Setelah Partai Nasional Demokrat (NasDem), giliran Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang memastikan dukungan politiknya pada PDI Perjuangan (PDIP) untuk mencapreskan Jokowi.
Lalu apa yang didapat dua partai itu? Ditambah belum adanya kejelasan siapa cawapres yang akan mendampingi mantan Walikota Solo itu.
Menanggapi hal itu, Ketua DPP NasDem Akbar Faisal mengatakan, soal cawapres semua sudah ada di kantong Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.
Jadi kita tunggu saja, Bu Mega sudah pegang namanya, dan saya sebagai pekerja partai, tidak ingin berkomentar menurut pandangan pribadi. Kita ikut perintah partai, ujar Akbar ketika dihubungi, Minggu (11/5/2014).
Arsip terlengkap seputar kegiatan Jokowi mulai tahun 2013 hingga Jokowi Terindikasi Melindungi Koruptor.
Minggu, 11 Mei 2014
Jokowi Harus Fokus Terhadap Pertanian
Calon presiden PDI Perjuangan, Joko Widodo alias Jokowi diminta melakukan langkah-langkah konkret jika nantinya terpilih menjadi presiden Indonesia. Salah satu yang harus dilakukan adalah, memastikan janjinya untuk mensejahterakan masyarakat.
"Kami mengusulkan kepada calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) untuk fokus pada dua agenda kesejahteraan rakyat jika dipercaya memimpin Indonesia ke depan," ujar Sekjen Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat (Almisbat), Hendrik Sirait dalam keterangan persnya, Minggu (11/5/2014).
"Kami mengusulkan kepada calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) untuk fokus pada dua agenda kesejahteraan rakyat jika dipercaya memimpin Indonesia ke depan," ujar Sekjen Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat (Almisbat), Hendrik Sirait dalam keterangan persnya, Minggu (11/5/2014).
Jokowi-JK Rentan Gesekan, Meski Tanpa "JK" Jokowi Jadi "OOWI"
Mantan wakil presiden Jusuf Kalla disebut-sebut kandidat kuat mendampingi bakal capres dari PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi). Namun begitu, JK dinilai akan mempersulit kerja Jokowi yang selama ini dikenal dengan gagasan revolusi mentalnya.
"Tidak kompatibel, akan ada gesekan," kata pemerhati politik dari Universitas Paramadina, Herdi Sahrasad dalam diskusi bertema 'Tergantung pada Cawapres', di Galeri Cafe, Cikini, Jakarta, Minggu (11/5).
Dia menjelaskan, kekurangan JK untuk menjadi pendamping tepat Jokowi salah satunya karena perbedaan usia yang terlampau jauh. Hal ini ditengarai akan mempersulit langkah gubernur DKI Jakarta itu dalam memimpin pemerintahan ke depan.
"Tidak kompatibel, akan ada gesekan," kata pemerhati politik dari Universitas Paramadina, Herdi Sahrasad dalam diskusi bertema 'Tergantung pada Cawapres', di Galeri Cafe, Cikini, Jakarta, Minggu (11/5).
Dia menjelaskan, kekurangan JK untuk menjadi pendamping tepat Jokowi salah satunya karena perbedaan usia yang terlampau jauh. Hal ini ditengarai akan mempersulit langkah gubernur DKI Jakarta itu dalam memimpin pemerintahan ke depan.
Jokowi Sowan ke Kyai Sanusi, PDIP: Ulama Itu Dekat dengan Jusuf Kalla
Capres PDIP Joko Widodo telah bersilaturahmi ke Ulama kharismatik, Anre
Gurutta Haji (AGH) Sanusi Baco, di Sulawesi Selatan. Usut punya usut,
ternyata Kyai Sanusi Baco merupakan tokoh yang dikenal dekat dengan
Jusuf Kalla, sosok yang dikabarkan akan dipilih PDIP menjadi cawapres
Jokowi.
"Ya namanya di Makassar Sulawesi Selatan, tokoh yang didatangi memiliki kedekatan dengan Pak JK (Jusuf Kalla). Justru dari situlah semangat memenangkan Pilpres muncul, dukungan tokoh kan juga penting," kata Wasekjen PDIP Hasto Kristianto kepada detikcom, Minggu (11/5/2014).
Hasto menyatakan ulama sekaliber Kyai Sanusi Baco merupakan sumber keteladanan masyarakat. Diharapkan, doa restu dari Kyai Sanusi bisa mensukseskan pencapresan Jokowi di Pilpres 2014.
"Pertemuan itu sebagai silaturahmi, juga untuk mengharapkan doa restu mengingat jadi pemimpin ini kan tidak mudah, kita harus bisa merangkul dan mempertemukan pihak-pihak untuk mencari solusi," tutur Hasto.
"Ya namanya di Makassar Sulawesi Selatan, tokoh yang didatangi memiliki kedekatan dengan Pak JK (Jusuf Kalla). Justru dari situlah semangat memenangkan Pilpres muncul, dukungan tokoh kan juga penting," kata Wasekjen PDIP Hasto Kristianto kepada detikcom, Minggu (11/5/2014).
Hasto menyatakan ulama sekaliber Kyai Sanusi Baco merupakan sumber keteladanan masyarakat. Diharapkan, doa restu dari Kyai Sanusi bisa mensukseskan pencapresan Jokowi di Pilpres 2014.
"Pertemuan itu sebagai silaturahmi, juga untuk mengharapkan doa restu mengingat jadi pemimpin ini kan tidak mudah, kita harus bisa merangkul dan mempertemukan pihak-pihak untuk mencari solusi," tutur Hasto.
Warga pun Ikuti Jokowi Sampai ke Toilet
Ada banyak cerita unik selama dua hari Calon presiden dari PDIP, Joko Widodo atau Jokowi berada di Makassar. Mulai dari agenda yang berubah mendadak hingga cerita warga Makassar yang ingin bertemu Jokowi dengan mengikutinya hingga ke toilet.
Jokowi tiba di Makassar, Sabtu 11 Mei, sore. Setelah mendarat, Jokowi langsung menjadi pusat perhatian warga yang ada di Bandara. Warga terus berupaya mendekatinya, bahkan ada yang ikut masuk ke toilet bersama Jokowi. "Waktu itu Jokowi langsung ke toilet.
Jokowi tiba di Makassar, Sabtu 11 Mei, sore. Setelah mendarat, Jokowi langsung menjadi pusat perhatian warga yang ada di Bandara. Warga terus berupaya mendekatinya, bahkan ada yang ikut masuk ke toilet bersama Jokowi. "Waktu itu Jokowi langsung ke toilet.
Jokowi Harus Pintar Memilih Antara JK dan Abraham Samad
Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi) harus pintar-pintar memilih pasangan wakil presiden setelah dua nama muncul sebagai kandidat terkuat.
