Capres PDIP, Joko Widodo (Jokowi), melakukan manuver senyap saat ia meninggalkan rumah dinasnya sore tadi, dengan tak mau diikuti awak media. Namun ternyata mobil yang digunakan Jokowi terparkir di garasi rumah Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tandjung, ada apa?
Mobil Toyota Kijang Innova berwarna putih dengan nopol B 1567 PRA itu digunakan Jokowi saat meninggalkan rumah dinasnya di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat. Namun ternyata mobil itu berada di rumah besar kediaman Akbar di Jl Purnawarman No 18, Senopati, Jakarta Selatan, Minggu (27/4/2014).
Arsip terlengkap seputar kegiatan Jokowi mulai tahun 2013 hingga Jokowi Terindikasi Melindungi Koruptor.
Minggu, 27 April 2014
Jokowi Ingin Audit Konstruksi Papan Baliho di Jakarta
Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan akan mengaudit konstruksi papan
baliho di seluruh Jakarta. Hal itu dilakukan menyusul peristiwa
ambruknya papan baliho raksasa di Jl S Parman beberapa waktu lalu.
"Akan dicek semua. Diaudit gimana konstruksinya," kata Jokowi usai meninjau aktivitas petani di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Minggu (27/4/2014).
"Akan dicek semua. Diaudit gimana konstruksinya," kata Jokowi usai meninjau aktivitas petani di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Minggu (27/4/2014).
Optimis Capres Hasil Konvensi Ikut Pilpres, Poros Baru Tunggu Arahan SBY
Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, Ali Masykur Musa mengatakan bahwa proses penjaringan capres di partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu bisa memberikan alternatif calon di pemilu presiden nanti. Ali bahkan optimistis bakal capres yang dihasilkan melalui konvensi dapat berlaga pada pemilu presiden (pilpres) 2014.
Kalaupun Partai Demokrat tak bisa mengusung capres maka pemenang konvensi bisa diikutsertakan dalam poros koalisi yang ada. Yakni poros Jokowi, poros Aburizal Bakrie dan poros Prabowo Subianto.
Kalaupun Partai Demokrat tak bisa mengusung capres maka pemenang konvensi bisa diikutsertakan dalam poros koalisi yang ada. Yakni poros Jokowi, poros Aburizal Bakrie dan poros Prabowo Subianto.
Jokowi Kembali Lakukan Manuver Senyap
Gerak gerik Capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) memang sulit diterka. Jokowi kembali melakukan manuver politik senyap.
Setelah blusukan ke pematang sawah di Kabupaten Bogor, Jokowi kembali ke rumah dinasnya di bilangan Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (27/4/2014) pukul 14.15 WIB.
Hanya sekitar 45 menit Jokowi berada di dalam, tiba-tiba sosok gubernur berperawakan kurus itu terlihat keluar dengan menumpang mobil Innova putih B 1567 PRA yang biasa dia sewa untuk agenda partai.
Setelah blusukan ke pematang sawah di Kabupaten Bogor, Jokowi kembali ke rumah dinasnya di bilangan Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (27/4/2014) pukul 14.15 WIB.
Hanya sekitar 45 menit Jokowi berada di dalam, tiba-tiba sosok gubernur berperawakan kurus itu terlihat keluar dengan menumpang mobil Innova putih B 1567 PRA yang biasa dia sewa untuk agenda partai.
Di Survei Capres, Posisi Ical Paling Sulit
Ketua DPP Partai Golkar Yoris Raweyai menyadari rendahnya elektabilitas Aburizal Bakrie sebagai capres pasca pemilu legislatif. Yoris mengatakan, partai harus bijak memilih cawapres Ical untuk memastikan diri menang dalam pemilu 2014.
"Golkar partai paling tua, dan memasuki reformasi 3 kali pemilu 1999, 2004 dan 2009 Golkar mengalami kekalahan.
"Golkar partai paling tua, dan memasuki reformasi 3 kali pemilu 1999, 2004 dan 2009 Golkar mengalami kekalahan.
Yorrys Yakin Lahir Poros Baru Penghadang Jokowi
Ketua DPP Partai Golkar Yoris Raweiyai menyakini akan terbentuk poros baru penghadang Joko Widodo yang biasa disapa Jokowi dalam pilpres mendatang.
