Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam waktu dekat akan melakukan audit
terhadap seluruh bangunan di Jakarta. Hal ini ia lakukan untuk
menanggulangi banjir yang kerap terjadi di Ibu Kota.
"Semuanya
akan kita audit dan kita lakukan setelah banjir. Baik di perumahan, mal,
kantor, dan semuanya," kata Jokowi, seusai meninjau banjir di Luar
Batang, Jakarta Utara, Sabtu (26/1/2013).
Untuk mewujudkan hal
tersebut, Jokowi sudah mempersiapkan Pergub yang lebih detail dan
konkrit. Salah satu pergub tersebut akan mewajibkan semua bangunan yang
didirikan atau bangunan yang sudah jadi, harus memiliki resapan air
dengan kedalaman 20-250 meter.
"Pergub tentang Ijin Mendirikan
Bangunan (IMB) akan diperketat bagi bangunan gedung, apartemen, kantor,
dan mal. Jadi, setiap ijin bangunan harus dilampirkan juga sumur
resapannya berapa meter, detail, komplit, dan sumur resapannya berjarak
100-200 meter. Apa yang di harapkan kalau sumur resapannya cuma 1
meter," kata Jokowi.
Kepala Dinas Pengawasan dan Penataan
Bangunan DKI I Putu Ngurah Indiana membenarkan bahwa dalam waktu dekat
akan ada Pergub terkait izin mendirikan bangunan, yaitu terkait sumur
resapan. Menurutnyan aturan tersebut sudah ada sejak dalam Sertifikat
Layak Fungsi (SLF) ketika dikeluarkan izin mendirikan bangunan.
"Kalau
sumur serapan dibuat menjadi setiap 100-200 meter pada setiap bangunan
maka jelas sangat efektif untuk menyelesaikan persoalan banjir," kata
Putu.
Saat ini, kata Putu, setiap pengembang juga telah bersedia
untuk menjalankan aturan tersebut apabila pergubnya telah dikeluarkan.
Menurut Putu, pengembang melihat sumur resapan hingga kedalaman 250
meter juga dapat mencegah banjir di lokasi pengembang.
"Pengembang
menyambut baik rencana tersebut jika memang dijalankan. Hanya saja
perlu diperhatikan juga bagian atasnya untuk dirapihkan sehingga tidak
longsor di kemudian harinya," tutur Putu.
Sumber :
tribunnews.com
Arsip terlengkap seputar kegiatan Jokowi mulai tahun 2013 hingga Jokowi Terindikasi Melindungi Koruptor.
Sabtu, 26 Januari 2013
Jokowi Akan Lanjutkan Proyek Gagasan Foke
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akan mempercepat proyek gagasan
mantan Gubernur Fauzi Bowo, yakni Jakarta Emergency Dredging Initiative
(JEDI). Proyek JEDI ini merupakan upaya pengendalian banjir melalui
normalisasi dan pengerukan 13 sungai di Jakarta.
"Pokoknya Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2013 digedok, proyeknya langsung kita mulai," kata Jokowi, seusai meninjau lokasi banjir Luar Batang, Penjaringan, Jakarta, Sabtu (26/1/2013).
Jokowi mengatakan program tersebut telah diajukan dalam Rancangan APBD 2013 dan telah dijadwalkan disahkan pada 28 Januari 2013 pukul 13.00 WIB. Namun Jokowi enggan menjelaskan lebih lanjut terkait anggaran yang digelontorkan oleh Pemprov DKI terkait realisasi proyek tersebut.
"Mungkin Rp 1 triliun sekian. Pokoknya nanti semua itu untuk menjadi pagar yang lama menjadi pagar baru di sungai dan untuk pengerukan. Kita juga pakai sistem sedot jadi lebih bersih," kata Jokowi.
Fauzi Bowo telah menggagas proyek itu sejak tahun 2008 untuk menanggulangi banjir. Realisasi proyek JEDI dilakukan secara bertahap dan dibagi dalam tujuh paket pengerjaan. Dari tujuh paket itu, tiga paket dikerjakan Pemprov DKI, dua oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) dan dua lainnya oleh Cipta Karya lewat bantuan dana Bank Dunia.
