Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta menilai sejauh ini
upaya Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) dalam mengatasi banjir sudah
maksimal. Namun kinerja yang tinggi itu tidak diimbangi oleh jajaran di
bawahnya.
Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI Ashraf Ali menyindir
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SPKD) Pemprov DKI yang seharusnya bisa
optimal menangani banjir menggunakan anggaran tahun lalu.
Arsip terlengkap seputar kegiatan Jokowi mulai tahun 2013 hingga Jokowi Terindikasi Melindungi Koruptor.
Rabu, 15 Januari 2014
Pemerintah Pusat Hanya Mengekor Jokowi
Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Yoga mengatakan inisiatif pengerjaan proyek penanggulangan banjir selama setahun terakhir lebih banyak dimulai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pemerintah pusat, kata dia, belakangan memulai pengerjaan setelah sebuah proyek dimulai pemerintah provinsi. "Pemerintah pusat cenderung mengikuti dan melanjutkan apa yang sudah dimulai pemerintah provinsi," kata Nirwono saat dihubungi, Rabu (15/1/2014).
BPBD DKI vs BMKG
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI mengklaim telah sukses menurunkan titik banjir tahun ini dibandingkan tahun lalu. Jika di zaman Fauzi Bowo titik banjir mencapai 62 titik, tahun ini Pemprov DKI mengaku hanya punya 35 titik banjir. Menurut BPBD kesuksesan ini tak lepas dari kesigapan Jokowi menangani banjir tahun ini.
Jokowi Prediksi Film 'Comic 8' Bakal Booming
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) menyempatkan diri di tengah-tengah kesibukannya untuk bertemu dengan para pemain film COMIC 8. Pada pertemuan dengan pemain dari film COMIC 8 tersebut, Jokowi memprediksi kalau film komedi itu akan meledak di pasaran.
Pernyataan yang keluar dari mulut orang nomor satu di Jakarta tersebut membuat Indro Warkop dan kawan-kawan senang. Nirinia Zubir, yang juga ikut serta dalam pertemuan itu mengamini hal tersebut. "Kalau bakal booming, kita syukuri aja," ujar Nirina Zubir di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2014).
Pernyataan yang keluar dari mulut orang nomor satu di Jakarta tersebut membuat Indro Warkop dan kawan-kawan senang. Nirinia Zubir, yang juga ikut serta dalam pertemuan itu mengamini hal tersebut. "Kalau bakal booming, kita syukuri aja," ujar Nirina Zubir di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2014).
Jokowi Kunjungi Puskesmas Rawa Malang
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi pemukiman warga dan
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di RW 010, Rawa Malang, Semper
Timur, Cilincing, Jakarta Utara. Kedatangannya kali ini, ingin melihat
secara langsung pelayanan di Puskesmas yang sempat tergenang antara 10
hingga 15 cm saat terjadi hujan kemarin.
Sesampainya di lokasi, Jokowi mengecek satu-persatu ruang.
” Ya kita cek dulu, apa saja yang perlu diperbaiki kita akan perbaiki apalagi ini pelayanan yang dibutuhkan masyarakat, jadi harus secepatnya di respon,” kata Jokowi, Rabu (15/1/2014).
Sesampainya di lokasi, Jokowi mengecek satu-persatu ruang.
” Ya kita cek dulu, apa saja yang perlu diperbaiki kita akan perbaiki apalagi ini pelayanan yang dibutuhkan masyarakat, jadi harus secepatnya di respon,” kata Jokowi, Rabu (15/1/2014).
Jokowi Tak Akan Pernah Hianati PDIP
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) terus diunggulkan oleh berbagai survei sebagai kandidat calon presiden (capres) dengan elektabilitas tertinggi. Hanya saja, PDI Perjuangan sebagai partai tempat Jokowi berkiprah tak jua mendeklarasikannya sebagai bakal capres.
