Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan banyak orang bisa
mengambil manfaat dari buku biografi ketua Umum Partai NasDem Surya
Paloh yang berjudul "Sang Ideolog"Kepada wartawan usai menghadiri
peluncuran buku Sang Ideolog di hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Senin
(10/3/2014), Jokowi menyebut semangat restoriasi yang mendominasi di
dalam buku itu, mengajarkan masyarakat untuk kerja keras dan hidup
bermartabat.
"(Kualitas itu) Hanya ada di orang besar, orang besar punya pemikiran restorasi," katanya.Tentunya
Jokowi mengacu pada Surya Paloh, karena pemikiran-pemikiran restorasi
adalah ide Surya Paloh, yang kecewa terhadap kondisi republik ini
puluhan tahun terakhir.
Arsip terlengkap seputar kegiatan Jokowi mulai tahun 2013 hingga Jokowi Terindikasi Melindungi Koruptor.
Senin, 10 Maret 2014
Jokowi Komentari Buku Surya Paloh: Yang Paling Sulit Itu Mewujudkannya
Surya Paloh meluncurkan buku biografinya yang memuat gagasan restorasi
bangsa menuju negara yang sejahtera. Joko Widodo (Jokowi) kemudian
melontarkan komentarnya.
"Yang paling penting menurut saya, bagaimana mewujudkannya (gagasan besar), melaksanakannya, bagaimana ini menjadi gaya hidup kita agar yang dicita-citakan dalam restorasi Indonesia tercapai. Yang sulit itu," kata Jokowi yang dikabarkan akan dicapreskan PDIP ini.
Jokowi berbicara saat peluncuran buku biografi yang bertajuk 'Surya Paloh, Matahari Restorasi: Sang Ideologi' di Hotel Hyatt, Jl MH Thamrin, Jakarta, Senin (10/3/2014).
"Yang paling penting menurut saya, bagaimana mewujudkannya (gagasan besar), melaksanakannya, bagaimana ini menjadi gaya hidup kita agar yang dicita-citakan dalam restorasi Indonesia tercapai. Yang sulit itu," kata Jokowi yang dikabarkan akan dicapreskan PDIP ini.
Jokowi berbicara saat peluncuran buku biografi yang bertajuk 'Surya Paloh, Matahari Restorasi: Sang Ideologi' di Hotel Hyatt, Jl MH Thamrin, Jakarta, Senin (10/3/2014).
Jokowi: Tanggal Deklarasinya Kira-kira...
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara soal waktu deklarasi pencapresannya. Jika biasanya Jokowi hanya menjawab "ndak mikir" atau "tanyakan ke Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri", kali ini pria yang akrab disapa Jokowi itu memberikan jawaban berbeda.
"Tanggal (deklarasi)-nya kira-kira...," kata Jokowi seusai menghadiri peluncuran buku Surya Paloh: Sang Ideolog di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Senin (10/3/2014).
"Tanggal (deklarasi)-nya kira-kira...," kata Jokowi seusai menghadiri peluncuran buku Surya Paloh: Sang Ideolog di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Senin (10/3/2014).
JK Bersedia Bersanding dengan Jokowi
Satu-satunya orang yang mengerti benar betapa besar kekuasaan seorang wakil di bawah kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi), mantan Wakil Presiden sekaligus tokoh Partai Golkar, Jusuf Kalla (JK), bersedia menjadi cawapres dari Joko Widodo (Jokowi) jika kelak Gubernur DKI itu dicapreskan PDIP.
"Saya tidak pernah menolak. Untuk bangsa, kalau dibutuhkan kami siap. Ini bukan soal lamar melamar," ujarnya usai peluncuran buku "Surya Paloh Sang Ideolog" di Jakarta, Senin (10/3/2014).
"Saya tidak pernah menolak. Untuk bangsa, kalau dibutuhkan kami siap. Ini bukan soal lamar melamar," ujarnya usai peluncuran buku "Surya Paloh Sang Ideolog" di Jakarta, Senin (10/3/2014).
Adhie Massardi: Jokowi Tak Serius Benahi Jakarta
Koordinator Gerakan Indonesia Bersih, Adhie Massardi menilai kasus penelantaran anak usia 10 tahun oleh Rumah Sakit Tarakan hingga meninggal dunia lantaran sikap Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo yang sudah tak serius dalam mengemban jabatannya saat ini.
"Para eksekutif yang ingin masuk ke dunia politik yang lebih tinggi, seperti Walikota ingin menjadi Gubernur tidak usah neko-neko yang penting kinerjanya aja baik, nanti juga masyarakat akan mendorong-dorong lebih tinggi. Kalau performnya bagus pasti ada saja partai yang mencalonkan sebagai capres," kata Adhie, Senin (10/3/2014).
"Para eksekutif yang ingin masuk ke dunia politik yang lebih tinggi, seperti Walikota ingin menjadi Gubernur tidak usah neko-neko yang penting kinerjanya aja baik, nanti juga masyarakat akan mendorong-dorong lebih tinggi. Kalau performnya bagus pasti ada saja partai yang mencalonkan sebagai capres," kata Adhie, Senin (10/3/2014).
Boy Sadikin Akui Jokowi Belum Penuhi Janji Kampanye, Tapi ...
Mantan Ketua Tim Sukses Joko Widodo (Jokowi), Boy Sadikin mengakui jika Gubernur DKI Jakarta itu belum berhasil memenuhi harapan warga Ibu Kota. Namun, Jokowi sudah digadang-gadang maju sebagai calon presiden.
"Kalau Pak Jokowi belum penuhi janjinya, memang belum," kata Boy kepada Okezone, Senin (11/3/2014).
Boy juga mengatakan, belum ada kepastian Jokowi akan maju sebagai capres atau tidak. Pasalnya, sudah menjadi hak Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk memutuskan sosok capres yang akan diusung.
"Kalau Pak Jokowi belum penuhi janjinya, memang belum," kata Boy kepada Okezone, Senin (11/3/2014).