Pengajuan pinjaman ke Bank Dunia sebenarnya sudah sejak tahun 2008 namun karena masalah birokrasi, realisasinya baru tahun 2012 lalu. Tender proyek JEDI pun telah berjalan dengan melibatkan 14 perusahaan termasuk dari Korea, Cina, India, dan Taiwan.
Secara keseluruhan proyek JEDI meliputi 57 kelurahan di 4 wilayah DKI Jakarta, yakni di Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Jakarta Timur. Proyek JEDI ini diharapkan mampu membebaskan pemukiman warga dari banjir.
Secara rinci, proyek JEDI ini juga meliputi daerah kumuh di sepanjang Kanal Banjir Barat (KBB), Pakin, Kali Besar, Jelakeng, Sunter Hulu, Krukut-Cideng dengan populasi penduduk sekitar 173.000 jiwa. Sementara itu, lumpur yang telah dikeruk akan ditiriskan, kemudian dibuang ke kawasan Ancol menggunakan truk kedap air. Sedangkan sampahnya dibuang ke TPA Bantargebang.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
"Pokoknya Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2013 digedok, proyeknya langsung kita mulai," kata Jokowi, seusai meninjau lokasi banjir Luar Batang, Penjaringan, Jakarta, Sabtu (26/1/2013).
Jokowi mengatakan program tersebut telah diajukan dalam Rancangan APBD 2013 dan telah dijadwalkan disahkan pada 28 Januari 2013 pukul 13.00 WIB. Namun Jokowi enggan menjelaskan lebih lanjut terkait anggaran yang digelontorkan oleh Pemprov DKI terkait realisasi proyek tersebut.
"Mungkin Rp 1 triliun sekian. Pokoknya nanti semua itu untuk menjadi pagar yang lama menjadi pagar baru di sungai dan untuk pengerukan. Kita juga pakai sistem sedot jadi lebih bersih," kata Jokowi.
Fauzi Bowo telah menggagas proyek itu sejak tahun 2008 untuk menanggulangi banjir. Realisasi proyek JEDI dilakukan secara bertahap dan dibagi dalam tujuh paket pengerjaan. Dari tujuh paket itu, tiga paket dikerjakan Pemprov DKI, dua oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) dan dua lainnya oleh Cipta Karya lewat bantuan dana Bank Dunia.
Pengajuan pinjaman ke Bank Dunia sebenarnya sudah sejak tahun 2008 namun karena masalah birokrasi, realisasinya baru tahun 2012 lalu. Tender proyek JEDI pun telah berjalan dengan melibatkan 14 perusahaan termasuk dari Korea, Cina, India, dan Taiwan.
Secara keseluruhan proyek JEDI meliputi 57 kelurahan di 4 wilayah DKI Jakarta, yakni di Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Jakarta Timur. Proyek JEDI ini diharapkan mampu membebaskan pemukiman warga dari banjir.
Secara rinci, proyek JEDI ini juga meliputi daerah kumuh di sepanjang Kanal Banjir Barat (KBB), Pakin, Kali Besar, Jelakeng, Sunter Hulu, Krukut-Cideng dengan populasi penduduk sekitar 173.000 jiwa. Sementara itu, lumpur yang telah dikeruk akan ditiriskan, kemudian dibuang ke kawasan Ancol menggunakan truk kedap air. Sedangkan sampahnya dibuang ke TPA Bantargebang.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Jokowi: Bisa saja gelar sekaten Maulid di Jakarta
Ketika masih menjadi wali kota Solo, Joko Widodo (Jokowi) sering hadir dalam perayaan meriah sekaten saat peringatan Maulid Nabi Muhammad. Gubernur DKI Jakarta itu juga berencana akan mengelar acara tersebut di Ibu Kota.
"Yah, itu bisa, bisa saja. Itu kan tradisi sejak zaman keratonan dulu banget, yah bisa-bisa aja," kata Jokowi saat memberikan bantuan di SDN Penjaringan 01/02, Jakarta, Sabtu (26/1).
