Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo malam ini kembali meninjau keadaan
tanggul Kanal Banjir Barat (KBB) yang jebol pada Kamis pagi. Ia langsung
meninjau tanggul sungai Manggarai yang jebol di Jalan Latuharhary,
Menteng, Jakarta Pusat.
Jokowi sempat menelepon Sekretaris Daerah
Fadjar Panjaitan dan Pangdam Jaya Mayor Jenderal TNI Hudawi Lubis untuk
meminta tambahan personel dari militer dan membantu pengerjaan tanggul
yang jebol. Hingga malam ini pengerjaan tanggul yang jebol itu masih
dikerjakan secara manual berkat gotong-royong anggota Kopassus, satpol
PP, Kodam Jaya, dan petugas Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta.
Tidak
ada alat berat yang tampak di sana. Menurut Jokowi, pengerjaan tanggul
tersebut masih dikerjakan secara manual karena pengadaan alat berat
terhalang oleh banjir. "Karena dengan alat-alat berat tidak bisa menuju
ke sini sehingga mau tidak mau ya harus dikerjakan manual lah," kata
Jokowi di lokasi, Kamis (17/1/2013) malam.
Jokowi mengatakan,
pengerjaan tanggul secara manual ini menjadi salah satu hambatan
terbesar dalam penyelesaian perbaikan secara cepat. "Kalau bisa pakai
alat berat, bisa mendekat, bisa lebih cepat. Tapi ini kan semuanya
manual. Tapi ya enggak apa-apa, kita kerjainlah sampai rampung," kata Jokowi.
Jokowi
optimistis pengerjaan tanggul tersebut cepat selesai agar jalan
protokol di Ibu Kota tidak lagi tergenang banjir. Akibat jebolnya
tanggul tersebut, kawasan Jalan Thamrin dan Bundaran Hotel Indonesia
tergenang sejak Kamis pagi.
Dalam tinjauannya ke Jalan
Latuharhary, Jokowi didampingi oleh Wali Kota Jakarta Selatan Anas
Effendy, Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Ery Basworo, Kepala
Zeni Kodam Jaya Letnan Kolonel Czi Suardi Samiran, dan Kepala Humas PT KAI Daerah Operasional I Jakarta Mateta Rizalulhaq. Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, Jokowi masih meninjau keadaan tanggul jebol.
Saat
ini kondisi Jalan Latuharhary sangat licin karena bercampur dengan
tanah. Kondisi itu diperparah dengan kurangnya penerangan jalan.
Sementara itu, para anggota Kopassus, satpol PP, Dinas Pekerjaan Umum
DKI, dan marinir bekerja sama mengangkat batu, karung pasir, dan
bronjong. Kehadiran Jokowi di lokasi tanggul jebol menarik perhatian
warga sekitar sehingga semakin malam lokasi itu semakin ramai oleh
warga.
Tanggul KBB tersebut diketahui jebol sejak pukul 10.00 WIB.
Tanggul jebol sepanjang 30 meter di sisi Jalan Latuharhary. Hal itu
mengakibatkan air yang ditampung KBB melimpas dan tumpah ruah ke Jalan
Teluk Betung dan Tosari. Aliran air juga sampai ke Jalan Thamrin dan
Jalan Sudirman. Tanggul jebol tersebut merendam rel kereta api arah ke
Stasiun Tanah Abang dan Manggarai. Akibatnya, kereta api Tanah
Abang-Depok, Tanah Abang-Manggarai, tidak dapat beroperasi.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Arsip terlengkap seputar kegiatan Jokowi mulai tahun 2013 hingga Jokowi Terindikasi Melindungi Koruptor.
Kamis, 17 Januari 2013
Jokowi Siap Jadi 'Mandor' Perbaikan Tanggul Latuharhari Sampai Pagi
Gubernur DKI Joko Widodo siap memimpin upaya perbaikan tanggul jebol di
Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat. Bahkan, bila diperlukan, dia siap
menjadi 'mandor' hingga besok pagi.
"Jadi memang harus dikomandani, kalau perlu sampai pagi saya komandani," kata Jokowi di lokasi tanggul Latuharhari yang jebol di Jakarta Pusat, Kamis (17/1/2013).
Saat ini, Jokowi sudah menerima bantuan 350 personel TNI dari Kodam Jaya untuk membantu perbaikan tanggul. Sementara dari Dinas PU ada 100 orang, Satpol PP 100 orang dan Marinir 100 orang.
"Tambah gubernurnya satu. Ya iya," ucap Jokowi sambil tertawa.
Mantan Wali Kota Solo ini menegaskan, berapa pun pekerja yang dikerahkan bisa bekerja baik selama diarahkan dengan tepat.
Fokus Jokowi saat ini adalah memperbaiki tanggul jebol di kawasan Banjir Kanal Barat Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat. Bantuan dari personel TNI pun dikerahkan untuk perbaikan.
Tanggul jebol itu menjadi salah satu penyebab banjir besar yang melanda kawasan Thamrin-Sudirman.
Sumber :
news.detik.com
"Jadi memang harus dikomandani, kalau perlu sampai pagi saya komandani," kata Jokowi di lokasi tanggul Latuharhari yang jebol di Jakarta Pusat, Kamis (17/1/2013).
Saat ini, Jokowi sudah menerima bantuan 350 personel TNI dari Kodam Jaya untuk membantu perbaikan tanggul. Sementara dari Dinas PU ada 100 orang, Satpol PP 100 orang dan Marinir 100 orang.
"Tambah gubernurnya satu. Ya iya," ucap Jokowi sambil tertawa.
Mantan Wali Kota Solo ini menegaskan, berapa pun pekerja yang dikerahkan bisa bekerja baik selama diarahkan dengan tepat.
