PDI Perjuangan membantah soal kabar sudah diputuskannya Joko Widodo (Jokowi) dan Puan Maharani sebagai pasangan Capres dan Cawapres 2014.
Pasalnya hingga saat ini belum ada keputusan resmi dari Ketua Umum PDI Perjuangan soal siapa yang akan diusung sebagai Capres 2014.
"Belum ada keputusan apa-apa baik dari partai atau dari Ibu Ketua umum. Kalau sudah kan disampaikan dalam deklarasi," tegas Sekjen PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo di Jakarta, Selasa (4/2/2014).
Arsip terlengkap seputar kegiatan Jokowi mulai tahun 2013 hingga Jokowi Terindikasi Melindungi Koruptor.
Selasa, 04 Februari 2014
Kriteria Calon Wapres Versi Seknas Jokowi
Presidium Sekretariat Nasional Jaringan Organisasi dan Komunitas Warga Indonesia, Muhammad Yamin, mensyaratkan sosok yang pantas menjadi pasangan Joko Widodo (Jokowi) dalam pertarungan calon presiden 2014 haruslah figur yang dapat mengisi kelemahan Gubernur DKI Jakarta itu. Karena esensi dari wakil adalah pelengkap ketua.
"Jika jadi capres, Jokowi harus mencari sosok yang memenuhi kriteria ini," kata Yamin ketika berkunjung ke Tempo, Selasa (4/2/2014).
"Jika jadi capres, Jokowi harus mencari sosok yang memenuhi kriteria ini," kata Yamin ketika berkunjung ke Tempo, Selasa (4/2/2014).
Jika Bukan Jokowi, Lalu Siapa?
Jika Jokowi tak nyapres, lalu siapa? Pertanyaan tersebut mengemuka dalam forum diskusi Inilah Demokrasi di Jakarta, Selasa (4/2/2014) sore.
Jokowi yang selama ini selalu unggul dalam berbagai survei calon presiden belum juga diusung oleh partainya, PDI-P, sebagai capres. Dalam diskusi itu dibahas apakah Jokowi harus maju atau tidak sebagai capres pada 2014 mendatang. Kemudian, dibahas juga mengenai pertanyaan tersebut, siapa yang harus maju sebagai capres jika Jokowi akhirnya tidak diusung oleh PDI-P.
Jokowi yang selama ini selalu unggul dalam berbagai survei calon presiden belum juga diusung oleh partainya, PDI-P, sebagai capres. Dalam diskusi itu dibahas apakah Jokowi harus maju atau tidak sebagai capres pada 2014 mendatang. Kemudian, dibahas juga mengenai pertanyaan tersebut, siapa yang harus maju sebagai capres jika Jokowi akhirnya tidak diusung oleh PDI-P.
Seknas Jokowi Geram Jika Jokowi Tak Nyapres
Presidium Sekretariat Nasional Jaringan Organisasi dan Komunitas Warga Indonesia, Muhammad Yamin, memprediksi bahwa rakyat akan geram jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tidak mencapreskan Joko Widodo (Jokowi). Pasalnya, selama ini rakyat memang sudah menanti figur pemimpin seperti pria yang kini menjadi Gubernur DKI Jakarta itu.
"Jokowi di rasa dekat dengan rakyat, dan sederhana," katanya ketika berkunjung ke Tempo, Selasa (4/2/2014).
"Jokowi di rasa dekat dengan rakyat, dan sederhana," katanya ketika berkunjung ke Tempo, Selasa (4/2/2014).
Pasangan Mega-Jokowi Bakal Tumbang di Pilpres
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bakti mengatakan PDIP tidak punya pilihan dalam pencalonan calon presiden (capres). Pilihannya yakni menjadikan Jokowi sebagai capres pada 2014.
"Jika dipasangkan Megawati-Jokowi tidak akan menang," ujar Ikrar dalam acara forum diskusi di Inilah Demokrasi di Tea Addict, Jakarta, Selasa (4/2/2014). Hal ini dikarenakan harapan dari warga menginginkan Jokowi sebagai capres bukan cawapres.
"Jika dipasangkan Megawati-Jokowi tidak akan menang," ujar Ikrar dalam acara forum diskusi di Inilah Demokrasi di Tea Addict, Jakarta, Selasa (4/2/2014). Hal ini dikarenakan harapan dari warga menginginkan Jokowi sebagai capres bukan cawapres.
Fenomena Jokowi Tamparan Bagi Orang Pintar
Anggota Dewan Syuro PKB Ali Maschan menilai fenomena Joko Widodo (Jokowi) sebagai tamparan bagi orang pintar. Elektabilitas Jokowi sebagai calon presiden memang sangat tinggi.
"Orang macam kita melihat belum yakin (dia) pimpin bangsa. Tapi pilihan rakyat kan bukan kita," kata Ali di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (4/2/2014).