Boy juga mengatakan, belum ada kepastian Jokowi akan maju sebagai capres atau tidak. Pasalnya, sudah menjadi hak Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk memutuskan sosok capres yang akan diusung.
Langkah Jokowi di Kasus Bus Abal-abal Dinilai Tepat
Pengamat Politik dari Point Indonesia, Karel Susetyo menilai, langkah Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) yang akan tetap memproses Michael Bimo Putranto, mantan tim sukses Jokowi yang diduga terlibat dugaan korupsi lelang bus berkarat.
Menurutnya, proses hukum yang dilakukan guna menimbulkan efek jera, khususnya bagi mantan timses Jokowi, maupun Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang bermain proyek.
"Keputusan langkah hukum yang dilakukan jika dia (Michael) terbukti terlibat sudah tepat," kata Karel saat dihubungi, Senin (10/3/2014).
Menurutnya, proses hukum yang dilakukan guna menimbulkan efek jera, khususnya bagi mantan timses Jokowi, maupun Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang bermain proyek.
"Keputusan langkah hukum yang dilakukan jika dia (Michael) terbukti terlibat sudah tepat," kata Karel saat dihubungi, Senin (10/3/2014).
Jokowi Pilih 10 Warga Rusun Marunda Bertangan "Dingin"
Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta telah membuat rumah hidroponik di halaman rusunawa Marunda, Jakarta Utara. Sebanyak 10 warga rusunawa telah dipilih serta dipercayai untuk mengelola pertanian di sana.
"Sepuluh orang itu sudah dilatih," ujar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat blusukan ke rumah itu, Senin (10/3/2014) sore.
"Sepuluh orang itu sudah dilatih," ujar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat blusukan ke rumah itu, Senin (10/3/2014) sore.
Tiga Kali "Blusukan" ke Waduk Marunda, Tiga Kali Jokowi Diprotes
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo blusukan ke RW 02, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (10/3/2014) siang. Blusukan ini merupakan kunjungan ketiga Jokowi. Ternyata, untuk kali ketiga pula Jokowi mendapat protes yang sama dari warga setempat.
Saat berjalan menyusuri jalan hendak menuju lokasi pembuatan Waduk Marunda, seorang warga menghampiri sang gubernur. Ia meminta kejelasan kapan lahannya dibebaskan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk pembuatan waduk 56 hektare itu.
Saat berjalan menyusuri jalan hendak menuju lokasi pembuatan Waduk Marunda, seorang warga menghampiri sang gubernur. Ia meminta kejelasan kapan lahannya dibebaskan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk pembuatan waduk 56 hektare itu.
Kata Arbi Sanit, Jokowi Pemimpin Yang Hanya Andalkan Insting
Kasus pengadaan bus berkarat Pemprov DKI Jakarta yang mencuat belum lama ini semakin menunjukkan bahwa Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) hanya mengandalkan insting saat memimpin.
Jokowi diprediksi bakal kurang beruntung jika terus mengandalkan insting di pentas nasional seandainya maju menjadi calon presiden (capres) pada Pilpres mendatang.
Analis politik dari Universitas Indonesia (UI), Arbi Sanit, mengatakan, kelemahan orang Indonesia termasuk Jokowi pada umumnya ialah kurang rasional dalam memilih siapa yang menjadi rekan kerjanya di pemerintahan.
Jokowi diprediksi bakal kurang beruntung jika terus mengandalkan insting di pentas nasional seandainya maju menjadi calon presiden (capres) pada Pilpres mendatang.
Analis politik dari Universitas Indonesia (UI), Arbi Sanit, mengatakan, kelemahan orang Indonesia termasuk Jokowi pada umumnya ialah kurang rasional dalam memilih siapa yang menjadi rekan kerjanya di pemerintahan.
Mantan Tim Sukses Jokowi Terlebih Dulu Acak-acak Organda DKI
Ketua DPD Organda DKI Jakarta yang mengklaim sah secara hukum
Sudirman mengaku, keterlibatan Michael Bimo Putranto dalam pengadaan bus
Transjakarta karatan sudah tercium awal tahun 2013. Michael Bimo yang
saat ini sebagai penasihat Organda DKI Jakarta versi rapat luar biasa
terlebih dulu mengacak-acak organisasi yang dipimpin oleh Sudirman.
"Akhirnya keterlibatan Bimo dalam pengadaan Transjakarta karatan terkuak juga.
"Akhirnya keterlibatan Bimo dalam pengadaan Transjakarta karatan terkuak juga.
Jokowi: Serangan Politik Biasa di Tahun Ini
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menanggapi santai banyaknya
serangan yang ditujukan padanya termasuk beredarnya video janji 5 tahun
Jokowi untuk Jakarta. Ia menilai hal ini biasa karena tahun ini adalah
tahun politik.
"Nggak apa-apa. Tahun politik seperti ini semuanyalah dilakukan diangkat-angkat saya sudah hafal," kata Jokowi di Waduk Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (10/3/2014).
"Nggak apa-apa. Tahun politik seperti ini semuanyalah dilakukan diangkat-angkat saya sudah hafal," kata Jokowi di Waduk Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (10/3/2014).
Jokowi Mengaku Sering Semprot Anak Buahnya
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengakui sering memarahi atau 'menyemprot' Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) DKI Jakarta dalam rangka menyelaraskan program di Jakarta.
"Yang dinas dan kepala badan sudah sering saya semprot," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Senin (10/3/2014).
Untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) eselon III dan IV, Jokowi mengaku baru melakukan pertemuan pertama kali. Pemanggilan seluruh PNS Eselon III dan IV ini lantaran banyak program yang belum terealisasi dengan benar.
"Yang dinas dan kepala badan sudah sering saya semprot," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Senin (10/3/2014).
Untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) eselon III dan IV, Jokowi mengaku baru melakukan pertemuan pertama kali. Pemanggilan seluruh PNS Eselon III dan IV ini lantaran banyak program yang belum terealisasi dengan benar.