Kedua nama itu adalah Jusuf Kalla (JK) dan Abraham Samad yang dilontarkan sendiri oleh Jokowi.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Boni Hargens mengatakan pengalaman politik JK akan menggangu jalannya pemerintahan karena ada kemungkinan bekas ketua umum Golkar itu akan lebih dominan.
Kedua nama itu adalah Jusuf Kalla (JK) dan Abraham Samad yang dilontarkan sendiri oleh Jokowi.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Boni Hargens mengatakan pengalaman politik JK akan menggangu jalannya pemerintahan karena ada kemungkinan bekas ketua umum Golkar itu akan lebih dominan.
Kiai PKB Jateng Berharap Mahfud MD Cawapres Jokowi
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sudah menyatakan berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan pada pemilihan presiden mendatang. Terkait hal itu, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Jawa Tengah berharap yang nantinya akan mendampingi Joko Widodo, calon presiden yang diusung PDI Perjuangan, adalah Mahfud MD.
Hal itu disampaikan Ketua DPW PKB Jawa Tengah Yusuf Chudlori saat dihubungi, Minggu (11/5/2014).
Hal itu disampaikan Ketua DPW PKB Jawa Tengah Yusuf Chudlori saat dihubungi, Minggu (11/5/2014).
JK dan Abraham Samad Sama-Sama Berkompeten Jadi Pendamping Jokowi
Nama Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad dan Wakil Presiden RI periode 2004-2009 Jusuf Kalla (JK) disebut-sebut sebagai dua kandidat kuat calon wakil presiden mendampingi calon presiden PDIP Joko Widodo alias Jokowi.
Menuryt pengamat politik, Arya Fernandes, Samad dan JK sama-sama memenuhi kualifikasi untuk menjadi pendamping Jokowi. Saat ini, lanjut dia, keputusan ada di tangan PDIP.
Menuryt pengamat politik, Arya Fernandes, Samad dan JK sama-sama memenuhi kualifikasi untuk menjadi pendamping Jokowi. Saat ini, lanjut dia, keputusan ada di tangan PDIP.
Pilih Cawapres, Jokowi Bisa Teladani Bung Karno
Herdi Sahrasad, Peneliti dari Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Universitas Paramadina, menyarankan calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo, meniru Bung Karno dalam memilih sosok calon wakil presiden (cawapres).
Herdi menjelaskan, Bung Karno memiliki cara yang patut diikuti oleh Jokowi dalam memilih wakilnya memimpin Indonesia. Bung Karno memilih Bung Hatta sebagai wakil presiden bukan karena sisi popularitas.
Herdi menjelaskan, Bung Karno memiliki cara yang patut diikuti oleh Jokowi dalam memilih wakilnya memimpin Indonesia. Bung Karno memilih Bung Hatta sebagai wakil presiden bukan karena sisi popularitas.
Jokowi Tak Susul Pertemuan Mega-Ical di Bali
Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo mengakhiri safarinya di Sulawesi. Dimana dalam perjalanan kali ini, dia menyambangi dua provinsi, yakni Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan.
Jokowi mengungkapkan, tidak akan mengikuti acara pertemuan antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie di Bali. Dia memutuskan untuk kembali ke Jakarta.
"Pulang. Kembali ke Jakarta. Kok ke Bali, kembali. Bukan ke Bali, kembali," kilah Jokowi di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (11/5/2014).
Jokowi mengungkapkan, tidak akan mengikuti acara pertemuan antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie di Bali. Dia memutuskan untuk kembali ke Jakarta.
"Pulang. Kembali ke Jakarta. Kok ke Bali, kembali. Bukan ke Bali, kembali," kilah Jokowi di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (11/5/2014).
Mendadak Tinggalkan Makassar
Capres PDIP Joko Widodo (Jokowi), tsecara mendadak meninggalkan Makassar pukul 14.00 WITA siang hari ini, Minggu (11/5/2014).
PKB Ajukan Rusdi Kirana Jadi Menparekraf? Ini Kata Jokowi
PKB dikabarkan menyorongkan nama Waketumnya, Eks Bos Lion Air Rusdi
Kirana, sebagai kandidat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
(Menparekraf) ke Jokowi. Apa kata Jokowi soal kabar ini?
"Nggak ada bicara itu," kata Jokowi di hotel Aryaduta, Makassar, Minggu (11/5/2014).
Jokowi menegaskan tak ada pembahasan soal menteri dengan parpol yang diajak kerja sama. Deal kerja sama antara PDIP dan partnernya hanyalah soal kesamaan visi membangun Indonesia.
"Nggak ada bicara itu," kata Jokowi di hotel Aryaduta, Makassar, Minggu (11/5/2014).
Jokowi menegaskan tak ada pembahasan soal menteri dengan parpol yang diajak kerja sama. Deal kerja sama antara PDIP dan partnernya hanyalah soal kesamaan visi membangun Indonesia.
Jokowi Harusnya Revolusi Mental Sendiri Supaya Jujur
Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDIP), Joko Widodo, kembali dikritik terkait tulisan mengenai Revolusi
Mental. Belakangan diakui yang bersangkutan, bahwa tulisan itu bukan
karangannya sendiri.
Tulisan berjudul "Revolusi Mental" yang diterbitkan di kolom opini Harian Kompas pada Sabtu (10/5/2014) lalu, diakui Jokowi bahwa tulisan tersebut bukan hasil karyanya sendiri meski hanya mencantumkan namanya. Kepada wartawan di bandara Sultan Hasanudin, Jokowi mengakui tulisan tersebut merupakan buah karya dirinya dan tim yang ia bentuk.
"Saya kan membuat strukturnya, poin-poinnya, kemudian kita rembuk dalam tim, baru kita buat," katanya.
Tulisan berjudul "Revolusi Mental" yang diterbitkan di kolom opini Harian Kompas pada Sabtu (10/5/2014) lalu, diakui Jokowi bahwa tulisan tersebut bukan hasil karyanya sendiri meski hanya mencantumkan namanya. Kepada wartawan di bandara Sultan Hasanudin, Jokowi mengakui tulisan tersebut merupakan buah karya dirinya dan tim yang ia bentuk.
"Saya kan membuat strukturnya, poin-poinnya, kemudian kita rembuk dalam tim, baru kita buat," katanya.
Pospera Kampanyekan Kesederhanaan Jokowi
Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) yang tersebar di 16 provinsi menyatakan dukungannya terhadap calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo. Posko yang beranggotakan aliansi ini akan menyosialisasikan sifat-sifat bersahaja pria yang akrab disapa Jokowi tersebut kepada masyarakat.
"Tiga hal, pertama Jokowi jujur, merakyat dan sederhana. Bagaimana ia memiliki keberpihakan dan memperjuangkan rakyat, yang tidak dimiliki pemimpin selama ini," kata Mustar Bona Ventura, Koordinator Nasional Pospera, Minggu (11/5/2014).