Ia mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang pintar berbicara ternyata juga mengalami kesulitan memimpin Indonesia. Kemudian munculah pilihan kepada Prabowo Subianto.
"Orang macam kita melihat belum yakin (dia) pimpin bangsa. Tapi pilihan rakyat kan bukan kita," kata Ali di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (4/2/2014).
Ia mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang pintar berbicara ternyata juga mengalami kesulitan memimpin Indonesia. Kemudian munculah pilihan kepada Prabowo Subianto.
Seknas Jokowi Siapkan 'Peta' untuk Jagonya
Presidium Sekretariat Nasional Jaringan Organisasi dan Komunitas Warga Indonesia, Muhammad Yamin, mengatakan organisasinya sudah membuat program berisikan hal-hal apa saja yang harus dilakukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) jika terpilih menjadi Presiden 2014-2019.
"Kami telah merumuskan program yang dianggap penting untuk dikerjakan oleh Jokowi setelah terpilih jadi presiden," ujarnya ketika berkunjung ke kantor redaksi Tempo, Selasa (4/2/2014).
"Kami telah merumuskan program yang dianggap penting untuk dikerjakan oleh Jokowi setelah terpilih jadi presiden," ujarnya ketika berkunjung ke kantor redaksi Tempo, Selasa (4/2/2014).
Jokowi Minggu Depan Resmikan Terminal Keren Manggarai
Ujud baru Terminal Manggarai akan menjadi percontohan untuk proyek
renovasi belasan terminal lain di Jakarta. Pekan depan terminal yang
dikebut pengerjaannya dalam beberapa bulan terakhir akan diresmikan oleh
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi).
"Minggu depan diresmikannya," ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, kepada Metrotvnews.com, Jakarta, Selasa (4/2/2014).
"Minggu depan diresmikannya," ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, kepada Metrotvnews.com, Jakarta, Selasa (4/2/2014).
Jokowi di Pameran Foto, Journalist Fest 2014
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
(Jokowi) terperangah saat melihat foto seorang nenek dengan infus tergeletak di
meja pelayanan salah satu rumah sakit di Jakarta. Jokowi sempat tidak dapat mengatakan sepatah kata pun.
"Terbatasnya jumlah tempat tidur membuat pasien dirawat di meja pelayanan di Instalasi Gawat Darurat RSUD Koja, Jakarta Utara, Senin (27/5/2013) yang lalu. Setiap harinya, sekitar 150 orang pasien KJS antre untuk mendapatkan ruang rawat inap di rumah sakit tersebut.
"Terbatasnya jumlah tempat tidur membuat pasien dirawat di meja pelayanan di Instalasi Gawat Darurat RSUD Koja, Jakarta Utara, Senin (27/5/2013) yang lalu. Setiap harinya, sekitar 150 orang pasien KJS antre untuk mendapatkan ruang rawat inap di rumah sakit tersebut.
Tak Usung Jokowi, PDIP Pasti Dibenci Rakyat
Peneliti senior Ikrar Nusa Bakti mengatakan, PDI Perjuangan pasti dibenci rakyat jika tidak memajukan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden (Capres) 2014.
Ketua umum Megawati Soekarnoputri harus siap lawan rakyat jika tidak jagokan Gubernur DKI Jakarta itu.
"Kemudian, PDIP juga membuang modal politik yang sangat besar, serta menghilangkan modal figur yang sudah disiapkan sekarang ini," kata Ikrar di Jakarta, Selasa, (4/2/2014).
Ketua umum Megawati Soekarnoputri harus siap lawan rakyat jika tidak jagokan Gubernur DKI Jakarta itu.
"Kemudian, PDIP juga membuang modal politik yang sangat besar, serta menghilangkan modal figur yang sudah disiapkan sekarang ini," kata Ikrar di Jakarta, Selasa, (4/2/2014).
Bongkar Vila Liar, Jokowi: DKI Bantu 5M
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, akan menambah hibah
untuk Pemerintah Kabupaten Bogor untuk pembongkaran vila liar di kawasan
Puncak. Tahun lalu hibah DKI itu sebesar 2,1M.
"Namun Karena tahun ini jumlah vila yang akan dibongkar lebih banyak, maka hibah itu kita tambah menjadi 5M," kata pria yang kerap disapa Jokowi itu seusai meninjau lokasi pembangunan waduk di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Selasa (4/2/2014).
"Namun Karena tahun ini jumlah vila yang akan dibongkar lebih banyak, maka hibah itu kita tambah menjadi 5M," kata pria yang kerap disapa Jokowi itu seusai meninjau lokasi pembangunan waduk di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Selasa (4/2/2014).
Birokrasi DKI Tak Bisa Ikuti Ritme Jokowi
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sangat hobi blusukan. Namun, hobi
blusukannya ternyata tidak turun ke bawahannya. Selasa 4 Februari 2014, Jokowi, melakukan inspeksi mendadak ke kantor Wali Kota Jakarta
Barat. Tiba sekitar pukul 08.13, Jokowi hanya menemui beberapa orang
petugas. Loket pelayanan pun tampak sepi dari pengunjung, hanya berisi
2-3 orang petugas.