"Secara pribadi saya yakin akan lahir koalisi besar poros gabungan akan berhadapan dengan Jokowi," katanya di Jakarta, Minggu, dalam diskuis politik membaca gaya kepemimpinan capres dan mencari sosok cawapres ideal.
Dari dinamika yang dirasakan pada konsolidasi partai-partai politik di luar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai NasDem yang berjalan intensif, dia menyakini kemungkinan besar gabungan partai-partai tersebut terdiri dari nasionalis dan Partai Islam.
"Secara pribadi saya yakin akan lahir koalisi besar poros gabungan akan berhadapan dengan Jokowi," katanya di Jakarta, Minggu, dalam diskuis politik membaca gaya kepemimpinan capres dan mencari sosok cawapres ideal.
Dari dinamika yang dirasakan pada konsolidasi partai-partai politik di luar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai NasDem yang berjalan intensif, dia menyakini kemungkinan besar gabungan partai-partai tersebut terdiri dari nasionalis dan Partai Islam.
Tanah Produktif Jangan digunakan buat Industri
Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo, mengatakan pembatasan tanah pertanian akan menjadi fokus untuk mengatasi persoalan produktivitas pangan. Jika itu dilakukan, produksi bahan pangan bakal melonjak.
"Tanah produktif harus diawasi, jangan dibuat industri ataupun pemukiman, ini harus kita jaga supaya produksi pertanian bisa terus meningkat," kata Jokowi di Bogor, Minggu (27/4/2014).
"Tanah produktif harus diawasi, jangan dibuat industri ataupun pemukiman, ini harus kita jaga supaya produksi pertanian bisa terus meningkat," kata Jokowi di Bogor, Minggu (27/4/2014).
Tanggapan Jokowi Soal Rem Transjakarta 'Blong'
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengomentari peristiwa kecelakaan Transjakarta akibat rem blong. Jokowi mengakui, banyak bus Transjakarta tak layak yang masih beroperasi.
"Harusnya memang tiap lima tahun sekali diganti," ujar dia, Minggu (27/4/2014).
"Harusnya memang tiap lima tahun sekali diganti," ujar dia, Minggu (27/4/2014).
Jokowi Sesalkan Banyak Pasar Tradisional Yang Kurang Memadai
Joko Widodo (Jokowi) yang diusung sebagai Capres PDIP menargetkan Indonesia menjadi swasembada pangan nasional sekitar empat hingga lima tahun ke depan. Hal itu diungkapkan lelaki yang akrab disapa Jokowi tersebut saat menyambangi lahan pertanian di Kabupaten Bogor Jawa Barat, Minggu (27/4/2014).
Untuk mewujudkan program swasembada pangan nasional, Jokowi mengatakan yang harus dilakukan pertama kali adalah membenahi pasar-pasar tradisional yang selama ini mengalami kerusakan.
Untuk mewujudkan program swasembada pangan nasional, Jokowi mengatakan yang harus dilakukan pertama kali adalah membenahi pasar-pasar tradisional yang selama ini mengalami kerusakan.
Jokowi: Kartel Bahan Pangan Harus Dihilangkan
Dalam mengantisipasi adanya kartel dalam penentuhan harga kebutuhan pokok di pasaran, bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo mengatakan bahwa selama ini ada kuota dari impor pangan dan inilah yang harus dihilangkan.
Ia mengatakan kuota itu perlu dikurangi agar para pemain harga tidak memiliki kesempatan memainkan harga di pasaran. "Selama ini kita selalu menerapkan kuota, peraturannya harus diatur total, peraturan pemerintah, peraturan menteri mengenai kuota impor ini perlu diubah," terang Jokowi di Bogor, Minggu (27/4/2014).
Ia mengatakan kuota itu perlu dikurangi agar para pemain harga tidak memiliki kesempatan memainkan harga di pasaran. "Selama ini kita selalu menerapkan kuota, peraturannya harus diatur total, peraturan pemerintah, peraturan menteri mengenai kuota impor ini perlu diubah," terang Jokowi di Bogor, Minggu (27/4/2014).
Emrus Hina Jokowi: Akun Bayaran Pendukung Jokowi Menggiring Opini Publik
Pendukung fanatik calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo di dunia maya dinilai menggiring opini publik yang bertujuan agar Jokowi tidak pernah salah di mata publik.
