanya apakah isu seputar Pilpres membuat komunikasinya dengan Prabowo
memanas, Jokowi pun hanya menggelengkan kepala, tentu saja sembari
tersenyum.
Sekjen Gerindra: Duet Prabowo-Jokowi Belum Final
Sejumlah elite Gerindra menyebutkan Prabowo Subianto sedang melamar
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menjadi capres. Namun menurut
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, Prabowo-Jokowi belum final.
"Jokowi ya, belum, Pak Prabowo belum memutuskan," kata Muzani kepada detikcom, Rabu (1/5/2013).
Belum
final karena belum ada pembicaraan yang lebih jauh. Jokowi bahkan
menyampaikan belum dikontak secara khusus ataupun ditemui oleh Prabowo.
Meski isu santer, Prabowo dengan terang-terangan mendesak Jokowi menjadi
pendampingnya.
Namun
Ketua DPP Gerindra Desmon J Mahesa mengungkap kebenaran Prabowo
menghendaki Jokowi menjadi pendampingnya di Pilpres 2014. Menurut
Desmon, Prabowo mengagumi kepemimpinan Jokowi.
Meskipun tak
dipungkuri duet Prabowo-Jokowi sulit terealisasi, karena ada faktor
ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang juga disebut-sebut masih
ingin nyapres di 2014.
Lalu apakah Prabowo benar-benar akan
memaksa Jokowi ke Pilpres 2014? Akankah Jokowi meninggalkan PDIP dan
kursi DKI 1 demi Pilpres 2014? Ataukah ada angin segar dari Megawati
dengan memberikan tiket Pilpres 2014 ke Jokowi?
"Semua kemungkinan masih terbuka, kita tidak tahu seperti apa pilihan akhir Pak Prabowo," kata Desmon.
Pengamat
politik UIN:Jokowi Dipastikan Tolak Pinangan Prabowo
Prabowo Subianto sedang melirik Joko Widodo (Jokowi) menjadi
cawapresnya. Jokowi diyakini menolak tawaran menjadi RI 2, karena punya
potensi menjadi RI 1 alias capres.
"Dibandingkan kandidat capres
lain memang Pak Jokowi lebih unggul. Jadi saya yakin nggak bakalan Pak
Jokowi mau, masih unggul Pak Jokowi dari Pak Pak Prabowo," kata pengamat
politik UIN Jakarta, Gun Gun Heryanto, kepada detikcom, Rabu
(1/5/2013).
Wajar saja Prabowo melirik-lirik Jokowi, karena saat
ini Jokowi sedang menjadi pusat perhatian karena rajin blusukan. Menurut
Gun, Jokowi jauh lebih pas jadi capres, ketimbang hanya jadi cawapres
Prabowo.
"Pertama ini tentu ada satu momen di mana Pak Jokowi
sendiri kalau diibaratkan brand sedang menjadi brand yang sangat kuat
dalam konteks kepemimpinan transformatif dan populis. Ini yang menjadi
modal Pak Jokowi di survei-survei itu menjadi yang pertama," kata Gun.
Jelas
Prabowo tak akan sukses memaksa Jokowi menjadi cawapresnya. Apalagi ada
perseteruan PDIP-Gerindra di Pilgub DKI yang hingga kini belum reda.
"Saya
nggak yakin Pak Prabowo bisa memaksa karena dia kan berbeda partai dan
belum tentu secara psikopolitik PDIP nyaman dengan itu. Bu Mega tak
ingin mengulang peristiwa Pilgub DKI yang mendapatkan keuntungan
elektoral Gerindra dan Pak Prabowo," katanya.
Tentu PDIP tak akan
merelakan begitu saja Jokowi menjadi cawapres Prabowo. "Apalagi tentu
sangat riskan kalau Jokowi menerima pinangan Prabowo, ini penurunan
simbol, kemubaziran, simbol yang dibangun Jokowi selama ini adalah
populis, transformatif, dan akan menyelesaikan tugas di DKI satu
periode," tandasnya.
Sumber :
news.detik.com