Untuk yang kedua kalinya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kembali
nyaris jadi korban pencopetan ketika sedang berkunjung ke Blok G Pasar
Tanah Abang Selasa, (6/8/2013). Kali ini pelakunya diduga seorang anak
kecil yang ikut mengerumuni Jokowi.
Peristiwa itu terjadi di lantai dasar Pasar Blok G, ketika itu, Jokowi yang sebelumnya memantau lokasi penampungan PKL Tanah Abang di lantai 2 dan 3, hendak kembali ke mobilnya melalui lantai dasar. Seperti biasa, kedatangan politisi PDIP ini, menarik perhatian warga. Ratusan orang pun mengerumuni Jokowi.
Jokowi tengah berada tepat lokasi parkir sepeda motor, dalam suasana ramai dan dikerumuni oleh banyak orang. Dari arah belakang, datang seorang anak kecil yang usianya sekitar 8 tahun berusaha merogoh saku celana bagian kanan Jokowi. Untungnya aksi anak tersebut langsung diketahui oleh Jokowi.
Belum sempat mengambil sesuatu dari saku celana, tangan Jokowi buru-buru menepis tangan anak itu.
Tertangkap basah, anak itu langsung kabur dan pergi meninggalkan Jokowi. Mantan Walikota Solo itu pun sempat memeriksa kantong celananya.
Dua ajudan Jokowi yang menyertainya pun berusaha memberi jalan bagi Jokowi yang dikerumuni oleh banyak orang itu. Setelah itu, politisi PDIP ini langsung menuju ke mobilnya dan meninggalkan lokasi.
Sebelumnya Jokowi juga sempat nyaris kecopetan ketika berada di pasar kawasan Pekojan, Jakarta Utara, saat membagikan paket sembako kepada warga di pinggir rel kereta api tersebut. Untungnya, aksi yang dilakukan oleh seorang pemuda itu berhasil digagalkan salah seorang ajudannya.
Sumber :
liputan6.com
Arsip terlengkap seputar kegiatan Jokowi mulai tahun 2013 hingga Jokowi Terindikasi Melindungi Koruptor.
Selasa, 06 Agustus 2013
Tata Pasar Tanah Abang, Jokowi Tiru Taiwan dan Rusia
Ide untuk membuat kebijakan dapat muncul dari mana saja, termasuk saat melihat referensi di tempat lain. Cara kerja semacam itulah yang diterapkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam mengambil kebijakan.
Saat blusukan ke Pasar Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2013) sore, Jokowi mengaku memiliki sejumlah referensi yang menginspirasi konsep penataan di kawasan perdagangan terbesar di Jakarta itu.
"Banyak, di Taiwan, Moscow, Rusia, banyak yang saya lihat bagus-bagus penataan pedagangnya," ujarnya di sela-sela kunjungan di lantai 3 Blok G Tanah Abang.
Dari sejumlah referensi di kota-kota mancanegara itu, Jokowi menilai bahwa penataan pedagang bukan sebatas menjadi pusat perdagangan besar, melainkan juga sebagai destinasi wisatawan. Penataan itu akan lebih baik jika harga yang ditawarkan pedagang terjangkau.
"Yang kita mau kan begitu, sekalian belanja, ya juga sekalian menjadi tempat wisata. Orang lokal ke sini, orang dari luar negeri ke sini, ramai," ujarnya.
Jokowi mengaku puas dengan renovasi Pasar Blok G, yang akan menjadi tempat relokasi pedagang kaki lima di kawasan Tanah Abang. Hanya, ia ingin ada sebuah tangga yang menghubungkan Jalan Kebon Jati dengan lantai 2 pasar itu. Hal itu untuk memudahkan para pengunjung yang ingin ke lantai dasar dan ke lantai di atasnya.
Sumber :
kompas.com
Jokowi-Ahok Enggak Ada Bandingannya
Budayawan Betawi Ridwan Saidi menilai pemimpin DKI Jakarta Joko Widodo
dan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tak bisa dibandingkan dengan
pemimpin-pemimpin sebelumnya, termasuk Ali Sadikin.
"Enggak ada yang kayak ini. Pasangan Jokowi-Ahok enggak ada bandingannya. Orang bilang (Ahok) kaya Ali Sadikin. Ali Sadikin galak karena membela judi, enggak menarik, enggak membela hukum dia (seperti Ahok)," kata Ridwan dijumpai di rumahnya di Bintaro, Jakarta, Selasa (6/8/2013).
Mengenai sikap Ahok yang dinilai sejumlah kalangan keras dan arogan, Ridwan mengatakan, "Pemerintah kemarin-kemarin kompromistis. Kalau Pak ini (Ahok), tegas dia menegakkan hukum. Patut didukung Jokowi-Ahok, lepas dari ekspresi dia (Ahok)."