"Tiga hal, pertama Jokowi jujur, merakyat dan sederhana. Bagaimana ia memiliki keberpihakan dan memperjuangkan rakyat, yang tidak dimiliki pemimpin selama ini," kata Mustar Bona Ventura, Koordinator Nasional Pospera, Minggu (11/5/2014).
Jokowi Tolak Komentari Pertemuan Mega-Ical
Calon Presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo, menolak mengomentari kemungkinan adanya pertemuan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, di Bali.
Jokowi, yang ditanya wartawan di sela-sela perjalanan politiknya di Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (11/5) ini, enggan memberikan jawaban. Apalagi manakala wartawan bertanya kemungkinan pertemuan tersebut terkait peluang koalisi yang hendak dijalin kedua partai politik tersebut.
Jokowi, yang ditanya wartawan di sela-sela perjalanan politiknya di Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (11/5) ini, enggan memberikan jawaban. Apalagi manakala wartawan bertanya kemungkinan pertemuan tersebut terkait peluang koalisi yang hendak dijalin kedua partai politik tersebut.
Ical Tak Laku, Golkar Siap Usung JK Dampingi Jokowi
Politisi Partai Golkar Poempida Hidayatullah mengatakan pihaknya siap mengusung Jusuf Kalla (JK) untuk mendampingi Joko Widodo dalam pertarungan Pilpres 9 Juli mendatang karena nama mantan Walikota Solo tersebut populer di masyarakat.
"Kita merapat ke Jokowi. Alasannya karena Jokowi populer. Selain itu, JK juga sering disebut oleh PDIP untuk mendampingi Jokowi sehingga cocoklah," ujar Poempida Hidayatullah usai diskusi "Pasca Real Count: Kemana Arah Parpol?" di Jakarta, Minggu (11/5/2014).
"Kita merapat ke Jokowi. Alasannya karena Jokowi populer. Selain itu, JK juga sering disebut oleh PDIP untuk mendampingi Jokowi sehingga cocoklah," ujar Poempida Hidayatullah usai diskusi "Pasca Real Count: Kemana Arah Parpol?" di Jakarta, Minggu (11/5/2014).
Tak Hanya Tokoh Gereja, Jokowi Juga Temui Ulama Sulawesi
Calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDIP) Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Pondok Pesantren Nahdatul Ulum
di Maros, Sulawesi Selatan, Ahad (11/6). Di sana, Jokowi menemui Kyai
Sanusi, pemilik pondok pesantren yang sekaligus Ketua Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan.
Saat sowan tersebut, dia mengaku mendapat wejangan khusus terkait dengan pencapresannya. Menurut Jokowi, Kyai Sanusi berpesan agar dia menjadi pemimpin yang tawadhu. "Ya ke sana diberi tausyiah dan masukan. Itu akan kita pakai," ucap mantan wali kota Solo tersebut.
Saat sowan tersebut, dia mengaku mendapat wejangan khusus terkait dengan pencapresannya. Menurut Jokowi, Kyai Sanusi berpesan agar dia menjadi pemimpin yang tawadhu. "Ya ke sana diberi tausyiah dan masukan. Itu akan kita pakai," ucap mantan wali kota Solo tersebut.
Sowan ke Ketua MUI Sulsel, Jokowi: Harus Tawadu
Bakal calon presiden PDI Perjuangan, Joko Widodo, siang ini bertemu dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia Sulawesi Selatan KH Sanusi Baco di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Makassar. "Kami silaturahmi dengan Kiai Haji Sanusi. Beliau kan Ketua MUI Sulawesi Selatan," katanya di Makassar, Ahad, 11 Mei 2014.
Menurut dia, dalam pertemuan tersebut, salah satu tokoh Nahdlatul Ulama ini memberikan masukan mengenai bagaimana menjadi pemimpin yang baik. "Diberikan tausiyah-tausiyah, wejangan-wejangan. Masukan yang akan kita gunakan. Beliau mengatakan jadi pemimpin harus yang tawadu, rendah hati saja," ujarnya.
Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Eriko Sotarduga mengatakan silaturahmi ke KH Sanusi Baco merupakan tindak lanjut dari koalisi bersama Partai Kebangkitan Bangsa. "Beliau kan tokoh NU juga, jadi ini salah satu bagian silaturahmi setelah kami berkoalisi dengan PKB," katanya.
Menurut dia, dalam pertemuan tersebut, salah satu tokoh Nahdlatul Ulama ini memberikan masukan mengenai bagaimana menjadi pemimpin yang baik. "Diberikan tausiyah-tausiyah, wejangan-wejangan. Masukan yang akan kita gunakan. Beliau mengatakan jadi pemimpin harus yang tawadu, rendah hati saja," ujarnya.
Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Eriko Sotarduga mengatakan silaturahmi ke KH Sanusi Baco merupakan tindak lanjut dari koalisi bersama Partai Kebangkitan Bangsa. "Beliau kan tokoh NU juga, jadi ini salah satu bagian silaturahmi setelah kami berkoalisi dengan PKB," katanya.
JK Disarankan Jadi Negarawan Saja
Wakil Presiden periode 2004-2009, Jusuf Kalla (JK) disebut sebagai salah satu kandidat calon wakil presiden yang bakal mendampingi calon Presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo alias Jokowi.
Namun dosen dari Universitas Paramadina Herdi Sahrasad menyatakan, apabila berpasangan maka JK akan mempersulit Jokowi dengan gagasan revolusi mental.
"Tidak kompatibel, akan ada gesekan," kata Herdi dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Minggu (11/5/2014).
Herdi menjelaskan, usia yang terlampau jauh antara JK dengan Jokowi juga akan mempersulit Gubernur DKI Jakarta itu untuk melangkah. Karena itu, ia menyarankan agar JK menjadi negarawan saja. "Lebih baik jadi negarawan," ucapnya.
Namun dosen dari Universitas Paramadina Herdi Sahrasad menyatakan, apabila berpasangan maka JK akan mempersulit Jokowi dengan gagasan revolusi mental.
"Tidak kompatibel, akan ada gesekan," kata Herdi dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Minggu (11/5/2014).
Herdi menjelaskan, usia yang terlampau jauh antara JK dengan Jokowi juga akan mempersulit Gubernur DKI Jakarta itu untuk melangkah. Karena itu, ia menyarankan agar JK menjadi negarawan saja. "Lebih baik jadi negarawan," ucapnya.
Gubernur Sulsel: Jokowi Boleh Utang Beras
Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo
menyampaikan kepada Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi), Sulsel siap
melayani kebutuhan beras untuk DKI, berapa pun permintaannya, demikian
juga daging sapi dan ikan.
“Berapapun banyaknya beras yang Pak Jokowi minta untuk DKI akan kami siapkan, kalau Pak Jokowi belum punya untuk membayar, boleh ngutang, silakan ambil dulu, urusan bayarnya nanti belakangan,” ujar Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo pada penandatanganan nota kesepahaman (MoU) perdagangan beras, daging dan ikan dengan Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) di Dermaga Peti Kemas Pelabuhan Makassar, Minggu (11/5/2014).