Pendukung fanatik Jokowi yang kemudian menimbulkan istilah baru yakni pasukan nasi bungkus (panasbung), dinilai Emrus Sihombing tidak mengedepankan aspek moral dalam berpolitik. Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) itu mengatakan adanya akun bayaran pendukung Jokowi di media sosial sebagai bentuk penggiringan opini publik untuk tujuan tertentu.
Pendukung fanatik Jokowi yang kemudian menimbulkan istilah baru yakni pasukan nasi bungkus (panasbung), dinilai Emrus Sihombing tidak mengedepankan aspek moral dalam berpolitik. Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) itu mengatakan adanya akun bayaran pendukung Jokowi di media sosial sebagai bentuk penggiringan opini publik untuk tujuan tertentu.
Dahlan Tidak Akan Bertemu Jokowi dan Prabowo
Peserta konvensi calon presiden (capres) Partai Demokrat (PD) Dahlan
Iskan, menolak berkomentar terkait wacana Partai Demokrat (PD) membentuk
poros baru dalam menghadapi pemilu presiden dan wakil presiden
(pilpres)
Dahlan menyerahkan hal itu kepada petinggi PD.
"Saya peserta konvensi, enggak bisa membicarakan itu (poros baru). Tapi melihat hasil pemilu legislatif (pileg), semua partai harus koalisi," kata Dahlan di sela-sela debat bernegara konvensi capres, di Jakarta, Minggu (27/4/2014).
Dahlan menyerahkan hal itu kepada petinggi PD.
"Saya peserta konvensi, enggak bisa membicarakan itu (poros baru). Tapi melihat hasil pemilu legislatif (pileg), semua partai harus koalisi," kata Dahlan di sela-sela debat bernegara konvensi capres, di Jakarta, Minggu (27/4/2014).
Resep Emrus Agar Capres Meroket
Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing, mengungkapkan empat isu seksi yang bisa diangkat guna mendongkrak perolehan suara capres dalam pemilu 2014.
Emrus mengatakan isu seksi yang pertama masih terkait pemberantasan korupsi. Menurutnya capres yang berani memberantas korupsi masih diharapkan oleh masyarakat untuk memimpin negeri ini.
Emrus mengatakan isu seksi yang pertama masih terkait pemberantasan korupsi. Menurutnya capres yang berani memberantas korupsi masih diharapkan oleh masyarakat untuk memimpin negeri ini.
Sekelumit Tentang Jokowi, Prabowo dan Ical
EmrusCorner mengadakan riset kualitatif soal dinamika menjelang Pilpres 2014. Hasilnya dapat dilihat nilai plus dan minus 3 capres terkuat saat ini yakni Jokowi, Prabowo, dan Aburizal Bakrie. Riset ini juga memantau kelebihan serta kekurangan sejumlah kandidat cawapres di pasaran.
Riset dilakukan terhadap 3 capres yakni Joko Widodo (PDIP), Prabowo Subianto (Gerindra), dan Aburizal Bakrie (Golkar), berdasarkan tren pemberitaan di 15 media massa nasional sejak Februari-pertengahan April 2014.
Riset dilakukan terhadap 3 capres yakni Joko Widodo (PDIP), Prabowo Subianto (Gerindra), dan Aburizal Bakrie (Golkar), berdasarkan tren pemberitaan di 15 media massa nasional sejak Februari-pertengahan April 2014.
Melanie Ricardo Dukung Jokowi Karena Tidak Pakai Arloji Mahal
Artis dan komedian Melanie Ricardo menghadiri acara pernyataan dukungan
terhadap capres dari Partai Demkrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jokowi
yang diprakarsai Keluarga Besar Alumni Universitas Trisakti.
Alumnus Universitas Trisakti tahun 1998 ini mengungkapkan, ia menyatakan dukungan terhadap Gubernur DKI Jakarta itu karena sosoknya yang sederhana dan tidak memakai jam tangan berharga mahal.
Alumnus Universitas Trisakti tahun 1998 ini mengungkapkan, ia menyatakan dukungan terhadap Gubernur DKI Jakarta itu karena sosoknya yang sederhana dan tidak memakai jam tangan berharga mahal.
Email 'Mata Hati' Megawati Telurkan Jokowi dan Revolusi Mental
Ketua DPP PDI Perjuangan,
Maruarar Sirait menyatakan capres Joko Widodo (Jokowi) sudah siap
membangun Indonesia dengan berbasis pada tiga indikator Trisakti, yaitu
Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi,
dan berkepribadian di bidang budaya.