Namun demikian, PIDP yakin Jokowi tak akan mengkhianati Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Menurut Sekjen PDIP, Tjahjo Kumolo, di PDIP ada istilah "TNI" bagi kader yang patuh pada perintah Megawati. TNI yang dimaksud Tjahjo adalah "taat nurut instruksi".
Namun demikian, PIDP yakin Jokowi tak akan mengkhianati Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Menurut Sekjen PDIP, Tjahjo Kumolo, di PDIP ada istilah "TNI" bagi kader yang patuh pada perintah Megawati. TNI yang dimaksud Tjahjo adalah "taat nurut instruksi".
Tak Main-main, Jokowi Anggarkan 5.1T untuk Bebaskan Jakarta dari Banjir
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengalokasikan anggaran sebesar 5,1T untuk penanggulangan banjir, rob, dan genangan dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah 2014, jumlah ini tercatat sebagai jumlah terbesar sepanjang sejarah perkemabangan kota Jakarta dan tidak dapat diungkiri lagi bahwa hal ini menunjukkan keseriusan Jokowi dalam meminimalisasikan banjir di ibukota.
Dalam RAPBD untuk permasalahan ini, Jakarta masih banyak fokus dipengerukan kali dan waduk.
Dalam RAPBD untuk permasalahan ini, Jakarta masih banyak fokus dipengerukan kali dan waduk.
Hikayat Banjir Jakarta dari Era Jenderal Coen Sampai Jokowi
Jakarta banjir lagi. Hujan mengguyur ibu kota selama dua hari, dari Sabtu hingga Minggu, kemarin menyebabkan debit air Sungai Ciliwung dan beberapa kali kecil lainnya meluber tak terbendung. Air merendam sejumlah pemukiman dengan ketinggian beragam, mulai 60 centimeter hingga 4 meter lebih.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat, setidaknya sebanyak 2.466 orang mengungsi, dan 4 di antaranya meninggal. Para pengungsi itu berasal dari 175 rukun warga di 33 kelurahan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat, setidaknya sebanyak 2.466 orang mengungsi, dan 4 di antaranya meninggal. Para pengungsi itu berasal dari 175 rukun warga di 33 kelurahan.
BBM Hoax Soal Banjir, Jokowi: Tak Perlu Diurus, Masih Banyak Kerjaan Lain
Broadcast hoax yang mengatasnamakan Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja
Purnama (Ahok) soal banjir Kali Ciliwung beredar luas tadi pagi.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tak mau menanggapi pesan bohong tersebut, sebab
masih banyak yang perlu diurus.
"Itu nggak ada isinya. Kerjaan kita masih banyak," kata Jokowi di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2014).
Sebelumnya, Ahok geram dengan adanya broadcast hoax soal banjir Jakarta yang mengatasnamakan dirinya. Ia merasa isi pesan itu memfitnah dirinya.
"Itu nggak ada isinya. Kerjaan kita masih banyak," kata Jokowi di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2014).
Sebelumnya, Ahok geram dengan adanya broadcast hoax soal banjir Jakarta yang mengatasnamakan dirinya. Ia merasa isi pesan itu memfitnah dirinya.
Kata Ical, Jokowi Wajib Bebaskan Jakarta dari Banjir
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menyatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memiliki kewajiban untuk mencari solusi agar banjir tak terjadi lagi di Jakarta. Pria yang akrab disapa Ical itu mengimbau agar Pemprov DKI dan pemerintah pusat berkoordinasi dengan baik, bukan justru saling menyalahkan.
"Ini adalah kewajiban pemerintah daerah dengan berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Apakah nanti kanal banjir timur dan barat bisa terealisasi dan berjalan saya belum tahu," ujarnya kepada wartawan ketika mengunjungi posko banjir di Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (15/1/2014).
"Ini adalah kewajiban pemerintah daerah dengan berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Apakah nanti kanal banjir timur dan barat bisa terealisasi dan berjalan saya belum tahu," ujarnya kepada wartawan ketika mengunjungi posko banjir di Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (15/1/2014).