Jokowi hanya menjawab datar ketika disinggung kerinduan kemeriahan acara sekaten di Solo. "Ah enggak biasa-biasa sajalah, tidak ada rindu itu," ujar Jokowi sambil tersenyum.
Seperti diketahui, Jokowi dikenal sebagai pria yang akrab dengan budaya dan seni. Sebelumnya Jokowi berhasil memeriahkan malam pergantian tahun saat menggelar Jakarta Night Festival atau Car Free Night di kawasan Sudirman-Thamrin.
Sumber :
merdeka.com
"Yah, itu bisa, bisa saja. Itu kan tradisi sejak zaman keratonan dulu banget, yah bisa-bisa aja," kata Jokowi saat memberikan bantuan di SDN Penjaringan 01/02, Jakarta, Sabtu (26/1).
Jokowi hanya menjawab datar ketika disinggung kerinduan kemeriahan acara sekaten di Solo. "Ah enggak biasa-biasa sajalah, tidak ada rindu itu," ujar Jokowi sambil tersenyum.
Seperti diketahui, Jokowi dikenal sebagai pria yang akrab dengan budaya dan seni. Sebelumnya Jokowi berhasil memeriahkan malam pergantian tahun saat menggelar Jakarta Night Festival atau Car Free Night di kawasan Sudirman-Thamrin.
Sumber :
merdeka.com
Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) kagum dengan warga di Penjaringan,
Jakarta Utara, yang antre untuk mendapatkan bantuan banjir. Jokowi akan
menambah bantuan untuk warga Penjaringan.
"Karena antrenya bagus, saya tambahin lagi (bantuan). Sebenarnya stok kita banyak sekali, kalau barisnya rapi ditambah," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan itu usai memberikan bantuan di SDN 01/02 Penjaringan, Jl Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (26/1/2013).
Jokowi menilai, masyarakat harus berbaris rapih untuk mendapatkan bantuan. Jika tidak rapih, maka Jokowi akan kesulitan membagikan bantuan.
"Mana SD, mana SMP, SMA, laki, perempuan saja kita juga bingung. Soalnya ngantrinya kan tidak runtut," kata Jokowi yang membagikan seragam SMP itu.
Jokowi menambahkan, bantuan bisa langsung diberikannya. Bisa juga melalui RT dan RW.
"Pokoknya biar melimpah. Kita ingin setiap mobil bantuan yang datang saya ingin langsung menyalurkan ke masyarakat. Makanya juga tidak hanya melihat berseliwerannya mobil bantuan tapi mereka juga merasakan ada bantuan datang," kata suami Iriana itu.
Sumber :
news.detik.com
"Karena antrenya bagus, saya tambahin lagi (bantuan). Sebenarnya stok kita banyak sekali, kalau barisnya rapi ditambah," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan itu usai memberikan bantuan di SDN 01/02 Penjaringan, Jl Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (26/1/2013).
Jokowi menilai, masyarakat harus berbaris rapih untuk mendapatkan bantuan. Jika tidak rapih, maka Jokowi akan kesulitan membagikan bantuan.
"Mana SD, mana SMP, SMA, laki, perempuan saja kita juga bingung. Soalnya ngantrinya kan tidak runtut," kata Jokowi yang membagikan seragam SMP itu.
Jokowi menambahkan, bantuan bisa langsung diberikannya. Bisa juga melalui RT dan RW.
"Pokoknya biar melimpah. Kita ingin setiap mobil bantuan yang datang saya ingin langsung menyalurkan ke masyarakat. Makanya juga tidak hanya melihat berseliwerannya mobil bantuan tapi mereka juga merasakan ada bantuan datang," kata suami Iriana itu.
Sumber :
news.detik.com
Jokowi Bagikan Seragam di SDN Penjaringan
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membagikan bantuan kepada korban
banjir di Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (26/1/2013).
Selain memberikan bantuan di Masjid Keramat Luar Batang, pria yang akrab
disapa Jokowi itu juga memberikan bantuan kepada warga yang mengungsi
di SDN Penjaringan 01/02.