Jokowi Efek Memastikan Koalisi Golkar-PDIP Tak Masuk Akal
Lingkaran Survei Indonesia (LSI)
menyarankan Golkar dan PDI Perjuangan menjalin koalisi di Pemilu
Presiden (Pilpres) 2014 nanti. Pasalnya, berdasarkan hasil survei
LSI kedua partai itu akan memenangi pemilu legislatif, sehingga koalisi
yang dibangun akan memudahkan partai papan atas itu dalam mengusung
pasangan calon presiden (capres) sekaligus menguasai mayoritas kursi di
parlemen.
Namun, pengamat politik Yunarto Wijaya
menilai gagasan tentang koalisi PDIP-Golkar itu sulit direalisasikan.
Pasalnya, kedua partai sama-sama punya jago untuk diusung sebagai
capres.
Kata Misbakhun, Jokowi Jangan Seperti Lenong
Mantan Politisi PKS yang sekarang berbendera Golkar, M Misbakhun, menilai Joko Widodo (Jokowi) harus bisa selesaikan persoalan dengan sistematis jika ingin maju sebagai calon Presiden 2014.
Menurutnya, bangsa ini perlu presiden yang membangun sistem dimana untuk menyelesaikan persoalan bangsa dengan sistematis.
"Jangan sampai lahir pemimpin baru seperti lenong, drama. Ngomong apa semua orang tertawa, tapi turun dari panggung persoalan tidak selesai," kata Misbakhun di Jakarta, Selasa, (4/2/2014).
Menurutnya, bangsa ini perlu presiden yang membangun sistem dimana untuk menyelesaikan persoalan bangsa dengan sistematis.
"Jangan sampai lahir pemimpin baru seperti lenong, drama. Ngomong apa semua orang tertawa, tapi turun dari panggung persoalan tidak selesai," kata Misbakhun di Jakarta, Selasa, (4/2/2014).
Sak Itik Risma Gak Kepingin
Walikota Tri Rismaharini kembali disebut sebagai pesaing terkuat melawan
Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2014. Namun Risma tetap tidak berminat.
"Kepingin itu lho nggak ada, sungguh ini. Aku harus ngomong berapa kali?," kata Risma, Selasa (4/2/2014).
Penilaian tentang Risma yang berpotensi saingan dengan Jokowi ini disebut di survei Pemimpin Indonesia 2014 yang dilakukan oleh Political Communication Institute (PCI).
"Kepingin itu lho nggak ada, sungguh ini. Aku harus ngomong berapa kali?," kata Risma, Selasa (4/2/2014).
Penilaian tentang Risma yang berpotensi saingan dengan Jokowi ini disebut di survei Pemimpin Indonesia 2014 yang dilakukan oleh Political Communication Institute (PCI).
Jokowi Didesak Copot Kadis PU
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Wagub Basuki Tjahaja Purnama
(Ahok) didesak anggota DPRD mencopot Manggas Rudy Siahaan dari jabatan Kepala
Dinas Pekerjaan Umum (PU). Pasalnya dinas tersebut tidak lagi
berkontribusi signifikan terhadap persoalan banjir dan macet di Ibukota
sejak di bawah kepemimpinannya.
“Selaku anggota dewan, saya minta kepada Pak Jokowi maupun Pak Ahok mengganti pejabat Kepala Dinas PU DKI Jakarta,” ujar Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI, Mohammad Sanusi, di Gambir, Selasa (4/2/2014).
“Selaku anggota dewan, saya minta kepada Pak Jokowi maupun Pak Ahok mengganti pejabat Kepala Dinas PU DKI Jakarta,” ujar Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI, Mohammad Sanusi, di Gambir, Selasa (4/2/2014).
Mending Tetap Gubernur daripada Cuma Jadi Cawapres
Pengamat politik Ikrar
Nusa Bakti menyayangkan niat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDI-P) yang ingin mengusung Ketua Umumnya Megawati Soekarnoputri
sebagai calon presiden dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi
sebagai calon wakil presiden.
Menurutnya, daripada maju ke kancah nasional dengan hanya menjadi cawapres, lebih baik Jokowi tetap menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Kalau Jokowi cuma jadi cawapres Megawati, sayang sekali. Lebih baik dia tetap jadi gubernur saja," kata Ikrar dalam forum diskusi "Inilah Demokrasi" di Jakarta, Selasa (4/2/2014) sore.
Menurutnya, daripada maju ke kancah nasional dengan hanya menjadi cawapres, lebih baik Jokowi tetap menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Kalau Jokowi cuma jadi cawapres Megawati, sayang sekali. Lebih baik dia tetap jadi gubernur saja," kata Ikrar dalam forum diskusi "Inilah Demokrasi" di Jakarta, Selasa (4/2/2014) sore.