Dari Orang-orang Terbuang untuk Jokowi
Sore ini hujan mulai turun. Warga Kampung Pesing Kedoya Utara sebagian telah membongkar tenda pengungsian mereka.
Di antara tenda pengungsian itu ada yang masih berdiri. Di dalamnya ada sekumpulan bapak-bapak membincangkan negara.
"Kalau menurut saya, Jokowi itu sudah sangat bagus jadi Gubernur DKI Jakarta. Daripada Gubernur sebelumnya, Pak Jokowi pernah mampir ke kampung kita ini. Kapan ya Pak Jokowi ke sini lagi, Mul?" kata seorang bapak bernama Budiman (44) di rel KA Pasar Pesing, Kedoya, Jakarta Barat, Rabu (15/1/2014).
Di antara tenda pengungsian itu ada yang masih berdiri. Di dalamnya ada sekumpulan bapak-bapak membincangkan negara.
"Kalau menurut saya, Jokowi itu sudah sangat bagus jadi Gubernur DKI Jakarta. Daripada Gubernur sebelumnya, Pak Jokowi pernah mampir ke kampung kita ini. Kapan ya Pak Jokowi ke sini lagi, Mul?" kata seorang bapak bernama Budiman (44) di rel KA Pasar Pesing, Kedoya, Jakarta Barat, Rabu (15/1/2014).
Status Darurat Banjir, Jokowi: Belum, Tunggu Waktu yang Tepat
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memastikan Jakarta belum berada dalam
status siaga darurat banjir. Meski banjir masih terjadi di beberapa
wilayah Jakarta.
"Belum, nggak darurat. Darurat apa toh?" kata Jokowi di Balaikota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2014).
Jokowi mengatakan, dirinya masih menunggu waktu yang tepat untuk mengeluarkan keputusan status siaga banjir. Meski musim hujan diprediksi masih akan berlangsung hingga Februari mendatang.
"Belum, nggak darurat. Darurat apa toh?" kata Jokowi di Balaikota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2014).
Jokowi mengatakan, dirinya masih menunggu waktu yang tepat untuk mengeluarkan keputusan status siaga banjir. Meski musim hujan diprediksi masih akan berlangsung hingga Februari mendatang.
Jokowi Luncurkan 30 Unit Bus TransJ di Monas
Pemprov DKI Jakarta terus berupaya untuk memperbaiki kualitas transportasi massal di Ibukota. Salah satunya, dengan menambah armada baru Trans Jakarta.
Penambahan 30 unit armada anyar ini resmi diluncurkan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
(Jokowi) di Halte bus Trans Jakarta Monas, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2014).
15 Unit merupakan bus jurusan Pulo Gadung- Senayan dan 15 unit jurusan Kalideres-Senayan.
Ruhut Sanggah Pembelaan PDIP pada Jokowi
PDIP membandingkan penanganan banjir era Joko Widodo yang disebut lebih
baik dibandingkan era Fauzi Bowo (Foke). Hal tersebut mendapat sanggahan dari Ruhut Sitompul.
Ruhut menyebut kinerja Jokowi lebih buruk dari Foke. Bahkan, Ruhut menyebut banjir di zaman Jokowi lebih dahsyat dibandingkan saat Jakarta masih dipimpin Foke.
"Banjir tahun lalu itu yang paling parah di Jakarta. Yang tahun ini tak jauh beda," kata Ruhut kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (15/1/2014).
Ruhut menyebut kinerja Jokowi lebih buruk dari Foke. Bahkan, Ruhut menyebut banjir di zaman Jokowi lebih dahsyat dibandingkan saat Jakarta masih dipimpin Foke.
"Banjir tahun lalu itu yang paling parah di Jakarta. Yang tahun ini tak jauh beda," kata Ruhut kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (15/1/2014).