Fokus Jokowi saat ini adalah memperbaiki tanggul jebol di kawasan Banjir Kanal Barat Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat. Bantuan dari personel TNI pun dikerahkan untuk perbaikan.
Tanggul jebol itu menjadi salah satu penyebab banjir besar yang melanda kawasan Thamrin-Sudirman.
Sumber :
news.detik.com
Jokowi: Ahok Saya Suruh Cari Pasir Sama Batu
Kepompakkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Wakilnya
Basuki T Purnama (Ahok) nampaknya di uji dalam upaya perbaikan tanggul
Latuharhary.
Seperti diketahui, jebolnya tanggul tersebut, menyebabkan putusnya jalur kereta api dari Manggarai ke Tanah Abang. Selain itu jebolnya tanggul menyebabkan genangan air di kawasan Menteng hingga Jalan MH Thamrin.
Terkait hal itu, orang nomor satu di Jakarta ini mengaku sudah memerintahkan wakilnya, Ahok, untuk mencari bahan bangunan guna memperbaiki tanggul yang jebol tersebut.
"Pak Ahok tak suruh muter-muter cari pasir sama batu. Ya, pokoknya pak Ahok urusan itu lah," ujar Jokowi di lokasi jebolnya tanggul Latuharhary, Jakarta Pusat, Kamis (17/1/2013).
Selain menyiapkan bahan material, Jokowi juga memerintahkan Ahok untuk meninjau di lokasi banjir lainnya yang belum di kunjunginya.
"Di lain tempat juga mengunjungi lokasi banjir, kan bagi-bagi, coba saja telpon sendiri. Ada di Jakbar dan tempat lainnya,"kata Jokowi.
Sumber :
jakarta.okezone.com
Seperti diketahui, jebolnya tanggul tersebut, menyebabkan putusnya jalur kereta api dari Manggarai ke Tanah Abang. Selain itu jebolnya tanggul menyebabkan genangan air di kawasan Menteng hingga Jalan MH Thamrin.
Terkait hal itu, orang nomor satu di Jakarta ini mengaku sudah memerintahkan wakilnya, Ahok, untuk mencari bahan bangunan guna memperbaiki tanggul yang jebol tersebut.
"Pak Ahok tak suruh muter-muter cari pasir sama batu. Ya, pokoknya pak Ahok urusan itu lah," ujar Jokowi di lokasi jebolnya tanggul Latuharhary, Jakarta Pusat, Kamis (17/1/2013).
Selain menyiapkan bahan material, Jokowi juga memerintahkan Ahok untuk meninjau di lokasi banjir lainnya yang belum di kunjunginya.
"Di lain tempat juga mengunjungi lokasi banjir, kan bagi-bagi, coba saja telpon sendiri. Ada di Jakbar dan tempat lainnya,"kata Jokowi.
Sumber :
jakarta.okezone.com
Tangani Banjir Jakarta, Presiden Minta Jokowi Gunakan Semua Sumber Daya
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah meminta Gubernur DKI
Jakarta Joko Widodo (Jokowi) agar mengerahkan semua sumber daya yang
dimiliki oleh Pemda dalam menangani korban banjir yang menggenangi
hampir sebagian besar wilayah Ibukota, Kamis (17/1).
“Semua sudah bekerja. Tadi pagi (Kamis, 17/1) saya sudah berbicara dengan Gubernur DKI Jakarta, Pak Jokowi. Saya minta lakukan segala sesuatunya. Gunakan semua sumber daya yang dimiliki oleh DKI. Pemerintah Pusat membantu,” kata Presiden SBY di depan pers dan warga korban banjir di Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (17/1) sore.
Presiden mengaku sudah mendengar rencana Gubernur Jokowi untuk mengatasi masalah korban banjir. Di Jakarta. “Atasilah, Pemerintah Pusat akan membantu agar bisa dijamin keselamatannya. yang penting ada solusi. Sebab kalau sampai ada korban jiwa, tentu kita semua bersedih yang seharusnya bisa kita cegah,” ujar Kepala Negara.
Menurut Kepala Negara, sekarang ini yang diutamakan adalah menyelamatkan jiwa manusia. “Sampai saat ini saya belum menerima laporan ada korban jiwa. Mudah-mudahan tidak ada,” harapnya.
Yang kedua, pinta Presiden, menampung mereka di tempat pengungsian, memberikan bantuan pangan atau logistik. Kalau ada yang sakit dirawat, diobati. Pada saatnya nanti kalau sudah aman warga kembali bisa kembali ke tempatnya masing-masing.
“Saya ingin jajaran pemerintah, baik pusat maupun daerah, bahkan sampai tingkat RT/RW ya bekerja bersama-sama masyarakat yang ingin membantu, ada dapur-dapur umum...silahkan. Bantu dengan ikhlas. Saya juga membantu, banyak pihak yang membantu. Saya mengucapkan terima kasih. Mudah-mudahan ini bisa kita control,” tutur Presiden SBY.
Bantuan Pusat
Dalam kesempatan itu, Presiden SBY mengemukakan, bahwa pagi-pagi sekali ia sudah berbicara dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Menko Kesra, untuk memastikan karena skalanya besar maka harus ada bantuan dari pusat.
Kemudian TNI dan Polri juga sudah dikerahkan untuk membantu angkutan, termasuk mengamankan tempat-tempat yang ditinggalkan oleh penghuninya ke tempat-tempat pengungsian. Pendek kata sekarang semua sedang mengemban tugasnya. “Saya minta kerja sama dari masyarakat luas, untuk meringankan dan membantu menyelamatkan rakyat kita,” kata Presiden mengimbau partisipasi warga.