Akankah Jokowi Berakhir Persis SBY
Jika maju sebagai
calon presiden, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi)
kuat diduga akan berakhir seperti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY). SBY banyak diharapkan oleh masyarakat saat muncul pada Pemilu
2004, tetapi hasil dari 10 tahun era kepemimpinannya dinilai
mengecewakan.
Hal itu terungkap dalam forum diskusi "Inilah Demokrasi" yang digelar salah satu media online di Jakarta, Selasa (4/2/2014) sore.
Konsultan politik Hasan Nasbi menilai, sejak era kemerdekaan, Indonesia selalu mempunyai pemimpin yang awalnya banyak diharapkan oleh masyarakat. Soekarno sebagai founding father diharapkan dapat membawa Indonesia yang baru merdeka maju sebagai bangsa yang berdaulat.
Hal itu terungkap dalam forum diskusi "Inilah Demokrasi" yang digelar salah satu media online di Jakarta, Selasa (4/2/2014) sore.
Konsultan politik Hasan Nasbi menilai, sejak era kemerdekaan, Indonesia selalu mempunyai pemimpin yang awalnya banyak diharapkan oleh masyarakat. Soekarno sebagai founding father diharapkan dapat membawa Indonesia yang baru merdeka maju sebagai bangsa yang berdaulat.
Jokowi-Ahok Tidak Tahu Anggaran Truk Sampah Dihapus Bappeda
Mengenai usulan anggaran pengadaan truk sampah, Ketua Fraksi Gerindra
DPRD DKI M Sanusi mengatakan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta,
Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak tahu menahu
permasalahan tersebut.
Menurutnya, Jokowi dan Ahok tidak mengetahui kalau anggaran pengadaan truk sampah tidak diusulkan ke DPRD DKI.
Menurutnya, Jokowi dan Ahok tidak mengetahui kalau anggaran pengadaan truk sampah tidak diusulkan ke DPRD DKI.
Soal Vila di Puncak, Bupati Bogor Sindir Jokowi
Bupati Bogor Rachmat Yasin sempat menyampaikan pujian kepada Gubernur
DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) karena telah menyempatkan diri untuk
langsung ke hulu Sungai Ciliwung untuk melakukan penanaman pohon.
Saat menyampaikan pembukaan, Rachmat yang saat itu mengenakan jaket hijau hitam menyampaikan, vila yang berada di kawasan bukan milik warga Bogor. Karena kebanyakan pemilik vila tinggal di DKI Jakarta.
"Dengan keadaan seperti ini (cuaca berkabut) warga Bogor tidak perlu vila. Kalau ada vila, bukan warga Bogor yang bangun," ujarnya di Telaga Saat, Desa Tugu Utara, Puncak Bogor, Cisarua, Bogor, Selasa (4/2/2014).
Saat menyampaikan pembukaan, Rachmat yang saat itu mengenakan jaket hijau hitam menyampaikan, vila yang berada di kawasan bukan milik warga Bogor. Karena kebanyakan pemilik vila tinggal di DKI Jakarta.
"Dengan keadaan seperti ini (cuaca berkabut) warga Bogor tidak perlu vila. Kalau ada vila, bukan warga Bogor yang bangun," ujarnya di Telaga Saat, Desa Tugu Utara, Puncak Bogor, Cisarua, Bogor, Selasa (4/2/2014).
Pertahankan Jokowi Jadi Gubernur, Investasi Terbesar PDIP
Masyarakat diminta tak sekadar ikut tren menentukan pilihan calon
presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Pemilu 2014
mendatang. Saat ini nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi)
dinilai sedang marak diperbincangkan dan diperkirakan menjadi euforia
tersendiri.
"Kita (masyarakat) kadang-kadang menerima suara rakyat sebagai suara Tuhan. Kalau suara rakyat adalah suara Tuhan, mungkin Tuhan sudah salah berkali-kali. Masyarakat kadang hanya mengikuti tren. Seharusnya dalam memilih, tidak berdasarkan ikut-ikutan tren," kata Direktur Eksekutif Cyrus, Hasan Nasbi, dalam seri diskusi Inilah Demokrasi, bertema "Haruskan Jokowi Jadi Presiden RI? Kalau Bukan Dia, Lalu Siapa?", di Jakarta, Selasa (4/2/2014).
"Kita (masyarakat) kadang-kadang menerima suara rakyat sebagai suara Tuhan. Kalau suara rakyat adalah suara Tuhan, mungkin Tuhan sudah salah berkali-kali. Masyarakat kadang hanya mengikuti tren. Seharusnya dalam memilih, tidak berdasarkan ikut-ikutan tren," kata Direktur Eksekutif Cyrus, Hasan Nasbi, dalam seri diskusi Inilah Demokrasi, bertema "Haruskan Jokowi Jadi Presiden RI? Kalau Bukan Dia, Lalu Siapa?", di Jakarta, Selasa (4/2/2014).