Ada Gerakan Senior PDIP Dukung Jokowi Jadi Capres
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Tjahjo Kumolo membenarkan ada usulan dari senior PDIP mengusung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden. Namun, kata Tjahjo, para senior itu menyerahkan sepenuhnya kepada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Dalam rapat tertutup, tak masalah mengusulkan seperti itu," ujar Tjahjo ketika ditemui di kantor Dewan Pimpinan Pusat PDIP di bilangan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (15/1/2014).
"Dalam rapat tertutup, tak masalah mengusulkan seperti itu," ujar Tjahjo ketika ditemui di kantor Dewan Pimpinan Pusat PDIP di bilangan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (15/1/2014).
Jokowi Tangani Banjir Lebih Baik dari Pendahulunya
Penanganan masalah banjir di Jakarta dianggap mengalami perubahan yang lebih baik dibandingkan periode kepemimpinan sebelumnya. Pengamat politik UGM Ari Dwipayana berpendapat, persoalan banjir di Jakarta sudah dilakukan secara aktif oleh Jokowi yang baru menjabat satu tahun lebih beberapa bulan itu. Banjir Jakarta tidak bisa dilakukan secara sendirian oleh Pemda DKI tanpa ada dukungan pemerintah pusat dan sinergisitas daerah penyangga.
Jokowi Mau Buat Sodetan Baru untuk Kurangi Debit Air
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan perlu adanya sodetan baru, yakni di kali Ciliwung ruas Bogor, Jawa Barat, yang dihubungkan dengan sungai Cisadane, Tangerang, Banten. Wacananya tersebut bahkan sudah pernah diutarakan sebelumnya.
"Ini yang seharusnya dieksekusi dan dipercepat pembangunannya," kata Jokowi disela blusukan, Jakarta, Rabu (15/1/2014).
Jokowi mengatakan, wacana pembuatan sodetan tersebut bertujuan agar debit air dari sungai-sungai di hulu, khususnya sungai Ciliwung dan Cisadane tidak begitu besar ketika mengalir ke Jakarta.
"Ini yang seharusnya dieksekusi dan dipercepat pembangunannya," kata Jokowi disela blusukan, Jakarta, Rabu (15/1/2014).
Jokowi mengatakan, wacana pembuatan sodetan tersebut bertujuan agar debit air dari sungai-sungai di hulu, khususnya sungai Ciliwung dan Cisadane tidak begitu besar ketika mengalir ke Jakarta.
Jokowi Jengkel APBD Belum Juga Diketok
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) meninjau lokasi jebolnya
tanggul di Kelurahan Pekayon, RT 15 RW 5, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Lokasi tanggul ini tak jauh dari Situ Pedongkelan, milik Pemkot Depok,
Jawa Barat.
Jokowi yang tiba di lokasi sekitar pukul 14.00 WIB, Rabu (15/1/2014), langsung turun dari mobil meninjau tanggul yang jebol meski hujan turun. Jokowi tampak mengenakan kemeja putih dengan topi warna merah dan dipayungi. Tanggul yang jebol itu sepanjang 4 meter.
Jokowi yang tiba di lokasi sekitar pukul 14.00 WIB, Rabu (15/1/2014), langsung turun dari mobil meninjau tanggul yang jebol meski hujan turun. Jokowi tampak mengenakan kemeja putih dengan topi warna merah dan dipayungi. Tanggul yang jebol itu sepanjang 4 meter.
PDIP Tasikmalaya Dukung Jokowi Jadi Calon Presiden
Dukungan terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang berjuluk Jokowi agar maju sebagai calon presiden terus bermunculan. Dukungan teranyar dinyatakan oleh Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Ade Sugianto.
Ade mengatakan, para ketua DPC PDI Perjuangan di Jawa Barat menyatakan siap memberikan dukungannya terhadap Jokowi. "Saya dan rekan-rekan (Ketua DPC daerah lain) sudah tekad bulat mendukung Jokowi agar secara resmi diajukan oleh PDI Perjuangan sebagai calon presiden dalam pilpres mendatang,” kata Ade, Rabu, (15/1/2014).
