Di tengah kesibukannya menangani banjir Jakarta, Gubernur DKI Joko
Widodo menyediakan waktu berbincang santai kepada para wartawan. Tak
dinyana, Jokowi keluar dari ruangannya kemudian mengambil kursi di
tengah-tengah wartawan yang ada di Balaikota DKI, Jakarta.
Perbincangan
santai sekitar setengah jam itu berlangsung sangat cair. Berbagai
pertanyaan terlontar dari wartawan kepada mantan Walikota Solo itu. Dari
mulai penanganan banjir sampai soal isu keretakan hubungan dengan Wakil
Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama.
Banyak kata-kata tak
terduga disampaikan Jokowi. Entah itu spontan atau sudah disiapkan? Yang
pasti, saat bicara soal keruwetan masalah di Jakarta, pernyataan itu
terlontar.
Bermula saat Jokowi membeber tentang jam kerjanya
yang tak mengenal waktu. "Malam itu kita kerja juga. Malam lebih hening,
santai. Jadi lebih enak buat mikir," kata Jokowi sambil tersenyum.
Lalu
masalah apa yang membuat Jokowi pusing sehingga membutuhkan waktu di
malam hari untuk berpikir? "Masalah yang paling bikin pusing? Ngga ada.
Enteng semua, biasa saja. Masalah di kota saya 8 tahun biasa saja. Ngga
ada pusingnya," jawab Jokowi.
Tetapi Jokowi membantah menganggap
enteng setiap masalah yang dihadapi. Tetapi ada satu masa saat sang
gubernur tak lagi semangat. Kapankah itu? "Kalau pas B sama pas T, ya bete. Ciyusss..." canda Jokowi yang mengundang tawa. "Ciyus ini," tambah Jokowi lagi.
Tak
terduga, rupanya Jokowi juga mengikuti bahasa gaul yang menjadi tren di
masyarakat. Ciyus merupakan salah satu bahasa gaul yang sempat tren di
masyarakat. Arti kata Ciyus sendiri adalah 'Serius."
Sumber :
liputan6.com
Arsip terlengkap seputar kegiatan Jokowi mulai tahun 2013 hingga Jokowi Terindikasi Melindungi Koruptor.
Selasa, 22 Januari 2013
Atasi Banjir, Jokowi Gandeng BPPT untuk Rekayasa Hujan
Menghadapi perkiraan puncak air pasang laut pada 24-26 Januari
mendatang, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meminta Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk melakukan rekayasa
hujan. Rekayasa tersebut dilakukan agar hujan tidak turun saat yang
bersamaan dengan terjadinya rob.
"Yang bisa kami lakukan bersurat ke BPPT agar hujan didorong tidak di tanggal itu. Karena dikhawatirkan hujan bersamaan dengan air pasang. Hal itulah yang dihindari," kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, di Balaikota Jakarta, Selasa (22/1/2013).
Pihak Pemprov DKI juga akan segera melakukan rapat koordinasi untuk mencari antisipasi lainnya. Jokowi mengaku, tidak akan hanya mempersiapkan satu skenario melainkan beberapa skenario untuk mengatasi banjir rob tersebut. "Kalau dari sisi penanggulangan bencana, kita akan adakan briefing lagi untuk betul-betul siap menghadapi banjir. Ada skenario satu hingga tiga. Akan kita pakai juga skenario untuk menghadapi situasi diluar perhitungan kita, seperti jebolnya tanggul Laturharhary yang memang diluar ekspektasi dan skenario kita," jelasnya.
Sebanyak enam pompa mobile milik Dinas Pekerjaan Umum DKI yang juga telah disiapkan dan Pemprov DKI juga meminta Kementerian Pekerjaan Umum yang telah menyiagakan enam pompa mobile. Menurut Jokowi, kekuatan 10 pompa air tersebut tidak cukup untuk membuang atau menyedot air.
"Makanya ketika ketemu dengan Presiden, kita minta supaya pembangunan pompa yang di Marina, Pluit serta tengah barat dan timur dipercepat. Kalau kita mau beli bisa saja beli. Tapi kan perlu pondasi, perlu infrastruktur dan akan memakan waktu sampai 4 bulan," kata Jokowi.