“Berapapun banyaknya beras yang Pak Jokowi minta untuk DKI akan kami siapkan, kalau Pak Jokowi belum punya untuk membayar, boleh ngutang, silakan ambil dulu, urusan bayarnya nanti belakangan,” ujar Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo pada penandatanganan nota kesepahaman (MoU) perdagangan beras, daging dan ikan dengan Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) di Dermaga Peti Kemas Pelabuhan Makassar, Minggu (11/5/2014).
Promo: Jokowi Butuh Sosok Rizal Ramli
Herdi Sahrasad, Peneliti dari Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK)
Universitas Paramadina menilai sosok teknokrat tepatnya ekonom
dibutuhkan calon presiden (capres) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDIP), Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Dosen Universitas Paramadina ini, sosok seorang ekonom sebagai cawapres Jokowi, dinilai penting untuk mengisi kekosongan dalam diri capres PDIP.
Ditambah lagi, kata dia, Indonesia bakal memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, karena itu sosok ekonom sangat dibutuhkan Jokowi untuk menjalankan pemerintahan Indonesia lima tahun ke depan.
Menurut Dosen Universitas Paramadina ini, sosok seorang ekonom sebagai cawapres Jokowi, dinilai penting untuk mengisi kekosongan dalam diri capres PDIP.
Ditambah lagi, kata dia, Indonesia bakal memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, karena itu sosok ekonom sangat dibutuhkan Jokowi untuk menjalankan pemerintahan Indonesia lima tahun ke depan.
Tuduhan JPNN: Kawat Diplomatik AS Beber Kiprah Jokowi Dekati Kaum Radikal
Kiprah Joko Widodo alias Jokowi saat masih memimpin Solo ternyata tak luput dari perhatian Amerika Serikat. Dalam salah satu kawat diplomatik dari Kedutaan Besar AS di Jakarta, Jokowi dipuji sebagai sosok yang mampu mengubah Solo dari wilayah yang dikenal sebagai tempat orang-orang radikal menjadi kota yang ramah bagi turis.
Telusuri Iklan Kematian Jokowi
Beberapa hari lalu, pengguna sosial media dikejutkan oleh sebuah gambar yang memberitahukan kabar duka cita. Namun, ini bukan berita duka cita biasa. Sebab, orang yang diberitakan meninggal dunia adalah Joko Widodo (Jokowi), calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang sekaligus gubernur DKI Jakarta.
Eva Pastikan Relawan Jokowi Akan Lakukan Serangan Balik
Juru Bicara Media Centre Joko Widodo For Presiden (JKW4P) Eva Kusuma Sundari meminta relawan yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat (Almisbat) untuk menularkan semangat gotong royong untuk memenangkan Jokowi di Pilpres 2014. Menurut Eva, Jokowi adalah kriteria pemimpin yang mampu memberikan harapan bagi rakyat sehingga rakyat juga harus ikut berpartisipasi aktif dalam upaya pemenangan.
Ical-kah Yang Dimaksud "Yang Baru" Oleh Jokowi?
Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan (PDIP) Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, akan ada pertemuan antara Ketua Umum Partai Golkar Abu Rizal Bakrie dengan Megawati Soekarnoputri.
"Tahu. Nanti sebentar lagi akan ada yang baru," ujarnya di Hotel Aryaduta, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (11/5/2014).
"Tahu. Nanti sebentar lagi akan ada yang baru," ujarnya di Hotel Aryaduta, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (11/5/2014).
Gerilya Lembaga Survei: LSP Publikasikan Empat Cawapres Terbaik buat Jokowi
Lingkar Studi Perjuangan (LSP) memublikasikan empat tokoh yang
memenuhi kriteria sebagai bakal calon wakil presiden mendampingi Joko
"Jokowi" Widodo.
Keempat tokoh tersebut ialah mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Ramli; Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Ryamizard Ryacudu; Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad; dan, Wakil Presiden ke X RI Muhammad Jusuf Kalla.
Peneliti LSP Gede Sandra mengatakan, keempat tokoh itu dinilai memenuhi kriteria untuk membantu bakal capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut merealisasikan cita-cita Presiden pertama RI Soekarno.
Keempat tokoh tersebut ialah mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Ramli; Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Ryamizard Ryacudu; Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad; dan, Wakil Presiden ke X RI Muhammad Jusuf Kalla.
Peneliti LSP Gede Sandra mengatakan, keempat tokoh itu dinilai memenuhi kriteria untuk membantu bakal capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut merealisasikan cita-cita Presiden pertama RI Soekarno.
Jokowi Dapat Wejangan Soal Cawapres Dari KH Sanusi Baco
Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi, menemui Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan, Sanusi Baco, di kediamannya, di Panakkukang, Makassar, Minggu (11/5/2014).
Jokowi mengatakan, tujuannya menyambangi KH Sanusi Baco adalah untuk bersilaturahmi. Dalam kesempatan itu ia juga diberikan sejumlah wejangan oleh sang Kyai. "Ke sana diberikan tausyiah (wejangan, red), wejangan-wejangan, masukan-masukan yang kita pakai," katanya.
Ketua MUI Sulawesi Selatan itu mengingatkan Jokowi untuk selalu rendah hati, dan tidak pongah. Selain itu Jokowi juga diberikan sejumlah masukan, terkait calon wakil presiden untuk mendampinginya. Namun sayangnya Gubernur DKI Jakarta itu enggan menuturkannya kepada wartawan.
Jokowi mengatakan, tujuannya menyambangi KH Sanusi Baco adalah untuk bersilaturahmi. Dalam kesempatan itu ia juga diberikan sejumlah wejangan oleh sang Kyai. "Ke sana diberikan tausyiah (wejangan, red), wejangan-wejangan, masukan-masukan yang kita pakai," katanya.
Ketua MUI Sulawesi Selatan itu mengingatkan Jokowi untuk selalu rendah hati, dan tidak pongah. Selain itu Jokowi juga diberikan sejumlah masukan, terkait calon wakil presiden untuk mendampinginya. Namun sayangnya Gubernur DKI Jakarta itu enggan menuturkannya kepada wartawan.
Sulsel Beri Utangan Beras dan Ikan ke Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berencana mengurangi penggunaan bahan pangan impor. Dia pun bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk memenuhi kebutuhan beras dan ikan tuna.
Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, pun menyambut baik keinginan Jokowi. Dia pun bersedia memberikan pinjaman beras dan ikan kepada Jokowi jika Pemprov DKI tidak memiliki uang.
Ini mengingat Sulsel memiliki kelebihan stok 2,6 juta ton beras dan 52 ribu ton ikan tuna.
Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, pun menyambut baik keinginan Jokowi. Dia pun bersedia memberikan pinjaman beras dan ikan kepada Jokowi jika Pemprov DKI tidak memiliki uang.
Ini mengingat Sulsel memiliki kelebihan stok 2,6 juta ton beras dan 52 ribu ton ikan tuna.
