Jusuf Kalla (JK) dikabarkan telah dipilih PDIP untuk menjadi cawapres dari capres Joko Widodo (Jokowi). Namun kepastian soal telah dipilihnya cawapres Jokowi telah dibantah PDIP.
Partai banteng moncong putih ini menilai situasi banjir rumor ini mirip dengan suasana jelang deklarasi pencapresan Joko Widodo, beberapa bulan lalu. Oleh karena itu publik makin yakin jika JK lah yang telah dipilih oleh PDIP untuk mendampingi Jokowi pada Pilpres 2014. Modus yang sama, itulah yang memastikan bahwa pilihan PDIP hanyalah tertuju pada JK.
Arsip terlengkap seputar kegiatan Jokowi mulai tahun 2013 hingga Jokowi Terindikasi Melindungi Koruptor.
Kamis, 24 April 2014
Jokowi dan JK Saling Melengkapi
Pakar psikologi politik Hamdi Muluk menilai duet ideal bagi Joko
Widodo adalah dengan Jusuf Kalla. Karena keduanya akan saling
melengkapi, berani dan tegas dalam mengambil keputusan.
"Seperti SBY-JK, seolah ada matahari kembar. Istilah ini muncul karena Presiden SBY tidak tegas dan tidak berani mengambil keputusan, sehingga kemudian diambil-alih oleh JK dan JK mampu memanfaatkan peluang itu," kata pakar psikologi politiknya di gedung Parlemen Senayan Jakarta, Kamis (24/4/2014).
"Seperti SBY-JK, seolah ada matahari kembar. Istilah ini muncul karena Presiden SBY tidak tegas dan tidak berani mengambil keputusan, sehingga kemudian diambil-alih oleh JK dan JK mampu memanfaatkan peluang itu," kata pakar psikologi politiknya di gedung Parlemen Senayan Jakarta, Kamis (24/4/2014).
Gerakan Arus Bawah Nasdem dan PDIP Siap Menangkan Jokowi
Gerakan Perubahan Untuk Indonesia Hebat (Geperindoh) siap memenangkan
capres Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden. Ini merupakan gerakan
perjuangan arus bawah Partai Nasdem dan PDI Perjuangan (PDIP).
Penggagas Geperindoh, Ramdan Alamsyah mengatakan, bersatunya dua elemen arus bawah itu terjadi secara spontanitas. Juga atas rasa perjuangan senasib dan seperjuangan untuk perubahan Indonesia hebat.
"Kami dari berbagai elemen. Ada buruh, petani, tukang becak, tukang ojek, pengacara, dokter, guru, pemulung, tukang asong dan lainnya yang akan berjuang dengan sekuat tenaga memenangkan capres Jokowi sebagai RI 1," kata Ramdan, Kamis (24/4/2014).
Penggagas Geperindoh, Ramdan Alamsyah mengatakan, bersatunya dua elemen arus bawah itu terjadi secara spontanitas. Juga atas rasa perjuangan senasib dan seperjuangan untuk perubahan Indonesia hebat.
"Kami dari berbagai elemen. Ada buruh, petani, tukang becak, tukang ojek, pengacara, dokter, guru, pemulung, tukang asong dan lainnya yang akan berjuang dengan sekuat tenaga memenangkan capres Jokowi sebagai RI 1," kata Ramdan, Kamis (24/4/2014).
Menang Telak di Yogya, PDIP Sebut Karena Jokowi Effect
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berhasil memenangi pemilu legislatif di Yogyakarta dengan perolehan suara sebesar 27,70 persen dari 2.059.462 pemilih. Kemenangan tersebut dinilai politisi PDIP DIY, Eko Suwanto sebagai efek dari pencapresan Jokowi.
Menurut Eko, Jokowi memiliki efek yang besar dalam mempengaruhi perolehan suara di DIY. Meski demikian, dia juga tidak mengesampingkan peran ketua umum PDIP Megawati.
Menurut Eko, Jokowi memiliki efek yang besar dalam mempengaruhi perolehan suara di DIY. Meski demikian, dia juga tidak mengesampingkan peran ketua umum PDIP Megawati.
Golkar Mempersilakan Jusuf Kalla Dampingi Jokowi
Sekretaris Jendral (Sekjen) Partai Golkar, Idrus Marham mengatakan
belum ada konfirmasi dari Jusuf Kalla atau yang akrab dipanggil JK
terkait kabar bahwa yang bersangkutan mendampingi Joko Widodo alias
Jokowi maju sebagai pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil
presiden (cawapres) pada pemilu presiden (pilpres) 2014 mendatang.
Pembahasan Cawapres Melibatkan Partai Lain Yang Telah Berkoalisi
Pembahasan cawapres bagi capres PDIP, Joko Widodo (Jokowi), sudah bergulir jauh hingga menyisakan segelintir nama sebelum penetapan secara resmi. Pada proses pengusulan hingga seleksi cawapres, Partai NasDem dilibatkan penuh dalam masalah ini.
Hal ini kemukakan oleh Jokowi pada acara live di Metr TV dengan pembawa acara Prisca Niken. lebih jauh Jokowi mengatakan bahwa Parpol yang belum setuju bekerja sama dengan PDIP dilibatkan langsung dalam pembahasan masalah cawapres ini.
Hal ini kemukakan oleh Jokowi pada acara live di Metr TV dengan pembawa acara Prisca Niken. lebih jauh Jokowi mengatakan bahwa Parpol yang belum setuju bekerja sama dengan PDIP dilibatkan langsung dalam pembahasan masalah cawapres ini.
Revolusi Mental Jadi Salah Satu Visi Jokowi
Calon presiden (capres) yang diusung PDIP Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya masih belum gamblang menjelaskan visi dan misinya jika nanti jadi presiden. Pada acara live di Metro TV dengan pembawa acara Prisca Niken, Jokowi mulai menceritakan sedikit visi dan misinya.