Ridwan pun menuturkan, ketika tinggal di Sawah Besar, ia bergaul dengan orang-orang yang bergaya bicara seperti Ahok dan tak ada masalah. Menurut Ridwan, orang yang risih dengan gaya bicara Ahok adalah orang-orang yang hidup dan bergaul dalam komunitas yang tidak pluralistis.
"(Gaya bicara seperti) Itu sudah biasa kok. Itu asyik saja buat saya ngedenger-nya," aku Ridwan.
Sumber :
kompas.com
"Enggak ada yang kayak ini. Pasangan Jokowi-Ahok enggak ada bandingannya. Orang bilang (Ahok) kaya Ali Sadikin. Ali Sadikin galak karena membela judi, enggak menarik, enggak membela hukum dia (seperti Ahok)," kata Ridwan dijumpai di rumahnya di Bintaro, Jakarta, Selasa (6/8/2013).
Mengenai sikap Ahok yang dinilai sejumlah kalangan keras dan arogan, Ridwan mengatakan, "Pemerintah kemarin-kemarin kompromistis. Kalau Pak ini (Ahok), tegas dia menegakkan hukum. Patut didukung Jokowi-Ahok, lepas dari ekspresi dia (Ahok)."
Ridwan pun menuturkan, ketika tinggal di Sawah Besar, ia bergaul dengan orang-orang yang bergaya bicara seperti Ahok dan tak ada masalah. Menurut Ridwan, orang yang risih dengan gaya bicara Ahok adalah orang-orang yang hidup dan bergaul dalam komunitas yang tidak pluralistis.
"(Gaya bicara seperti) Itu sudah biasa kok. Itu asyik saja buat saya ngedenger-nya," aku Ridwan.
Sumber :
kompas.com
Jokowi: Penentuan Kios di Blok G Bakal Diundi Secara Terbuka
Usai lebaran, gedung Blok G Tanah Abang diperkirakan sudah siap untuk
menampung ratusan PKL liar di Tanah Abang. Nantinya akan diberlakukan
sistem zonasi yang akan diundi secara terbuka pada 11 Agustus mendatang.
"Nanti di zoning. Penentuannya tanggal 11," kata Jokowi saat meninjau gedung Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2013).
Meski upaya relokasi PKL liar itu kemarin sempat terkendala, namun Jokowi menegaskan saat ini PKL sudah mau menerima dan mengikuti saran dari Pemprov DKI untuk pindah ke Blok G.
"PKL sudah nggak ada masalah. Kemarin orang provokasi saja," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, saat ini sudah banyak PKL yang mendaftar untuk masuk ke gedung Blok G Tanah Abang. Ada hampir 1.000 kios yang disiapkan utk para PKL. Pendaftarannya pun kini sudah ditutup.
"Nanti (pembagian kios) dilotre secara terbuka. Begitu saja gampang," ucap Jokowi.
Sumber :
detik.com
"Nanti di zoning. Penentuannya tanggal 11," kata Jokowi saat meninjau gedung Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2013).
Meski upaya relokasi PKL liar itu kemarin sempat terkendala, namun Jokowi menegaskan saat ini PKL sudah mau menerima dan mengikuti saran dari Pemprov DKI untuk pindah ke Blok G.
"PKL sudah nggak ada masalah. Kemarin orang provokasi saja," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, saat ini sudah banyak PKL yang mendaftar untuk masuk ke gedung Blok G Tanah Abang. Ada hampir 1.000 kios yang disiapkan utk para PKL. Pendaftarannya pun kini sudah ditutup.
"Nanti (pembagian kios) dilotre secara terbuka. Begitu saja gampang," ucap Jokowi.
Sumber :
detik.com
Jokowi Akan Bangun Jembatan Besar di Blok G Dengan Uang Pribadi
Pemprov DKI terus berupaya untuk membenahi bangunan Blok G Tanah Abang
yang akan dijadikan sebagai tempat relokasi PKL di sana. Gubernur DKI
Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, nantinya akan dibangun jembatan besar
yang langsung terhubung dari luar ke lantai III Blok G.
"Nanti dibangun jembatan gede, biar orang leluasa. Tangga dari bawah arah terminal," kata Jokowi saat meninjau lokasi Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2013).
Lebar tangga itu nantinya sekitar 5-6 meter. Bahannya direncanakan dari baja. Jokowi mengatakan, nantinya tangga itu akan menjadi gerbang utama di Blok G. Sehingga warga yang ingin berbelanja bisa langsung menaiki lantai III Blok G.
"Dibuat di tengah ini 5-6 meter tangga menuju ke jalan. Yang cepat aja. Satu tangga saja tapi gede, biar jadi gerbang utama. Tinggal nyari yang kerjain aja," katanya.
Untuk anggarannya?
"Kalau nggak ada, saya bayar," ujar Jokowi kepada wartawan dan Kepala Pasar Blog G Warimin.
"Ini kerja cepat-cepatan, nggak usah ke dirut-dirutnya, sementara saya saja yang handle," tambah Jokowi.