Cawapres Prabowo: Ical Ditolak, Ganjar Dimainkan
Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical ditolak menjadi cawapres untuk dipasangkan dengan Prabowo Subianto.
Meski begitu, Golkar masih bisa mengusung Ginanjar Kartasasmita dengan Prabowo menghadapi Jokowi-Jusuf Kalla.
"Kalau Golkar mau memotong jalan, kan Ical sebagai cawapres sudah ditolak Gerindra. Golkar masih punya jalan memotong jalur Prabowo-Hatta, dengan mengusung Ginanjar Kartasasmita," kata Pengamat Politik Arya Fernandes, Minggu (?11/5/2014).
Meski begitu, Golkar masih bisa mengusung Ginanjar Kartasasmita dengan Prabowo menghadapi Jokowi-Jusuf Kalla.
"Kalau Golkar mau memotong jalan, kan Ical sebagai cawapres sudah ditolak Gerindra. Golkar masih punya jalan memotong jalur Prabowo-Hatta, dengan mengusung Ginanjar Kartasasmita," kata Pengamat Politik Arya Fernandes, Minggu (?11/5/2014).
Zaki Mubarok Tuduh Jokowi Bikin Iklan Kematian untuk Pikat Simpati Orang-orang Desa
Pencitraan dizalimi yang diduga dilakukan kubu capres PDIP Jokowi,
sehingga terkesan teraniaya, dinilai efektif untuk meraup suara
masyarakat yang tinggal di pedesaan atau masyarakat kelas menengah
kebawah.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Zaki Mubarok, mengatakan pencitraan dizalimi tidak begitu efektif untuk masyrakat perkotaan dan kelas menengah atas karena mempunyai pengalaman berpolitik yang cukup.
"Untuk perkotaan, (pencitraan dizalimi) tidak efektif. Yang disasar dari pencitraan palsu adalah masyarakat menengah ke bawah dan pedesaan. Yang pengalaman politiknya tidak tinggi.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Zaki Mubarok, mengatakan pencitraan dizalimi tidak begitu efektif untuk masyrakat perkotaan dan kelas menengah atas karena mempunyai pengalaman berpolitik yang cukup.
"Untuk perkotaan, (pencitraan dizalimi) tidak efektif. Yang disasar dari pencitraan palsu adalah masyarakat menengah ke bawah dan pedesaan. Yang pengalaman politiknya tidak tinggi.
Rano Karno Hadiri Deklarasi ProJo di Kota Serang
Organisasi Pro Jokowi (Projo) resmi memiliki cabang di Provinsi
Banten, setelah pembentukannya dideklarasikan di Kota Serang, Minggu
(11/5/2014).
Projo adalah, organisasi yang menghimpun relawan pendukung bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko "Jokowi" Widodo.
Hadir dalam acara tersebut Plt Gubernur Banten Rano Karno; Ribka Tjiptaning Proletaryati, Ketua DPD PDIP Provinsi Bantenp; Asep Rahmatulah, Wakil Ketua DPRD Provinsi Banten; dan, sejumlah tokoh masyarakat setempat.
Projo adalah, organisasi yang menghimpun relawan pendukung bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko "Jokowi" Widodo.
Hadir dalam acara tersebut Plt Gubernur Banten Rano Karno; Ribka Tjiptaning Proletaryati, Ketua DPD PDIP Provinsi Bantenp; Asep Rahmatulah, Wakil Ketua DPRD Provinsi Banten; dan, sejumlah tokoh masyarakat setempat.
Komunitas Perguruan Tinggi dukung Jokowi karena baik
Sebanyak 200 orang perwakilan alumni mahasiswa Universitas Trisakti, Universitas Jember, ITS, ITB, UGM, Universitas Sam Ratulangi Manado dan Universitas Hasanudin Makassar juga ikut mendukung Joko Widodo (Jokowi) menjadi Capres PDIP yang bertarung dalam pilres mendatang.
Hal itu diungkapkan Amarsyah, juru bicara Komunitas Perguruan Tinggi saat menggelar aksi bersepeda sambil membawa spanduk bertuliskan Komunitas Perguruan Tinggi Pilih Jokowi, di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Minggu (11/5) pagi.
Amarsyah yang juga menjadi perwakilan dari alumni mahasiswa ITB ini, menginginkan Indonesia bisa menjadi lebih baik ke depan saat Jokowi terpilih menjadi Presiden.
Hal itu diungkapkan Amarsyah, juru bicara Komunitas Perguruan Tinggi saat menggelar aksi bersepeda sambil membawa spanduk bertuliskan Komunitas Perguruan Tinggi Pilih Jokowi, di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Minggu (11/5) pagi.
Amarsyah yang juga menjadi perwakilan dari alumni mahasiswa ITB ini, menginginkan Indonesia bisa menjadi lebih baik ke depan saat Jokowi terpilih menjadi Presiden.
PDIP: Deklarasi Cawapres Jokowi Akan Dibicarakan dengan NasDem dan PKB
PDIP belum juga mengumumkan kandidat cawapres bagi capresnya, Joko
Widodo. Partai banteng moncong putih ini akan mengajak bicara
partai-partai yang sudah diajak kerja sama.
"Belum (akan deklarasi). Besok tanggal 12 saja baru pengumuman hasil Rekap Pileg oleh KPU. Yang pasti, waktu deklarasi capres-cawapres akan ditentukan berdasarkan komunikasi dengan Ketua Umum NasDem dan PKB," kata Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Eriko Sotarduga, Minggu (11/5/2014).
Pembicaraan hanya berkutat pada waktu deklarasi cawapres Jokowi. Soal sosok yang akan ditunjuk, sepenuhnya diserahkan pada keputusan Jokowi dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Belum (akan deklarasi). Besok tanggal 12 saja baru pengumuman hasil Rekap Pileg oleh KPU. Yang pasti, waktu deklarasi capres-cawapres akan ditentukan berdasarkan komunikasi dengan Ketua Umum NasDem dan PKB," kata Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Eriko Sotarduga, Minggu (11/5/2014).
Pembicaraan hanya berkutat pada waktu deklarasi cawapres Jokowi. Soal sosok yang akan ditunjuk, sepenuhnya diserahkan pada keputusan Jokowi dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Bertemu Ketua MUI Sulsel, Jokowi Diberi Masukan Soal Cawapres
Bakal calon presiden yang diusung PDIP, NasDem dan PKB, Joko Widodo
(Jokowi) pagi tadi bertemu dengan Ketua MUI Sulawesi Selatan (Sulsel),
Anre Gurutta Haji (AGH) Sanusi Baco. Dalam pertemuan itu, Jokowi mengaku
banyak diberi wejangan, termasuk soal cawapres.
Pertemuan itu dilakukan di Pondok Pesantren Nahdatul Ullum di Maros, Sulsel. Jokowi mengaku mendatangi Sanusi Baco untuk bersilaturrahmi.