Tjahjo Bantah Duetkan Jokowi-Puan
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo
membantah isu yang berkembang dan menyebutkan bahwa partainya menduetkan
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Puan Maharani pada Pemilihan
Presiden 2014.
Menurut Tjahjo, sampai saat ini partainya belum memutuskan siapa yang akan diusung sebagai calon presiden. "Belum ada keputusan apa-apa baik dari partai atau Ibu Ketum (Megawati Soekarnoputri). Kalau sudah, kan disampaikan dalam deklarasi," kata Tjahjo, Selasa (4/2/2014).
Menurut Tjahjo, sampai saat ini partainya belum memutuskan siapa yang akan diusung sebagai calon presiden. "Belum ada keputusan apa-apa baik dari partai atau Ibu Ketum (Megawati Soekarnoputri). Kalau sudah, kan disampaikan dalam deklarasi," kata Tjahjo, Selasa (4/2/2014).
Bupati Bogor Puji Jokowi, Sindir Gubernur Sebelumnya
Bupati Bogor Rahmat Yasin mengapresisasi kehadiran Jokowi untuk menanam
pohon di tepian hulu Kali Ciliwung di Bogor, Jawa Barat. Ia mengatakan
hanya Jokowi yang berani mengambil keputusan untuk membuka persoalan
masyarakat ke publik.
"Kita mengapresiasi kepada Mas Jokowi untuk membuka persoalan di masyarakat," kata Bupati Bogor Rahmat Yasin saat penanaman pohon di perkebunan teh ciliwung, Desa Tugu Selatan, Bogor, Selasa (4/2/2014).
"Kita mengapresiasi kepada Mas Jokowi untuk membuka persoalan di masyarakat," kata Bupati Bogor Rahmat Yasin saat penanaman pohon di perkebunan teh ciliwung, Desa Tugu Selatan, Bogor, Selasa (4/2/2014).
Solusi Jitu Jokowi
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan untuk menyelesaikan
banjir, persoalannya harus dilakukan dari hulu ke hilir. Di hulu,
bekerja sama dengan pemerintah kabupaten Bogor, Jokowi melakukan
penanaman pohon di hulu Sungai Ciliwung. "Banjir itu harus diselesaikan
dari hulu ke hilir," kata Jokowi di kawasan Mega Mendung Selasa (4/2/2014).
PKS: Banjir Perkecil Peluang Jokowi Jadi Capres
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memprediksi banjir yang menerjang Jakarta akan mengganjal langkah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) jika maju dalam pemilihan presiden 2014. Banjir menerjang Ibu Kota dalam tiga pekan terakhir ini.
"Banjir memperkecil peluang Jokowi jadi capres. Saya berdoa hujan di Jakarta jangan lama-lama," kata Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Mahfudz Siddieq di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2014).
"Banjir memperkecil peluang Jokowi jadi capres. Saya berdoa hujan di Jakarta jangan lama-lama," kata Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Mahfudz Siddieq di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2014).
Elektabilitas Cawapres Jokowi
Puan Maharani dikabarkan disiapkan PDIP untuk menjadi pendamping Joko Widodo (Jokowi)
pada Pilpres 2014. Disiapkan menjadi pendamping seorang fenomena survei,
seberapa hebat elektabilitas Puan di survei?
Dari data survei yang dihimpun, Selasa (4/2/2014), elektabilitas Puan jauh di bawah elektabilitas Jokowi. Bahkan bisa dibilang Puan, saat ini, belum memiliki amunisi elektabilitas yang cukup untuk menjadi cawapres.
Oleh lembaga survei PDB, yang merilis hasil pada 17 Januari 2014 lalu, Puan hanya memiliki elektabilitas 0,4 persen.
Dari data survei yang dihimpun, Selasa (4/2/2014), elektabilitas Puan jauh di bawah elektabilitas Jokowi. Bahkan bisa dibilang Puan, saat ini, belum memiliki amunisi elektabilitas yang cukup untuk menjadi cawapres.
Oleh lembaga survei PDB, yang merilis hasil pada 17 Januari 2014 lalu, Puan hanya memiliki elektabilitas 0,4 persen.
Seknas Jokowi Desak Mega Segera Deklarasikan Pencapresan Jokowi
Sekretaris Jenderal Sekretariat Nasional Joko Widodo, Dono Prasetyo, mendesak Megawati Soekarnoputri segera mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai calon presiden 2014. Soalnya, menurut Dono, ini merupakan aspirasi seluruh rakyat Indonesia.
Sekretariat Nasional, kata Dono, selama ini sudah mengumpulkan dukungan dari seluruh Indonesia. Tujuannya, tak lain, sebagai bukti kepada Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu bahwa Joko Widodo, yang berjuluk Jokowi, layak sebagai calon presiden 2014.