Sumber :
- kompas.com
- detik.com
"Nanti dibangun jembatan gede, biar orang leluasa. Tangga dari bawah arah terminal," kata Jokowi saat meninjau lokasi Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2013).
Lebar tangga itu nantinya sekitar 5-6 meter. Bahannya direncanakan dari baja. Jokowi mengatakan, nantinya tangga itu akan menjadi gerbang utama di Blok G. Sehingga warga yang ingin berbelanja bisa langsung menaiki lantai III Blok G.
"Dibuat di tengah ini 5-6 meter tangga menuju ke jalan. Yang cepat aja. Satu tangga saja tapi gede, biar jadi gerbang utama. Tinggal nyari yang kerjain aja," katanya.
Untuk anggarannya?
"Kalau nggak ada, saya bayar," ujar Jokowi kepada wartawan dan Kepala Pasar Blog G Warimin.
"Ini kerja cepat-cepatan, nggak usah ke dirut-dirutnya, sementara saya saja yang handle," tambah Jokowi.
Sumber :
- kompas.com
- detik.com
Pak Jokowi, Jangan Menyerah!
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) kembali mengunjungi Pasar Blok G
Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2013) sore. Di sana ia
mendapat dukungan dari warga.
Jokowi datang ke pasar itu sekitar
pukul 14.30 WIB. Untuk menuju Pasar Blok G, Jokowi yang dikawal dua
ajudan menaiki anak tangga jembatan penyeberangan orang.
Semula tak ada yang menyadari kedatangan Jokowi, yang mengenakan kemeja putih. Namun, karena aktivitas Jokowi dikerumuni wartawan, warga ataupun pedagang di bawah jembatan itu menaruh perhatian pada sosok Jokowi.
"Pak Jokowi, semangat, Pak!" ujar salah seorang bapak dari seberang jalan. Pria itu tampak seperti pengunjung Pasar Tanah Abang. Berbagai kantong plastik ditenteng di tangan kanan dan kirinya.
"Iya, Pak, jangan menyerah ya, Pak," ujar salah seorang pengunjung lain.
Menanggapi dukungan itu, Jokowi pun tersenyum. Ia juga melambai ke arah warga yang menyapanya.
Di Pasar Blok G Tanah Abang, Jokowi berkeliling di lantai tiga, dua, dan lantai dasar. Ia memantau beberapa aspek yang dirasa kurang dari pasar tersebut, antara lain akses tangga ke sejumlah lantai. Menurutnya, harus ada tangga yang memudahkan pengunjung dalam mengaksesnya.
"Kalau bangunannya saya rasa cukup. Biar nanti dibersihkan sendiri sama penyewa," ujarnya.
Hingga pukul 15.00, Jokowi masih melakukan pemantauan. Kepala Blok G Pasar Tanah Abang Warimin tampak mendampinginya.
Rabu (31/7/2013) pekan lalu, Jokowi juga mengunjungi pasar tersebut. Ia memantau kondisi pasar yang akan digunakan sebagai tempat relokasi pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang itu. Rencana relokasi PKL sempat mendapat tentangan dari para PKL. Namun, PKL akhirnya menyanggupi untuk pindah ke pasar tersebut seusai Lebaran. Pemerintah Provinsi DKI masih punya pekerjaan rumah untuk memindahkan rumah potong hewan di pasar tersebut ke daerah lain.
Sumber :
kompas.com
Semula tak ada yang menyadari kedatangan Jokowi, yang mengenakan kemeja putih. Namun, karena aktivitas Jokowi dikerumuni wartawan, warga ataupun pedagang di bawah jembatan itu menaruh perhatian pada sosok Jokowi.
"Pak Jokowi, semangat, Pak!" ujar salah seorang bapak dari seberang jalan. Pria itu tampak seperti pengunjung Pasar Tanah Abang. Berbagai kantong plastik ditenteng di tangan kanan dan kirinya.
"Iya, Pak, jangan menyerah ya, Pak," ujar salah seorang pengunjung lain.
Menanggapi dukungan itu, Jokowi pun tersenyum. Ia juga melambai ke arah warga yang menyapanya.
Di Pasar Blok G Tanah Abang, Jokowi berkeliling di lantai tiga, dua, dan lantai dasar. Ia memantau beberapa aspek yang dirasa kurang dari pasar tersebut, antara lain akses tangga ke sejumlah lantai. Menurutnya, harus ada tangga yang memudahkan pengunjung dalam mengaksesnya.
"Kalau bangunannya saya rasa cukup. Biar nanti dibersihkan sendiri sama penyewa," ujarnya.
Hingga pukul 15.00, Jokowi masih melakukan pemantauan. Kepala Blok G Pasar Tanah Abang Warimin tampak mendampinginya.