Mengenai peninjauannya dengan perahu milik Marinir dan juga Kopasus menyusuri Sungai Ciliwung (dari Rawajati, Kali Bata, Pancoran, Jakarta Selatan), Presiden mengatakan, ia ingin melihat langsung seperti apa kondisi rumah-rumah di kanan-kiri sungai itu.
“Ini sebenarnya sudah lama menjadi masalah dan ingin dipecahkan oleh kita semua, terutama Gubernur DKI Jakarta. Saya melihat langsung memang tidak aman rumah-rumah yang persis di kiri-kanan sungai, apalagi kalau banjirnya seperti ini. Kalau luapan airnya seperti ini. Saya berhenti, saya naik (ke kampung-kampung pinggir sungai). Memang kalau rumahnya tingkat masih lumayan. tapi kalau tidak tingkat, dan persis di kiri-kanan sungai memang membahayakan,” terang SBY.
Mengenai sikapnya yang tetap menerima tamu Presiden Argentina Cristina Elisabet Fernandez de Kirchner, Kamis (17/1) ini, dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada Jumat (18/1) besok, saat Jakarta dikepung banjir, Presiden SBY mengatakan para tamu negara itu bisa memahami kondisi Jakarta.
“Mereka memahami Jakarta sedang banjir, terjadi lagi setelah enam tahun. Meskipun terlambat, kedatangan Presiden Argentina Cristina Elisabet Fernandez de Kirchner di Istana kegiatan tetap berlangsung dengan baik,” ungkap SBY.
Presiden SBY juga meminta kerja sama dan bantuan pers dan para wartawan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai daerah-daerah banjir masih berbahaya. “Katakan berbahaya. Kalau ingin beri masukan kepada pemerintah misalnya ada keterlambatan logistik, berikan masukan itu.. Tapi saya berharap beritanya akurat dan benar, sebab supaya tidak menimbulkan kepanikan pada masyarakat kita,” pinta SBY.
Turut mendampingi Presiden SBY dalam meninjau banjir Jakarta itu, selain Ibu Negara Ani Yudhoyono juga Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri I, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, dan Kapolri Jendral Timur Pradopo.
Sumber :
www.setkab.go.id
“Semua sudah bekerja. Tadi pagi (Kamis, 17/1) saya sudah berbicara dengan Gubernur DKI Jakarta, Pak Jokowi. Saya minta lakukan segala sesuatunya. Gunakan semua sumber daya yang dimiliki oleh DKI. Pemerintah Pusat membantu,” kata Presiden SBY di depan pers dan warga korban banjir di Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (17/1) sore.
Presiden mengaku sudah mendengar rencana Gubernur Jokowi untuk mengatasi masalah korban banjir. Di Jakarta. “Atasilah, Pemerintah Pusat akan membantu agar bisa dijamin keselamatannya. yang penting ada solusi. Sebab kalau sampai ada korban jiwa, tentu kita semua bersedih yang seharusnya bisa kita cegah,” ujar Kepala Negara.
Menurut Kepala Negara, sekarang ini yang diutamakan adalah menyelamatkan jiwa manusia. “Sampai saat ini saya belum menerima laporan ada korban jiwa. Mudah-mudahan tidak ada,” harapnya.
Yang kedua, pinta Presiden, menampung mereka di tempat pengungsian, memberikan bantuan pangan atau logistik. Kalau ada yang sakit dirawat, diobati. Pada saatnya nanti kalau sudah aman warga kembali bisa kembali ke tempatnya masing-masing.
“Saya ingin jajaran pemerintah, baik pusat maupun daerah, bahkan sampai tingkat RT/RW ya bekerja bersama-sama masyarakat yang ingin membantu, ada dapur-dapur umum...silahkan. Bantu dengan ikhlas. Saya juga membantu, banyak pihak yang membantu. Saya mengucapkan terima kasih. Mudah-mudahan ini bisa kita control,” tutur Presiden SBY.
Bantuan Pusat
Dalam kesempatan itu, Presiden SBY mengemukakan, bahwa pagi-pagi sekali ia sudah berbicara dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Menko Kesra, untuk memastikan karena skalanya besar maka harus ada bantuan dari pusat.
Kemudian TNI dan Polri juga sudah dikerahkan untuk membantu angkutan, termasuk mengamankan tempat-tempat yang ditinggalkan oleh penghuninya ke tempat-tempat pengungsian. Pendek kata sekarang semua sedang mengemban tugasnya. “Saya minta kerja sama dari masyarakat luas, untuk meringankan dan membantu menyelamatkan rakyat kita,” kata Presiden mengimbau partisipasi warga.
Mengenai peninjauannya dengan perahu milik Marinir dan juga Kopasus menyusuri Sungai Ciliwung (dari Rawajati, Kali Bata, Pancoran, Jakarta Selatan), Presiden mengatakan, ia ingin melihat langsung seperti apa kondisi rumah-rumah di kanan-kiri sungai itu.
“Ini sebenarnya sudah lama menjadi masalah dan ingin dipecahkan oleh kita semua, terutama Gubernur DKI Jakarta. Saya melihat langsung memang tidak aman rumah-rumah yang persis di kiri-kanan sungai, apalagi kalau banjirnya seperti ini. Kalau luapan airnya seperti ini. Saya berhenti, saya naik (ke kampung-kampung pinggir sungai). Memang kalau rumahnya tingkat masih lumayan. tapi kalau tidak tingkat, dan persis di kiri-kanan sungai memang membahayakan,” terang SBY.