Jokowi: Pembebasan Lahan di Waduk Marunda Tunggu APBD Cair
Ketika meninjau Waduk Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Gubernur DKI
Jakarta Joko Widodo (Jokowi) lagi-lagi dicecar warga tentang pembebasan
lahan. Jokowi memastikan pembebasan lahan segera dilaksanakan setelah
APBD DKI Jakarta cair.
"Ini memang mau pembebasan tapi tunggu APBD kita cair dulu kan baru disetujui hari Jumat lalu," kata Jokowi di lokasi Waduk Marunda, Senin (10/3/2014).
Ia menargetkan pembebasan lahan sekitar waduk selesai pada bulan April. "Ini kan emang diminta warga untuk dibebaskan. Setelah APBD cair langsung kita selesaikan," ujar Jokowi.
"Ini memang mau pembebasan tapi tunggu APBD kita cair dulu kan baru disetujui hari Jumat lalu," kata Jokowi di lokasi Waduk Marunda, Senin (10/3/2014).
Ia menargetkan pembebasan lahan sekitar waduk selesai pada bulan April. "Ini kan emang diminta warga untuk dibebaskan. Setelah APBD cair langsung kita selesaikan," ujar Jokowi.
Jokowi Bantah Kampanye PDIP Disebut Safari Politik
Akhir pekan lalu, Joko Widodo (Jokowi) menjadi juru kampanye PDIP di
daerah Aceh, Medan dan Pekanbaru. Ia menegaskan kegiatan tersebut
hanyalah kampanye partai, bukan kegiatan politik dirinya
"Konsolidasi partai dan bukan safari politik saya," kata Jokowi di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (10/3/2014).
Mantan Wali Kota Solo ini mengatakan tak hanya dirinya yang berkeliling Indonesia. "Semua jajaran DPP (PDIP) ke daerah," lanjutnya.
Sementara itu, untuk kegiatannya menjadi juru kampanye partai, ia hanya perlu memberikan surat pemberitahuan ke Menteri Dalam Negeri.
"Konsolidasi partai dan bukan safari politik saya," kata Jokowi di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (10/3/2014).
Mantan Wali Kota Solo ini mengatakan tak hanya dirinya yang berkeliling Indonesia. "Semua jajaran DPP (PDIP) ke daerah," lanjutnya.
Sementara itu, untuk kegiatannya menjadi juru kampanye partai, ia hanya perlu memberikan surat pemberitahuan ke Menteri Dalam Negeri.
Deklarasi Jokowi Tunggu Keputusan Mega
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Tjahjo Kumolo mengatakan, DPP PDIP belum memutuskan waktu untuk mendeklarasikan Joko Widodo atau Jokowi sebagai calon presiden.
"Belum ada keputusan dari Ibu Ketua Umum PDIP," kata Tjahjo menjawab pertanyaan ANTARA News di Jakarta, Senin (10/3/2014).
Sementara itu, politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo mengatakan, bila PDIP mengusung Jokowi sebagai calon presiden, tak akan ada tokoh atau capres lain yang mampu mengalahkannya.
"Belum ada keputusan dari Ibu Ketua Umum PDIP," kata Tjahjo menjawab pertanyaan ANTARA News di Jakarta, Senin (10/3/2014).
Sementara itu, politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo mengatakan, bila PDIP mengusung Jokowi sebagai calon presiden, tak akan ada tokoh atau capres lain yang mampu mengalahkannya.
Kata Yayat, Jokowi Tak Layak Nyapres
Pengamat Perkotaan dari Universitas Trisakti Yayat Supriatna menilai, sejauh ini Jokowi belum pantas menjadi calon presiden. Kemampuan Joko Widodo (Jokowi) memimpin dalam skala nasional harus diuji terlebih dahulu.
"Jokowi untuk tampil sebagai pemimpin nasional harus diuji dulu, harus matang dulu di Jakarta," ujar Yayat saat dihubungi lewat telepon selulernya, Senin (10/3/2014).
"Jokowi untuk tampil sebagai pemimpin nasional harus diuji dulu, harus matang dulu di Jakarta," ujar Yayat saat dihubungi lewat telepon selulernya, Senin (10/3/2014).
Jokowi Diprediksi Menang Pilpres 1 Putaran, PD Tak Merasa Terancam
Joko Widodo (Jokowi) diprediksikan akan membawa kemenangan besar bagi PDIP dan
menang Pilpres 1 putaran bila dideklarasikan sebelum Pileg. Partai
Demokrat mengaku tidak terancam dengan prediksi ini dan tetap akan
mengumumkan capresnya setelah Pileg.
"Sama sekali tidak merasa terancam. Mana ada yang bisa mengancam. Kita biasa saja. Masing-masing kan punya rumah tangga sendiri," kata Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Max Sopacua, kepada detikcom, Senin (10/3/2014).
"Sama sekali tidak merasa terancam. Mana ada yang bisa mengancam. Kita biasa saja. Masing-masing kan punya rumah tangga sendiri," kata Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Max Sopacua, kepada detikcom, Senin (10/3/2014).
Si Wanita Emas Menilai Jokowi Gagal Pimpin Jakarta
Dua kali gagal meraih jabatan politik tak membuat Mischa Hasnaeni Moein
(37 tahun) kapok. Tahun 2010 lalu, perempuan yang mempopulerkan diri
dengan sebutan si 'Wanita Emas' itu maju sebagai calon Wali Kota
Tangerang Selatan, namun gagal.
Dua tahun berikutnya yakni 2012 dia mencoba maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta, lagi-lagi Hasnaeni gagal.
Dua tahun berikutnya yakni 2012 dia mencoba maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta, lagi-lagi Hasnaeni gagal.
DPRD: Usut Keterlibatan Mantan Timses Jokowi dalam Pengadaan Transjakarta Karatan
Penyelidikan kasus dugaan korupsi bus Transjakarta diminta diusut
tuntas. DPRD DKI Jakarta meminta penegak hukum tidak pandang bulu
terhadap oknum yang terlibat.
"Siapa pun itu, mau mantan tim sukses, simpatisan, kolega di partai atau apa pun, harus disikat habis," ujar anggota DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi, Senin, (10/3/2014).