Ia juga menilai, untuk memperkuat bendungan agar tidak jebol, diperlukan waktu yang tidak singkat. Sehingga Jokowi memilih untuk melakukan rekayasa hujan melalui bantuan BBPT.
"Memperkuat tanggul dalam satu dua hari ini memang tidak memungkinkan. Jadi kita pilih rekayasa cuaca untuk menghadapi bencana," katanya.
Seperti diketahui, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa pada 24-26 Januari mendatang akan menjadi puncak air pasang yakni mencapai 1 meter. Padahal saat ini kawasan Pluit, Jakarta Selatan masih terendam banjir, karena diterjang rob dan limpahan air dari Waduk Pluit.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
"Yang bisa kami lakukan bersurat ke BPPT agar hujan didorong tidak di tanggal itu. Karena dikhawatirkan hujan bersamaan dengan air pasang. Hal itulah yang dihindari," kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, di Balaikota Jakarta, Selasa (22/1/2013).
Pihak Pemprov DKI juga akan segera melakukan rapat koordinasi untuk mencari antisipasi lainnya. Jokowi mengaku, tidak akan hanya mempersiapkan satu skenario melainkan beberapa skenario untuk mengatasi banjir rob tersebut. "Kalau dari sisi penanggulangan bencana, kita akan adakan briefing lagi untuk betul-betul siap menghadapi banjir. Ada skenario satu hingga tiga. Akan kita pakai juga skenario untuk menghadapi situasi diluar perhitungan kita, seperti jebolnya tanggul Laturharhary yang memang diluar ekspektasi dan skenario kita," jelasnya.
Sebanyak enam pompa mobile milik Dinas Pekerjaan Umum DKI yang juga telah disiapkan dan Pemprov DKI juga meminta Kementerian Pekerjaan Umum yang telah menyiagakan enam pompa mobile. Menurut Jokowi, kekuatan 10 pompa air tersebut tidak cukup untuk membuang atau menyedot air.
"Makanya ketika ketemu dengan Presiden, kita minta supaya pembangunan pompa yang di Marina, Pluit serta tengah barat dan timur dipercepat. Kalau kita mau beli bisa saja beli. Tapi kan perlu pondasi, perlu infrastruktur dan akan memakan waktu sampai 4 bulan," kata Jokowi.
Ia juga menilai, untuk memperkuat bendungan agar tidak jebol, diperlukan waktu yang tidak singkat. Sehingga Jokowi memilih untuk melakukan rekayasa hujan melalui bantuan BBPT.
"Memperkuat tanggul dalam satu dua hari ini memang tidak memungkinkan. Jadi kita pilih rekayasa cuaca untuk menghadapi bencana," katanya.
Seperti diketahui, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa pada 24-26 Januari mendatang akan menjadi puncak air pasang yakni mencapai 1 meter. Padahal saat ini kawasan Pluit, Jakarta Selatan masih terendam banjir, karena diterjang rob dan limpahan air dari Waduk Pluit.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Jokowi akui kepentingan hambat pembangunan
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo atau Jokowi,
menyebutkan program pembangunan di Jakarta yang tertunda selama puluhan
tahun karena adanya banyak kepentingan.
Jokowi mencontohkan proyek pembangunan Mass
Rapid Transit atau MRT yang tertunda selama 26 tahun, karena masalah
kepemimpinan dan kepentingan yang terlalu banyak."Tarik menarik itu tidak gampang, saya tidak usah mikir kepentingan–kepentingan apa tapi kepentingan masyarakat yang harus didahulukan, biasalah ada tekanan di sini tekanan di sana. Ingin saya putuskan ya sudah saya putuskan," jelas Jokowi dalam wawancara dengan BBC Rabu (16/1) lalu.
Jokowi mengaku kepentingan masyarakat akan didahulukan dalam setiap pembangunan di Jakarta.
Dia menargetkan masalah transportasi massal merupakan program yang akan diputuskan dalam waktu 100 hari masa jabatannya.
"Sudah harus segera dibangun MRT, Monorel, untuk menyempurnakan kekurangan di busway. Juga ada kebijakan yang mengiringi ini, seperti kebijakan nomor genap ganjil, Electronic Road Pricing ERP, pajak parkir yang tinggi, tetapi semua ini perlu waktu," kata Jokowi.