Jokowi mengatakan, saat ini yang harus dibenahi yaitu mental pesimistis yang menggerogoti bangsa. Padahal, Indonesia memiliki potensi sumber daya yang mumpuni.
Jokowi mengatakan, saat ini yang harus dibenahi yaitu mental pesimistis yang menggerogoti bangsa. Padahal, Indonesia memiliki potensi sumber daya yang mumpuni.
Diminta Jadi Cawapres Ical, Ini Jawaban Mahfud MD
Mahfud MD menepis isu kalau dirinya sudah sepakat berpasangan dengan
calon presiden Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) untuk maju di Pemilu
Presiden pada 9 Juli mendatang. Menurut dia, keinginan Golkar yang
ingin minta cepat kepastian bertolak belakang dengan dirinya serta PKB.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu mengatakan kalau dirinya bukan menolak pinangan Ical.
"Enggak, belum. Ini karena Golkar minta jawab cepat-cepat. Sementara ini dinamikanya masih panjang.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu mengatakan kalau dirinya bukan menolak pinangan Ical.
"Enggak, belum. Ini karena Golkar minta jawab cepat-cepat. Sementara ini dinamikanya masih panjang.
Koalisi dengan PKB? PDIP: Insya Allah Sebentar Lagi Ijab Kabul
PDIP tak hanya dihangatkan isu cawapres untuk Jokowi, tetapi juga soal partai yang akan digandeng berkoalisi. Sudah mengantongi dukungan NasDem bukan berarti partai berlambang moncong putih itu berhenti mencari kawan.
"Dengan PKB? Insya Allah sebentar lagi ijab kabul," tutur Wasekjen PDIP Ahmad Basarah.
Hal itu disampaikan Basarah usai diskusi Forum Kamisan Formappi 'Membahas Isu Politik Aktual secara Kritis, Tajam dan Konstruktif' di kantornya, Jl Matraman Raya, Jakpus, Kamis (24/4/2014).
"Dengan PKB? Insya Allah sebentar lagi ijab kabul," tutur Wasekjen PDIP Ahmad Basarah.
Hal itu disampaikan Basarah usai diskusi Forum Kamisan Formappi 'Membahas Isu Politik Aktual secara Kritis, Tajam dan Konstruktif' di kantornya, Jl Matraman Raya, Jakpus, Kamis (24/4/2014).
Jokowi Sadar Elektabilitasnya Menurun
Calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyadari, elektabilitasnya mulai turun setelah muncul banyak serangan negatif dari lawan politik yang dialamatkan padanya. Menurut Jokowi, hal seperti itu wajar terjadi dalam dinamika politik.
"Yang namanya elektabilitas bisa naik dan turun. Sekarang naik, besok turun. Sekarang turun, besok naik. Ya biasa," ujar capres yang mendeklarasikan diri di rumah Si Pitung tersebut, Kamis (24/4/2014).
Menurut Jokowi, agar elektabilitasnya tak terus merosot, dia harus menggandeng calon wakil presiden yang tepat, yang bisa membantu mendongkrak popularitasnya.
"Yang namanya elektabilitas bisa naik dan turun. Sekarang naik, besok turun. Sekarang turun, besok naik. Ya biasa," ujar capres yang mendeklarasikan diri di rumah Si Pitung tersebut, Kamis (24/4/2014).
Menurut Jokowi, agar elektabilitasnya tak terus merosot, dia harus menggandeng calon wakil presiden yang tepat, yang bisa membantu mendongkrak popularitasnya.
JK belum pasti jadi pendamping Jokowi
Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) membantah,
partainya telah menunjuk Jusuf Kalla (JK) menjadi pendampingnya dalam
pemilihan presiden (Pilpres) mendatang. Menurutnya, hingga saat ini
proses penetapan cawapres masih digodok PDI Perjuangan.
"Belum. Sampai saat ini masih proses," ujar Jokowi di Rumah Makan Suharti, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (24/4/2014).
Jokowi mengaku saat ini nama-nama cawapres sudah mengerucut menjadi tiga nama yang awalnya dari lima nama cawapres.
"Belum. Sampai saat ini masih proses," ujar Jokowi di Rumah Makan Suharti, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (24/4/2014).
Jokowi mengaku saat ini nama-nama cawapres sudah mengerucut menjadi tiga nama yang awalnya dari lima nama cawapres.
Banyak Bela Nonmuslim, Jokowi Aka Rugi
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Laode Ida mengkritisi banyaknya non-Muslim mengambil posisi membela calon presiden PDI Perjuangan Joko Widodo, ketika dikritisi publik.
Saya cermati, ketika Jokowi dikritisi publik, mayoritas pembelanya adalah non-Muslim. Perlu saya ingatkan, itu tidak bagus juga buat Jokowi, kata Laode Ida, di press room DPR, Senayan Jakarta, Kamis (24/4).
Kalau fenomena pembelaan tersebut dibiarkan berlarut-larut, senator asal Sulawesi Tenggara itu memprediksi akan terbentuk perlawanan yang mengarah kepada kampanye hitam buat Jokowi.
Saya cermati, ketika Jokowi dikritisi publik, mayoritas pembelanya adalah non-Muslim. Perlu saya ingatkan, itu tidak bagus juga buat Jokowi, kata Laode Ida, di press room DPR, Senayan Jakarta, Kamis (24/4).
Kalau fenomena pembelaan tersebut dibiarkan berlarut-larut, senator asal Sulawesi Tenggara itu memprediksi akan terbentuk perlawanan yang mengarah kepada kampanye hitam buat Jokowi.
