Meski tinggal beberapa hari digelar, kegiatan budaya kebanggaan warga
kota Bengawan, Solo Batik Carnival (SBC) 6 seolah tak ada greget. Hingga
H-2, Kamis (27/6/2013) jumlah peserta belum seperti yang diharapkan. Bahkan
jika dibandingkan tahun sebelumnya, mengalami penurunan hampir 50
persen.
Pada penyelenggaran SBC tahun ini jumlah peserta hanya
131, sedangkan pada penyelenggaraan sebelumnya jumlahnya mencapai 300an
peserta.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Widdi
Srihanto berkilah, menurunnya peserta dinilai wajar, mengingat
persiapan SBC yang dilaksanakan dalam waktu mepet. Sebelumnya, sempat
terjadi perubahan manajemen, sehingga Yayasan Solo Batik Carnival tidak
memiliki waktu cukup untuk penjaringan peserta.
"Ya memang
pesertanya hanya sedikit. Persiapan kurang dari 3 bulan karena ada
persoalan manajemen penyelenggaraan, sedangkan tahun sebelumnya enam
bulan sebelum pelaksanaan persiapan sudah dimulai dengan menyelengarakan
workshop kostum. Meski sedikit tapi kualitasnya tetap lebih baik,"
ujarnya kepada wartawan di kantornya, Kamis (27/6/2013).
Menurut
Widdi, tema SBC tahun ini adalah "Earth To Earth" yang akan
dikolaborasikan dengan usulan Wali Kota Solo, yakni spirit "Memayu
Hayuning Bawono" (upaya untuk mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup di Dunia). Kostum SBC yang akan dipakai, nantinya
berwujud visualisasi elemen kehidupan seperti air, api, udara dan bumi.
Sementara
itu, Ketua Panitia SBC IV, Ikhwan N Hidayat mengatakan, dalam
pelaksanaannya, sebanyak 131 peserta akan tampil dengan 4 karakter
busana yang berbeda. Keempat busana itu adalah air, api, udara, dan
bumi. Untuk peserta yang akan tampil dengan menggunakan kostum bertema
api sebanyak 37 peserta, bertema air 35 peserta, kostum bertema angin
ada 20 peserta, dan 39 peserta sisanya menggunakan kostum bertema bumi.
"Peserta
SBC akan melakukan runway pada Sabtu (29/6) lusa, mulai jam 15.00 WIB.
Kita akan start di Jalan Brigjen Slamet Riyadi, atau didepan Solo Center
Point menuju Jalan Jendral Sudirman komplek Balai Kota Solo. Sedangkan
total jarak yang akan ditempuh mencapai 3,4 kilometer. Di koridor jalan
Jendral Sudirman, para peserta akan tampil dengan koregrafi dan live
performance music gamelan dihadapan tamu undangan dan masyarakat luas,"
ungkapnya.
Sepinya gelaran SBC mendapat tanggapan beragam. Public
Relations Manager The Royal Heritage Surakarta Hotel, Mega Maharani
menilai, SBC tahun ini kurang greget.
"SBC tahun ini seperti
kurang greget ya, karena untuk event sebesar itu hingga H-2 secara
publikasi kurang besar-besaran, sehingga kurang menimbulkan awareness
masyarakat Solo dan luar Solo untuk menyaksikan acara ini," ujarnya.
Menurut
Mega, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini hotelnya tidak
membuat paket SBC. Dari sisi lokasi, hotel ini sangat diuntungkan.
Peserta SBC akan pentas di koridor Sudirman terlebih dahulu di depan
panggung penonton, dan jarak antara koridor dengan hotel sangat dekat.
Lantaran
minimnya sosialisasi, hal tersebut tidak bisa dimanfaatkan. Kendati
demikian, ada sejumlah tamu yang mulai menanyakan. Sedikit di antaranya
sudah melakukan reservasi. Kendati tidak membuat paket, Mega menegaskan
hotelnya tetap akan membantu upaya promosi event ini.
Hal senada
disampaikan Anna Marita, Public Relations Manager Sahid Jaya Hotel Solo.
Menurut Anna, SBC tahun ini kurang sosialisasi dan publikasi. Jika
tahun sebelumnya pihaknya selalu dilibatkan, namun untuk penyelenggaraan
tahun ini, dari perhotelan seolah ditinggalkan. Event budaya seperti
SBC ini kata Anna, sangat berpengaruh bagi hotel, karena hotel adalah
bagian dari kepariwisataan.
"Kami mendukung penuh untuk
event-event budaya kota Solo, namun juga harus dibarengi dengan
penyelenggara dan Disbudpar kota Solo untuk mengsinergikan acara ini,
agar menjadi sesuatu yang dikangeni oleh masyarakat Solo, terlebih untuk
meningkatkan tingkat hunian hotel, saat acara berlangsung," pungkasnya.
Sumber :
merdeka.com