Rencana dianggap cukup
"Sebaiknya fokus saja ke pembangunan transportasi massal dan agar konsentrasinya tak terpecah pembangunan jalan tol dalam kota tak akan menyelesaikan persoalan masalah transportasi di Jakarta." Tri Tjahjono
"Program-program itu sudah lama, intinya ada dua yaitu pelaksanaannya dan kepemimpinan. Yang terakhir saya rasa Jokowi tak ada masalah," kata Tri Tjahjono Ketua MTI DKI Jakarta.
Tri menegaskan Jokowi sebaiknya fokus terhadap pembangunan transportasi massal seperti MRT dan monorel. Sambil menunggu keduanya selesai, harus memaksimalkan penggunaan bus transjakarta, menambah bus dan juga koridor menjadi 15 seperti yang direncanakan.
Tri mengkritik mengenai masalah rencana pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota yang disetujui Jokowi dengan syarat memberikan akses terhadap transportasi umum.
"Sebaiknya fokus saja ke pembangunan transportasi massal dan agar konsentrasinya tak terpecah pembangunan jalan tol dalam kota tak akan menyelesaikan persoalan masalah transportasi di Jakarta," kata Tri.
Masalah pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota mengundang kritik dari berbagai kalangan karena penambahan ruas jalan dianggap bukan merupakan solusi kemacetan Jakarta, seperti terungkap dalam public hearing yang dilakukan pekan lalu.
Dalam wawancara dengan BBC Indonesia, Jokowi mengatakan akan mempertimbangkan masukan publik dan masih terbuka peluang rencana itu akan dibatalkan jika masyarakat tidak menginginkan.
Penanganan banjir
Jokowi menetapkan status Jakarta tanggap darurat setelah banjir terjadi sejak pekan lalu, yang mengenangi sejumlah wilayah utama seperti Bundaran HI, kawasan bisnis Sudirman- Thamrin, dan sejumlah pemukiman.
Mantan Walikota Solo ini menyatakan sejumlah program akan dilakukan untuk mencegah banjir Jakarta, antara lain pembuatan 10.000 sumur resapan. Tetapi, Jokowi mengaku masih butuh waktu untuk pembangunan tersebut.
Akhir pekan lalu, dalam rapat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diputuskan untuk menjalankan sejumlah program penanganan banjir jangka pendek dan panjang, antara lain pekerjaaan di Sungai Ciliwung untuk dihubungkan dengan Banjir Kanal Timur, BKT, dengan target selesai pada 2014.
Pakar masalah tata kota, Yayat Supriatna, mengatakan penanganan masalah banjir di Jakarta tak dapat diselesaikan secara struktural dengan berbagai pembangunan fisik untuk menghalau air yang memenuhi Sungai Ciliwung ke BKB maupun BKT.
Dia menekankan pemerintah harus memperhatikan tata ruang dan konservasi dalam pencegahan banjir di Jakarta.
Yayat menyatakan pendekatan pembangunan fisik -seperti tanggul dan kanal- sudah dilakukan sejak masa pemerintahan kolonial Belanda dan tidak memperhatikan tata ruang.
"Jangan-jangan yang diajarkan oleh Belanda sudah tidak benar lagi ilmunya karena penurunan permukaan tanah, perubahan bentang alam, dan tata ruang harusnya menyadarkan kita untuk mengaudit cara-cara kita untuk mengatasi banjir," kata Yayat.
Budaya masyarakat
Yayat menyatakan konsep pembangunan sumur resapan oleh Jokowi sebenarnya sudah pernah dilakukan di Jakarta tetapi pelaksanannya lemah karena tak ada sanksi bagi pemilik bangunan yang tidak menjalankannya."Selain itu kecil sekali kemampuannya untuk mengatasi kota yang bermasalah seperti Jakarta, sebuah kota yang rusak dan padat pendudukan yang berada pada dataran banjir," jelas Yayat.
Yayat menyatakan untuk menangani masalah banjir di Jakarta juga dibutuhkan perbaikan budaya, norma, dan keyakinan warga untuk memperbaiki kotanya.