Said Aqil Siradj Beri Restu Mahfud MD Maju di Pilpres
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj memberikan restu terhadap Mahfud MD untuk maju dalam Pemilu Presiden pada 9 Juli mendatang. Arah pemberian restu ini mengarahkan Mahfud sebagai bakal calon wakil presiden antara Prabowo Subianto atau Joko Widodo.
Said memberikan dukungan ini karena beberapa hari sebelumnya sejumlah kiai dari pesantren Jawa Timur dan Jawa Tengah merekomendasikan Mahfud sebagai bakal calon wakil presiden.
Said memberikan dukungan ini karena beberapa hari sebelumnya sejumlah kiai dari pesantren Jawa Timur dan Jawa Tengah merekomendasikan Mahfud sebagai bakal calon wakil presiden.
Ini Tanggapan Ahok Soal Duet Jokowi-JK
Kabar Jokowi yang akan berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK) semakin kuat.
Wagub DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) pun telah mendengar kabar
tersebut.
"Aku nggak komentar lah, Saya mah terserah beliau saja. Nggak komentar saya," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2014).
Namun menurut Ahok tak masalah jika nantinya Jokowi yang dicapreskan oleh PDIP itu berpasangan dengan orang yang lebih tua. Orang yang lebih tua seperti JK misalnya, juga bisa diajak untuk bekerja cepat.
"Aku nggak komentar lah, Saya mah terserah beliau saja. Nggak komentar saya," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2014).
Namun menurut Ahok tak masalah jika nantinya Jokowi yang dicapreskan oleh PDIP itu berpasangan dengan orang yang lebih tua. Orang yang lebih tua seperti JK misalnya, juga bisa diajak untuk bekerja cepat.
PDIP Bantah Telah Tetapkan Pendamping Jokowi
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan), Tjahjo Kumolo menegaskan, hingga saat ini belum ada penetapan bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Joko Widodo sebagaimana yang diberitakan.
Bagi PDI Perjuangan, capres dan cawapres merupakan satu kesatuan kepemimpinan nasional. Kepemimpinan nasional yang diusung merupakan kepemimpinan Trisakti yang memiliki komitmen besar terhadap Pancasila, UUD 1945, Kebhinekaan Indonesia dan NKRI serta mendedikasikan hidupnya untuk rakyat.
Bagi PDI Perjuangan, capres dan cawapres merupakan satu kesatuan kepemimpinan nasional. Kepemimpinan nasional yang diusung merupakan kepemimpinan Trisakti yang memiliki komitmen besar terhadap Pancasila, UUD 1945, Kebhinekaan Indonesia dan NKRI serta mendedikasikan hidupnya untuk rakyat.
Mahfud Yakin Jokowi Belum Pilih JK Sebagai Cawapres
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Mahfud MD meyakini calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo sudah memilih sosok pendampingnya dalam menghadapi pemilihan presiden Juli mendatang.
Sempat beredar pesan pendek bahwa Jusuf Kalla sudah diputuskan pimpipan partai berlogo Banteng itu sebagai calon wakil presiden buat Jokowi.
Sempat beredar pesan pendek bahwa Jusuf Kalla sudah diputuskan pimpipan partai berlogo Banteng itu sebagai calon wakil presiden buat Jokowi.
Aburizal Bakrie Sewot Ditanya Duet Jokowi-JK
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB) alias Ical tampak sewot ketika ditanya wartawan soal peluang Calon Presiden Joko Widodo alias Jokowi duet dengan Mantan Ketua Umum Golkar sebagai Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Pilpres 2014 nanti.
"Saya baru dengar tuh. Baru dengar dari Anda bagaimana mau nanggapi," kata Ical di kantornya Bakrie Tower, Jakarta, Kamis (23/4/2014).
"Saya baru dengar tuh. Baru dengar dari Anda bagaimana mau nanggapi," kata Ical di kantornya Bakrie Tower, Jakarta, Kamis (23/4/2014).
Ini Beda Jokowi dan Capres Lain Menurut Tim Pakar Seknas Jokowi
Apa beda Jokowi sebagai capres dengan para bakal capres lainnya?
Menurut Tim Pakar Seknas Jokowi, Eva Kusuma Sundari, Jokowi jelas sangat
berbeda dan lebih baik dari para bakal capres pesaing.
Minimal, kata Eva, Jokowi tak suka menghujat bakal capres lainnya.
"Yang lain kan suka menghujat, Pak Jokowi kan tidak," kata Eva di Jakarta, Kamis (24/4/2014).
Minimal, kata Eva, Jokowi tak suka menghujat bakal capres lainnya.
"Yang lain kan suka menghujat, Pak Jokowi kan tidak," kata Eva di Jakarta, Kamis (24/4/2014).
Jokowi-Mega Makin Intensif Bahas Cawapres
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan calon presiden
(capres) Joko Widodo semakin mengintensifkan pertemuan menjelang masa
pendaftaran capres-cawapres Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
"Pak Jokowi sama Ibu Mega sangat intensif minggu-minggu ini untuk finalisasi pada satu nama calon wakil presiden (cawapres). Yang saya tahu dia (Jokowi) lagi melakukan finalisasi," kata Tim Pakar Seknas Jokowi, Eva Kusuma Sundari, di Jakarta, Kamis (24/4/2014).
"Pak Jokowi sama Ibu Mega sangat intensif minggu-minggu ini untuk finalisasi pada satu nama calon wakil presiden (cawapres). Yang saya tahu dia (Jokowi) lagi melakukan finalisasi," kata Tim Pakar Seknas Jokowi, Eva Kusuma Sundari, di Jakarta, Kamis (24/4/2014).