Pernyataan Wakil Ketua Fraksi PDIP ini, terkait munculnya nama Michael Bimo Putranto, yang diduga ikut terlibat dalam pengaturan pembelian bus Transjakarta di Tiongkok.
"Siapa pun itu, mau mantan tim sukses, simpatisan, kolega di partai atau apa pun, harus disikat habis," ujar anggota DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi, Senin, (10/3/2014).
Pernyataan Wakil Ketua Fraksi PDIP ini, terkait munculnya nama Michael Bimo Putranto, yang diduga ikut terlibat dalam pengaturan pembelian bus Transjakarta di Tiongkok.
Masalah Tim Sukses Jokowi Yang Terlibat Bus Abal-abal, PDIP Salahkan Udar
Wakil Ketua Fraksi PDIP di DPRD DKI, Prasetyo Eddy Masudi mengakui memang mengenal Michael Bimo Putranto. Pasalnya mereka sempat bekerja sama dalam Tim Sukses (Timses) Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2012.
Prasetyo menambahkan, jika benar adanya dugaan permainan dalam pengadaan bus Transjakarta dan bus kota terintegrasi busway (BKTB) oleh Bimo, maka dia meminta Jokowi untuk mengusutnya. Sebab ini hanya dilakukan oleh orang yang menjual nama Timses.
"Harus dihukum itu, kebanyakan orang ngaku dekat sama Jokowi. Makanya ini harus diusut terus," tegas Prasetyo Eddy saat dihubungi, Senin (10/3/2014).
Prasetyo menambahkan, jika benar adanya dugaan permainan dalam pengadaan bus Transjakarta dan bus kota terintegrasi busway (BKTB) oleh Bimo, maka dia meminta Jokowi untuk mengusutnya. Sebab ini hanya dilakukan oleh orang yang menjual nama Timses.
"Harus dihukum itu, kebanyakan orang ngaku dekat sama Jokowi. Makanya ini harus diusut terus," tegas Prasetyo Eddy saat dihubungi, Senin (10/3/2014).
Gerindra Akan Minta Mendapat Ahok Tentang Wakil Gubernur Sepeninggal Jokowi
Jika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menjadi presiden, maka Wakil Gubernur DKI
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan mengganti posisi Jokowi di DKI. Soal Wakil
Gubernur DKI selanjutnya, Partai Gerindra akan menanyakan langsung ke
Ahok, panggilan Basuki.
"Gerindra akan menanyakan ke Pak Ahok. Biasanya usulan itu (pengganti Jokowi) akan langsung disampaikan ke DPP atau ke Ketua DPD langsung," kata Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Muhammad Sanusi kepada detikcom, Senin (10/3/2014).
"Gerindra akan menanyakan ke Pak Ahok. Biasanya usulan itu (pengganti Jokowi) akan langsung disampaikan ke DPP atau ke Ketua DPD langsung," kata Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Muhammad Sanusi kepada detikcom, Senin (10/3/2014).
Tinjau Waduk Marunda, Jokowi Ditanya Media Asing Soal Banjir Jakarta
Untuk ketiga kalinya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) kembali meninjau pembangunan Waduk Marunda,
Cilincing, Jakarta Utara. Jurnalis Al Jazeera yang mengikutinya
bertanya tentang seberapa efektif waduk tersebut mengurangi banjir
Jakarta.
"Jadi kalau waduk ini sudah jadi, apakah Jakarta tidak akan banjir?," kata jurnalis Al -Jazeera Step Vaessen pada Jokowi di lokasi Waduk Marunda, Cilincing, Jakut, Senin (10/3/2014).
"Jadi kalau waduk ini sudah jadi, apakah Jakarta tidak akan banjir?," kata jurnalis Al -Jazeera Step Vaessen pada Jokowi di lokasi Waduk Marunda, Cilincing, Jakut, Senin (10/3/2014).
Jokowi Bantah Titip Jakarta karena Mau Maju Capres
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) membantah pernyataannya bahwa menitip Jakarta itu mengisyaratkan ia ingin maju sebagai calon presiden.
"Spontan saja saya. Kan saya orangnya memang begitu," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Senin (10/3/2014).
Jokowi menegaskan pernyataannya tersebut bukan bermaksud meninggalkan Jakarta. Ia sendiri kembali bertanya kepada media kalimat apa yang pas untuk menggantikan kalimat 'titip' kepada anak buahnya.
"Memang saya ngomong begitu berapa kali? Terus bagusnya pakai kata apa?" kata Jokowi.
"Spontan saja saya. Kan saya orangnya memang begitu," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Senin (10/3/2014).
Jokowi menegaskan pernyataannya tersebut bukan bermaksud meninggalkan Jakarta. Ia sendiri kembali bertanya kepada media kalimat apa yang pas untuk menggantikan kalimat 'titip' kepada anak buahnya.
"Memang saya ngomong begitu berapa kali? Terus bagusnya pakai kata apa?" kata Jokowi.
Gerindra DKI Tolak Pencapresan Jokowi
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo s(Jokowi) anter dikabarkan akan segera dideklarasikan sebagai capres PDIP. Kompatriot PDIP yang juga mengusung Jokowi-Basuki T Purnama, Partai Gerindra, menyayangkan jika Jokowi benar-benar mau maju capres 2014.
"Harusnya Jokowi malu hati kepada rakyat Jakarta. Karena Gubernur itu mengabdinya bukan lagi kepada Parpol, tapi kepada rakyat yang memilih dia," tutur Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Muhammad Sanusi saat berbincang dengan detikcom, Senin (10/3/2014).
"Harusnya Jokowi malu hati kepada rakyat Jakarta. Karena Gubernur itu mengabdinya bukan lagi kepada Parpol, tapi kepada rakyat yang memilih dia," tutur Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Muhammad Sanusi saat berbincang dengan detikcom, Senin (10/3/2014).
HMI: Tangkap dan Adili Jokowi
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta Raya meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap dan mengadili Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) terkait dugaan korupsi pada pengadaan bus Transjakarta dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB).