"Kita silaturrahmi dengan Kyai Sanusi Baco, Ketua MUI Sulsel. Ya ke sana diberi tausiyah, wejangan-wejangan dan masukan banyak," kata Jokowi usai menandatangani MoU dengan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo di Pelabuhan Peti Kemas Makassar, Minggu (11/5/2014).
Pertemuan itu dilakukan di Pondok Pesantren Nahdatul Ullum di Maros, Sulsel. Jokowi mengaku mendatangi Sanusi Baco untuk bersilaturrahmi.
"Kita silaturrahmi dengan Kyai Sanusi Baco, Ketua MUI Sulsel. Ya ke sana diberi tausiyah, wejangan-wejangan dan masukan banyak," kata Jokowi usai menandatangani MoU dengan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo di Pelabuhan Peti Kemas Makassar, Minggu (11/5/2014).
Masuk Bursa Cawapres, Basis Massa Abraham Samad Masih Kurang
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad dan Wakil Presiden RI periode 2004-2009 Jusuf Kalla (JK) disebut sebagai dua nama yang bakal menjadi calon wakil presiden, mendampingi calon presiden PDIP Joko Widodo alias Jokowi.
Peneliti Pol-Tracking Arya Budi menyatakan, secara geoelektroral, Jokowi dengan Samad cocok karena pria asal Makassar itu merupakan representasi luar Jawa. Namun secara figur, Samad masih memiliki kekurangan.
"Secara figur Abraham Samad masih kurang karena basis massa dan basis politiknya yang lemah," kata Arya saat dihubungi Minggu (11/5/2014).
Peneliti Pol-Tracking Arya Budi menyatakan, secara geoelektroral, Jokowi dengan Samad cocok karena pria asal Makassar itu merupakan representasi luar Jawa. Namun secara figur, Samad masih memiliki kekurangan.
"Secara figur Abraham Samad masih kurang karena basis massa dan basis politiknya yang lemah," kata Arya saat dihubungi Minggu (11/5/2014).
Spanduk 'Jokowi Bikin Malu Orang Solo' di Tengah Demo Tolak Pencapresan
Ratusan warga Cipinang Muara Jakarta Timur menggelar aksi tetap mendukung Joko Widodo untuk menyelesaikan pekerjaannya menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Dengan kata lain, tetap mendukung jadi gubernur tapi menolak pencapresan Jokowi.
Dalam pawai mengelilingi sekitar kawasan Kanal Banjir Timur (KBT), warga juga membawa seekor kambing dan seseorang yang mengenakan topeng bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut.
Dengan kata lain, tetap mendukung jadi gubernur tapi menolak pencapresan Jokowi.
Dalam pawai mengelilingi sekitar kawasan Kanal Banjir Timur (KBT), warga juga membawa seekor kambing dan seseorang yang mengenakan topeng bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut.
Sakit Hati dengna PKB, Fans Rhoma Sumsel Tak Sudi Pilih Jokowi
Pasca-keputusan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berkoalisi dengan PDI Perjuangan (PDIP) dan membatalkan mencalonkan Rhoma Irama sebagai calon presiden (capres), para fans si Raja Dangdut, sapaan akrab Rhoma, langsung bereaksi.
Salah satu basis pendukung Rhoma di Sumatera Selatan. Mereka langsung berkomentar terkait gagalnya Rhoma nyapres. Mereka memutuskan tak bakal mendukung Joko Widodo (Jokowi) pada pemilihan legislatif (Pileg) 9 Juli mendatang.
Salah satu basis pendukung Rhoma di Sumatera Selatan. Mereka langsung berkomentar terkait gagalnya Rhoma nyapres. Mereka memutuskan tak bakal mendukung Joko Widodo (Jokowi) pada pemilihan legislatif (Pileg) 9 Juli mendatang.
Pohan: Jokowi Lugu Tapi Ambigu
Protes Capres PDI Perjuangan Jokowi terhadap melejitnya suara Partai Demokrat dari hasil rekapitulasi akhir KPU, menimbulkan sikap protes dari kader Demokrat.
Wakil Sekjen DPP Demokrat Ramadhan Pohan menilai aneh dengan sikap protes Jokowi tersebut.
"Jokowi terlalu lugu. Apanya sih kok dibilang melejit. Apa dia meragukan KPU? Dia ambigu, bingung sepertinya," kata Ramadhan, saat dihubungi, Minggu (11/5/2014).
Wakil Sekjen DPP Demokrat Ramadhan Pohan menilai aneh dengan sikap protes Jokowi tersebut.
"Jokowi terlalu lugu. Apanya sih kok dibilang melejit. Apa dia meragukan KPU? Dia ambigu, bingung sepertinya," kata Ramadhan, saat dihubungi, Minggu (11/5/2014).
Ramadhan Pohan: Jokowi Panik
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat (PD), Ramadhan Pohan, menilai
komentar Jokowi soal hasil rekapitulasi suara nasional Pemilihan
Legislatif versi Komisi Pemilihan Umum yang mempertanyakan hasil suara
PD yang mencapai 10 persen sebagai tanda kepanikan.
Jokowi Dianggap Plinplan Soal Cawapres
Pengamat politik dan kebijakan publik Andrinof Chaniago menilai calon wakil presiden pendamping Joko Widodo masih berputar pada tiga nama. Mereka adalah Jusuf Kalla, Abraham Samad, dan Ryamizard Ryacudu. "Nama keempat, Mahfud Md., kadang muncul, kadang tidak," kata Andrinof saat dihubungi, Minggu (11/5/2014).
Walhasil, Andrinof menilai pernyataan Jokowi, sapaan Joko Widodo, yang menggambarkan ihwal proses pencarian wakil presiden yang mulai mengerucut tidaklah benar. Sebelumnya, saat hendak bertolak ke Manado, Jokowi menyebutkan calon wakilnya mengerucut pada dua nama, yakni Jusuf Kalla dan Abraham Samad.
Walhasil, Andrinof menilai pernyataan Jokowi, sapaan Joko Widodo, yang menggambarkan ihwal proses pencarian wakil presiden yang mulai mengerucut tidaklah benar. Sebelumnya, saat hendak bertolak ke Manado, Jokowi menyebutkan calon wakilnya mengerucut pada dua nama, yakni Jusuf Kalla dan Abraham Samad.
Deklarasi Jokowi-Yasin Sebagai 'Kakak-Adik'
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) berada di Makassar, Sulawesi
Selatan untuk menandatangani nota kesepakatan bersama (MoU) dengan
Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo. Dalam kesempatan itu,
keduanya tampak akrab dan saling memanggil adik-kakak.
"Adik saya yang saya banggakan, yang sekaligus calon presiden Indonesia. Selamat datang Bapak Jokowi di Makassar," kata Yasin Limpo.
Hal itu dikatakan Yasin saat mengawali sambutannya mengenai MOU Perdagangan Antar Pulau di Pelabuhan Peti Kemas Makassar, Minggu (11/5/2014). Dalam kerjasama ini, pihak Sulsel mengirimkan 7 kontainer beras dan 1 kontainer ikan untuk dipasarkan di Jakarta.