Sekretariat Nasional, kata Dono, selama ini sudah mengumpulkan dukungan dari seluruh Indonesia. Tujuannya, tak lain, sebagai bukti kepada Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu bahwa Joko Widodo, yang berjuluk Jokowi, layak sebagai calon presiden 2014.
PROJO Anggap Duet Jokowi-Puan Ilusi Belaka!
Kalangan PDIP Pro Jokowi merespons isu santer di internal PDIP yang
bakal menduetkan Jokowi-Puan di Pilpres 2014. Puan dinilai bukan pilihan
terbaik untuk menjadi cawapres Jokowi di 2014.
"Bila ada yang sempat berpikir capres dan cawapres dari satu partai, seperti keinginan mau mengecat langit atau ilusi politik yang sia-sia," kata Koordinator Nasional PDI Perjuangan Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi, dalam siaran pers, Selasa (4/2/2014).
"Bila ada yang sempat berpikir capres dan cawapres dari satu partai, seperti keinginan mau mengecat langit atau ilusi politik yang sia-sia," kata Koordinator Nasional PDI Perjuangan Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi, dalam siaran pers, Selasa (4/2/2014).
Hendak Dijadikan Waduk Oleh Jokowi, Bagaimana Harga Tanah di Megamendung?
Pemukiman warga di kawasan waduk Megamendung masih didata untuk
direlokasi. Bupati Bogor Rahmat Yasin menjamin tidak akan ada spekulasi
kenaikan harga tanah akibat proyek tersebut.
"Saya sudah tugaskan pada camat dan kepala desa agar tidak keluar spekulan mengenai harga," kata Rahmat saat meninjau lokasi calon waduk Megamendung di Jalan Raya Puncak, Cipayung, Bogor, Selasa (4/2/2014).
"Saya sudah tugaskan pada camat dan kepala desa agar tidak keluar spekulan mengenai harga," kata Rahmat saat meninjau lokasi calon waduk Megamendung di Jalan Raya Puncak, Cipayung, Bogor, Selasa (4/2/2014).
Klenik: Kata Ki Kusumo, Jokowi Lebih Banyak PR Dibanding Ahok
Penasehat spritual Ki Kusumo menilai tahun kuda ini merupakan tahun untuk Joko Widodo (Jokowi) yang bershio kerbau. “Tahun ini kerbau lebih bekerja di banding shio kuda. Jokowi akan punya banyak PR dibanding Ahok,” Ki Kusumo menjelaskan kepada Tempo, Selasa (4/2/2014).
Tahun kuda merupakan momentum bagus untuk bekerja keras. Shio kerbau sebagai pekerja keras akan memiliki banyak tugas di tahun kuda.
Tahun kuda merupakan momentum bagus untuk bekerja keras. Shio kerbau sebagai pekerja keras akan memiliki banyak tugas di tahun kuda.
Tanya ke Rakyat, Duet Jokowi-Puan Cocok atau Tidak?
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dikabarkan sudah merestui Jokowi
menjadi capres di Pemilu 2014. Kabarnya Jokowi diproyeksikan berduet
dengan Puan Maharani, putri Megawati. Apakah PDIP yakin duet ini bisa
bicara banyak di pilpres?
"Tanyakan ke rakyat. Cocok dan tidak cocok itu tergantung penilaian rakyat," kata Ketua DPP PDIP Komarudin Watubun saat berbincang melalui sambungan seluler, Selasa (4/2/2014).
"Tanyakan ke rakyat. Cocok dan tidak cocok itu tergantung penilaian rakyat," kata Ketua DPP PDIP Komarudin Watubun saat berbincang melalui sambungan seluler, Selasa (4/2/2014).
Jokowi Cek Lokasi Pembangunan Waduk di Bogor
Dalam kunjungannya ke Bogor Selasa ini, 5 Februari 2014, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) diajak Bupati Bogor Rachmat Yasin untuk melihat lokasi yang akan dibangun waduk penampungan air sementara.
Sitompul Yakin Capres PD Akan Kalahkan Jokowi
Partai Demokrat (PD) terus menyuarakan keyakinannya terhadap para tokoh
peserta konvensi capres. Pemenang konvensi diyakini akan bisa
mengalahkan Jokowi yang menjadi primadona survei capres.
"Kalau sudah menjadi satu, aku yakin bisa mengalahkan Jokowi," kata Jubir PD Ruhut Sitompul kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2014).
Ruhut kini tampak menyadari potensi elektabilitas Jokowi yang cukup tinggi.
"Kalau sudah menjadi satu, aku yakin bisa mengalahkan Jokowi," kata Jubir PD Ruhut Sitompul kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2014).
Ruhut kini tampak menyadari potensi elektabilitas Jokowi yang cukup tinggi.
PDIP Duetkan Jokowi-Puan di Pilpres 2014?