HMI menilai Jokowi terindikasi telah melakukan Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) dalam pengadaan bus Transjakarta dan BKTB senilai Rp 1 T tersebut.
HMI menilai Jokowi terindikasi telah melakukan Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) dalam pengadaan bus Transjakarta dan BKTB senilai Rp 1 T tersebut.
Kendari Maret 2014, Hari ke-19
Juru kampanye nasional DPP PDIP Joko Widodo (Jokowi) akan berkampanye terbuka di lapangan eks MTQ Nasional Kendari, Sulawesi Tenggara, pada 19 Maret 2014.
Rencana Jokowi yang juga Gubernur DKI mengadiri kampanye akbar PDIP di Kendari tersebut disampaikan calon anggota DPR RI asal PDIP Ratna Lada Hugua, di Kendari, Senin (10/3).
"Kami baru saja menerima surat pemberitahuan dari DPP PDIP bahwa Jokowi akan menjadi salah satu juru kampanye pada kampanye akbar di Kendari pada 19 Maret 2014," katanya.
Rencana Jokowi yang juga Gubernur DKI mengadiri kampanye akbar PDIP di Kendari tersebut disampaikan calon anggota DPR RI asal PDIP Ratna Lada Hugua, di Kendari, Senin (10/3).
"Kami baru saja menerima surat pemberitahuan dari DPP PDIP bahwa Jokowi akan menjadi salah satu juru kampanye pada kampanye akbar di Kendari pada 19 Maret 2014," katanya.
Jokowi Sudah Bilang Mega PDIP Riau Minta Dia Nyapres
Saat diminta nyapres oleh kader PDIP Riau, Joko Widodo (Jokowi) bilang akan menyampakan hal
tersebut pada Megawati. Secara tersirat ia mengaku sudah menyampaikan
hal tersebut.
"Sudah dilaporkan dari bawah mohon minta seperti apa.," kata Jokowi di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (10/3/2014).
Sambil tersenyum ia menjelaskan sudah menjadi prosedur dalam partainya setiap selesai kampanye maka aspirasi dari DPC disampaikan pada Mega. Persoalan capres adalah satu di antaranya.
"Sudah dilaporkan dari bawah mohon minta seperti apa.," kata Jokowi di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (10/3/2014).
Sambil tersenyum ia menjelaskan sudah menjadi prosedur dalam partainya setiap selesai kampanye maka aspirasi dari DPC disampaikan pada Mega. Persoalan capres adalah satu di antaranya.
Alasan Jokowi Pecat Udar Pristono Karena Sudah Ada Firasat "Permainan"
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan dirinya sudah ada firasat adanya permainan dalam pengadaan bus baru TransJakarta, sehingga berdasarkan firasat itulah, ia mencopot Udar Pristono yang kala itu sebagai Kapala Dinas Perhubungan DKI.
"Feeling saya katakan itu (ada permainan) dan Kepala Dinasnya kan sudah dicopot, diberhentikan," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Senin (10/3/2014).
Jokowi mengatakan dirinya tidak akan main-main kepada anak buahnya yang melanggar aturan dalam pengadaan bus baru TransJakarta.
"Feeling saya katakan itu (ada permainan) dan Kepala Dinasnya kan sudah dicopot, diberhentikan," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Senin (10/3/2014).
Jokowi mengatakan dirinya tidak akan main-main kepada anak buahnya yang melanggar aturan dalam pengadaan bus baru TransJakarta.
Ditanya Capres, Jokowi Usap Muka
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) lagi-lagi ngeles saat ditanya terkait pencalonannya sebagai presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Usai memberi pengarahan kepada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Balai Kota, dia dihujani pertanyaan ihwal pencapresannya.
"Apa...apa...?" ujarnya sembari mengusap wajah ketika meladeni pertanyaan para pewarta di Balai Kota, Senin, (10/3/2014).
Usai mengusap wajah, mantan Wali Kota Solo ini menghembuskan nafas dalam-dalam.
"Apa...apa...?" ujarnya sembari mengusap wajah ketika meladeni pertanyaan para pewarta di Balai Kota, Senin, (10/3/2014).
Usai mengusap wajah, mantan Wali Kota Solo ini menghembuskan nafas dalam-dalam.
Ahok Benarkan Mantan Timses Jokowi Sering 'Main' Proyek
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja purnama (Ahok) ternyata memang mengenal sosok Michael Bimo Putranto yang merupakan mantan tim sukses Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) saat menjabat sebagai Walikota Solo hingga Gubernur DKI Jakarta. Ahok mengaku sosok Michael Bimo memang 'main' dalam proyek pengadaan bus Transjakarta dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) yang berkarat.
"Aku sudah tanya Pak Jokowi. Itu anak emang dari dulu di Solo suka begitu. Dia suka ada proyek, suka ngaku-ngaku deket Pak Jokowi. Manfaatin, foto-foto. Dia klaim," ujar Ahok di Balai kota, Senin (10/3/2014).
"Aku sudah tanya Pak Jokowi. Itu anak emang dari dulu di Solo suka begitu. Dia suka ada proyek, suka ngaku-ngaku deket Pak Jokowi. Manfaatin, foto-foto. Dia klaim," ujar Ahok di Balai kota, Senin (10/3/2014).
Jokowi Sudah "Titipkan Jakarta", Inikah Kata Pamitan Jokowi?
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan kata-kata "saya titip" sebanyak dua kali di sela pengarahan ratusan orang pejabat eselon III dan IV Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Balai Agung, Balaikota Jakarta, Senin (10/3/2014).
Pengamatan Kompas.com, pria yang disebut-sebut maju jadi calon presiden itu mengucapkan kalimat itu di dua kesempatan.
Pertama, kepada pegawai negeri sipil yang berada di bawah naungan Asisten Gubernur bidang Pembangunan.
Pengamatan Kompas.com, pria yang disebut-sebut maju jadi calon presiden itu mengucapkan kalimat itu di dua kesempatan.
Pertama, kepada pegawai negeri sipil yang berada di bawah naungan Asisten Gubernur bidang Pembangunan.