Rabu (31/7/2013) pekan lalu, Jokowi juga mengunjungi pasar tersebut. Ia memantau kondisi pasar yang akan digunakan sebagai tempat relokasi pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang itu. Rencana relokasi PKL sempat mendapat tentangan dari para PKL. Namun, PKL akhirnya menyanggupi untuk pindah ke pasar tersebut seusai Lebaran. Pemerintah Provinsi DKI masih punya pekerjaan rumah untuk memindahkan rumah potong hewan di pasar tersebut ke daerah lain.
Sumber :
kompas.com
Lokasi Blusukan Jokowi Saat Lebaran
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dipastikan tak akan menggelar open house di kediamannya saat Lebaran nanti. Jokowi malah dijadwalkan untuk blusukan ke masyarakat.
"Beliau Shalat Id sama Presiden di Istiqlal, lalu ke Balaikota untuk menyapa yang shalat di sana, habis itu langsung ke wilayah," ujar Heru Budi Hartono, Kepala Biro Kepala Daerah dan Hubungan Luar Negeri DKI Jakarta, Selasa (6/8/2013) pagi.
Heru menjelaskan, beberapa tempat yang dijadwalkan akan dikunjungi oleh orang nomor satu di DKI Jakarta tersebut, antara lain Pademangan Timur (Jakarta Utara), Cipinang (Jakarta Timur), Daan Mogot (Jakarta Barat), Tanah Tinggi (Jakarta Pusat).
"Jadi enggak akan ada open house. Datang, santai ngeriung bareng masyarakat, terus beliau jalan lagi ke tempat yang lainnya, begitu saja," ujarnya.
Di tempat-tempat tersebut, kata Heru, telah disediakan sejumlah makanan prasmanan bagi masyarakat dan Gubernur. Di tempat tersebut, masyarakat pun dapat berdialog dengan Jokowi terkait seluruh permasalahan di DKI Jakarta.
Sumber :
kompas.com
"Beliau Shalat Id sama Presiden di Istiqlal, lalu ke Balaikota untuk menyapa yang shalat di sana, habis itu langsung ke wilayah," ujar Heru Budi Hartono, Kepala Biro Kepala Daerah dan Hubungan Luar Negeri DKI Jakarta, Selasa (6/8/2013) pagi.
Heru menjelaskan, beberapa tempat yang dijadwalkan akan dikunjungi oleh orang nomor satu di DKI Jakarta tersebut, antara lain Pademangan Timur (Jakarta Utara), Cipinang (Jakarta Timur), Daan Mogot (Jakarta Barat), Tanah Tinggi (Jakarta Pusat).
"Jadi enggak akan ada open house. Datang, santai ngeriung bareng masyarakat, terus beliau jalan lagi ke tempat yang lainnya, begitu saja," ujarnya.
Di tempat-tempat tersebut, kata Heru, telah disediakan sejumlah makanan prasmanan bagi masyarakat dan Gubernur. Di tempat tersebut, masyarakat pun dapat berdialog dengan Jokowi terkait seluruh permasalahan di DKI Jakarta.
Sumber :
kompas.com
40 Menit Bersama Jokowi
Pada 1 Agustus 2013, antara pukul 13.15 dan 13.45, memang benar Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke Maarif Institute (MI) di kawasan Tebet, Jakarta, menemui saya dan teman-teman MI. Tidak ada agenda khusus yang dirancang untuk pertemuan itu, sekalipun media suka berspekulasi tentang itu. Maklumlah Jokowi yang sekarang sedang berada di atas angin di balantara perpolitikan Indonesia, pasti dikejar ke manapun dia bergerak. Apa pun yang diucapkannya, pasti dikutip. Mantan Wali Kota Solo ini dalam Pemilukada DKI pada 20 Oktober 2012 telah memenangkan pertarungan bergensi itu secara fenomenal, padahal pencalonannya hanya didukung oleh PDI-P dibantu Gerindra.
Pertemuan di MI ini diatur oleh Fajar Riza Ul Haq, direkturnya, yang sebelumnya telah diterima Jokowi di kantor Gubernur DKI. Untuk apa bertemu? Tidak ada agenda politik penting yang ingin dibicarakan. Saya hanya ingin bertanya tentang DKI yang sarat masalah itu: macet, banjir, premanisme, dan kantong-kantong kemiskinan di kawasan kumuh. Dengan bahasa datar yang optimistis Jokowi telah menjelaskan semuanya itu. Inilah kalimatnya, “Untuk mengatasi masalah DKI, dana tersedia dan masalahnya jelas. Jadi bisa diselesaikan, sekalipun akan memakan waktu sekitar 10 tahun.”
Lalu saya tanyakan, apakah selama ini dana tidak ada dan masalahnya tidak jelas. Dijawab, “Kemauan untuk mengatasi masalah DKI yang tidak ada.” Tetapi untuk mengatasi banjir di ibu kota, wewenang utamanya ada pada pemerintah pusat, tidak hanya pada DKI. Dulu DKI yang dinilai tidak responsif, sekarang yang berlaku sebaliknya, pemerintah pusat yang tidak serius, kata Jokowi. Sebagai orang luar, kita tidak tahu, mana yang benar. Pada saat DKI telah membuka diri dengan lebar, semestinya pemerintah pusat cepat merundingkan untuk mengatasi masalah banjir yang akut ini dengan Jokowi. Bagi saya yang sekali-sekali tinggal di Jakarta merasakan betul betapa ganasnya banjir itu.
