Tak berhasil menjerat Jokowi dalam ritual pemaparan visi misi pada 1 Juni 2014, Wakil Sekjen
Partai Demokrat Ramadhan Pohan uring-uringan. Pohan mencela bahwa timses dan
fungsionaris PDIP bersikap arogan, justru akan menjauhkan pasangan
Jokowi-JK dari kemenangan.
"Nah jika timses Jokowi dan
fungsionaris PDIP malah arogan, mencela dan menuding Ketum PD, saya
yakin publik kecewa. Ini akan berpengaruh pada raihan suara pilpres.
Pasti kuat dampaknya. Kita tunggu saja," ujar Ramadhan kepada wartawan
di Jakarta, Jumat (30/5/2014).
Sebelumnya, politikus PDIP, Eva Kusuma
Sundari menilai keinginan Partai Demokrat mengundang para capres untuk
menyampaikan visi dan misi guna mendapatkan dukungannya sekedar
basa-basi politik. Strategi itu, untuk mengubah arah haluan keputusan
Rapimnas Partai Demokrat yang sebelumnya netral menjadi mendukung
pasangan Prabowo-Hatta.
"Ini terbacanya aneh (undangan Partai
Demokrat), PDIP yang mengusung Tri Sakti harus mengkhianati pemilihnya
agar dapat dukungan dari Demokrat. Ini kan memojokkan PDIP, sementara
maunya Demokrat untuk sekedar mencari strategi tidak lagi netral untuk
mendukung Pak Prabowo jangan kita dijadikan aksesoris," kata Eva Kusuma
Sundari kepada merdeka.com, Kamis (29/5/2014).
Menurutnya undangan
Partai Demokrat pada tanggal 1 Juni tersebut, merupakan sandera politik.
Pasangan Jokowi-Jk pun mempunyai agenda yang padat pada saat itu.
"Tujuan
dari pertemuan dengan presentasi didahului sandera, kalau tidak mau
meneruskan kebijakan SBY tidak mau dipilih, ngapain kita datang ke sana.
Apalagi 1 Juni, Pak Jokowi banyak agenda, makin menyulitkan lagi,"
catus Eva. [bal/merdeka]
klu KALAH(team "netral") trm aja dgn s'ikhlas2X demikian jua d'wkt Menang , ini mcm2 spt monyet , m'apa siiihhh = gilaKuasa / takut d'buka2 buku & d'tangkap korupsi???
BalasHapus- klu yg satu gabungan capres(kayaRaya) HBS2 mesti tumbangkan p'cabarX sbb bnyk yg akan t'jerat d'p'bagai Hukum!!!