Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyatakan bakal segera merealisasikan pembangunan mega proyek Mass Rapid Transit dan monorel. Dia berjanji proyek itu akan segera dimulai pada akhir bulan ini. "Semua sudah jelas, dan tinggal jalan saja," katanya di Balaikota, Jakarta, Senin, 19 Maret 2013.
Jokowi mengatakan, proyek MRT bakal segera diputuskan lantaran semua kesiapannya sudah selesai. Dia juga mengaku tidak ada masalah soal komposisi utang antara pemerintah pusat dengan pemprov DKI sebesar 51 persen dan 49 persen. "Sudah selesai, sudah disetujui surat-suratnya semua," kata dia.
Meski terjadi pergantian direktur utama di tubuh PT MRT Jakarta, Jokowi yakin proyek itu bakal segera direalisasikan. Pergantian direksi itu juga disebutnya tidak akan terpengaruh oleh kekosongan jabatan saat ini.
Untuk monorel, Jokowi mengaku juga sudah mengantongi kelengkapan dokumen yang menyatakan Ortus Group bersedia menjadi penyandang dana proyek tersebut. Menurutnya, tinggal beberapa dokumen tambahan saja yang diperlukan untuk menjalankan proyek senilai Rp 6,9 triliun tersebut. "Sudah selesai, tinggal beberapa dokumen tambahan saja," katanya.
Jokowi pun meminta kepada PT Jakarta Monorail sebagai konsorsium pelaksana proyek untuk segera merealisasikan dokumen tersebut. "Silakan kejar PT JM, jangan tanya ke saya. Kalau lengkap langsung saya tanda tangan," katanya.
Proyek MRT sendiri bakal digarap oleh PT MRT Jakarta dengan nilai proyek Rp 17 triliun. Proyek dengan rute Lebak Bulus-Kampung Bandan itu rencananya bakal dibangun dengan bantuan JICA yang akan dibayar secara bertahap oleh pemerintah pusat dan pemprov DKI. Adapun komposi utang 51 persen akan dibayar pemerintah pusat, sisanya ditanggung pemerintah DKI Jakarta.
Sedangkan untuk proyek monorel, PT JM bakal merealisasikan pembangunan dengan rute blue line dan green line. Proyek itu sendiri bakal sepenuhnya ditanggung oleh swasta dengan konsorsium PT JM.
Sumber :
www.tempo.co
Arsip terlengkap seputar kegiatan Jokowi mulai tahun 2013 hingga Jokowi Terindikasi Melindungi Koruptor.
Selasa, 19 Februari 2013
Jokowi Pusing dengar penjelasan MRT
Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar rapat dengar pendapat terbuka terkait proyek mass rapid transit (MRT) di Balai Kota DKI Jakarta. Dalam kesempatan itu, PT MRT Jakarta sebagai kontraktor memaparkan rincian proyek.
Direktur Utama (Dirut) PT MRT, Tribudi menjelaskan satu per satu aspek proyek MRT. Saat ia menjelaskan mengenai skema pembiayaan, tiba-tiba Gubernur DKI Jakarta Joko widodo melakukan interupsi.
"Tolong diulang lagi mengenai tiket," kata Jokowi memotong pemaparan proyek MRT, Rabu (20/2).
Jokowi menilai penjelasan Tribudi terlalu rumit untuk dipahami masyarakat. Ia meminta Tribudi memberi penjelasan dengan istilah-istilah yang lebih sederhana.
"Saya saja enggak ngerti apalagi orang lain. Cukup harga tiket, subsidi, jumlah penumpang, jangan pakai istilah-istilah sulit," lanjut Jokowi.
Tribudi pun menuruti kemauan Jokowi dan mengulangi penjelasannya. Dalam presentasinya, Tribudi menjelaskan bahwa harga tiket setelah di subsidi berkisar antara Rp8.500, Rp9.500, Rp10.350 atau Rp15.000.
Harga itu mempertimbangkan jumlah penumpang sebanyak 17.400 hingga 261.800 per harinya. Sedangkan beban biaya operator rata-rata yakni Rp10.786, Rp14.667, Rp22.648 dan Rp34.940.
Rencananya, minggu ini akan kembali dilakukan rapat lanjutan proyek MRT. Dalam rapat berikutnya, tim dari Jepang menyampaikan komitmen untuk proyek MRT.
Sumber :
http://www.jpnn.com
Direktur Utama (Dirut) PT MRT, Tribudi menjelaskan satu per satu aspek proyek MRT. Saat ia menjelaskan mengenai skema pembiayaan, tiba-tiba Gubernur DKI Jakarta Joko widodo melakukan interupsi.
"Tolong diulang lagi mengenai tiket," kata Jokowi memotong pemaparan proyek MRT, Rabu (20/2).
Jokowi menilai penjelasan Tribudi terlalu rumit untuk dipahami masyarakat. Ia meminta Tribudi memberi penjelasan dengan istilah-istilah yang lebih sederhana.
"Saya saja enggak ngerti apalagi orang lain. Cukup harga tiket, subsidi, jumlah penumpang, jangan pakai istilah-istilah sulit," lanjut Jokowi.
Tribudi pun menuruti kemauan Jokowi dan mengulangi penjelasannya. Dalam presentasinya, Tribudi menjelaskan bahwa harga tiket setelah di subsidi berkisar antara Rp8.500, Rp9.500, Rp10.350 atau Rp15.000.
Harga itu mempertimbangkan jumlah penumpang sebanyak 17.400 hingga 261.800 per harinya. Sedangkan beban biaya operator rata-rata yakni Rp10.786, Rp14.667, Rp22.648 dan Rp34.940.
Rencananya, minggu ini akan kembali dilakukan rapat lanjutan proyek MRT. Dalam rapat berikutnya, tim dari Jepang menyampaikan komitmen untuk proyek MRT.
Sumber :
http://www.jpnn.com
Langganan:
Postingan (Atom)