Ade mengatakan, para ketua DPC PDI Perjuangan di Jawa Barat menyatakan siap memberikan dukungannya terhadap Jokowi. "Saya dan rekan-rekan (Ketua DPC daerah lain) sudah tekad bulat mendukung Jokowi agar secara resmi diajukan oleh PDI Perjuangan sebagai calon presiden dalam pilpres mendatang,” kata Ade, Rabu, (15/1/2014).
Jokowi Cek Tanggul Jebol di Pekayon
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) mengecek jebolnya tanggul pembatasan situ antara Jakarta dan Depok yang terdapat di Kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (15/1).
Jokowi tiba di lokasi sekitar pukul 13.15 WIB disambut dengan hujan yang cukup deras. Namun hal itu tidak menghentikan langkah Jokowi untuk terus meninjau kawasan tersebut.
Tanggul pembatas situ yang terletak di RT. 015/RW. 009, Kelurahan Pekayon tersebut membatasi Setu Pedongkelan yang membelah Jakarta melalui Kelurahan Pekayon dengan wilayah Depok, Jawa Barat.
Perbaiki Jalan Nasional, Jokowi Pakai Anggaran Sewaktu-waktu
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, perbaikan Jalan TB
Simatupang, Jakarta Selatan, yang ambles serta gorong-gorong di bawahnya
menggunakan anggaran sewaktu-waktu dari Dinas Pekerjaan Umum Jakarta.
"Pada dinas strategis, ada namanya anggaran sewaktu-waktu. Yang TB
Simatupang, ya, pakai itu," kata Jokowi ketika meninjau Rumah Sakit Umum
Daerah Koja, Jakarta Utara, Rabu (15/1/2014) pagi.
Ruas Jalan TB Sumatupang ambles pada saat proses pengesahan Rancangan
APBD DKI 2014 masuk dalam tahap pembahasan akhir di DPRD DKI.
Lagi "Blusukan" Banjir, Jokowi Kaget Bertemu Perahu "Effendi Simbolon"
Perahu karet bertuliskan "Effendi Simbolon" tiba-tiba muncul ketika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) blusukan di Jalan Kembangan Utara, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (14/1/20014) siang.
Jokowi yang mengenakan kemeja putih lengan panjang tiba di lokasi tersebut sekitar pukul 12.00. Mobil sang gubernur sempat melewati genangan air setinggi 20 sentimeter.
Jokowi yang mengenakan kemeja putih lengan panjang tiba di lokasi tersebut sekitar pukul 12.00. Mobil sang gubernur sempat melewati genangan air setinggi 20 sentimeter.
Optimisme Warga Kedoya untuk Jokowi
Jelang siang ini langit terang namun titik-titik air hujan masih
berjatuhan. Barisan tenda seadanya masih tegak berdiri di samping rel
kereta api commuter line perlintasan Pasar Pesing.
Layaknya sebuah hunian, tiap petak tenda memiliki tempat untuk tidur dan tempat untuk masak. Deru kereta ditambah dengan teriakan belnya cukup sering terdengar saat melintas.
Satu dari deretan tenda itu adalah sekumpulan bapak-bapak. Melepas lelah usai bersih-bersih, mereka membincangkan sang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).
Layaknya sebuah hunian, tiap petak tenda memiliki tempat untuk tidur dan tempat untuk masak. Deru kereta ditambah dengan teriakan belnya cukup sering terdengar saat melintas.
Satu dari deretan tenda itu adalah sekumpulan bapak-bapak. Melepas lelah usai bersih-bersih, mereka membincangkan sang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).
Kata Ruhut: Jokowi Memble, Rasain!
Juru bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, mempertanyakan kinerja Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dalam mencegah banjir di Ibu Kota. Ruhut menganggap banjir yang melanda Jakarta beberapa pekan terakhir akibat Jokowi tak mampu mengemban tugasnya.