Mega Cermati Jokowi
Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Ahmad Basarah membantah anggapan bahwa ketua umum partainya, Megawati Soekarnoputri gamang dalam menentukan calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres) dari partainya. Termasuk tentang keputusan untuk mengusung Joko Widodo alias Jokowi pada pilpres 2014 mendatang.
Menurut Basahar, partainya melalui forum kongres dan rakernas sudah menyerahkan sepenuhnya penentuan capres maupun cawapres yang akan diusung PDIP kepada Megawati. Namun, Basarah menegaskan bahwa belum adanya keputusan soal capres PDIP bukan lantaran Megawati tengah gamang.
Menurut Basahar, partainya melalui forum kongres dan rakernas sudah menyerahkan sepenuhnya penentuan capres maupun cawapres yang akan diusung PDIP kepada Megawati. Namun, Basarah menegaskan bahwa belum adanya keputusan soal capres PDIP bukan lantaran Megawati tengah gamang.
PDIP DKI: Pengganti Jokowi Jangan Ubah Sistem yang Sudah Dibangun
Meski Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) belum dideklarasikan menjadi capres,
namun kini sudah mulai muncul pembicaraan mengenai siapa pengganti
Jokowi di DKI. PDIP DKI mencari sosok pengganti Jokowi harus bisa
melanjutkan sistem yang dibangun pria asal Solo itu.
"Pemimpin DKI nanti harus tidak merubah sistem yang sudah dibangun," kata Wakil Ketua DPD DKI Prasetyo Edi Marsudi saat berbincang dengan detikcom di Gedung DPRD DKI, Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (10/3/2014).
Prasetyo memandang saat ini Jokowi sudah berhasil membangun sistem pemerintahan dan penyelesaian masalah perkotaan.
"Pemimpin DKI nanti harus tidak merubah sistem yang sudah dibangun," kata Wakil Ketua DPD DKI Prasetyo Edi Marsudi saat berbincang dengan detikcom di Gedung DPRD DKI, Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (10/3/2014).
Prasetyo memandang saat ini Jokowi sudah berhasil membangun sistem pemerintahan dan penyelesaian masalah perkotaan.
Dukung MRT, Warga Fatmawati Menagih Janji Jokowi
Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta sepanjang Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, disesalkan berbagai masyarakat, khususnya mereka yang mempunyai usaha pertokoan. Warga yang mengatasnamakan Masyarakat Peduli MRT ini menganggap pemerintah provinsi DKI Jakarta kurang melakukan sosialisasi.
Perwakilan Masyarakat Peduli MRT, Wien Waluyo menyatakan, pihaknya merasa bingung karena merasa kurang diberikan pengarahan oleh Pemprov.
Perwakilan Masyarakat Peduli MRT, Wien Waluyo menyatakan, pihaknya merasa bingung karena merasa kurang diberikan pengarahan oleh Pemprov.
MS Hidayat Ingatkan Jokowi Bahwa Foxconn Hanya Iseng
Bulan lalu, Hon Hai Precision Industry Co Ltd atau akrab disebut Foxconn menemui Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi). Kedua belah pihak menandatangani kerja sama investasi melalui Letter of Intent (LoI) jenis nota kesepahaman yang menyerupai Memorandum of Understanding (MoU). Foxconn berjanji membangun pabrik perakitan ponsel di Jakarta, dan Pemprov DKI berkomitmen menyediakan 200 hektar lahan di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Marunda, Jakarta Barat.
Menteri Perindustrian MS Hidayat terlihat kesal saat disinggung soal rencana investasi Foxconn di Indonesia.
Menteri Perindustrian MS Hidayat terlihat kesal saat disinggung soal rencana investasi Foxconn di Indonesia.
Jokowi Ditertawakan Anak Buah Gara-gara Joki 3 in 1
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memberikan pengarahan kepada seluruh satuan perangkat kerja daerah serta pejabat eselon 3 dan 4 di Balai Agung, Balai Kota, Senin (10/3/2014). Pada kesempatan itu, dia memperlihatkan gambar yang menampilkan berbagai masalah ibu kota, seperti kawasan kumuh, sampah, macet, banjir, sampai keberadaan joki 3 in 1 di sejumlah jalan protokol.
Ketika menampilkan foto joki 3 in 1, Jokowi berkata masalah ini sebenarnya bisa diselesaikan dengan cepat. "Bayangkan kalau anda semua jadi Gubernur melihat gambar seperti ini," kata Jokowi sambil menunjuk gambar joki 3 in 1. "Apa jawaban anda?," tanyanya kepada anak buahnya itu. Mendengar pertanyaan tadi, para PNS ini tertawa.
Ketika menampilkan foto joki 3 in 1, Jokowi berkata masalah ini sebenarnya bisa diselesaikan dengan cepat. "Bayangkan kalau anda semua jadi Gubernur melihat gambar seperti ini," kata Jokowi sambil menunjuk gambar joki 3 in 1. "Apa jawaban anda?," tanyanya kepada anak buahnya itu. Mendengar pertanyaan tadi, para PNS ini tertawa.
Jokowi Akan Gebuk Mantan Timses Yang Main Proyek Bus Abal-abal
Nama Michael Bimo Putranto diduga terlibat dalam pengadaan bus Transjakarta dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) yang telah berkarat. Bimo disebut sebagai mantan tim sukses Jokowi.
Muncul dugaan, lelang pengadaan bus itu sudah diatur siapa pemenangnya. Soal dugaan ini, Jokowi membantahnya.
"Itu kan mekanisme pengadaan barang jasa itu lelang. Risikonya banyak. Ada yang menang bisa tetangga, bisa kawan saya, bisa juga musuh saya, itu risiko mekanisme lelang. Kalau saya aturan ya sudah. Kalau sudah langgar, urusannya kita gebuk," ujar Jokowi di Balai Kota, Senin (10/3/2014).
Muncul dugaan, lelang pengadaan bus itu sudah diatur siapa pemenangnya. Soal dugaan ini, Jokowi membantahnya.