Karena sejak 2003 sudah menjadi anggota Akademi Jakarta (AJ) yang berkantor di sebuah ruangan kecil di Taman Ismail Marzuki (TIM), tentu masalah ini saya singgung juga. Jokowi malah mengatakan bahwa TIM akan direnovasi secara besar-besaran dan akan rampung tahun 2014. Tempat parkir akan dirancang di bawah tanah. Mendengar rencana ini, saya langsung mengatakan, “Pak Jokowi adalah Ali Sadikin kedua.”
Sebab, yang membangun TIM di abad yang lalu adalah Ali Sadikin saat menjabat gubernur DKI. Para penggantinya yang berdatangan kemudian tidak begitu hirau dengan nasib TIM, termasuk dalam memelihara Dokumen Sastra H.B. Jassin yang bernilai sangat tinggi itu. Jokowi tampaknya paham betul apa makna kehadiran TIM bagi DKI khususnya, dan bagi Indonesia pada umumnya.
Dengan renovasi TIM di tangan Jokowi, para seniman dan budayawan Ibu Kota tentu akan bergairah kembali menjadikan pusat kegiatan kebudayaan yang sudah sangat populer ini untuk meragakan segala kemampuan kreatif mereka. TIM harus diminati kembali oleh para seniman dan masyarakat luas. Mengucurkan APBD DKI secara wajar bukan sebuah pemborosan, tetapi untuk menunjukkan bahwa birokrasi itu memerlukan seni. Tanpa seni, birokrasi dan sistem kekuasaan apa pun akan sangat kering dan membosankan, seperti yang terjadi selama ini, tidak saja untuk DKI, tetapi berlaku secara merata di seluruh Tanah Air.
Akhirnya, kedatangan Jokowi ke MI tidak ada kaitannya dengan Pilpres 2014, sebagaimana yang diduga oleh sebagian media, seperti terbaca pada judul ini: “Ada Apa di Balik Pertemuan Jokowi dan Syafii Maarif?” Tetapi, segala gerak-gerik Jokowi untuk beberapa bulan yang akan datang pasti akan menyedot perhatian publik pada saat kesederhanaan dan keluguan para elite telah lama absen dalam kultur politik Indonesia.
Sumber :
republika.co.id
Pertemuan di MI ini diatur oleh Fajar Riza Ul Haq, direkturnya, yang sebelumnya telah diterima Jokowi di kantor Gubernur DKI. Untuk apa bertemu? Tidak ada agenda politik penting yang ingin dibicarakan. Saya hanya ingin bertanya tentang DKI yang sarat masalah itu: macet, banjir, premanisme, dan kantong-kantong kemiskinan di kawasan kumuh. Dengan bahasa datar yang optimistis Jokowi telah menjelaskan semuanya itu. Inilah kalimatnya, “Untuk mengatasi masalah DKI, dana tersedia dan masalahnya jelas. Jadi bisa diselesaikan, sekalipun akan memakan waktu sekitar 10 tahun.”
Lalu saya tanyakan, apakah selama ini dana tidak ada dan masalahnya tidak jelas. Dijawab, “Kemauan untuk mengatasi masalah DKI yang tidak ada.” Tetapi untuk mengatasi banjir di ibu kota, wewenang utamanya ada pada pemerintah pusat, tidak hanya pada DKI. Dulu DKI yang dinilai tidak responsif, sekarang yang berlaku sebaliknya, pemerintah pusat yang tidak serius, kata Jokowi. Sebagai orang luar, kita tidak tahu, mana yang benar. Pada saat DKI telah membuka diri dengan lebar, semestinya pemerintah pusat cepat merundingkan untuk mengatasi masalah banjir yang akut ini dengan Jokowi. Bagi saya yang sekali-sekali tinggal di Jakarta merasakan betul betapa ganasnya banjir itu.
Karena sejak 2003 sudah menjadi anggota Akademi Jakarta (AJ) yang berkantor di sebuah ruangan kecil di Taman Ismail Marzuki (TIM), tentu masalah ini saya singgung juga. Jokowi malah mengatakan bahwa TIM akan direnovasi secara besar-besaran dan akan rampung tahun 2014. Tempat parkir akan dirancang di bawah tanah. Mendengar rencana ini, saya langsung mengatakan, “Pak Jokowi adalah Ali Sadikin kedua.”
Sebab, yang membangun TIM di abad yang lalu adalah Ali Sadikin saat menjabat gubernur DKI. Para penggantinya yang berdatangan kemudian tidak begitu hirau dengan nasib TIM, termasuk dalam memelihara Dokumen Sastra H.B. Jassin yang bernilai sangat tinggi itu. Jokowi tampaknya paham betul apa makna kehadiran TIM bagi DKI khususnya, dan bagi Indonesia pada umumnya.