Di SD tersebut, Jokowi memberikan bantuan berupa seragam sekolah putih biru atau yang biasa dipakai oleh siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Berdasarkan pantauan Kompas.com, mulai dari anak-anak sekitar umur lima tahun hingga remaja mengantre untuk mendapatkan seragam sekolah tersebut.
Ada juga seorang ibu yang mengambil seragam itu dan mengaku bahwa baju seragam itu akan dipakainya sendiri karena pas di badannya. "Ternyata cukup pas saya pakai ini roknya. Mendingan buat saya saja, anak saya cowok semua ini," kata Ani (56), kepada Kompas.com, di lokasi, Sabtu (26/1/2013).
Saat ditanyakan hal itu kepada Jokowi, ia mengaku sulit membedakan seragam mana untuk siswa SD, siswa SMP, maupun SMA karena baju-baju itu masih di dalam karung. "Ya, enggak mungkin. Cara seperti itu kan sulit ya di dalam karung, mana SD, mana SMP, SMA, laki-laki, perempuan, kitanya juga bingung," kata Jokowi.
Jokowi juga menyerahkan bantuan berupa beras lima ton, sembako, mi instan, handuk, selimut, dan uang tunai. Bantuan itu, kata Jokowi, akan terus ia tambah seiring dengan semakin memprihatinkannya kondisi warga korban banjir. "Pokoknya akan kita tambah lagi. Sebetulnya stok kita banyak sekali. Asal mau rapi seperti ini sampai malam pun, tak ladenin," kata Jokowi.
Banjir menerjang kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, sejak Kamis 17 Januari lalu. Ratusan rumah terendam dan kawasan ini berubah menjadi kolam renang raksasa. Ketinggian air yang merata tak menyisakan sedikit pun areal yang kering. Kondisi itu diperparah dengan menumpuknya sampah di pintu air Pluit.
Belum surutnya ketinggian air yang menggenangi kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, diduga akibat terjadinya air pasang dari laut. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan ketinggian curah hujan akan terus naik hingga 27 Januari mendatang saat bulan purnama.
Saat itu kondisi laut diperkirakan mengalami pasang, sehingga pasokan air darat diperkirkan sulit masuk ke laut. Akibatnya, di beberapa daerah diperkirakan terjadi banjir rob cukup tinggi. Seperti diketahui, tiga perempat wilayah Jakarta Utara berada di bawah permukaan laut.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Di SD tersebut, Jokowi memberikan bantuan berupa seragam sekolah putih biru atau yang biasa dipakai oleh siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Berdasarkan pantauan Kompas.com, mulai dari anak-anak sekitar umur lima tahun hingga remaja mengantre untuk mendapatkan seragam sekolah tersebut.
Ada juga seorang ibu yang mengambil seragam itu dan mengaku bahwa baju seragam itu akan dipakainya sendiri karena pas di badannya. "Ternyata cukup pas saya pakai ini roknya. Mendingan buat saya saja, anak saya cowok semua ini," kata Ani (56), kepada Kompas.com, di lokasi, Sabtu (26/1/2013).
Saat ditanyakan hal itu kepada Jokowi, ia mengaku sulit membedakan seragam mana untuk siswa SD, siswa SMP, maupun SMA karena baju-baju itu masih di dalam karung. "Ya, enggak mungkin. Cara seperti itu kan sulit ya di dalam karung, mana SD, mana SMP, SMA, laki-laki, perempuan, kitanya juga bingung," kata Jokowi.
Jokowi juga menyerahkan bantuan berupa beras lima ton, sembako, mi instan, handuk, selimut, dan uang tunai. Bantuan itu, kata Jokowi, akan terus ia tambah seiring dengan semakin memprihatinkannya kondisi warga korban banjir. "Pokoknya akan kita tambah lagi. Sebetulnya stok kita banyak sekali. Asal mau rapi seperti ini sampai malam pun, tak ladenin," kata Jokowi.