"Itu kan mekanisme pengadaan barang jasa itu lelang. Risikonya banyak. Ada yang menang bisa tetangga, bisa kawan saya, bisa juga musuh saya, itu risiko mekanisme lelang. Kalau saya aturan ya sudah. Kalau sudah langgar, urusannya kita gebuk," ujar Jokowi di Balai Kota, Senin (10/3/2014).
Jokowi Akan Laporkan Pemilik "Sedot WC" dan "Pasang Antena"
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) merasa geram terhadap pihak yang menempelkan pamflet berisi penyediaan jasa sedot WC dan pemasangan antena televisi di fasilitas publik.
Ia akan melaporkan pihak itu kepada aparat kepolisian. "Kan nomor teleponnya kelihatan jelas. Mudah itu, datangi saja ke kantornya, polisikan," ujar Jokowi saat memberi pengarahan ke pejabat eselon III dan IV Pemprov DKI Jakarta di Balai Agung, Balaikota, Jakarta, Senin (10/3/2014).
Ia akan melaporkan pihak itu kepada aparat kepolisian. "Kan nomor teleponnya kelihatan jelas. Mudah itu, datangi saja ke kantornya, polisikan," ujar Jokowi saat memberi pengarahan ke pejabat eselon III dan IV Pemprov DKI Jakarta di Balai Agung, Balaikota, Jakarta, Senin (10/3/2014).
Golkar Berharap Boy Sadikin Gantikan Jokowi
Meski berat hati melepas kepergian Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi), namun
Partai Golkar DKI mempunyai pandangan soal siapa yang cocok menggantikan
Jokowi di DKI. Sosok dari trah Ali Sadikin dipandang cocok.
"Ada Boy Sadikin, dia pengalaman berorganisasi," kata Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI Ashraf Ali saat berbincang dengan detikcom, Senin (10/3/2014).
"Ada Boy Sadikin, dia pengalaman berorganisasi," kata Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI Ashraf Ali saat berbincang dengan detikcom, Senin (10/3/2014).
Kisah Mistik di Kantor Jokowi
Banyak kesaksian mengenai kejadian mistis yang terjadi di sekitar kantor Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi). Beberapa kisah menyeramkan pun diceritakan orang-orang yang sudah bekerja cukup lama di Balai Kota, Jakarta. Seperti yang dialami petugas keamanan Balai Kota, Rohman.
Rohman mengaku sudah 15 tahun mengabdi di Kantor Jokowi itu. Rohman menceritakan setiap malam saat gilirannya berjaga, seringkali ada makhluk berbentuk seperti monyet yang berkeliaran di dalam Balai Irung.
Rohman mengaku sudah 15 tahun mengabdi di Kantor Jokowi itu. Rohman menceritakan setiap malam saat gilirannya berjaga, seringkali ada makhluk berbentuk seperti monyet yang berkeliaran di dalam Balai Irung.
Jokowi Belum Serahkan Pengelolaan Blok A ke PD Pasar Jaya
Setahun lalu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyatakan keinginannya agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bisa mengelola Blok A Tanah Abang. Namun, rencana tersebut belum juga terlaksana sampai saat ini.
"Belum. Masih belum diserahkan," jelas Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (10/3/2014).
Mantan wali kota Solo ini mengungkapkan, proses serah terima pengelolaan masih tertunda karena beberapa alasan, namun ia enggan mengungkap masalah tersebut.
"Belum. Masih belum diserahkan," jelas Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (10/3/2014).
Mantan wali kota Solo ini mengungkapkan, proses serah terima pengelolaan masih tertunda karena beberapa alasan, namun ia enggan mengungkap masalah tersebut.
Jokowi Ambisi Boleh, Tapi Jangan Ambisius!
Pencapresan Joko Widodo (Jokowi) dinyatakan sesepuh PDIP bisa dideklarasikan
sebelum Pileg 2014. Sejumlah suara miring sampai penolakan terhadap
pencapresan Jokowi muncul, kali ini dari Fraksi Golkar DPRD DKI.
"Kasihan kan masyarakat Jakarta. Belum selesai harus ganti gubernur," kata Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI Ashraf Ali saat berbincang dengan detikcom, Senin (10/3/2014).
"Kasihan kan masyarakat Jakarta. Belum selesai harus ganti gubernur," kata Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI Ashraf Ali saat berbincang dengan detikcom, Senin (10/3/2014).
Zuhro Minta Media Pertontonkan Kelemahan Jokowi
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai, tingginya elektabilitas Jokowi sebagai bakal calon presiden disebabkan oleh peran media massa. Menurutnya, berbagai media, baik cetak maupun elektronik, tidak proporsional dalam memberitakan Jokowi. Akibatnya, nama Jokowi mengorbit dengan sangat cepat dibanding tokoh-tokoh lainnya.
"Peran media selama ini kalau saya perhatikan tidak proporsional. Harusnya media bertanggung jawab kalau mau menggaungkan sosok tertentu. Tidak boleh berat sebelah," kata Siti saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/3/2014).
"Peran media selama ini kalau saya perhatikan tidak proporsional. Harusnya media bertanggung jawab kalau mau menggaungkan sosok tertentu. Tidak boleh berat sebelah," kata Siti saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/3/2014).
Petugas Kebersihan Kali Belum Digaji
Program penanganan kebersihan di badan air seperti sungai dengan
menggunakan jasa masyarakat sudah berjalan cukup efektif. Namun
masyarakat yang menjalankan program ini mulai berkeluh kesah, karena
belum digaji meskipun sudah bekerja sejak 1 Januari 2014.
”Dulu kan Pak Jokowi-Ahok maunya pemulung yang bersihkan kali, jangankan pemulung, saya saja satpam rela berhenti kerja, demi bersihkan kali, tapi ternyata gaji sebesar Upah Minimum Provinsi (UMP) yang dijanjikan belum kami terima,” ujar Andri, salah satu warga Duren Sawit yang alih profesi menjadi pekerja di pinggir Kanal Banjir Timur (KBT), Jakarta Timur, Senin (10/3/2014).