Mengenai sikapnya yang tetap menerima tamu Presiden Argentina Cristina Elisabet Fernandez de Kirchner, Kamis (17/1) ini, dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada Jumat (18/1) besok, saat Jakarta dikepung banjir, Presiden SBY mengatakan para tamu negara itu bisa memahami kondisi Jakarta.
“Mereka memahami Jakarta sedang banjir, terjadi lagi setelah enam tahun. Meskipun terlambat, kedatangan Presiden Argentina Cristina Elisabet Fernandez de Kirchner di Istana kegiatan tetap berlangsung dengan baik,” ungkap SBY.
Presiden SBY juga meminta kerja sama dan bantuan pers dan para wartawan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai daerah-daerah banjir masih berbahaya. “Katakan berbahaya. Kalau ingin beri masukan kepada pemerintah misalnya ada keterlambatan logistik, berikan masukan itu.. Tapi saya berharap beritanya akurat dan benar, sebab supaya tidak menimbulkan kepanikan pada masyarakat kita,” pinta SBY.
Turut mendampingi Presiden SBY dalam meninjau banjir Jakarta itu, selain Ibu Negara Ani Yudhoyono juga Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri I, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, dan Kapolri Jendral Timur Pradopo.
Sumber :
www.setkab.go.id
Hidayat Harapkan "Blusukan" Jokowi Bawa Solusi Banjir
Anggota Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur
Wahid, meminta Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo segera membuat solusi
dalam mengatasi banjir untuk jangka panjang. Hidayat berharap kegiatan blusukan atau kunjungan ke kampung-kampung kumuh yang kerap oleh Jokowi bisa memberikan solusi yang baik bagi problem klasik Ibu Kota.
Hidayat mengatakan, sebagai pelaksana amanat rakyat, Jokowi harus melakukan sesuatu untuk mengatasi persoalan Ibu Kota, termasuk banjir besar yang terjadi pada hari ini. "Datang ke rakyat tidak hanya sekadar datang, tapi solusinya," kata Hidayat saat dijumpai di kompleks Gedung Parlemen Senayan, Kamis (17/1/2013).
Hidayat yang pernah bersaing melawan Jokowi dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta beberapa waktu lalu menyadari bahwa persoalan banjir tidak bisa dituntaskan dalam waktu singkat. Namun, problem ini tetap membutuhkan gerak cepat pemerintah daerah untuk menanggulanginya.
Oleh karena itu, Hidayat mengimbau agar Jokowi segera menggandeng seluruh pihak untuk mempercepat proses penanggulangan banjir. Tidak hanya pemangku kepentingan, Jokowi juga harus merangkul partai politik, organisasi kemasyarakatan, hingga perusahaan untuk turun membantu warga. Hidayat juga menyayangkan pernyataan Jokowi yang melarang partai politik untuk membuka posko dalam membantu warga Jakarta.
"Seharusnya jangan begitu. Harusnya semua membantu, memberikan bantuan ke masyarakat, entah itu parpol, ormas, perusahaan ke terkena korban banjir. Harusnya jangan berburuk sangka," ujar Hidayat.
Sejumlah wilayah di Jakarta kini terendam banjir. Wilayah yang terkena dampak paling parah terjadi di Kampung Melayu, Jakarta Timur; Daan Mogot, Jakarta Barat; Rawajati dan kawasan Casablanca, Jakarta Selatan. Jalan-jalan protokol pun merasakan imbas dari luapan banjir. Tidak hanya itu, Istana Negara juga tak luput dari banjir.
Musibah banjir ini langsung ditanggapi sejumlah pimpinan daerah dan pemerintah pusat. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memutuskan turun langsung melihat kondisi banjir yang melumpuhkan kawasan sentra bisnis Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Adapun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meninjau kawasan banjir di daerah Rawajati, Jakarta Selatan.
Kepala Bidang Informatika dan Pengendalian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta Edy Junaedi Harahap menjelaskan, sedikitnya 90.582 warga Ibu Kota terkena dampak banjir dalam beberapa hari terakhir. Mereka yang terkena dampak banjir adalah warga yang tempat tinggalnya tergenang air, baik dalam hitungan sentimeter, maupun meter. Dari jumlah tersebut, kata Edy, terdapat 14.164 warga yang terpaksa mengungsi. Semuanya berasal dari 23.675 kepala keluarga di 186 RW, 475 RT, 39 kelurahan, dan 23 kecamatan.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Hidayat mengatakan, sebagai pelaksana amanat rakyat, Jokowi harus melakukan sesuatu untuk mengatasi persoalan Ibu Kota, termasuk banjir besar yang terjadi pada hari ini. "Datang ke rakyat tidak hanya sekadar datang, tapi solusinya," kata Hidayat saat dijumpai di kompleks Gedung Parlemen Senayan, Kamis (17/1/2013).
Hidayat yang pernah bersaing melawan Jokowi dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta beberapa waktu lalu menyadari bahwa persoalan banjir tidak bisa dituntaskan dalam waktu singkat. Namun, problem ini tetap membutuhkan gerak cepat pemerintah daerah untuk menanggulanginya.
Oleh karena itu, Hidayat mengimbau agar Jokowi segera menggandeng seluruh pihak untuk mempercepat proses penanggulangan banjir. Tidak hanya pemangku kepentingan, Jokowi juga harus merangkul partai politik, organisasi kemasyarakatan, hingga perusahaan untuk turun membantu warga. Hidayat juga menyayangkan pernyataan Jokowi yang melarang partai politik untuk membuka posko dalam membantu warga Jakarta.
"Seharusnya jangan begitu. Harusnya semua membantu, memberikan bantuan ke masyarakat, entah itu parpol, ormas, perusahaan ke terkena korban banjir. Harusnya jangan berburuk sangka," ujar Hidayat.