Dengan renovasi TIM di tangan Jokowi, para seniman dan budayawan Ibu Kota tentu akan bergairah kembali menjadikan pusat kegiatan kebudayaan yang sudah sangat populer ini untuk meragakan segala kemampuan kreatif mereka. TIM harus diminati kembali oleh para seniman dan masyarakat luas. Mengucurkan APBD DKI secara wajar bukan sebuah pemborosan, tetapi untuk menunjukkan bahwa birokrasi itu memerlukan seni. Tanpa seni, birokrasi dan sistem kekuasaan apa pun akan sangat kering dan membosankan, seperti yang terjadi selama ini, tidak saja untuk DKI, tetapi berlaku secara merata di seluruh Tanah Air.
Akhirnya, kedatangan Jokowi ke MI tidak ada kaitannya dengan Pilpres 2014, sebagaimana yang diduga oleh sebagian media, seperti terbaca pada judul ini: “Ada Apa di Balik Pertemuan Jokowi dan Syafii Maarif?” Tetapi, segala gerak-gerik Jokowi untuk beberapa bulan yang akan datang pasti akan menyedot perhatian publik pada saat kesederhanaan dan keluguan para elite telah lama absen dalam kultur politik Indonesia.
Sumber :
republika.co.id
Lagi Lagi Jokowi Disurati
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Dani Anwar telah menyurati Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) terkait rencana relokasi Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Kebon Jati Tanah Abang oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. |
Terdapat beberapa poin penting yang digarisbawahi Dani Anwar dalam surat tertanggal 31 Juli 2013 itu. Dalam surat itu, Anggota DPD Dapil DKI Jakarta tersebut meminta RPH harus dipertahankan. Kalaupun terpaksa dipindah, Dani meminta Gubernur agar berembug dengan para pedagang dan penjagal di RPH soal lokasi barunya.
Namun kritik Dani paling keras adalah dengan menyatakan rencana relokasi Pemprov akan mematikan penghidupan para penjagal dan penjual daging kambing. "Saya ingin mengingatkan bahwa tindakan seperti itu dapat menjadi tindakan kesewenang-wenangan oleh penyelenggara negara," kata Dani dalam suratnya.
Di akhir suratnya, Dani Anwar berharap Jokowi dan jajarannya bisa mencarikan jalan keluar yang terbaik buat warga asli Tanah Abang yang berketramapilan khusus sebagai pemotong hewan itu.
Sebelumnya Pemprov DKI Jakarta kukuh ingin merelokasi RPH dari Tanah Abang guna mengembalikan fungsi awalnya sebagai lahan parkir. Langkah itu diperlukan untuk memuluskan upaya mengembalikan para pedagang kaki lima Pasar Tanah Abang yang meluber ke bahu jalan ke gedung pasar.
Kenapa banyak pihak yang menentang keras gagasan bagus Jokowi? Adakah bisnis mereka terganggu oleh ulah Jokowi?
Sumber :
tempo.co
Terdapat beberapa poin penting yang digarisbawahi Dani Anwar dalam surat tertanggal 31 Juli 2013 itu. Dalam surat itu, Anggota DPD Dapil DKI Jakarta tersebut meminta RPH harus dipertahankan. Kalaupun terpaksa dipindah, Dani meminta Gubernur agar berembug dengan para pedagang dan penjagal di RPH soal lokasi barunya.
Namun kritik Dani paling keras adalah dengan menyatakan rencana relokasi Pemprov akan mematikan penghidupan para penjagal dan penjual daging kambing. "Saya ingin mengingatkan bahwa tindakan seperti itu dapat menjadi tindakan kesewenang-wenangan oleh penyelenggara negara," kata Dani dalam suratnya.
Di akhir suratnya, Dani Anwar berharap Jokowi dan jajarannya bisa mencarikan jalan keluar yang terbaik buat warga asli Tanah Abang yang berketramapilan khusus sebagai pemotong hewan itu.
Sebelumnya Pemprov DKI Jakarta kukuh ingin merelokasi RPH dari Tanah Abang guna mengembalikan fungsi awalnya sebagai lahan parkir. Langkah itu diperlukan untuk memuluskan upaya mengembalikan para pedagang kaki lima Pasar Tanah Abang yang meluber ke bahu jalan ke gedung pasar.
Kenapa banyak pihak yang menentang keras gagasan bagus Jokowi? Adakah bisnis mereka terganggu oleh ulah Jokowi?
Sumber :
tempo.co
Pelecehan: SBY Pidato, Warga Malah Asyik Foto Jokowi
Pesona Joko Widodo (Jokowi) tidak luntur meski ada Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono. Warga lebih tertarik berfoto bersama Gubernur DKI Jakarta
tersebut ketimbang mendengarkan pidato Presiden.