"Dia janji atasi banjir, mana? Sekarang rasain," ujar Ruhut di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis, (15/1/2014).
"Susah karena dia tukang mebel, nasib aja jadi gubernur," kata Ruhut menambahkan.
"Dia janji atasi banjir, mana? Sekarang rasain," ujar Ruhut di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis, (15/1/2014).
"Susah karena dia tukang mebel, nasib aja jadi gubernur," kata Ruhut menambahkan.
Tangan Bibit Aja Dicium Jokowi, Apalagi Tangan Mega
Aksi Jokowi mencium tangan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dimaknai
sebagai meminta restu nyapres oleh sebagian kalangan. Di internal PDIP
sendiri Jokowi memang dikenal sangat hormat ke Mega.
"Sebagai orang muda kepada yang tua wajar dilakukan," kata Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (15/1/2014).
"Sebagai orang muda kepada yang tua wajar dilakukan," kata Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (15/1/2014).
Mega Jago Soal Feeling Politik
Pemilu 2014 tinggal tiga bulan lagi, namun PDIP belum juga
mendeklarasikan capresnya. Padahal banyak pihak menilai, deklarasi
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) jadi capres akan mendongkrak suara PDIP.
"Ibu Mega jago untuk feeling. Kita tunggu momentum saja. Yang penting semangat, partai ini kalau nggak punya semangat nggak mungkin memenangkan Jokowi di Jakarta," kata Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (15/1/2014).
Menurut Tjahjo, sejauh ini partainya masih melihat gelagat politik dan mencermati hasil survei.
"Ibu Mega jago untuk feeling. Kita tunggu momentum saja. Yang penting semangat, partai ini kalau nggak punya semangat nggak mungkin memenangkan Jokowi di Jakarta," kata Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (15/1/2014).
Menurut Tjahjo, sejauh ini partainya masih melihat gelagat politik dan mencermati hasil survei.
Tjahjo Bisa Memaklumi Jika Ada Pendukung Jokowi Yang Kecewa
Jakarta kembali tertimpa musibah banjir tahun ini. Banyak masyarakat yang
kecewa terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) karena dianggap belum mampu
mengatasi masalah klasik ibukota.
PDI Perjuangan, sebagai partai yang mengusung Jokowi, memaklumi protes masyarakat, meskipun kenyataanannya menurut BNPB Titik Banjir di DKI Jakarta sudah turun draktis menjadi 32 titik dibandingkan sebelumnya 62 titik.
PDI Perjuangan, sebagai partai yang mengusung Jokowi, memaklumi protes masyarakat, meskipun kenyataanannya menurut BNPB Titik Banjir di DKI Jakarta sudah turun draktis menjadi 32 titik dibandingkan sebelumnya 62 titik.
Kata Drajat, Jokowi Tak Seharusnya Dicapreskan Terlalu Dini
Wakil Ketua Umum PAN, Drajat Wibowo, menilai wacana pencapresan
Gubernur DKI Jakarta,Joko Widodo (Jokowi) yang terlalu dini oleh para
pendukungnya yang tidak sabar ingin mengatur negara telah membuatnya
tersandera dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Ini membuat banyak
tokoh ataupun partai politik menjadi canggung membantunya dalam
menangangai banjir di Jakarta saat ini.
“Hujan turun belum seberapa, tapi banjir dimana-mana. Banyak tokoh ataupun partai politik menjadi kini menjadi sungkan untuk membantu karena para pendukung Jokowi yang selalu mengkali kemberhasilan sebagai keberhasilan Jokowi dan kalau ada masalah menyalahkan pihak lain,” ujar Drajat ketika dihubungi wartawan, Rabu (15/1/2014).
“Hujan turun belum seberapa, tapi banjir dimana-mana. Banyak tokoh ataupun partai politik menjadi kini menjadi sungkan untuk membantu karena para pendukung Jokowi yang selalu mengkali kemberhasilan sebagai keberhasilan Jokowi dan kalau ada masalah menyalahkan pihak lain,” ujar Drajat ketika dihubungi wartawan, Rabu (15/1/2014).