Sejumlah wilayah di Jakarta kini terendam banjir. Wilayah yang terkena dampak paling parah terjadi di Kampung Melayu, Jakarta Timur; Daan Mogot, Jakarta Barat; Rawajati dan kawasan Casablanca, Jakarta Selatan. Jalan-jalan protokol pun merasakan imbas dari luapan banjir. Tidak hanya itu, Istana Negara juga tak luput dari banjir.
Musibah banjir ini langsung ditanggapi sejumlah pimpinan daerah dan pemerintah pusat. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memutuskan turun langsung melihat kondisi banjir yang melumpuhkan kawasan sentra bisnis Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Adapun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meninjau kawasan banjir di daerah Rawajati, Jakarta Selatan.
Kepala Bidang Informatika dan Pengendalian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta Edy Junaedi Harahap menjelaskan, sedikitnya 90.582 warga Ibu Kota terkena dampak banjir dalam beberapa hari terakhir. Mereka yang terkena dampak banjir adalah warga yang tempat tinggalnya tergenang air, baik dalam hitungan sentimeter, maupun meter. Dari jumlah tersebut, kata Edy, terdapat 14.164 warga yang terpaksa mengungsi. Semuanya berasal dari 23.675 kepala keluarga di 186 RW, 475 RT, 39 kelurahan, dan 23 kecamatan.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Jakarta Dikepung Banjir, Prabowo: Jokowi Bukan Nabi Musa!
Jakarta dikepung banjir besar. Capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto menilai hal ini bukan merupakan kesalahan Jokowi.
"Masak yang disalahkan Jokowi saja, banjir di Jakarta yang diserahkan kepada satu orang saja? Apa benar begitu, apa dia Nabi Musa," ujar Prabowo balik bertanya.
Hal ini disampaikan Prabowo usai syukuran lolosnya Gerindra sebagai parpol peserta Pemilu 2014 di kantor DPP Gerindra, Jalan Harsono, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2013).
Prabowo juga mengaku dirinya tak suka dengan konsep 100 hari kerja. Menurutnya, kinerja seorang pemimpin harus dinilai dari selama dia menjabat sebagai pemimpin.
"Dari dulu saya nggak pernah suka dengan 100 hari kerja. Ya nilailah (Jokowi-Ahok) dari 5 tahun dia bekerja," lanjutnya.
Terlepas dari itu, Prabowo punya penilaian tersendiri bagi pasangan Jokowi-Ahok.
"Saya rasa sudah lumayan kok," tutur Prabowo.
Sumber :
news.detik.com
"Masak yang disalahkan Jokowi saja, banjir di Jakarta yang diserahkan kepada satu orang saja? Apa benar begitu, apa dia Nabi Musa," ujar Prabowo balik bertanya.
Hal ini disampaikan Prabowo usai syukuran lolosnya Gerindra sebagai parpol peserta Pemilu 2014 di kantor DPP Gerindra, Jalan Harsono, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2013).
Prabowo juga mengaku dirinya tak suka dengan konsep 100 hari kerja. Menurutnya, kinerja seorang pemimpin harus dinilai dari selama dia menjabat sebagai pemimpin.
"Dari dulu saya nggak pernah suka dengan 100 hari kerja. Ya nilailah (Jokowi-Ahok) dari 5 tahun dia bekerja," lanjutnya.
Terlepas dari itu, Prabowo punya penilaian tersendiri bagi pasangan Jokowi-Ahok.
"Saya rasa sudah lumayan kok," tutur Prabowo.
Sumber :
news.detik.com
Jokowi Ingin Tanggul Jebol Teratasi Hari Ini
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meminta bantuan kepada Pangdam Jaya dan
Kopassus untuk mengatasi tanggul jebol di Latuharhari, Jakarta Pusat.
Jokowi panggilan akrab Joko Widodo menginginkan tanggul di Latuharhari bisa ditutup sementara dengan karung-karung berisi batu dan pasir.
"Saya sudah minta Pangdam, Kopasus, tapi posisi masih macet di jalan untuk megerjakan semuanya tanggul jebol ini," kata Jokowi saat meninjau lokasi tanggul jebol di Latuharhari, Kamis (17/1/2013).
Ia berharap jebolnya tanggul tersebut bisa selesai hari ini, meskipun terbuat dari karung-karung berisi pasir dan batu.
"Hari ini harus rampung," ujarnya.
Jokowi pun langsung menghubungi Dirjen Sumber Daya Air Kementrian Pekerjaan Umum saat memantau tanggul jebol di Latuharhari.
"Halo Pak Dirjen, saya Jokowi, Pak ini tanggul yang jebol di Latuharhari airnya masuk semua ke Thamrin, ini tidak bisa tidak harus segera diatasi. Mungkin bisa dibantu dari kementrian," kata Jokowi saat menelpon.
Ia menjelaskan dalam sambungan teleponnya membutuhkan bahan-bahan untuk menutup tanggul yang jebol.
"Mungkin yang dipunya kementran, baik karung pasir dan lain-lain bisa dibantu. Kami tunggu pak. Terimakasih Pak," ujarnya.
Kemudian ia pun menelepon Sekretaris Wilayah Daerah Provinsi DKI Jakarta untuk mengerahkan sejumlah Satuan Polisi Pamong Praja ke Latuharhari guna secepatnya menangani tanggul yang jebol supaya banjir di wilayah Jakarta Pusat bisa diatasi.
"Tolong Satpol PP saya tunggu ke sini, penting, darurat ini. Mereka bisa diperbantukan untuk memasukan pasir ke karung atau bagaimana lah," ujarnya.