Itulah yang terjadi saat Presiden meninjau sistem pengelolaan zakat yang selama ini dilaksanakan oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), di halaman Kantor Baznas, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (5/8/2013).
Awal cerita, sebenarnya Jokowi Widodo yang turut mendampingi SBY, keluar dari ruangan terlebih dahulu beberapa menit sebelum SBY. Setelah itu, dilanjutkan oleh sejumlah menteri kabinet bersatu jilid II, seperti Menko Polhukam Djoko Suyanto, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, dan Menko Perekonomian Hatta Radjasa. Mereka pun berkumpul di sisi kiri podium tempat SBY berpidato.
Namun, seketika Presiden SBY bersama Wapres Boediono dan Menteri Agama Suryadharma Ali keluar ruang kantor Baznas, Jokowi seketika melangkahkan kakinya menuju barisan wartawan dan warga yang berdiri di dekat pagar kantor Baznas yang telah dibatasi oleh garis Paspampres. Aksi Jokowi itu mengundang perhatian beberapa wartawan dan warga.
"Eh, Pak Jokowi di deket kita. Ya ampun, saya berdiri di deket orang bijaksana," kata seorang Ibu sambil menatap Jokowi.
Melihat Jokowi ada di dekat mereka, lantas beberapa warga pun mencoba mendekati Jokowi dan mengarahkan kamera handphone mereka kepada Jokowi. Aksi para warga itu pun mengusik personel Paspampres yang berjaga untuk menenangkan warga yang mulai berisik melihat Jokowi. Pasalnya, saat itu SBY sedang berpidato dan situasi memang harus kondusif.
Raut muka Jokowi pun tampak serius memperhatikan pidato dan instruksi Presiden. Senyum tak muncul di wajahnya, dan matanya terus memperhatikan Presiden. Namun, warga tetap bergantian berdiri di sampingnya untuk berfoto.
Hingga Presiden selesai memberikan arahannya, warga masih terus bergantian berdiri di sisi Jokowi untuk mengabadikan momen itu. Ketika Presiden meninggalkan podium, Jokowi langsung berbalik badan dan melangkahkan kakinya dengan cepat menuju sisi kiri mobil yang ditumpangi Presiden.
Bersama Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Angesta Romano Yoyol, mantan Wali Kota Surakarta itu mengantarkan Presiden dan rombongan hingga masuk ke dalam mobil. Setelah itu, Jokowi kembali dikerubuti warga setempat untuk berfoto.
Bahkan, ia ditarik oleh Kepala Baznas Didin Hafidhuddin yang memintanya untuk berfoto bersama karyawan Baznas yang sudah rapi membentuk barisan di halaman kantor untuk mengabadikan momen bersama tokoh yang disebut-sebut akan mencalonkan diri sebagai Presiden Indonesia tersebut.
Sumber :
kompas.com
Itulah yang terjadi saat Presiden meninjau sistem pengelolaan zakat yang selama ini dilaksanakan oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), di halaman Kantor Baznas, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (5/8/2013).
Awal cerita, sebenarnya Jokowi Widodo yang turut mendampingi SBY, keluar dari ruangan terlebih dahulu beberapa menit sebelum SBY. Setelah itu, dilanjutkan oleh sejumlah menteri kabinet bersatu jilid II, seperti Menko Polhukam Djoko Suyanto, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, dan Menko Perekonomian Hatta Radjasa. Mereka pun berkumpul di sisi kiri podium tempat SBY berpidato.
Namun, seketika Presiden SBY bersama Wapres Boediono dan Menteri Agama Suryadharma Ali keluar ruang kantor Baznas, Jokowi seketika melangkahkan kakinya menuju barisan wartawan dan warga yang berdiri di dekat pagar kantor Baznas yang telah dibatasi oleh garis Paspampres. Aksi Jokowi itu mengundang perhatian beberapa wartawan dan warga.
"Eh, Pak Jokowi di deket kita. Ya ampun, saya berdiri di deket orang bijaksana," kata seorang Ibu sambil menatap Jokowi.
Melihat Jokowi ada di dekat mereka, lantas beberapa warga pun mencoba mendekati Jokowi dan mengarahkan kamera handphone mereka kepada Jokowi. Aksi para warga itu pun mengusik personel Paspampres yang berjaga untuk menenangkan warga yang mulai berisik melihat Jokowi. Pasalnya, saat itu SBY sedang berpidato dan situasi memang harus kondusif.
Raut muka Jokowi pun tampak serius memperhatikan pidato dan instruksi Presiden. Senyum tak muncul di wajahnya, dan matanya terus memperhatikan Presiden. Namun, warga tetap bergantian berdiri di sampingnya untuk berfoto.
Hingga Presiden selesai memberikan arahannya, warga masih terus bergantian berdiri di sisi Jokowi untuk mengabadikan momen itu. Ketika Presiden meninggalkan podium, Jokowi langsung berbalik badan dan melangkahkan kakinya dengan cepat menuju sisi kiri mobil yang ditumpangi Presiden.