Ibu Ani: Lho, Ibu Jokowi dan Ibu Ahok Mana Ya? Kok Saya yang Dimarahi?
Ibu negara Kristiani Herawati alias Ani Yudhoyono, kembali menjadi
pergunjingan di sejumlah media sosial, seperti twitter, path, dan
instagram. Pemicunya tak jauh dari kebiasaan Ibu Ani saat menjawab
komentar para followernya di instagram.
Jika sebelumnya Ani Yudhoyono sempat “marah-marah” kepada followernya karena komentar di foto sang cucu Aira, foto putra bungsunya Ibas, dan foto keluarga besar Yudhoyono yang mengenakan baju batik di pantai, kali ini Ibu Ani “mengamuk” kepada seorang followernya, yang menulis komentar di foto cucu bungsunya, Airlangga Satriadhi Yudhoyono.
Jika sebelumnya Ani Yudhoyono sempat “marah-marah” kepada followernya karena komentar di foto sang cucu Aira, foto putra bungsunya Ibas, dan foto keluarga besar Yudhoyono yang mengenakan baju batik di pantai, kali ini Ibu Ani “mengamuk” kepada seorang followernya, yang menulis komentar di foto cucu bungsunya, Airlangga Satriadhi Yudhoyono.
PDIP: Atasi Banjir Jakarta, SBY-Jokowi Harus Sering Bertemu
PDIP melihat masalah banjir dan macet yang masih menjadi momok warga
Jakarta harus diselesaikan secara komprehensif. Harus ada campur tangan
pemerintah pusat untuk membebaskan Jakarta dari persoalan banjir, macet
dan lainnya.
"Kalau melihat masalah DKI harus lebih komprehensif integral ya. Pemerintah pusat juga harus turun tangan. Saya rasa pertemuan antara SBY dan Jokowi harus dipersering," kata Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (15/1/2014).
"Kalau melihat masalah DKI harus lebih komprehensif integral ya. Pemerintah pusat juga harus turun tangan. Saya rasa pertemuan antara SBY dan Jokowi harus dipersering," kata Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (15/1/2014).
Kata Fahri, Pencapresan Jokowi Salah!
Wasekjen PKS, Fahri Hamzah, menegaskan para pendukung Gubernur DK
Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) melakukan kesalahan yang mendasar dengan
menyeret-nyeret Jokowi untuk menjadi calon presiden pada pemilu 2014
mendatang.Hal ini menyebabkan kerugian buat warga DKI Jakarta, Jokowi
sendiri dan juga PDIP sebagai partai yang mengusungnya.
Mega Tak Perlu Ikuti Permintaan Kader Usung Jokowi Jadi Capres
Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Maswadi Rauf, mengatakan
Ketua Umum PDIP sebagai politisi senior seharusnya tidak perlu
mengikuti permintaan kader-kader PDIP yang mendesak dirinya untuk
mengusung Gubernur DKI Jakarta,Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres pada pemilu
presiden 2014 mendatang.Sebagai politisi senior Megawati yang
sarat pengalaman, Megawati seharusnya justru mendorong Jokowi untuk
mengali pengalaman dengan memimpin Jakarta dengan baik dan berhasil.
Golkar Tak Percaya Rakyat Ingin Capres Muda Seperti Jokowi
Partai Golkar tak percaya dengan hasil survei bahwa rakyat Indonesia
menghendaki capres muda. Partai beringin memandang masyarakat tak peduli
dengan dikotomi tokoh muda dan tua di Pilpres.
"Yang jauh lebih penting dan urgen bagi rakyat adalah hadirnya tokoh yang otentik dan bersih (dan membersihkan). Capres tua atau capres muda tidak ada bedanya alias "setali tiga uang" saja kalau dua-duanya tidak bersih dari korupsi!," kata Ketua DPP Golkar Hajriyanto Y Tohari dalam siaran pers, Rabu (15/1/2014).