Sikap Jokowi Buat Kikuk Capres Lawan
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Eva Kusuma Sundari, menilai Joko Widodo berbeda dengan calon presiden lainnya. Jokowi selalu tampil sederhana saat bertugas sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Pak Jokowi membuat kikuk lawannya dengan kesederhanaannya," kata Eva di Megawati Institute, Jakarta, Kamis (24/4/2014).
"Pak Jokowi membuat kikuk lawannya dengan kesederhanaannya," kata Eva di Megawati Institute, Jakarta, Kamis (24/4/2014).
Duet Jokowi-JK akan Dideklarasikan 5 Mei?
Capres PDIP Joko Widodo dan Jusuf Kalla (JK) dikabarkan telah mencapai
kata sepakat untuk berpasangan sebagai capres-cawapres pada Pilpres
2014. Dikabarkan, pasangan tersebut akan dideklarasikan pada awal Mei
mendatang.
"Tunggu saja tanggal 5 Mei nanti," ujar sumber detikcom, Kamis (24/4/2014).
"Tunggu saja tanggal 5 Mei nanti," ujar sumber detikcom, Kamis (24/4/2014).
Bangun Waduk Brigif di Jaksel, Jokowi: Kalau Ada yang Dirugikan Adukan ke Saya
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) meninjau penataan Waduk
Brigif, Jakarta Selatan. Waduk ini sebelumnya dijadikan sebagai kolam
pemancingan oleh warga. Ia sudah melakukan pembebasan lahan warga yang
terkena dampak pembuatan waduk.
Jokowi tiba di lokasi Waduk Birigif, Jalan Aselih, Cipedak, Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis (24/4/2014) sekitar 14.30 WIB. Begitu tiba, Jokowi langsung disambut warga dan turun ke lokasi pengerukan. Ada 4 alat pengeruk yang tengah bekerja.
Jokowi tiba di lokasi Waduk Birigif, Jalan Aselih, Cipedak, Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis (24/4/2014) sekitar 14.30 WIB. Begitu tiba, Jokowi langsung disambut warga dan turun ke lokasi pengerukan. Ada 4 alat pengeruk yang tengah bekerja.
Akbar: Kita Hormati Pilihan Jokowi
Duet Jokowi-JK dikabarkan mendekati final. Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tandjung menghormati pilihan Jokowi.
"Ya tentu kita hormati pilihan PDIP, pilihan dari Jokowi, ya itu kan merupakan haknya masing-masing partai menentukan siapa yang diajak berpasangan," kata Akbar kepada detikcom, Kamis (24/4/2014).
Jika maju sebagai cawapres Jokowi, JK tak akan dijatuhi sanksi Golkar. Karena Wantim Golkar sudah mengambil keputusan membebaskan JK maju lewat partai lain.
"Ya tentu kita hormati pilihan PDIP, pilihan dari Jokowi, ya itu kan merupakan haknya masing-masing partai menentukan siapa yang diajak berpasangan," kata Akbar kepada detikcom, Kamis (24/4/2014).
Jika maju sebagai cawapres Jokowi, JK tak akan dijatuhi sanksi Golkar. Karena Wantim Golkar sudah mengambil keputusan membebaskan JK maju lewat partai lain.
9 Kelompok Mahasiswa Yogya Deklarasi Dukung Jokowi-Ryamizard
Mahasiswa Yogyakarta yang tergabung dalam Konsolidasi Mahasiswa
Kebangsaan Yogyakarta (KMKY) mendeklarasikan dukungan terhadap Joko
Widodo - Ryamizard Ryacudu. Keduanya diusulkan menjadi pasangan capres
dan cawapres dalam pilpres mendatang.
Deklarasi digelar di Sagan, Kota Yogyakarta, Kamis (24/4/2014) siang. Peserta deklarasi KMKY adalah 9 elemen pergerakan di antaranya Jaringan Gadjah Mada (Jarigama), Solidaritas Mahasiswa Anti Korupsi (SMAK), Barisan Mahasiswa Nusantara, Forum Aktivis Lintas Studi, dan lain-lain.
Deklarasi digelar di Sagan, Kota Yogyakarta, Kamis (24/4/2014) siang. Peserta deklarasi KMKY adalah 9 elemen pergerakan di antaranya Jaringan Gadjah Mada (Jarigama), Solidaritas Mahasiswa Anti Korupsi (SMAK), Barisan Mahasiswa Nusantara, Forum Aktivis Lintas Studi, dan lain-lain.
PDIP: Cawapres Jokowi Diumumkan di Jumat Suci
Jusuf Kalla dikabarkan telah direstui oleh Megawati untuk menjadi
cawapres bagi capres PDIP Jokowi. Namun memang belum ada pengumuman
resmi. PDIP akan membuat pengumuman pada Jumat suci. Kapan?
"Saya memberikan indikasi terkait hari Jumat, biasanya dipakai KPK untuk menahan calon tersangka, Jumat keramat. PDIP juga memutuskan capres Jumat. Rujukannya Bung Karno yang memutuskan kemerdekaan pada Jumat. Kami menyebutnya sebagai Jumat suci," kata Wasekjen PDIP Ahmad Basarah kepada wartawan sebelum diskusi di kantor Formappi di Jl Matraman Raya, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2014).
"Saya memberikan indikasi terkait hari Jumat, biasanya dipakai KPK untuk menahan calon tersangka, Jumat keramat. PDIP juga memutuskan capres Jumat. Rujukannya Bung Karno yang memutuskan kemerdekaan pada Jumat. Kami menyebutnya sebagai Jumat suci," kata Wasekjen PDIP Ahmad Basarah kepada wartawan sebelum diskusi di kantor Formappi di Jl Matraman Raya, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2014).