Saat ini sejumlah anggota TNI sudah datang untuk mengatasi tanggul jebol, namun pekerjaan sempat terhambat karena baligo raksasa yang tertancap di bibir sungai bisa sewaktu-waktu roboh.
Sumber :
jakarta.tribunnews.com
Jokowi panggilan akrab Joko Widodo menginginkan tanggul di Latuharhari bisa ditutup sementara dengan karung-karung berisi batu dan pasir.
"Saya sudah minta Pangdam, Kopasus, tapi posisi masih macet di jalan untuk megerjakan semuanya tanggul jebol ini," kata Jokowi saat meninjau lokasi tanggul jebol di Latuharhari, Kamis (17/1/2013).
Ia berharap jebolnya tanggul tersebut bisa selesai hari ini, meskipun terbuat dari karung-karung berisi pasir dan batu.
"Hari ini harus rampung," ujarnya.
Jokowi pun langsung menghubungi Dirjen Sumber Daya Air Kementrian Pekerjaan Umum saat memantau tanggul jebol di Latuharhari.
"Halo Pak Dirjen, saya Jokowi, Pak ini tanggul yang jebol di Latuharhari airnya masuk semua ke Thamrin, ini tidak bisa tidak harus segera diatasi. Mungkin bisa dibantu dari kementrian," kata Jokowi saat menelpon.
Ia menjelaskan dalam sambungan teleponnya membutuhkan bahan-bahan untuk menutup tanggul yang jebol.
"Mungkin yang dipunya kementran, baik karung pasir dan lain-lain bisa dibantu. Kami tunggu pak. Terimakasih Pak," ujarnya.
Kemudian ia pun menelepon Sekretaris Wilayah Daerah Provinsi DKI Jakarta untuk mengerahkan sejumlah Satuan Polisi Pamong Praja ke Latuharhari guna secepatnya menangani tanggul yang jebol supaya banjir di wilayah Jakarta Pusat bisa diatasi.
"Tolong Satpol PP saya tunggu ke sini, penting, darurat ini. Mereka bisa diperbantukan untuk memasukan pasir ke karung atau bagaimana lah," ujarnya.
Saat ini sejumlah anggota TNI sudah datang untuk mengatasi tanggul jebol, namun pekerjaan sempat terhambat karena baligo raksasa yang tertancap di bibir sungai bisa sewaktu-waktu roboh.
Sumber :
jakarta.tribunnews.com
Jokowi: Musim Hujan Selesai, Harus Segera "Action"!
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pada sore ini meninjau keadaan banjir
di Jalan MH Thamrin hingga Bundaran HI, Jakarta Pusat. Kendaraan
dinasnya pun tidak bisa menerjang banjir di kawasan tersebut sehingga
Jokowi harus menggunakan gerobak untuk menerjang banjir.
Mantan Wali Kota Solo tersebut mengatakan, harus ada tindakan yang konkret untuk mengatasi banjir. Ia juga berjanji apabila banjir telah usai, Pemprov DKI Jakarta akan segera melakukan tindakan yang nyata sebagai terobosan antisipasi banjir.
"Ya, kayak tanggul jebol, harus action lapangan. Kalau enggak, nanti enggak akan diselesaikan. Di Thamrin akan seperti ini terus karena dari Ciliwung. Tapi sekali lagi, setelah musim hujan ini selesai, kita harus segera ada action konkret yang real dan yang ada terobosannya," kata Jokowi di Bundaran HI, Jakarta, Kamis (17/1/2013).
Terobosan yang dimaksud Jokowi adalah tindakan menanggulangi banjir yang tidak monoton dari rutinitas yang ada. Selain itu, Jokowi juga menganjurkan kepada semua pihak terkait untuk tidak kembali lalai dan dapat menyebabkan banjir separah ini.
"Tapi memang harus ada sebuah langkah terobosan, apa pun itu. Entah itu membuat waduk sebesar-besarnya, entah deep tunnel. Pokoknya harus ada terobosan," kata Jokowi.
Sementara itu, seperti yang telah berulang kali disampaikan Jokowi, untuk rencana jangka pendek mengantisipasi banjir, mulai tahun ini, Pemprov DKI akan melakukan normalisasi tiga sungai, yaitu Sungai Pesanggrahan, Angke, dan Sunter (PAS).
"Kalau bisa, normalisasi sekaligus semua sungai yang ada. Tapi ya kami memang ingin terus komunikasi dengan pemerintah pusat agar dibantu," ujarnya.
Jokowi juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati karena menurut ramalan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan tidak hanya akan terjadi hari ini, tapi juga malam ini dan esok hari seterusnya.
Sementara itu, hujan dengan intensitas ringan sampai tinggi memicu terjadinya banjir di 68 titik di seluruh Jakarta. Dengan keadaan seperti ini, setelah mengadakan rapat koordinasi dengan Menko Kesra, Menteri Pekerjaan Umum, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, BMKG, dan BNPB; Gubernur DKI Joko Widodo menyatakan bahwa Jakarta dalam posisi tanggap darurat sampai 27 Januari 2013.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Mantan Wali Kota Solo tersebut mengatakan, harus ada tindakan yang konkret untuk mengatasi banjir. Ia juga berjanji apabila banjir telah usai, Pemprov DKI Jakarta akan segera melakukan tindakan yang nyata sebagai terobosan antisipasi banjir.
"Ya, kayak tanggul jebol, harus action lapangan. Kalau enggak, nanti enggak akan diselesaikan. Di Thamrin akan seperti ini terus karena dari Ciliwung. Tapi sekali lagi, setelah musim hujan ini selesai, kita harus segera ada action konkret yang real dan yang ada terobosannya," kata Jokowi di Bundaran HI, Jakarta, Kamis (17/1/2013).