Skenario duet Mega-Jokowi di Pilpres 2014 disurvei jeblok. Kabarnya, PDIP tengah mematangkan skenario kedua yakni duet Jokowi-Puan.
Duet Jokowi-Puan sedang dimatangkan karena dianggap punya prospek menang di Pilpres 2014. Apalagi elektabilitas Jokowi terus melonjak mendekati Pemilu 2014. Bahkan jika PDIP mencapreskan Jokowi, suara PDIP diprediksi bakal melonjak tajam.
Konon hal ini membuat Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri mulai realistis dan membuka peluang pencapresan Jokowi. Isu santer pasangan Jokowi-Puan mulai dapat angin segar dari Mega.
Jokowi Usul Nama Waduk Cimahi dan Sukamahi Ganti Jadi Waduk Megamendung
Pemprov DKI bekerjasama dengan Pemkab Bogor membangun waduk Cimahi dan
Sukamahi yang berada di kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Agar
namanya tak membingungkan, Gubernur DKI Joko Widodo usul agar nama
waduknya diganti menjadi waduk Megamendung.
"Itu saja ya pak, kita ganti jadi Waduk Megamendung karena letaknya sama-sama di Kecamatan Megamendung," kata Jokowi kepada Bupati Bogor Rahmat Yasin saat melihat wilayah yang akan dijadikan waduk di Jalan Raya Puncak, Cipayung, Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2/2014).
"Itu saja ya pak, kita ganti jadi Waduk Megamendung karena letaknya sama-sama di Kecamatan Megamendung," kata Jokowi kepada Bupati Bogor Rahmat Yasin saat melihat wilayah yang akan dijadikan waduk di Jalan Raya Puncak, Cipayung, Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2/2014).
Tak Perlu Banyak Rencana Yang Penting Tindakan Nyata
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara penanaman pohon yang dilakukan di Telaga Saat, Desa Tugu Utara, Puncak Bogor, Cisarua. Rencananya akan ada satu miliar pohon untuk menjadi tadah hujan di hulu.
Menurut Jokowi, banjir di Jakarta dipengaruhi oleh gundulnya pohon di hulu. Mantan wali kota Solo itu akan menambah pohon di hulu untuk mencegah aliran air ke Jakarta.
"Kita tidak usah membuat rencana-rencana lagi. Karena actionnya sudah dilakukan, tinggal diteruskan dalam jumlah yang besar," kata Jokowi usai menanam pohon di Telaga Saat, Desa Tugu Utara, Puncak Bogor, Cisarua, Selasa (4/2/2014).
Menurut Jokowi, banjir di Jakarta dipengaruhi oleh gundulnya pohon di hulu. Mantan wali kota Solo itu akan menambah pohon di hulu untuk mencegah aliran air ke Jakarta.
"Kita tidak usah membuat rencana-rencana lagi. Karena actionnya sudah dilakukan, tinggal diteruskan dalam jumlah yang besar," kata Jokowi usai menanam pohon di Telaga Saat, Desa Tugu Utara, Puncak Bogor, Cisarua, Selasa (4/2/2014).
Petugas Angkut Sampah Wajib Setor Nomor Ponsel ke Jokowi
Setiap petugas pengangkut sampah di Jakarta akan didata. Mulai dari nama
hingga nomor telepon. Kebijakan itu dimaksudkan agar Gubernur DKI
Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dapat langsung mengecek apabila menemukan daerah yang
sampahnya belum diangkut.
"Sekarang kita mau wajibkan siapa yang jalan tanggung jawab didata namanya dan nomor HP-nya. Jadi Pak Gubernur pas lagi blusukan, ngelihat jalanan kotor dan sampah yang berceceran, bisa langsung telepon deh," ungkap Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balaikota DKI, Jakarta, Selasa (4/2/2014).
"Sekarang kita mau wajibkan siapa yang jalan tanggung jawab didata namanya dan nomor HP-nya. Jadi Pak Gubernur pas lagi blusukan, ngelihat jalanan kotor dan sampah yang berceceran, bisa langsung telepon deh," ungkap Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balaikota DKI, Jakarta, Selasa (4/2/2014).
Capres PKS Bukan Untuk Lawan Jokowi
PKS memainkan politik tiga capres untuk menghadapi Pemilu 2014. Ketiga
capres ini tidak dipersiapkan untuk mengalahkan Joko Widodo (Jokowi) yang di berbagai
survei ditempatkan sebagai capres paling potensial.
"Niatnya memang bukan untuk mengalahkan Jokowi. Jokowi juga kan belum capres," kata Wasekjen PKS Mahfudz Siddiq kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2014).
Mahfudz mengatakan ketiga capres itu akan diberdayakan untuk mendongkrak elektabilitas PKS di Pileg 2014.
"Niatnya memang bukan untuk mengalahkan Jokowi. Jokowi juga kan belum capres," kata Wasekjen PKS Mahfudz Siddiq kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2014).