Jokojek Kuno, Nggak Jadi-jadi
Kabar kepastian pasangan capres dan cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla
kian santer terdengar. Partai Gerindra yang punya capres Prabowo
Subianto, rival Jokowi, merespon santai kabar tersebut.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengaku sudah lama mendengar kabar duet Jokowi-JK (Jokojek) akan terwujud. Namun, selama ini, kabar yang didengarnya hanya isapan jempol belaka.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengaku sudah lama mendengar kabar duet Jokowi-JK (Jokojek) akan terwujud. Namun, selama ini, kabar yang didengarnya hanya isapan jempol belaka.
Perbedaan Karakter Bisa Timbulkan Konflik Antara Jokowi dengan JK
Pengamat kebijakan publik, Andrinov Chaniago, mengatakan peluang konflik internal Joko Widodo dan Jusuf Kalla (JK) bisa terjadi mengingat perbedaan karakter keduanya. Keduanya santer diberitakan berpasangan pada Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Juli mendatang.
Menurut Andrinov, keduanya memang memiliki perbedaan karakter. JK memiliki karakter blak-blakan, apa adanya, dan sangat aktif. Sementara Joko Widodo tidak suka blak-blakan.
Menurut Andrinov, keduanya memang memiliki perbedaan karakter. JK memiliki karakter blak-blakan, apa adanya, dan sangat aktif. Sementara Joko Widodo tidak suka blak-blakan.
NasDem Akui Sodorkan JK Dampingi Jokowi
Isu Ketua PMI Jusuf Kalla mendampingi Joko Widodo dalam pemilihan presiden terus terdengar. Partai NasDem yang memutuskan bekerjasama dengan PDI Perjuangan mengaku belum mengetahui keputusan tersebut.
"Belum ada keputusan dari PDIP. Belum diumumkan juga," kata Sekjen Partai NasDem Patrice Rio Capella ketika dihubungi, Kamis (24/4/2014).
"Belum ada keputusan dari PDIP. Belum diumumkan juga," kata Sekjen Partai NasDem Patrice Rio Capella ketika dihubungi, Kamis (24/4/2014).
Divonis Percobaan, Bupati Semarang Ajak Pendukung Doakan Jokowi Menang
Meski merasa keberatan dengan putusan hakim terkiat perkara pidana
pemilu, Bupati Semarang, Mundjirin tetap melampiaskan rasa syukurnya
dengan mengajak pendukungnya untuk berdoa di depan gedung Pengadilan
Negeri Kabupaten Semarang. Ia mendoakan Jokowi agar sukses dalam pilpres
bulan Juli mendatang.
Mundjirin berjalan menuju halaman gedung PN Kabupaten Semarang usai sidang putusan. Di halaman, ia diwawancara sejumlah wartawan, kemudian dengan suara lantang, Mundjirin memimpin doa dan diikuti oleh para pendukungnya.
"Mari kader PDIP, kita berdoa, kita bersyukur pemilu legislatif ini berjalan lancar," kata Mundjirin di hadapan pendukungnya, Kamis (24/4/2014).
Mundjirin berjalan menuju halaman gedung PN Kabupaten Semarang usai sidang putusan. Di halaman, ia diwawancara sejumlah wartawan, kemudian dengan suara lantang, Mundjirin memimpin doa dan diikuti oleh para pendukungnya.
"Mari kader PDIP, kita berdoa, kita bersyukur pemilu legislatif ini berjalan lancar," kata Mundjirin di hadapan pendukungnya, Kamis (24/4/2014).
Akbar Tandjung Incar Posisi Cawapres Prabowo dan Jokowi
Meski Golkar sudah punya capres Aburizal Bakrie (Ical), Ketua Dewan Pertimbangan Akbar Tandjung tetap menyimpan ambisi menuju Pilpres 2014. Akbar terus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak untuk memuluskan hasrat politiknya itu.
"Kan saya sendiri menyatakan kalau ada yang menawarkan menjadi cawapres saya siap. Saya melakukan pendekatan dengan tokoh politik dari berbagai partai politik dalam rangka kesediaan saya menjadi cawapres," kata Akbar kepada detikcom, Kamis (24/4/2014).
Akbar menuturkan elektabilitasnya saat ini cukup tinggi. Sejumlah survei, menurut Akbar, juga menempatkan dirinya cocok menjadi cawapres Jokowi.
"Kan saya sendiri menyatakan kalau ada yang menawarkan menjadi cawapres saya siap. Saya melakukan pendekatan dengan tokoh politik dari berbagai partai politik dalam rangka kesediaan saya menjadi cawapres," kata Akbar kepada detikcom, Kamis (24/4/2014).
Akbar menuturkan elektabilitasnya saat ini cukup tinggi. Sejumlah survei, menurut Akbar, juga menempatkan dirinya cocok menjadi cawapres Jokowi.
Waduk Baru di Jagakarsa Bakal Selamatkan Kemang dari Banjir
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun waduk baru di Jakarta
Selatan, tepatnya di Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta
Selatan. Gubernur DKI Jakarta, Joko 'Jokowi' Widodo hari ini meninjau
pembangunan waduk yang diberi nama Waduk Brigif tersebut, Kamis (24/4/2014).
Jokowi tiba di lokasi rencana pembangunan waduk yang masih berbentuk empang.
Jokowi tiba di lokasi rencana pembangunan waduk yang masih berbentuk empang.
Jokowi Bantah JK Sudah Ditetapkan Sebagai Cawapres PDIP
Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo membantah bahwa PDI Perjuangan telah menetapkan Jusuf Kalla sebagai bakal calon wakil presiden mendampinginya.
"Belum. Sampai saat ini masih proses," ujar Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi di rumah makan yang berada di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (24/4/2014).
"Belum. Sampai saat ini masih proses," ujar Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi di rumah makan yang berada di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (24/4/2014).