Terobosan yang dimaksud Jokowi adalah tindakan menanggulangi banjir yang tidak monoton dari rutinitas yang ada. Selain itu, Jokowi juga menganjurkan kepada semua pihak terkait untuk tidak kembali lalai dan dapat menyebabkan banjir separah ini.
"Tapi memang harus ada sebuah langkah terobosan, apa pun itu. Entah itu membuat waduk sebesar-besarnya, entah deep tunnel. Pokoknya harus ada terobosan," kata Jokowi.
Sementara itu, seperti yang telah berulang kali disampaikan Jokowi, untuk rencana jangka pendek mengantisipasi banjir, mulai tahun ini, Pemprov DKI akan melakukan normalisasi tiga sungai, yaitu Sungai Pesanggrahan, Angke, dan Sunter (PAS).
"Kalau bisa, normalisasi sekaligus semua sungai yang ada. Tapi ya kami memang ingin terus komunikasi dengan pemerintah pusat agar dibantu," ujarnya.
Jokowi juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati karena menurut ramalan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan tidak hanya akan terjadi hari ini, tapi juga malam ini dan esok hari seterusnya.
Sementara itu, hujan dengan intensitas ringan sampai tinggi memicu terjadinya banjir di 68 titik di seluruh Jakarta. Dengan keadaan seperti ini, setelah mengadakan rapat koordinasi dengan Menko Kesra, Menteri Pekerjaan Umum, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, BMKG, dan BNPB; Gubernur DKI Joko Widodo menyatakan bahwa Jakarta dalam posisi tanggap darurat sampai 27 Januari 2013.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
FPAN DPRD Solo : Jokowi Pernah Gagal Atasi Banjir di Solo
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo mulai mendapat kritikan dari sejumlah
warga terkait banjir yang melanda Jakarta. Tak jarang banyak warga yang
mengeluh karena Jokowi belum mampu mengatasi persoalan banjir.
Lantas, mampukah Jokowi mengatasi banjir di masa kepemimpinannya? Sebab persoalan banjir adalah dinilai tantangan terberat bagi mantan Wali Kota Solo itu. Jokowi pernah dianggap gagal mengatasi banjir di Kota Solo, selama dua periode kepemimpinannya.
Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN) DPRD Solo,Jawa Tengah Umar Hasyim mengaku tidak begitu heran bila banjir yang terjadi di Jakarta membuat mantan Wali Kota Solo, Joko Widodo atau Jokowi panen hujatan.
Pasalnya, saat menjabat sebagai Wali Kota Solo, Jokowi juga belum berhasil mengatasi banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo. Terbukti, sampai saat ini, beberapa daerah di Solo, seperti Kelurahan Sewu, Pucangsawit, Jebres, Gandekan, Mojosongo, Semanggi, Sangkrah dan Joyontakan masih tergenang banjir.
"Lihat saja setiap musim hujan. Daerah-daerah yang menjadi langganan banjir, di Solo, setiap curah hujan tinggi, pasti banjir. Jadi,selama dua periode memimpin belum berhasil mengatasi banjir,"jelas Umar saat dihubungi Okezone,Kamis (17/1/2013).
Menurut Umar, pernyatannya itu berdasarkan fakta dan kenyataan yang terjadi di Solo. Terbukti, banjir masih terus melanda Kota Solo setiap musim hujan.
Bahkan tak hanya banjir yang masih disisakan Wali Kota asal PDI Perjuangan ini, masalah relokasi warga yang tinggal di bantaran sungai bengawan solo juga hingga saat ini, belum sepenuhnya mampu diselesaikan. "Relokasi warga yang tinggal di bantaran juga sampai saat ini belum sepenuhnya selesai. Padahal lahan sudah disiapkan, tapi ya itu Jokowi keburu ke Jakarta,"paparnya.
Meski demikian,Umar meminta Jokowi jangan sepenuhnya disalahkan. Sebab, banjir Jakarta sudah terjadi jauh sebelum Jokowi memimpin Jakarta. Yang perlu diubah Jokowi yaitu pola kepemimpinannya. Pihaknya masih melihat, pola yang diterapkan Jokowi sama seperti saat memimpin Solo. "Banjir Jakarta itu terjadi jauh sebelum Jokowi memimpin. Mungkin yang harus diubah Jokowi yaitu pola kepemimpinan Jokowi agar bertindak tegas bagi siapa yang membuang sampah atau limbah ke sungai," pungkasnya.
Sumber :
jakarta.okezone.com
Lantas, mampukah Jokowi mengatasi banjir di masa kepemimpinannya? Sebab persoalan banjir adalah dinilai tantangan terberat bagi mantan Wali Kota Solo itu. Jokowi pernah dianggap gagal mengatasi banjir di Kota Solo, selama dua periode kepemimpinannya.
Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN) DPRD Solo,Jawa Tengah Umar Hasyim mengaku tidak begitu heran bila banjir yang terjadi di Jakarta membuat mantan Wali Kota Solo, Joko Widodo atau Jokowi panen hujatan.
Pasalnya, saat menjabat sebagai Wali Kota Solo, Jokowi juga belum berhasil mengatasi banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo. Terbukti, sampai saat ini, beberapa daerah di Solo, seperti Kelurahan Sewu, Pucangsawit, Jebres, Gandekan, Mojosongo, Semanggi, Sangkrah dan Joyontakan masih tergenang banjir.
"Lihat saja setiap musim hujan. Daerah-daerah yang menjadi langganan banjir, di Solo, setiap curah hujan tinggi, pasti banjir. Jadi,selama dua periode memimpin belum berhasil mengatasi banjir,"jelas Umar saat dihubungi Okezone,Kamis (17/1/2013).