Mahfudz mengatakan ketiga capres itu akan diberdayakan untuk mendongkrak elektabilitas PKS di Pileg 2014.
Jokowi Terlihat Kedinginan Kena Kabut dan Gerimis
Gerimis disertai kabut tebal menyambut Gubernur DKI Jakarta Joko
Widodo (Jokowi) dan Bupati Bogor Rachmat Yasin di tepi Telaga Saat, hulu Sungai
Ciliwung, Desa Tugu Selatan, Cisarua, Bogor, Jawa Barat pada Selasa
(4/2/2014) siang. Meski begitu, acara penanaman pohon yang dilakukan
keduanya tetap dilaksanakan dan berjalan lancar.
Setelah perjalanan sekitar 60 menit dari Jakarta ke kawasan Puncak, Jokowi bersama rombongan wartawan masuk ke area telaga.
Setelah perjalanan sekitar 60 menit dari Jakarta ke kawasan Puncak, Jokowi bersama rombongan wartawan masuk ke area telaga.
Suryadharma Lebih Sempurna Ketimbang Jokowi
Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Hajrul Azwar mengklaim Ketua Umum mereka Suryadharma Ali lebih sempurna ketimbang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Dengan pertimbangan itu, PPP akan tetap mengusung ketua umumnya sebagai calon presiden ketimbang Jokowi yang elektabilitasnya paling tinggi dalam beberapa survei calon presiden.
"Dia (Suryadharma Ali) menurut saya sempurna dalam tanda kutip," kata Hajrul, Selasa (4/2/2014).
Surya, kata Hajrul, lebih komplet sebagai calon presiden. Surya disebut pernah menjadi Ketua PB PMII saat menjadi mahasiswa, menjadi Menteri Koperasi, Wakil Ketua Komisi V DPR, sampai Menteri Agama yang dianggap Hajrul cukup sukses.
"Dia (Suryadharma Ali) menurut saya sempurna dalam tanda kutip," kata Hajrul, Selasa (4/2/2014).
Surya, kata Hajrul, lebih komplet sebagai calon presiden. Surya disebut pernah menjadi Ketua PB PMII saat menjadi mahasiswa, menjadi Menteri Koperasi, Wakil Ketua Komisi V DPR, sampai Menteri Agama yang dianggap Hajrul cukup sukses.
Tanam Pohon di Hulu Kali Ciliwung, Bogor
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara penanaman pohon di hulu sungai
Ciliwung, Kabupaten Bogor. Kedatangan sang gubernur disambut kabut dan
hujan deras.
Pukul 11.15 WIB, Selasa (4/2/2014), Jokowi tiba di perkebunan teh Ciliwung, Bogor, Jawa Barat. Kawasan ini berada tak jauh dari hulu sungai Ciliwung di kabupaten Bogor.
Jokowi yang berjaket merah langsung disambut oleh Bupati Bogor Rachmat Yasin yang mengenakan jaket berwarna hijau.
Pukul 11.15 WIB, Selasa (4/2/2014), Jokowi tiba di perkebunan teh Ciliwung, Bogor, Jawa Barat. Kawasan ini berada tak jauh dari hulu sungai Ciliwung di kabupaten Bogor.
Jokowi yang berjaket merah langsung disambut oleh Bupati Bogor Rachmat Yasin yang mengenakan jaket berwarna hijau.
Masa Duluan Jokowi ke PTSP Wilayah Daripada Walkotnya?
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (3/2/2014) kemarin
melakukan pengecekan ke kantor Wali Kota Jakarta Barat. Jokowi ke lokasi
tersebut karena mendapat laporan dari Wali Kota Jakarta Barat
Fatahillah yang mengatakan bahwa PTSP (pelayanan terpadu satu pintu) di
kantor tersebut sudah siap melayani warga, namun saat dicek, tidak
sesuai harapan Jokowi.
Wakil Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI, Prasetyo Edi Marsudi menyayangkan sikap Fatahillah yang saat disidak Jokowi tidak berada di tempat, padahal itu sudah masuk jam kerja.
"Lihat dari jam masuk kerjanya, masa duluan gubernur berkunjung ke sana dari wali kotanya. Waktu Pak Gubernur sidak mungkin dia ketawa-ketawa saja, tapi dalam hatinya siapa yang tahu? bisa menjerit itu.
Wakil Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI, Prasetyo Edi Marsudi menyayangkan sikap Fatahillah yang saat disidak Jokowi tidak berada di tempat, padahal itu sudah masuk jam kerja.
"Lihat dari jam masuk kerjanya, masa duluan gubernur berkunjung ke sana dari wali kotanya. Waktu Pak Gubernur sidak mungkin dia ketawa-ketawa saja, tapi dalam hatinya siapa yang tahu? bisa menjerit itu.
Langganan:
Postingan (Atom)