Jokowi Akan Ditinggalkan Pendukungnya Kalau Salah Pilih Cawapres
Joko Widodo (Jokowi) dipastikan bakal kalah telak dan ditinggalkan oleh para pendukungnya dalam Pilpres mendatang kalau berpasangan dengan figur cawapres yang merupakan bagian dari masalah, dan usianya jauh lebih tua dari Jokowi sendiri.
Figur Jokowi yang selama ini dikenal prorakyat dan image PDIP sebagai partai rakyat jelata dan sikap kenegarawanan Megawati sebagai queen maker akan jatuh dan ternoda kalau Jokowi berpasangan dengan figur seperti itu, apalagi kalau hanya didasarkan pada pertimbangan transaksional, karena disebut-sebut figur tersebut sangat mampu mendukung pendanaan PDIP untuk memenangkan Pilpres.
Demikian pendapat peneliti senior dari Lingkar Studi Perjuangan (LSP) I Gede Aradea Permadi Sandra kepada wartawan di DPR RI Senayan, Kamis (24/4/2014).
Figur Jokowi yang selama ini dikenal prorakyat dan image PDIP sebagai partai rakyat jelata dan sikap kenegarawanan Megawati sebagai queen maker akan jatuh dan ternoda kalau Jokowi berpasangan dengan figur seperti itu, apalagi kalau hanya didasarkan pada pertimbangan transaksional, karena disebut-sebut figur tersebut sangat mampu mendukung pendanaan PDIP untuk memenangkan Pilpres.
Demikian pendapat peneliti senior dari Lingkar Studi Perjuangan (LSP) I Gede Aradea Permadi Sandra kepada wartawan di DPR RI Senayan, Kamis (24/4/2014).
Pasca Mukernas, PPP akan Dekati PDIP, Gerindra, dan Golkar
Mukernas III PPP akhirnya menunjuk Majelis Musyawarah Partai (MPP) untuk
melakukan lobi-lobi koalisi. Menurut Sekjen PPP Romahurmuziy, ada empat
poros yang akan didekati PPP.
"Poros yang pertama adalah mendekat ke koalisi partai Islam, kemudian ada pula yang usul untuk mendekat ke PDI Perjuangan dengan Pak Jokowi sebagai patronnya, ke Gerindra dengan Pak Prabowo sebagai patronnya, dan Golkar dengan Pak Aburizal Bakrie," sebut Romahurmuziy usai Mukernas III di Hotel Seruni, Cisarua, Jawa Barat, Kamis (24/4/2014).
"Poros yang pertama adalah mendekat ke koalisi partai Islam, kemudian ada pula yang usul untuk mendekat ke PDI Perjuangan dengan Pak Jokowi sebagai patronnya, ke Gerindra dengan Pak Prabowo sebagai patronnya, dan Golkar dengan Pak Aburizal Bakrie," sebut Romahurmuziy usai Mukernas III di Hotel Seruni, Cisarua, Jawa Barat, Kamis (24/4/2014).
Kabar Duet Jokowi-JK, PDIP: Sumber Anonim Bikin Konstelasi Tidak Sehat
Mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar (PG) Jusuf Kalla (JK)
disebut-sebut sudah resmi menjadi calon wakil presiden (cawapres). JK
diplot mendampingi calon presiden (capres) Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo (Jokowi). Informasi itu disinyalir dari
sumber yang terpercaya dan dekat dengan pemimpin partai. Ketua Umum DPP
PDI-P Megawati Soekarnoputri juga dikabarkan telah menyetujui duet
Jokowi-JK.
Ical Tanggapi Duet Jokowi-JK
Duet Jokowi-JK kabarnya sudah final. Lalu bagaimana tanggapan Ketum Golkar Aburizal Bakrie?
Mendengar kabar duet 'Jokojek' sudah final, Ical tak mau banyak berkomentar. Ical yang baru saja menerima usulan 3 nama cawapres dari KAHMI memilih meninggalkan wartawan.
"Saya malah baru tahu dari kamu," kata Ical dengan muka serius, saat ditanya wartawan soal duet Jokowi-JK.
Mendengar kabar duet 'Jokojek' sudah final, Ical tak mau banyak berkomentar. Ical yang baru saja menerima usulan 3 nama cawapres dari KAHMI memilih meninggalkan wartawan.
"Saya malah baru tahu dari kamu," kata Ical dengan muka serius, saat ditanya wartawan soal duet Jokowi-JK.
TB Silalahi Prediksi Jokowi Tak Mampu Menyusun Kabinet Kerja
Jika terpilih menjadi Presiden RI, calon presiden (capres) Joko
Widodo (Jokowi) dinilai akan sulit menyusun kabinet kerja. Ia tidak
bebas menentukan orang untuk menduduki posisi menteri.
"Pasalnya pasti partai politik Jokowi, yakni PDIP ikut menentukan posisi menteri, karena banyak orang yang merasa punya jasa di PDIP," kata pengamat politik, Tiopan Bernhard (TB) Silalahi, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (24/4).
Menurut Silalahi, tantangan utama Jokowi dalam menentukan kabinet, kalau dia terpilih menjadi presiden adalah parpolnya sendiri.
"Pasalnya pasti partai politik Jokowi, yakni PDIP ikut menentukan posisi menteri, karena banyak orang yang merasa punya jasa di PDIP," kata pengamat politik, Tiopan Bernhard (TB) Silalahi, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (24/4).
Menurut Silalahi, tantangan utama Jokowi dalam menentukan kabinet, kalau dia terpilih menjadi presiden adalah parpolnya sendiri.
Ke Mana Arah Koalisi Gerindra?