"Yang jauh lebih penting dan urgen bagi rakyat adalah hadirnya tokoh yang otentik dan bersih (dan membersihkan). Capres tua atau capres muda tidak ada bedanya alias "setali tiga uang" saja kalau dua-duanya tidak bersih dari korupsi!," kata Ketua DPP Golkar Hajriyanto Y Tohari dalam siaran pers, Rabu (15/1/2014).
Jokowi Tangani Banjir Hanya Reaksioner, Tidak Antisipatif
Banjir masih menggenangi sebagian wilayah Jakarta. Hal itu terjadi karena curah hujan yang masih tinggi mengguyur wilayah ibukota tersebut.
Meskipun secara resmi BNPB menyatakan bahwa Titik Banjir saat ini (di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi) telah berkurang secara draktis menjadi 35 Titik Banjir, tetapi hal ini belum membuat anggota Komisi VIII DPR, Ace Hasan Hasan Syadzily, menyadari bahwa data tersebut merupakan data yang tak terbantahkan lagi. Berpedoman masih melihat adanya genangan air di beberapa tempat di Jakarta, Ace Hasan Hasan Syadzily menggugat Jokowi.
Meskipun secara resmi BNPB menyatakan bahwa Titik Banjir saat ini (di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi) telah berkurang secara draktis menjadi 35 Titik Banjir, tetapi hal ini belum membuat anggota Komisi VIII DPR, Ace Hasan Hasan Syadzily, menyadari bahwa data tersebut merupakan data yang tak terbantahkan lagi. Berpedoman masih melihat adanya genangan air di beberapa tempat di Jakarta, Ace Hasan Hasan Syadzily menggugat Jokowi.
Sudah Jelas Titik Banjir Berkurang Draktis, Kenapa Jokowi Masih Disalahkan?
Bencana banjir masih saja terjadi di Ibu Kota Jakarta hampir saban tahun. Termasuk awal tahun 2014, banjir masih melanda di sejumlah titik Ibu Kota.
Pengamat komunikasi politik Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi berpendapat, momen ini dijadikan lawan-lawan politik Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk menyerangnya. Tak terkecuali Politisi Partai Demokrat, yang dimotori oleh penyerang andalannya, Ruhut Sitompul.
"Seharusnya politisi yang cerdas sebelum melontarkan pendapat di depan publik harus berpijak pada data dan fakta di lapangan.
Pengamat komunikasi politik Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi berpendapat, momen ini dijadikan lawan-lawan politik Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk menyerangnya. Tak terkecuali Politisi Partai Demokrat, yang dimotori oleh penyerang andalannya, Ruhut Sitompul.
"Seharusnya politisi yang cerdas sebelum melontarkan pendapat di depan publik harus berpijak pada data dan fakta di lapangan.
PDIP Menyoal Perbandingan Foke vs Jokowi
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengakui banyak pihak membandingkan kinerja Gubernur DKI
Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Wakilnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan pemimpin ibu kota sebelumnya dalam menangani
masalah banjir. Wakil Sekjen PDIP Eriko Sotarduga mengatakan pekerjaan Jokowi terganggu dengan pendapat dan keadaan akhir-akhir ini.
"Tapi saya rasa apapun juga rakyat memahami bahwa persoalan yang ada sudah sedemikian lama dan akut tentu tidak bisa diselesaikan dalam waktu 15 bulan beliau sebagai kepala daerah," kata Eriko ketika dikonfirmasi, Rabu (15/1/2014).
"Tapi saya rasa apapun juga rakyat memahami bahwa persoalan yang ada sudah sedemikian lama dan akut tentu tidak bisa diselesaikan dalam waktu 15 bulan beliau sebagai kepala daerah," kata Eriko ketika dikonfirmasi, Rabu (15/1/2014).
Langganan:
Postingan (Atom)