130-an Alumni Trisakti Nyatakan Dukungan kepada Jokowi
Sekitar 130 orang yang tergabung dalam Keluarga Besar Alumni Universitas
Trisaksi Jakarta menyatakan, mendukung capres dari Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan Joko Widodo pada pemilihan presiden yang akan
digelar pada 9 Juli mendatang.
"Mendukung penuh Ir Joko Widodo sebagai Calon Presiden Republik Indonesia 2014 - 2019," kata Koordinator Keluarga Besar Trisakti, Indra P. Simatupang dalam keterangan pers di rumah makan Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (27/4/2014). Di antara alumni yang terlihat adalah artis Melani Ricardo.
"Mendukung penuh Ir Joko Widodo sebagai Calon Presiden Republik Indonesia 2014 - 2019," kata Koordinator Keluarga Besar Trisakti, Indra P. Simatupang dalam keterangan pers di rumah makan Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (27/4/2014). Di antara alumni yang terlihat adalah artis Melani Ricardo.
Revolusi Mental Jokowi dan Retorika 'Coolie' oleh Bung Karno
Bapak Bangsa dan pendiri
NKRI, Bung Karno (BK) pernah mencoba menggugah kesadaran warga bangsa
untuk bangkit dan melawan kolonialisasi. BK minta agar rakyat tak mau
lagi menjadi 'nation of coolie and coolie among nation' atau 'bangsa kuli dan kuli di antara bangsa-bangsa'.
Pernyataan yang masih relevan ini, oleh sejumlah antropolog dianggap masih hidup dalam mayoritas warga Indonesia hingga saat ini.
Pernyataan yang masih relevan ini, oleh sejumlah antropolog dianggap masih hidup dalam mayoritas warga Indonesia hingga saat ini.
PDIP: Revolusi Mental, Syarat Membangun Kebudayaan
Capres PDIP, Joko Widodo
(Jokowi) mengajukan 'revolusi mental' sebagai salah satu syarat utama
transformasi Indonesia ke arah lebih baik.
Menurut tim pakar Seknas Jokowi, Eva Kusuma Sundari, dengan ide itu, Jokowi diyakini merupakan simbol kepemimpinan yang transformatif, yang membawa nilai-nilai baru yang dipraktikkan dalam pemerintahan, maupun berbangsa dan bernegara.
"Pemimpin yang mengusung revolusi mental demi mewujudkan transformasi RI menjadi bangsa yang berdaulat, berdikari dan berkepribadian sebagai perwujudan Trisakti abad 21 merupakan pemimpin yang transformatif," tegas Eva di Jakarta, Minggu (27/4/2014).
Menurut tim pakar Seknas Jokowi, Eva Kusuma Sundari, dengan ide itu, Jokowi diyakini merupakan simbol kepemimpinan yang transformatif, yang membawa nilai-nilai baru yang dipraktikkan dalam pemerintahan, maupun berbangsa dan bernegara.
"Pemimpin yang mengusung revolusi mental demi mewujudkan transformasi RI menjadi bangsa yang berdaulat, berdikari dan berkepribadian sebagai perwujudan Trisakti abad 21 merupakan pemimpin yang transformatif," tegas Eva di Jakarta, Minggu (27/4/2014).
Yoris Raweyai Hina Jokowi: Dikit-dikit Tanya Mega
Politisi senior Golkar, Yoris Raweyai, menyindir perilaku capres PDI Perjuangan Jokowi yang selalu mengatakan 'tanya ibu Megawati' ketika ditanya berbagai isu-isu terkait pencapresan dirinya maupun masalah bangsa.
Hal tersebut dilontarkan Yoris dalam acara diskusi politik 'Membaca Gaya Kepemimpinan Capres dan Mencari Sosok Capres Ideal' di hotel Grand Alia, Cikini Jakarta Pusat yang diselenggarakan Emrus Corner.
Hal tersebut dilontarkan Yoris dalam acara diskusi politik 'Membaca Gaya Kepemimpinan Capres dan Mencari Sosok Capres Ideal' di hotel Grand Alia, Cikini Jakarta Pusat yang diselenggarakan Emrus Corner.
SBY Buka Pintu Komunikasi dengan Mega, Jokowi: Bagus
Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono membuka ruang komunikasi
politik dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Lalu apa tanggapan
capres PDIP Joko Widodo?