Selain masalah banjir, program lain yang diluncurkan Jokowi tak lama setelah dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta adaah Kartu Sehat dan Kartu Pintar.
Jokowi mengklaim penerbitan kartu tersebut telah mendorong peningkatan kunjungan ke Puskesmas dan RS antara 40-70 %.
Sumber :
bbc.co.uk
Jokowi: Kerugian Banjir Diperkirakan Capai Rp20 Triliun
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan kerugian
yang ditimbulkan akibat banjir yang melanda ibu kota kali ini
diperkirakan totalnya dapat mencapai sebesar Rp20 triliun.
"Kerugian akibat banjir ini tidak sedikit. Kalau dihitung-hitung, total kerugian banjir pada tahun ini kira-kira mencapai Rp20 triliun," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa.
Oleh karena itu, Jokowi menyarankan, daripada biaya anggaran digunakan untuk membayar kerugian akibat bencana banjir, lebih baik dialokasikan untuk pembangunan terowongan multi fungsi atau deep tunnel.
"Deep tunnel ini merupakan solusi banjir jangka panjang. Jadi, daripada terus-terusan mengeluarkan uang untuk membayar kerugian, lebih baik untuk membangun deep tunnel," ujarnya.
Jokowi menuturkan biaya yang diperlukan untuk membangun deep tunnel adalah Rp16 triliun, sedangkan total kerugian banjir mencapai Rp20 triliun. Sehingga, menurut dia, lebih baik membangun deep tunnel daripada membayar kerugian.
"Kalau memang pembangunan deep tunnel ini dirasa berat dari sisi anggaran, kita bisa ajak pihak swasta untuk ikut masuk dalam proyek ini. Kita ajak mereka (pihak-pihak swasta) untuk berinvestasi," kata Jokowi.
Menurut Jokowi pembangunan deep tunnel tersebut penting untuk dilakukan karena dianggap sebagai suatu skenario ketika menghadapi banjir yang melanda ibukota.
"Kami harus punya skenario untuk menghadapi banjir. Dengan deep tunnel ini, ketika air sudah mencapai bibir tanggul atau bahkan jebol, maka kami sudah tahu kemana air tersebut harus dialirkan," tuturnya.
Jokowi berharap agar usulan terkait pembangunan deep tunnel mendapat dukungan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, sehingga proyek tersebut dapat segera dilaksanakan.
Sumber :
antaranews.com
"Kerugian akibat banjir ini tidak sedikit. Kalau dihitung-hitung, total kerugian banjir pada tahun ini kira-kira mencapai Rp20 triliun," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa.
Oleh karena itu, Jokowi menyarankan, daripada biaya anggaran digunakan untuk membayar kerugian akibat bencana banjir, lebih baik dialokasikan untuk pembangunan terowongan multi fungsi atau deep tunnel.
"Deep tunnel ini merupakan solusi banjir jangka panjang. Jadi, daripada terus-terusan mengeluarkan uang untuk membayar kerugian, lebih baik untuk membangun deep tunnel," ujarnya.
Jokowi menuturkan biaya yang diperlukan untuk membangun deep tunnel adalah Rp16 triliun, sedangkan total kerugian banjir mencapai Rp20 triliun. Sehingga, menurut dia, lebih baik membangun deep tunnel daripada membayar kerugian.
"Kalau memang pembangunan deep tunnel ini dirasa berat dari sisi anggaran, kita bisa ajak pihak swasta untuk ikut masuk dalam proyek ini. Kita ajak mereka (pihak-pihak swasta) untuk berinvestasi," kata Jokowi.
Menurut Jokowi pembangunan deep tunnel tersebut penting untuk dilakukan karena dianggap sebagai suatu skenario ketika menghadapi banjir yang melanda ibukota.
"Kami harus punya skenario untuk menghadapi banjir. Dengan deep tunnel ini, ketika air sudah mencapai bibir tanggul atau bahkan jebol, maka kami sudah tahu kemana air tersebut harus dialirkan," tuturnya.
Jokowi berharap agar usulan terkait pembangunan deep tunnel mendapat dukungan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, sehingga proyek tersebut dapat segera dilaksanakan.