Pemilu legislatif sudah selesai dilaksanakan, namun dari penghitungan
cepat tidak ada satu pun partai politik yang bisa mengajukan capres
sendiri, karena semua tidak memenuhi syarat 25 persen suara sah
nasional. Oleh sebab itu mengharuskan setiap partai politik membentuk
koalisi. Namun sampai saat ini peta koalisi belum ada satu pun yang
mengkristal, seluruh partai yang mau berkoalisi masih bersifat cair.
Tantangan Fadli Zon Dinilai Tak Cerdas
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Eva Kusuma Sundari menilai penyataan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yang menantang Joko Widodo (Jokowi) untuk mendebat Prabowo Subianto sangat tidak masuk akal. Bahkan, Eva menyebut Fadli Zon sangat tidak cerdas.
"Kalau mau bikin isu yang cerdaslah. Lihat jadwal," ujar Eva usai peluncuran buku 'Jalan Kemandirian Bangsa' di Mega Institute, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2014).
Anggota Komisi III DPR ini menambahkan, jadwal debat Pilpres 2014 tersebut nantinya akan diatur oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Jadi, Eva menilai saat ini bukan waktu yang tepat.
"Kalau mau bikin isu yang cerdaslah. Lihat jadwal," ujar Eva usai peluncuran buku 'Jalan Kemandirian Bangsa' di Mega Institute, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2014).
Anggota Komisi III DPR ini menambahkan, jadwal debat Pilpres 2014 tersebut nantinya akan diatur oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Jadi, Eva menilai saat ini bukan waktu yang tepat.
Seknas Jokowi Luncurkan Buku Visi Misi Capres PDI Perjuangan
Sekretariat Nasional Jokowi hari ini meluncurkan buku berjudul 'Jalan Kemandirian Bangsa' di kantor Megawati Institute, jalan Proklamasi 53 Menteng, Jakarta Pusat.
Direktur Eksekutif Megawati Institute Arif Budimanta mengatakan buku ini sudah digagas oleh seknas Jokowi sejak Desember tahun lalu. Namun karena diskusi terus berkembang buku itu baru bisa diluncurkan hari ini.
Buku ini menurut Arif berisi kumpulan partisipasi masyarakat. "Mungkin ini pertama kalinya visi misi presiden berasal dari partisipasi masyarakat," kata Arif saat menjadi pembicara dalam peluncuran buku tersebut, Kamis (24/4/2014).
Direktur Eksekutif Megawati Institute Arif Budimanta mengatakan buku ini sudah digagas oleh seknas Jokowi sejak Desember tahun lalu. Namun karena diskusi terus berkembang buku itu baru bisa diluncurkan hari ini.
Buku ini menurut Arif berisi kumpulan partisipasi masyarakat. "Mungkin ini pertama kalinya visi misi presiden berasal dari partisipasi masyarakat," kata Arif saat menjadi pembicara dalam peluncuran buku tersebut, Kamis (24/4/2014).
Pengamat: Jusuf Kalla Punya Gaya Mirip Jokowi
Kabar Jusuf Kalla mendampingi calon presiden Joko Widodo santer terdengar menghadapi pemilihan presiden 2014. Pengamat Politik asal UI Andrinof Chaniago mengakui nama Jusuf Kalla selalu masuk dalam survei pendamping Jokowi.
"Pak JK yang paling atas muncul, juga ada turun naiknya, ada pertimbangan lain, melihat hal yang diperlukan," kata Andrinof di Megawati Institute, Jakarta, Kamis (24/4/2014).
"Pak JK yang paling atas muncul, juga ada turun naiknya, ada pertimbangan lain, melihat hal yang diperlukan," kata Andrinof di Megawati Institute, Jakarta, Kamis (24/4/2014).
Simalakama Duet Jokowi-JK
Kabarnya duet Jokowi-JK tinggal selangkah lagi ke Pilpres 2014. Seperti apa untung rugi duet Jokowi-JK?
Menurut pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari, duet Jokowi-JK cukup menjanjikan. "Jokowi-JK pasangan yang berpotensi menangnya besar karena elektabilitas JK sebagai wapres tinggi dan dia punya basis suara di Indonesia timur. JK juga populer di kelas menengah," kata Qodari menyampaikan analisisnya kepada detikcom, Kamis (24/4/2014).
Menurut pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari, duet Jokowi-JK cukup menjanjikan. "Jokowi-JK pasangan yang berpotensi menangnya besar karena elektabilitas JK sebagai wapres tinggi dan dia punya basis suara di Indonesia timur. JK juga populer di kelas menengah," kata Qodari menyampaikan analisisnya kepada detikcom, Kamis (24/4/2014).
Jokowi: Waduk Brigif Akan Kurangi Banjir di Petogogan
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengungkapkan, pembangunan waduk Brigif di Jalan Aselih, Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan memberikan efek positif bagi wilayah-wilayah yang ada di Jakarta Selatan.
"Waduk Brigif ini akan mengurangi genangan dan banjir di Jakarta Selatan," ujar Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi usai memantau waduk Brigif, Kamis (24/4/2014).
"Waduk Brigif ini akan mengurangi genangan dan banjir di Jakarta Selatan," ujar Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi usai memantau waduk Brigif, Kamis (24/4/2014).
Pantau Pembangunan Waduk Brigif, Jokowi Naik Eskavator
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memantau pengerjaan Waduk Brigif yang terletak di Jalan Aselih, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Jokowi langsung turun sambil memantau pengerjaan oleh empat eskavator yang telah siap bekerja di waduk tersebut.
Pantauan merdeka.com di lokasi, Kamis (24/4/2014), Jokowi yang memakai kemeja putih dan celana bahan hitam tiba sekitar pukul 13.30 WIB.
Pantauan merdeka.com di lokasi, Kamis (24/4/2014), Jokowi yang memakai kemeja putih dan celana bahan hitam tiba sekitar pukul 13.30 WIB.