”Dulu kan Pak Jokowi-Ahok maunya pemulung yang bersihkan kali, jangankan pemulung, saya saja satpam rela berhenti kerja, demi bersihkan kali, tapi ternyata gaji sebesar Upah Minimum Provinsi (UMP) yang dijanjikan belum kami terima,” ujar Andri, salah satu warga Duren Sawit yang alih profesi menjadi pekerja di pinggir Kanal Banjir Timur (KBT), Jakarta Timur, Senin (10/3/2014).
Jokowi Marah Saat Beri Arahan Soal Tata Kota ke PNS DKI
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan bawahannya dari asisten Sekda
hingga esselon IV. Jokowi marah saat memberikan pengarahan tentang
penataan kota.
Karena jumlah PNS yang membludak, pengarahan dibagi menjadi 2 gelombang. Pertama yakni dinas yang berada di bawah koordinasi Asisten Sekda bidang Pembangunan. Ia menampilkan beberapa slide tentang kondisi Jakarta saat ini.
"Coba lihat ini halte busway. Halte tapi atapnya nggak ada. Jangan bilang ini waktu mau diperbaiki ya. Saya tahu dan saya pantau," kata Jokowi dengan nada tinggi di depan ratusan bawahannya, Senin (10/3/2014).
Karena jumlah PNS yang membludak, pengarahan dibagi menjadi 2 gelombang. Pertama yakni dinas yang berada di bawah koordinasi Asisten Sekda bidang Pembangunan. Ia menampilkan beberapa slide tentang kondisi Jakarta saat ini.
"Coba lihat ini halte busway. Halte tapi atapnya nggak ada. Jangan bilang ini waktu mau diperbaiki ya. Saya tahu dan saya pantau," kata Jokowi dengan nada tinggi di depan ratusan bawahannya, Senin (10/3/2014).
Jokowi 'Semprot' Sejumlah Pejabat DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengimbau kepada seluruh satuan perangkat kerja daerah serta pejabat eselon 3 dan 4 di bawah koordinasi asisten pembangunan DKI, bekerja optimal.
"Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun ini pekan ini sudah rampung 100 persen dan tinggal tahap pelaksanaannya," kata Jokowi, sapaan Joko Widodo saat memberikan kepada SKPD dan jajaran pejabat eselon 3 & 4 yang berada di bawah asisten koordinator pembangunan, di Balai Agung, Balai Kota, Senin (10/3/2014).
"Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun ini pekan ini sudah rampung 100 persen dan tinggal tahap pelaksanaannya," kata Jokowi, sapaan Joko Widodo saat memberikan kepada SKPD dan jajaran pejabat eselon 3 & 4 yang berada di bawah asisten koordinator pembangunan, di Balai Agung, Balai Kota, Senin (10/3/2014).
Jokowi Peringatkan Kepala Dinas untuk Kebut Penyerapan Anggaran
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) hari ini mengumpulkan seluruh kepala dinas serta jajaran Satuan Kerja Dan Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi memperingatkan jajarannya agar mengebut penyerapan anggaran.
Jokowi mengatakan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2014 sebesar Rp 72 triliun sudah dapat digunakan sejak pekan lalu. Karenanya, dia meminta agar seluruh SKPD melaksanakan program-program yang telah dirancang sesegera mungkin.
Jokowi mengatakan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2014 sebesar Rp 72 triliun sudah dapat digunakan sejak pekan lalu. Karenanya, dia meminta agar seluruh SKPD melaksanakan program-program yang telah dirancang sesegera mungkin.
Jokowi Akan Lelang Kepsek SD dan SMP Negeri
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan hasil lelang jabatan
Kepala Sekolah SMA dan SMK sudah menunjukkan hasil yang sesuai harapan.
Menurutnya, hasil yang menunjukkan banyak kepala sekolah definitif atau yang sedang menjabat ini tidak memiliki kompetensi adalah kenyataan.
"Itu faktanya seperti itu, itu kan pakai test kompetensi. Ya faktanya seperti itu. Itu realita," ujar Jokowi, di Balai Kota DKI Jakarta,
Senin (10/3/2014). Menurut Jokowi, Kepala Sekolah yang tidak memenuhi syarat akan kembali menjadi guru. Jokowi pun menegaskan, bahwa bukan hanya guru SMA dan SMK yang dilelang, namun juga guru SD dan SMP.
Menurutnya, hasil yang menunjukkan banyak kepala sekolah definitif atau yang sedang menjabat ini tidak memiliki kompetensi adalah kenyataan.
"Itu faktanya seperti itu, itu kan pakai test kompetensi. Ya faktanya seperti itu. Itu realita," ujar Jokowi, di Balai Kota DKI Jakarta,
Senin (10/3/2014). Menurut Jokowi, Kepala Sekolah yang tidak memenuhi syarat akan kembali menjadi guru. Jokowi pun menegaskan, bahwa bukan hanya guru SMA dan SMK yang dilelang, namun juga guru SD dan SMP.
Jokowi Kumpulkan Bawahannya untuk Sinergikan Kerja
Ratusan pegawai negeri sipil (PNS) Pemprov DKI Jakarta berkumpul di
Gedung Balai Kota, Jakarta Pusat. Para pegawai akan mendengarkan
pengarahan dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).
Pegawai yang hadir mulai dari asisten Sekda, pejabat eselon I hingga eselon IV. Mereka dibagi menjadi 2 gelombang yakni pejabat yang di bawah koordinasi Asisten Sekda Bidang Pembangunan dan dinas yang berada di bawah koordinasi Asisten Perekonomian. Mereka berkumpul sejak pukul 09.00 WIB.
Pegawai yang hadir mulai dari asisten Sekda, pejabat eselon I hingga eselon IV. Mereka dibagi menjadi 2 gelombang yakni pejabat yang di bawah koordinasi Asisten Sekda Bidang Pembangunan dan dinas yang berada di bawah koordinasi Asisten Perekonomian. Mereka berkumpul sejak pukul 09.00 WIB.
Langganan:
Postingan (Atom)