"Bagus," kata Jokowi singkat usai melakukan kunjungan di persawahan di daerah Kabupaten Bogor, Minggu (27/4/2014).
Saat ditanya perihal kemungkinan koalisi antara dua kubu partai itu, Jokowi hanya terdiam. Dia mengaku belum tahu persis apakah kedua punggawa partai itu akan bertemu atau tidak.
"Bagus," kata Jokowi singkat usai melakukan kunjungan di persawahan di daerah Kabupaten Bogor, Minggu (27/4/2014).
Saat ditanya perihal kemungkinan koalisi antara dua kubu partai itu, Jokowi hanya terdiam. Dia mengaku belum tahu persis apakah kedua punggawa partai itu akan bertemu atau tidak.
Jokowi: Sudah Ketemu Calon Koalisi Tapi Belum Ada Kesepakatan
Capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, dirinya sudah menemukan partai
politik lagi untuk koalisi setelah Partai NasDem. Namun, dia enggan
menyebut partai itu karena masih proses.
"Semua masih dalam proses. Sabar dikit," kata Jokowi saat blusukan di persawahan di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Minggu (27/4/2014).
"Katanya kemarin ada tambahan koalisi pak?" tanya awak media.
"Semua masih dalam proses. Sabar dikit," kata Jokowi saat blusukan di persawahan di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Minggu (27/4/2014).
"Katanya kemarin ada tambahan koalisi pak?" tanya awak media.
Latar Belakang Visa-visi Jokowi
Calon Presiden RI (Capres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDIP), Joko Widodo (Jokowi) telah memaparkan visi misi keduanya. Kali
ini Jokowi telah menyampaikan visi misi di bidang pertanian dan
ketahanan pangan di Desa Tanjungrasa, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor,
Minggu (27/4/2014).
Sebelum menyampaikan visi misinya, Jokowi sempat berkeliling di sekitar sawah yang tengah dipanen dan sempat berbincang dengan para petani.
"Saya tadi bertanya pada petani, 1 hektare bisa menghasilkan berapa ton, ternyata 6 ton, karena di sini varietas yang dipakai baik," kata Jokowi di lokasi.
Menurutnya, di Indonesia rata-rata penghasilan padi per hektare-nya kurang lebih 4-5 ton. Padahal setiap tahun jumlah penduduk Indonesia bertambah hingga 3 juta.
Sebelum menyampaikan visi misinya, Jokowi sempat berkeliling di sekitar sawah yang tengah dipanen dan sempat berbincang dengan para petani.
"Saya tadi bertanya pada petani, 1 hektare bisa menghasilkan berapa ton, ternyata 6 ton, karena di sini varietas yang dipakai baik," kata Jokowi di lokasi.
Menurutnya, di Indonesia rata-rata penghasilan padi per hektare-nya kurang lebih 4-5 ton. Padahal setiap tahun jumlah penduduk Indonesia bertambah hingga 3 juta.
Temui Petani di Bogor, Jokowi Sarankan Bentuk Bank Tani
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi lahan pertanian di Desa Tanjungrasa, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor pada Minggu (27/4/2014). Dengan menempuh perjalanan dua jam dari rumah dinasnya di Taman Suropati Menteng, pria yang akrab disapa Jokowi ini bergegas menuju salah satu sentra pertanian.
Jokowi Paparkan Visa-visi pada Para Petani
Calon Presiden RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP),
Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan visi misinya sebagai capres dalam
bidang pertanian dan ketahanan pangan.
Untuk menyampaikan visi misi itu, Jokowi harus datang menjumpai petani di Desa Tanjungrasa, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Minggu (27/4/2014). Jokowi berangkat rumah dinas gubernurnya di Taman Suropati, Jakarta Pusat pukul 07.55 WIB dan tiba di lokasi pukul 09.39 WIB.
Sebelum menyampaikan visi misinya, Jokowi sempat berkeliling di sekitar sawah yang tengah dipanen dan sempat berbincang dengan para petani.
Untuk menyampaikan visi misi itu, Jokowi harus datang menjumpai petani di Desa Tanjungrasa, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Minggu (27/4/2014). Jokowi berangkat rumah dinas gubernurnya di Taman Suropati, Jakarta Pusat pukul 07.55 WIB dan tiba di lokasi pukul 09.39 WIB.
Sebelum menyampaikan visi misinya, Jokowi sempat berkeliling di sekitar sawah yang tengah dipanen dan sempat berbincang dengan para petani.