Bersama Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Angesta Romano Yoyol, mantan Wali Kota Surakarta itu mengantarkan Presiden dan rombongan hingga masuk ke dalam mobil. Setelah itu, Jokowi kembali dikerubuti warga setempat untuk berfoto.
Bahkan, ia ditarik oleh Kepala Baznas Didin Hafidhuddin yang memintanya untuk berfoto bersama karyawan Baznas yang sudah rapi membentuk barisan di halaman kantor untuk mengabadikan momen bersama tokoh yang disebut-sebut akan mencalonkan diri sebagai Presiden Indonesia tersebut.
Sumber :
kompas.com
Jokowi Oneng Ikut Jual Bambang Said
Sejumlah tokoh PDI Perjuangan dipastikan turun ke Jawa Timur membantu
kampanye pasangan cagub-cawagub Jatim, Bambang Dwi Hartono-Said Abdullah
(Bambang-Said).
Selain Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi), juga akan hadir Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Ketum PDI-P Megawati, Rike Dyah Pitaloka (Oneng) hingga Teras Narang, Gubernur Kalimantan Tengah.
Menurut Ketua DPD PDI-P Jatim, Sirmadji, para tokoh tersebut dipastikan hadir di Jatim dalam kampanye Bambang-Said di sejumlah daerah.
"Para tokoh tersebut adalah inspirasi bagi Bambang-Said dalam memenangkan Pilkada di daerahnya masing-masing," katanya seusai meresmikan media center Said Abdullah di Surabaya, Minggu (5/8/2013) malam.
Pihaknya optimistis, pasangan yang diusung partai PDI-P itu mampu memenangkan Pilgub Jatim dalam satu kali putaran, menyusul dukungan yang terus meningkat dari berbagai daerah.
Bahkan pasangan yang mengusung ikon jempol itu semakin menunjukkan jati diri sebagai kandidat kuat pemenang Pilgub Jatim.
"Bambang-Said dianggap merepresentasikan elemen besar masyarakat Jatim dalam konteks sosial dan etnis yakni Jawa dan Madura," tambahnya.
Bambang Dwi Hartono adalah tokoh PDI-P yang populer dan besar di kawasan Mataraman, Jatim, sementara Said Abdullah juga tokoh sekaligus pengusaha terkenal di tanah Madura.
Komposisi latar belakang keduanya dinilainya cukup merepresentasikan latar belakang suku di Jatim yang sebagian besar dari kalangan Jawa dan Madura.
Selain Bambang-Said, Pilgub Jatim tahun ini juga diramaikan tiga pasangan lainnya yakni Soekarwo-Saifullah Yusuf yang didukung sebagian besar partai parlemen dan non-parlemen, Khofifah Indar Parawansah-Herman Suryadi Sumawiredja yang diusung PKB, dan lima partai gurem, serta pasangan independen Eggi Sudjana-M Sihat.
Sumber :
kompas.com
Selain Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi), juga akan hadir Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Ketum PDI-P Megawati, Rike Dyah Pitaloka (Oneng) hingga Teras Narang, Gubernur Kalimantan Tengah.
Menurut Ketua DPD PDI-P Jatim, Sirmadji, para tokoh tersebut dipastikan hadir di Jatim dalam kampanye Bambang-Said di sejumlah daerah.
"Para tokoh tersebut adalah inspirasi bagi Bambang-Said dalam memenangkan Pilkada di daerahnya masing-masing," katanya seusai meresmikan media center Said Abdullah di Surabaya, Minggu (5/8/2013) malam.
Pihaknya optimistis, pasangan yang diusung partai PDI-P itu mampu memenangkan Pilgub Jatim dalam satu kali putaran, menyusul dukungan yang terus meningkat dari berbagai daerah.
Bahkan pasangan yang mengusung ikon jempol itu semakin menunjukkan jati diri sebagai kandidat kuat pemenang Pilgub Jatim.
"Bambang-Said dianggap merepresentasikan elemen besar masyarakat Jatim dalam konteks sosial dan etnis yakni Jawa dan Madura," tambahnya.
Bambang Dwi Hartono adalah tokoh PDI-P yang populer dan besar di kawasan Mataraman, Jatim, sementara Said Abdullah juga tokoh sekaligus pengusaha terkenal di tanah Madura.
Komposisi latar belakang keduanya dinilainya cukup merepresentasikan latar belakang suku di Jatim yang sebagian besar dari kalangan Jawa dan Madura.
Selain Bambang-Said, Pilgub Jatim tahun ini juga diramaikan tiga pasangan lainnya yakni Soekarwo-Saifullah Yusuf yang didukung sebagian besar partai parlemen dan non-parlemen, Khofifah Indar Parawansah-Herman Suryadi Sumawiredja yang diusung PKB, dan lima partai gurem, serta pasangan independen Eggi Sudjana-M Sihat.
Sumber :
kompas.com
Langganan:
Postingan (Atom)