Banjir menerjang kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, sejak Kamis 17 Januari lalu. Ratusan rumah terendam dan kawasan ini berubah menjadi kolam renang raksasa. Ketinggian air yang merata tak menyisakan sedikit pun areal yang kering. Kondisi itu diperparah dengan menumpuknya sampah di pintu air Pluit.
Belum surutnya ketinggian air yang menggenangi kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, diduga akibat terjadinya air pasang dari laut. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan ketinggian curah hujan akan terus naik hingga 27 Januari mendatang saat bulan purnama.
Saat itu kondisi laut diperkirakan mengalami pasang, sehingga pasokan air darat diperkirkan sulit masuk ke laut. Akibatnya, di beberapa daerah diperkirakan terjadi banjir rob cukup tinggi. Seperti diketahui, tiga perempat wilayah Jakarta Utara berada di bawah permukaan laut.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Jokowi: Semoga Besok Enggak Banjir
Puncak pasang air laut diperkirakan akan terjadi pada 27 Januari 2013,
besok. Posisi tertinggi air laut akan mencapai 100-110 sentimeter di
atas kondisi normal. Daerah yang mendapat luapan air tersebut adalah
Jakarta Utara, dikarenakan wilayah itu berada 40 persen di bawah
permukaan air laut.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur DKI Joko Widodo berharap banjir rob dan luapan air laut tidak terjadi.
"Moga-moga enggak ada, Ya mudah-mudahan tidak ada," kata Jokowi saat mengunjungi korban banjir di Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (26/7/2013).
Selanjutnya, kata Jokowi, Pemerintah Provinsi DKI akan mengoreksi semua kekurangan saat tanggap darurat banjir Jakarta sejak sembilan hari lalu, tepatnya 17 Januari hingga 27 Januari 2013.
"Kalau sudah rampung semuanya baru kita evaluasi (tanggap darurat), koreksi-koreksi lah," pungkasnya.
Sumber :
okezone.com
Menanggapi hal tersebut, Gubernur DKI Joko Widodo berharap banjir rob dan luapan air laut tidak terjadi.
"Moga-moga enggak ada, Ya mudah-mudahan tidak ada," kata Jokowi saat mengunjungi korban banjir di Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (26/7/2013).
Selanjutnya, kata Jokowi, Pemerintah Provinsi DKI akan mengoreksi semua kekurangan saat tanggap darurat banjir Jakarta sejak sembilan hari lalu, tepatnya 17 Januari hingga 27 Januari 2013.
"Kalau sudah rampung semuanya baru kita evaluasi (tanggap darurat), koreksi-koreksi lah," pungkasnya.
Sumber :
okezone.com
Cegah Banjir, Jokowi Minta BNPB Tabur Garam di Awan Jakarta
Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) kagum dengan warga di Penjaringan,
Jakarta Utara, yang antre untuk mendapatkan bantuan banjir. Jokowi akan
menambah bantuan untuk warga Penjaringan.
"Karena antrenya bagus, saya tambahin lagi (bantuan). Sebenarnya stok kita banyak sekali, kalau barisnya rapi ditambah," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan itu usai memberikan bantuan di SDN 01/02 Penjaringan, Jl Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (26/1/2013).
Jokowi menilai, masyarakat harus berbaris rapih untuk mendapatkan bantuan. Jika tidak rapih, maka Jokowi akan kesulitan membagikan bantuan.
"Mana SD, mana SMP, SMA, laki, perempuan saja kita juga bingung. Soalnya ngantrinya kan tidak runtut," kata Jokowi yang membagikan seragam SMP itu.
Jokowi menambahkan, bantuan bisa langsung diberikannya. Bisa juga melalui RT dan RW.
"Pokoknya biar melimpah. Kita ingin setiap mobil bantuan yang datang saya ingin langsung menyalurkan ke masyarakat. Makanya juga tidak hanya melihat berseliwerannya mobil bantuan tapi mereka juga merasakan ada bantuan datang," kata suami Iriana itu.