Cawapres Jokowi Tunggu Mega Nyekar Bung Karno
Nama Jusuf Kalla kini santer disebut sebagai cawapres mendampingi Jokowi pada pemiliha presiden 9 Juli 2014 nanti. Benarkah demikian?
Tim Pakar Seknas Jokowi, Eva Kusumah Sundari mengatakan, hingga saat ini belum ada keputusan siapa pendamping Jokowi.
Kata Eva, pendamping Jokowi akan ditentukan oleh Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP. Namun, keputusan itu masih menunggu wangsit hasil nyekar Mega ke makam Bung Karno di Blitar Jawa Timur.
Tim Pakar Seknas Jokowi, Eva Kusumah Sundari mengatakan, hingga saat ini belum ada keputusan siapa pendamping Jokowi.
Kata Eva, pendamping Jokowi akan ditentukan oleh Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP. Namun, keputusan itu masih menunggu wangsit hasil nyekar Mega ke makam Bung Karno di Blitar Jawa Timur.
Jika Jokowi-JK Final, PKB Segera Bahas Nasib Mahfud dan Rhoma
Seperti diketahui, Jusuf Kalla, Mahfud MD, dan Rhoma Irama merupakan
bakal capres PKB. JK dikabarkan telah menjadi cawapres dari capres PDIP
Joko Widodo. Bagaimana nasib Mahfud dan Rhoma selanjutnya?
"Kita perlu menyikapi dengan rembugan internal. Saya belum berani menyampaikan apakah dengan ini (JK jadi cawapres PDIP-red) kita ikut dalam koalisi itu, atau ada langkah-langkah lain," tutur Ketua Badan Pemenangan Pemilu PKB Saiful Ma'sum saat dihubungi, Kamis (24/4/2014).
"Kita perlu menyikapi dengan rembugan internal. Saya belum berani menyampaikan apakah dengan ini (JK jadi cawapres PDIP-red) kita ikut dalam koalisi itu, atau ada langkah-langkah lain," tutur Ketua Badan Pemenangan Pemilu PKB Saiful Ma'sum saat dihubungi, Kamis (24/4/2014).
Warga Setempat Tolak Rencana Jokowi Bangun Waduk di Jalan Aselih
Sejumlah warga menyatakan keberatan terkait rencana Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membangun waduk di Jalan Aselih, Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Hal tersebut diungkapkan Ica (32), warga Jalan Aselih, RT 16/01 Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Ica mengeluhkan tidak adanya sosialisasi dari Pemprov DKI terkait pembangunan waduk yang mengharuskan menggusur kediamannya.
Hal tersebut diungkapkan Ica (32), warga Jalan Aselih, RT 16/01 Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Ica mengeluhkan tidak adanya sosialisasi dari Pemprov DKI terkait pembangunan waduk yang mengharuskan menggusur kediamannya.
Duet Jokowi-JK Ramai Dibahas di Internal Golkar, Ical Terganggu
Kabar soal Jusuf Kalla (JK) telah ditunjuk menjadi cawapres Jokowi ramai
dibahas di internal Golkar. Wasekjen Golkar Tantowi Yahya mengaku sudah
mendengar kabar soal Jokowi-JK sejak kemarin malam.
"Saya sudah dengar itu, bahkan dari tadi malam. Ya, tidak ada yang bisa kita lakukan, karena kita tidak pernah bisa mengekang hak politik kader kita," tutur Tantowi saat dihubungi, Kamis (24/4/2014).
"Saya sudah dengar itu, bahkan dari tadi malam. Ya, tidak ada yang bisa kita lakukan, karena kita tidak pernah bisa mengekang hak politik kader kita," tutur Tantowi saat dihubungi, Kamis (24/4/2014).
Sekuat Apa JokoJek?
Menrut rumor, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri kabarnya sudah memutuskan duet
Jokowi-JK ke Pilpres 2014. Sekuat apa duet kombinasi muda-tua ini?
Meskipun pada Pileg 2014 yang lalu hasil survei tak dapat dipakai sebagai pedoman yang pasti, tetapi kali ini kita masih mengikuti irama kendang para surveyor.
Meskipun pada Pileg 2014 yang lalu hasil survei tak dapat dipakai sebagai pedoman yang pasti, tetapi kali ini kita masih mengikuti irama kendang para surveyor.
PDIP Tutup Rapat-rapat Siapa Cawapres Jokowi
Tersiar kabar Jusuf Kalla (JK) telah ditunjuk oleh Ketua Umum PDIP
Megawati Soekarnoputri sebagai cawapres Jokowi. Tapi kabar ini langsung
dibantah oleh DPP PDIP.
Wasekjen PDIP Eriko Sotarduga mengaku tak tahu menahu jika Mega sudah mengizinkan Jokowi dan JK menjadi pasangan capres dan cawapres di pilpres 9 Juli nanti. Menurut dia, sejauh ini belum ada keputusan tersebut disampaikan kepada DPP PDIP.
"Sampai saat ini kami di DPP belum ada menerima keputusan dari ketua umum mengenai siapa yang mendampingi calon presiden Pak Jokowi sebagai cawapres.
Wasekjen PDIP Eriko Sotarduga mengaku tak tahu menahu jika Mega sudah mengizinkan Jokowi dan JK menjadi pasangan capres dan cawapres di pilpres 9 Juli nanti. Menurut dia, sejauh ini belum ada keputusan tersebut disampaikan kepada DPP PDIP.
"Sampai saat ini kami di DPP belum ada menerima keputusan dari ketua umum mengenai siapa yang mendampingi calon presiden Pak Jokowi sebagai cawapres.
Langganan:
Postingan (Atom)