Menurut Umar, pernyatannya itu berdasarkan fakta dan kenyataan yang terjadi di Solo. Terbukti, banjir masih terus melanda Kota Solo setiap musim hujan.
Bahkan tak hanya banjir yang masih disisakan Wali Kota asal PDI Perjuangan ini, masalah relokasi warga yang tinggal di bantaran sungai bengawan solo juga hingga saat ini, belum sepenuhnya mampu diselesaikan. "Relokasi warga yang tinggal di bantaran juga sampai saat ini belum sepenuhnya selesai. Padahal lahan sudah disiapkan, tapi ya itu Jokowi keburu ke Jakarta,"paparnya.
Meski demikian,Umar meminta Jokowi jangan sepenuhnya disalahkan. Sebab, banjir Jakarta sudah terjadi jauh sebelum Jokowi memimpin Jakarta. Yang perlu diubah Jokowi yaitu pola kepemimpinannya. Pihaknya masih melihat, pola yang diterapkan Jokowi sama seperti saat memimpin Solo. "Banjir Jakarta itu terjadi jauh sebelum Jokowi memimpin. Mungkin yang harus diubah Jokowi yaitu pola kepemimpinan Jokowi agar bertindak tegas bagi siapa yang membuang sampah atau limbah ke sungai," pungkasnya.
Sumber :
jakarta.okezone.com
Naik Gerobak, Jokowi Diteriaki Bocah Kecil 'Hidup Jokowi'
Gubernur DKI Jakarta Jokowi benar-benar populer di mata warganya. Ketika
meninjau banjir di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta dia malah
dielu-elukan warga. Anak-anak pun berteriak-teriak memanggil nama
Jokowi.
"Hidup Jokowi, hidup Jokowi," kata bocah-bocah yang saat itu tengah bermain air di kawasan Sarinah, Jakarta, Kamis (17/1/2013).
Jokowi, saat itu turun dari mobil Kijang Innova, kemudian dia menyapa warga. Lokasi perempatan Sarinah memang parah terkena banjir. Ketinggian air mencapai sepaha orang dewasa.
Jokowi kemudian menaiki gerobak yang biasa digunakan warga sebagai mata pencaharian di kala banjir. Ditemani ajudan Jokowi naik gerobak itu, menembus banjir menuju Bundaran HI.
Kala di atas gerobak, sejumlah warga tampak ikut mengerumuni dan mengawalnya. Jokowi yang mengenakan topi pun tampak tersenyum. Cuaca di HI, gerimis mulai turun.
Sumber :
news.detik.com
"Hidup Jokowi, hidup Jokowi," kata bocah-bocah yang saat itu tengah bermain air di kawasan Sarinah, Jakarta, Kamis (17/1/2013).
Jokowi, saat itu turun dari mobil Kijang Innova, kemudian dia menyapa warga. Lokasi perempatan Sarinah memang parah terkena banjir. Ketinggian air mencapai sepaha orang dewasa.
Jokowi kemudian menaiki gerobak yang biasa digunakan warga sebagai mata pencaharian di kala banjir. Ditemani ajudan Jokowi naik gerobak itu, menembus banjir menuju Bundaran HI.
Kala di atas gerobak, sejumlah warga tampak ikut mengerumuni dan mengawalnya. Jokowi yang mengenakan topi pun tampak tersenyum. Cuaca di HI, gerimis mulai turun.
Sumber :
news.detik.com
Jokowi: Jakarta Tanggap Darurat hingga 27 Januari
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyatakan Jakarta dalam posisi tanggap darurat hingga akhir Januari 2013.
Hal tersebut disampaikan seusai mengikuti rapat lintas sektoral bersama Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Kepala BNPB Syamsul Maarif, serta Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim di Balaikota Jakarta, Kamis (17/1/2013).
"Kondisi seperti ini, sampai 27 Januari, posisinya tanggap darurat," kata Jokowi.
Dalam waktu dekat, mantan Wali Kota Surakarta itu akan segera mengeluarkan surat resmi terkait posisi tanggap darurat tersebut. "Surat resminya segera kami buat, kami keluarkan," ujarnya.
Sebagai informasi, banjir di Jakarta disebabkan oleh tiga hal. Intensitas hujan ringan sampai tinggi yang terus mengguyur Ibu Kota dalam beberapa hari terakhir ini, air kiriman dari daerah sekitar, dan air pasang yang meninggi.
Untuk itu, Pemprov DKI telah membangun posko di 68 titik pengungsian dan posko nasional juga telah didirikan di Kementerian Pekerjaan Umum.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Hal tersebut disampaikan seusai mengikuti rapat lintas sektoral bersama Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Kepala BNPB Syamsul Maarif, serta Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim di Balaikota Jakarta, Kamis (17/1/2013).
"Kondisi seperti ini, sampai 27 Januari, posisinya tanggap darurat," kata Jokowi.
Dalam waktu dekat, mantan Wali Kota Surakarta itu akan segera mengeluarkan surat resmi terkait posisi tanggap darurat tersebut. "Surat resminya segera kami buat, kami keluarkan," ujarnya.
Sebagai informasi, banjir di Jakarta disebabkan oleh tiga hal. Intensitas hujan ringan sampai tinggi yang terus mengguyur Ibu Kota dalam beberapa hari terakhir ini, air kiriman dari daerah sekitar, dan air pasang yang meninggi.
Untuk itu, Pemprov DKI telah membangun posko di 68 titik pengungsian dan posko nasional juga telah didirikan di Kementerian Pekerjaan Umum.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Langganan:
Postingan (Atom)