Sumber :
antaranews.com
Jokowi Akan Naik Bus Zhong Tong ke Kota
Setelah meresmikan penggunaan tiket elektronik untuk busway Transjakarta, Gubernur DKI Joko Widodo dan direksi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, dan PT Bank DKI akan naik bus Transjakarta baru asal Cina, Zhong Tong.
Mereka akan naik bus Transjakarta dari Halte Monas menuju Halte Kota. Dalam peresmian tiket elektronik ini, Jokowi memang menggandeng kelima bank tersebut.
"Nantinya cukup satu jenis kartu untuk penggunaan semua moda transportasi di Jakarta," kata Jokowi, Selasa, 22 Januari 2013. "Produk e-money dari kelima bank yang berkonsorsium ini bisa dipakai untuk Transjakarta, Kopaja, Metromini, dan KRL," katanya.
Dalam waktu dekat, BLU Transjakarta akan menambah satu koridor lagi. Selain itu, badan akan mendatangkan sekitar 500 bus lagi serta membangun enam SPBG baru. Direncanakan Kopaja dan Metromini juga akan masuk ke dalam jalur Transjakarta. "Dengan demikian, transaksi e-ticketing di tahun ini dapat mencapai 1 juta transaksi per hari," kata Jokowi.
Tampak di lokasi peresmian, Direktur Utama BNI Gatot M. Suwondo, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Riswinandi, Direktur Utama BRI Sofyan Basir dan Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono. Sebelumnya Bank DKI telah meluncurkan smartcard pertama di Indonesia bernama JakCard. Sistem JakCard dengan EDC telah tersebar di Koridor 1-8.
Layanan e-ticketing ini bakal diuji coba di Koridor 1 Blok M-Kota. Sedangkan koridor lainnya akan dimulai pada Februari-April 2013.
Vendor yang mengerjakan sistem ini adalah PT Gamatechno Indonesia. Perusahaan itu merupakan milik Universitas Gadjah Mada yang merupakan vendor yang sama untuk sistem di Yogyakarta dan Solo. "Dengan demikian, sistem ini sepenuhnya dikembangkan dan hak intelektualnya dimiliki perusahaan asli Indonesia," Jokowi menjelaskan.
Sumber :
www.tempo.co
Mereka akan naik bus Transjakarta dari Halte Monas menuju Halte Kota. Dalam peresmian tiket elektronik ini, Jokowi memang menggandeng kelima bank tersebut.
"Nantinya cukup satu jenis kartu untuk penggunaan semua moda transportasi di Jakarta," kata Jokowi, Selasa, 22 Januari 2013. "Produk e-money dari kelima bank yang berkonsorsium ini bisa dipakai untuk Transjakarta, Kopaja, Metromini, dan KRL," katanya.
Dalam waktu dekat, BLU Transjakarta akan menambah satu koridor lagi. Selain itu, badan akan mendatangkan sekitar 500 bus lagi serta membangun enam SPBG baru. Direncanakan Kopaja dan Metromini juga akan masuk ke dalam jalur Transjakarta. "Dengan demikian, transaksi e-ticketing di tahun ini dapat mencapai 1 juta transaksi per hari," kata Jokowi.
Tampak di lokasi peresmian, Direktur Utama BNI Gatot M. Suwondo, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Riswinandi, Direktur Utama BRI Sofyan Basir dan Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono. Sebelumnya Bank DKI telah meluncurkan smartcard pertama di Indonesia bernama JakCard. Sistem JakCard dengan EDC telah tersebar di Koridor 1-8.
Layanan e-ticketing ini bakal diuji coba di Koridor 1 Blok M-Kota. Sedangkan koridor lainnya akan dimulai pada Februari-April 2013.
Vendor yang mengerjakan sistem ini adalah PT Gamatechno Indonesia. Perusahaan itu merupakan milik Universitas Gadjah Mada yang merupakan vendor yang sama untuk sistem di Yogyakarta dan Solo. "Dengan demikian, sistem ini sepenuhnya dikembangkan dan hak intelektualnya dimiliki perusahaan asli Indonesia," Jokowi menjelaskan.
Sumber :
www.tempo.co
Langganan:
Postingan (Atom)