Sumber :
news.detik.com
"Karena antrenya bagus, saya tambahin lagi (bantuan). Sebenarnya stok kita banyak sekali, kalau barisnya rapi ditambah," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan itu usai memberikan bantuan di SDN 01/02 Penjaringan, Jl Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (26/1/2013).
Jokowi menilai, masyarakat harus berbaris rapih untuk mendapatkan bantuan. Jika tidak rapih, maka Jokowi akan kesulitan membagikan bantuan.
"Mana SD, mana SMP, SMA, laki, perempuan saja kita juga bingung. Soalnya ngantrinya kan tidak runtut," kata Jokowi yang membagikan seragam SMP itu.
Jokowi menambahkan, bantuan bisa langsung diberikannya. Bisa juga melalui RT dan RW.
"Pokoknya biar melimpah. Kita ingin setiap mobil bantuan yang datang saya ingin langsung menyalurkan ke masyarakat. Makanya juga tidak hanya melihat berseliwerannya mobil bantuan tapi mereka juga merasakan ada bantuan datang," kata suami Iriana itu.
Sumber :
news.detik.com
Jokowi Persilakan Pemerintah Pusat Evaluasi Tata Ruang
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengizinkan pemerintah pusat
untuk melakukan evaluasi terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI
Jakarta.
"Evaluasi ini perlu agar pembangunan bisa terus berjalan beriringan dengan pemerintah pusat. Sehingga, targetnya tercapai," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat.
Menurut Jokowi, evaluasi RTRW tersebut akan dilakukan terhadap enam daerah, antara lain Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Cianjur (Jabodetabekjur).
"Dalam evaluasi tersebut, akan dilihat apakah pelaksanaan Koefisien Dasar Hijau (KDH) dan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) sudah sesuai dengan peraturan RTRW daerah," ujar Jokowi.
Jokowi menuturkan jika hasil evaluasi menunjukkan adanya pelanggaran undang-undang, maka akan diberikan sanksi yang bervariasi, mulai dari administratif hingga pidana.
"Berbagai jenis sanksi tersebut akan diberikan kepada pihak pelanggar atau pihak terkait, seperti pemberian izin pendirian bangunan dan pemilik bangunan itu sendiri," katanya.
Jokowi mengharapkan agar evaluasi RTRW tersebut dapat diselesaikan seluruhnya pada akhir 2013.
Evaluasi yang dilakukan oleh pemerintah pusat itu merupakan amanat dari Undang-undang Nomor 26 Tahun 2017 Tentang Penataan Ruang.
Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa pemerintah harus melakukan audit peraturan daerah tata ruang dan implementasinya secara rutin per lima tahun.
Sumber :
http://www.republika.co.id
"Evaluasi ini perlu agar pembangunan bisa terus berjalan beriringan dengan pemerintah pusat. Sehingga, targetnya tercapai," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat.
Menurut Jokowi, evaluasi RTRW tersebut akan dilakukan terhadap enam daerah, antara lain Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Cianjur (Jabodetabekjur).
"Dalam evaluasi tersebut, akan dilihat apakah pelaksanaan Koefisien Dasar Hijau (KDH) dan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) sudah sesuai dengan peraturan RTRW daerah," ujar Jokowi.
Jokowi menuturkan jika hasil evaluasi menunjukkan adanya pelanggaran undang-undang, maka akan diberikan sanksi yang bervariasi, mulai dari administratif hingga pidana.
"Berbagai jenis sanksi tersebut akan diberikan kepada pihak pelanggar atau pihak terkait, seperti pemberian izin pendirian bangunan dan pemilik bangunan itu sendiri," katanya.
Jokowi mengharapkan agar evaluasi RTRW tersebut dapat diselesaikan seluruhnya pada akhir 2013.
Evaluasi yang dilakukan oleh pemerintah pusat itu merupakan amanat dari Undang-undang Nomor 26 Tahun 2017 Tentang Penataan Ruang.
Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa pemerintah harus melakukan audit peraturan daerah tata ruang dan implementasinya secara rutin per lima tahun.
Sumber :
http://www.republika.co.id
Langganan:
Postingan (Atom)