Jokowi di Bogor
Capres PDI Perjuangan Joko Widodo hari ini blusukan ke Bogor, Jawa
Barat. Dia menyusuri sawah yang sedang dipanen para petani.
Menurut pantauan, Minggu (27/4/2014), Jokowi keluar dari rumah dinasnya di Taman Suropati, Jakpus, pukul 07.54 WIB dengan mobil Innova putih B 1567 PRA.
Selama 1,5 jam perjalanan, Jokowi tiba di lokasi dan disambut para petani. Lokasi pertanian itu tepatnya berada di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Cariu,
"Lanjut saja panennya, Bu" kata Jokowi saat diajak salam para petani.
Jokowi yang mengenakan kemeja putih lengan panjang favoritnya itu kemudian berdiri sembari mendengar penjelasan dari salah satu petani.
Menurut pantauan, Minggu (27/4/2014), Jokowi keluar dari rumah dinasnya di Taman Suropati, Jakpus, pukul 07.54 WIB dengan mobil Innova putih B 1567 PRA.
Selama 1,5 jam perjalanan, Jokowi tiba di lokasi dan disambut para petani. Lokasi pertanian itu tepatnya berada di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Cariu,
"Lanjut saja panennya, Bu" kata Jokowi saat diajak salam para petani.
Jokowi yang mengenakan kemeja putih lengan panjang favoritnya itu kemudian berdiri sembari mendengar penjelasan dari salah satu petani.
Ikhan Modjo Hina Jokowi: Level Jokowi di Bawah Ical
Ketua DPP Partai Demokrat Ikhsan Modjo meragukan kapasitas calon
presiden yang diusung PDI Perjuangan (PDIP) Jokowi. Menurutnya, Jokowi
belum layak memimpin bangsa Indonesia.
Ikhsan menyatakan level kepemimpinan Jokowi masih jauh berada di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kemampuan paling mencolok yang membedakan keduanya adalah dalam kapasitas merangkul mitra koalisi.
Ikhsan menyatakan level kepemimpinan Jokowi masih jauh berada di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kemampuan paling mencolok yang membedakan keduanya adalah dalam kapasitas merangkul mitra koalisi.
Jangankan PKB, PPP Saja Ogah-ogahan Berkoalisi Dengan PDIP
Capres PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) masih gencar mencari mitra koalisi
pendukungnya di Pilpres yang mau berkerja sama tanpa jatah-jatah kursi kabinet. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang juga
didekati Jokowi, belum mengambil keputusan.
"Sampai pagi ini kami belum menetapkan kemana akan berkoalisi," kata Ketua Majelis Pertimbangan Pusat PPP, Zarkasih Nur saat dihubungi, Minggu (27/4/2014).
"Sampai pagi ini kami belum menetapkan kemana akan berkoalisi," kata Ketua Majelis Pertimbangan Pusat PPP, Zarkasih Nur saat dihubungi, Minggu (27/4/2014).
Menuju Bogor untuk Panen Padi
Capres PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan menggelar acara panen padi
di Bogor, Jawa Barat. Lewat acara ini Jokowi menyampaikan pentingnya
ketahanan pangan.
Tak Semudah Kata-kata, Mengajak Koalisi dengan PKB Tanpa Bagi-bagi Kursi
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) belum juga menemukan kata sepakat untuk berkoalisi mendukung pencapresan Joko Widodo (Jokowi). Meskipun pembicaraan secara masif terus dilakukan.
"Jokowi sudah bertemu Cak Imin, Mbak Puan juga sudah ketemu Cak Imin. Mungkin nanti saya atau lainnya, juga harus menemui Cak Imin. PKB dan PDIP kan sejak lama sejalan. Ibu Mega salah satu yang mendirikan PKB juga," kata Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo di depan rumah Megawati, Jl Teuku Umar, , Jakarta Pusat, Sabtu (26/4/2014).
"Jokowi sudah bertemu Cak Imin, Mbak Puan juga sudah ketemu Cak Imin. Mungkin nanti saya atau lainnya, juga harus menemui Cak Imin. PKB dan PDIP kan sejak lama sejalan. Ibu Mega salah satu yang mendirikan PKB juga," kata Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo di depan rumah Megawati, Jl Teuku Umar, , Jakarta Pusat, Sabtu (26/4/2014).
Langganan:
Postingan (Atom)