"Adik saya yang saya banggakan, yang sekaligus calon presiden Indonesia. Selamat datang Bapak Jokowi di Makassar," kata Yasin Limpo.
Hal itu dikatakan Yasin saat mengawali sambutannya mengenai MOU Perdagangan Antar Pulau di Pelabuhan Peti Kemas Makassar, Minggu (11/5/2014). Dalam kerjasama ini, pihak Sulsel mengirimkan 7 kontainer beras dan 1 kontainer ikan untuk dipasarkan di Jakarta.
Jokowi Sebut Yasin Limpo 'Kakak', Langsung Bikin MoU Dagang Dalam Sehari
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengadakan perjanjian nota kesepakatan bersama (MoU) Perdagangan Antar Pulau dengan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo. Kegiatan ini dilakukan di sela-sela kunjungan politik Jokowi di Makassar.
Mbah Roso Berniat ke Jakarta Serahkan Kain Tandatangan Dukung Jokowi
Relawan Jokowi Center Kabupaten Pati, menggelar aksi tanda tangan
dukungan pencapresan Jokowi di halaman Stadion Joyokusumo, Pati, Jawa
Tengah, Minggu (11/5/2014).
Koordinator Jokowi Center Kabupaten Pati Imam Suroso mengatakan, aksi tanda tangan pada 100 meter kain ini untuk mengumpulkan tanda tangan dukungan.
"Ternyata, antusiasme warga yang mendukung pencapresan Jokowi luar biasa. Mudah-mudahan, Jokowi ketika jadi presiden nanti mampu membawa Indonesia juara, seperti saat dia memimpin Solo menjadi juara tiga dunia," kata Imam Suroso.
Koordinator Jokowi Center Kabupaten Pati Imam Suroso mengatakan, aksi tanda tangan pada 100 meter kain ini untuk mengumpulkan tanda tangan dukungan.
"Ternyata, antusiasme warga yang mendukung pencapresan Jokowi luar biasa. Mudah-mudahan, Jokowi ketika jadi presiden nanti mampu membawa Indonesia juara, seperti saat dia memimpin Solo menjadi juara tiga dunia," kata Imam Suroso.
Warga Pati Galang Tanda Tangan Dukung Jokowi
Puluhan relawan pemenangan Jokowi yang tergabung dalam Jokowi Center
Kabupaten Pati, menggelar aksi pengumpulan tanda tangan di halaman
Stadion Joyokusumo, Minggu (11/5/2014).
Tanda tangan tersebut, bakal dijadikan bukti autentik warga mendukung Joko Widodo sebagai calon presiden.
Aksi tanda tangan tersebut, dibubuhkan pada selembar kain putih sepanjang 100 meter.
Tanda tangan tersebut, bakal dijadikan bukti autentik warga mendukung Joko Widodo sebagai calon presiden.
Aksi tanda tangan tersebut, dibubuhkan pada selembar kain putih sepanjang 100 meter.
Jokowi Tegaskan Tak Ada Bagi-bagi Kursi untuk PKB
Joko Widodo membantah bila kesediaan PKB mendukung PDP dan Nasdem untuk mengusung pencapresannya didasari politik transaksional. Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan koalisi ini untuk menghindari lobi politik dalam setiap kebijakan."Saya sudah bilang tidak ada bicara itu. Apakah mungkin kerja sama itu tidak bagi-bagi kursi? Dan ini yang kita tawarkan, ternyata terbukti. Dengan tidak membagi-bagi kue, kursi, menteri itu juga mau bekerja sama," ujar pria dengan panggilan Jokowi ini di Hotel Aryaduta, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (11/5/2014).
Relawan Jokowi Perkenalkan Figur Jokowi Kepada Anak Muda di Jakarta
Relawan Jokowi yang bernama For WI memperkenalkan figur Jokowi,
capres PDI-P, ke anak muda di Jakarta . Relawan yang bernama For WI itu
mejeng dengan menyebarkan ikatan kepala bertuliskan jokowi for president
dan mengajak para anak muda untuk berfoto selfie dihadapan spanduk
terbentang bewarna putih yang mendukung pencalonan presiden Jokowi.
Aksi ini dimulai pada pukul 06:00 WIB, Minggu (11/5/2014). Aksi ini masih berlangsung pada pukul 08:00 WIB. Aksi ini dilakukan oleh ratusan orang yang tergabung dalam relawan For WI.
Aksi ini dimulai pada pukul 06:00 WIB, Minggu (11/5/2014). Aksi ini masih berlangsung pada pukul 08:00 WIB. Aksi ini dilakukan oleh ratusan orang yang tergabung dalam relawan For WI.
Heboh Opini Revolusi Mental, Jokowi Diminta Santai
Pengamat politik dan kebijakan publik Andrinof Chaniago meminta calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo, santai menghadapi serangan negatif di dunia maya sebagai tanggapan tulisan Revolusi Mental. Tulisan Jokowi, sapaan Joko Widodo, itu dikritik oleh sejumlah pengguna media sosial Twitter karena dianggap bukan murni buah karya Gubernur DKI Jakarta tersebut.
"Jokowi memang bukan penulis, tapi bukan berarti dia tak punya ide dan gagasan," kata Andrinof saat dihubungi Tempo Minggu (11/5/2014).
"Jokowi memang bukan penulis, tapi bukan berarti dia tak punya ide dan gagasan," kata Andrinof saat dihubungi Tempo Minggu (11/5/2014).
Warga Cikini Tolak Jokowi Nyapres
Bila di Bundaran Hotel Indonesia (HI) ada ribuan warga Papua yang menggelar aksi mendukung Joko Widodo (Jokowi) maju sebagai capres pada Pilpres 29 April nanti, maka sikap aksi berbeda digelar ratusan warga Cipinang, Timur. Mereka justru keberatan dengan pencapresan Jokowi yang kini masih menjabat gubernur DKI.
"Intinya kami keberatan (Jokowi nyapres), karena masalah Jakarta belum beres. Karena kami sebenarnya masih sayang dia (Jokowi) menjadi Gubernur," kata warga Cikini, M Latif, kepada merdeka.com, Minggu (11/5/2014).
"Intinya kami keberatan (Jokowi nyapres), karena masalah Jakarta belum beres. Karena kami sebenarnya masih sayang dia (Jokowi) menjadi Gubernur," kata warga Cikini, M Latif, kepada merdeka.com, Minggu (11/5/2014).
Projo:Penentuan Cawapres Jokowi di Menit Akhir
Bursa calon wakil presiden PDI Perjuangan dinilai belum mengerucut ke satu nama. Menurut Koordinator Nasional Kader dan Simpatisan PDI Perjuangan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi, penyebutan nama tokoh yang seolah pasti bakal dipilih menjadi pendamping Jokowi hanya intermezzo sambil menunggu keputusan resmi. “Penentuan cawapres Jokowi di injury time,” katanya via pesan pendek pada Minggu (11/5/2014).
Ia mengatakan, tokoh yang terpilih bisa saja berubah di menit-menit akhir sehingga bukan bekas Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla atau Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad. Calon akan diputuskan dekat dengan batas akhir pendaftaran calon presiden dan wakil presiden ke Komisi Pemilihan Umum. Berdasarkan jadwal, pendaftaran dibuka pada 18 Mei sampai 20 Mei 2014.
Ia mengatakan, tokoh yang terpilih bisa saja berubah di menit-menit akhir sehingga bukan bekas Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla atau Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad. Calon akan diputuskan dekat dengan batas akhir pendaftaran calon presiden dan wakil presiden ke Komisi Pemilihan Umum. Berdasarkan jadwal, pendaftaran dibuka pada 18 Mei sampai 20 Mei 2014.
Rilis Rhoma Irama Terkait Koalisi PKB-PDIP-NasDem
PKB resmi bergabung dengan PDIP dan NasDem mengusung calon presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pemilu presiden 9 Juli nanti. Dukungan itu diputuskan dalam rapat Dewan Syuro PKB di Jombang, Jawa Timur.
Ini Kata Tweeps Soal Revolusi Mental Jokowi
Beragam tanggapan muncul dari pengguna Twitter tentang tulisan calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo, berjudul Revolusi Mental di sebuah koran nasional.
Banyak tweeps, sebutan pengguna jejaring sosial micro blogger itu, yang mencibir tulisan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Sebagai contoh Heriady Hrd, pemilik akun @heri015, yang mempertanyakan makna Revolusi Mental. "Revolusi mental? Termasuk mental plin plan, sekarang bilang itu besok ini, termasuk mental jongos, apa-apa tanya Bu Mega," tulisnya seperti dikutip Tempo, Minggu (11/5/2014).
Banyak tweeps, sebutan pengguna jejaring sosial micro blogger itu, yang mencibir tulisan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Sebagai contoh Heriady Hrd, pemilik akun @heri015, yang mempertanyakan makna Revolusi Mental. "Revolusi mental? Termasuk mental plin plan, sekarang bilang itu besok ini, termasuk mental jongos, apa-apa tanya Bu Mega," tulisnya seperti dikutip Tempo, Minggu (11/5/2014).
Muhaimin Yakin Jokowi Menang karena Nahdliyin-Marhaen Bersatu
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) meyakini koalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bakal efektif untuk memenangkan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 9 Juli 2014.
Ketua DPP PKB Muhaimin Iskandar mengatakan, keyakinan itu berdasarkan fakta kedua partai sama-sama memiliki basis massa riil. PKB memiliki basis massa Nahdliyin (NU) dan PDIP memiliki kaum marhaen.
Kedua basis massa tersebut secara struktur sosial mendominasi kalangan masyarakat, khususnya di pulau Jawa.
Ketua DPP PKB Muhaimin Iskandar mengatakan, keyakinan itu berdasarkan fakta kedua partai sama-sama memiliki basis massa riil. PKB memiliki basis massa Nahdliyin (NU) dan PDIP memiliki kaum marhaen.
Kedua basis massa tersebut secara struktur sosial mendominasi kalangan masyarakat, khususnya di pulau Jawa.
Jokowi Diminta Buka Dialog Jakarta-Papua
Capres Joko Widodo (Jokowi) yang diusung PDIP diminta membuka dialog antara Jakarta dan Papua, apabila kelak terpilih menjadi presiden pada periode berikutnya.
Deklarator Komunitas Relawan Peduli Papua Bangkit, Benny Lefan, mengatakan dengan adanya dialog antara pemerintah pusat dan masyarakat di pedalaman Papua maka pemerintah diharapkan mampu menyerap semua aspirasi warga setempat.
Deklarator Komunitas Relawan Peduli Papua Bangkit, Benny Lefan, mengatakan dengan adanya dialog antara pemerintah pusat dan masyarakat di pedalaman Papua maka pemerintah diharapkan mampu menyerap semua aspirasi warga setempat.
Warga Papua Dukung Jokowi Sebab Ingin Tutup Penambangan Freeport
Warga Papua yang tinggal di Jakarta beraksi di Bundaran Hotel Indonesia (HI). Mereka mendukung pencapresan Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2014 nanti. Mereka juga yakin Jokowi, capres PDIP itu bakal menang satu putaran pada Pilpres 9 Juli nanti.
Aksi dukungan bagi Jokowi itu, diadakan oleh warga Papua yang mengatasnamakan dirinya Komunitas Relawan Peduli Papua Bangkit di tengah kerumunan warga ibu kota yang berolahraga saat Car Free Day di bundaran HI.
Aksi dukungan bagi Jokowi itu, diadakan oleh warga Papua yang mengatasnamakan dirinya Komunitas Relawan Peduli Papua Bangkit di tengah kerumunan warga ibu kota yang berolahraga saat Car Free Day di bundaran HI.
Kegiatan Jokowi di Sulsel Hari Ini
Setelah melakukan gerak jalan pagi bersama warga Makassar, Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan bertemu Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel AGH Sanusi Baco, Minggu (11/5/2014) pagi ini.
Visa-visi Jokowi Akan Diterbitkan di Media Cetak
Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan (PDIP) Joko Widodo (Jokowi)
membenarkan tulisan dengan judul 'Revolusi Mental' dalam kolom opini
salah satu media cetak pada, Sabtu (10/5), adalah karyanya. Rencananya
dia akan melakukan hal itu secara terus menerus.
Kampanye Hitam Marak, Seknas Jokowi Tetap Solid
Menanggapi kampanye hitam yang makin marak terhadap Jokowi, presidium
Seknas Jokowi Dadang Juliantara memberi instruksi kepada para relawan
di 30 provinsi dan 100 kabupaten se Indonesia untuk tetap bersikap
santun dan bekerja keras. “Sebagaimana pesan tulisan tangan Jokowi
kepada Seknas di buku ‘Indonesia Memilih Jokowi’ terbitan PT Gramedia,”
ujarnya, Minggu (11/5/2014).
Ditemui di Jalan Brawijaya, Jakarta Dadang mengatakan, meski elektabilitas Jokowi tak tergoyahkan, tapi relawan Seknas tidak terlena dan berpuas diri seolah sudah merasa menang. Kepengurusan yang sudah terbentuk harus tetap dijaga dan dikembangkan hingga ke tingkat kecamatan.
Ditemui di Jalan Brawijaya, Jakarta Dadang mengatakan, meski elektabilitas Jokowi tak tergoyahkan, tapi relawan Seknas tidak terlena dan berpuas diri seolah sudah merasa menang. Kepengurusan yang sudah terbentuk harus tetap dijaga dan dikembangkan hingga ke tingkat kecamatan.
Langganan:
Postingan (Atom)