Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan mengunjungi pabrik Metro
Kapsul di Subang Jawa Barat, besok. Metro Kapsul menjadi fenomenal
sebagai alternatif transportasi massal selain monorel di Jakarta.
Jokowi
dijadwalkan berangkat dari kantornya di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta
untuk melihat wujud purwarupa atau prototype moda transportasi modern
rancangan putra-putri Indonesia tersebut.
"Besok Pak Jokowi
berangkat dari Balai Kota jam 12 siang menuju Subang," kata Komisaris PT
Perkakas Rekadaya Nusantara, Djoni Rosadi kepada detikFinance Selasa (1/4/2014).
Arsip terlengkap seputar kegiatan Jokowi mulai tahun 2013 hingga Jokowi Terindikasi Melindungi Koruptor.
Selasa, 01 April 2014
Runyam Jika Pemilih Jokowi Tak Pilih PDIP
PDIP dinilai sedang menghadapi masalah serius. Masalah itu adalah
loyalis pendukung pencapresan Joko Widodo (Jokowi) belum tentu memilih
PDIP di Pileg 9 April nanti.
"Pemilih Jokowi memang belum tentu memilih PDIP. Apalagi waktu untuk memilih Jokowi beda dengan pemilihan PDIP (Pileg dan Pilpres-red). Masih banyak rakyat yang lebih percaya Jokowi dibandingkan dengan PDIP," kata pakar komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, kepada wartawan, Selasa (4/1/2014).
Oleh karena itu, kata Hendri, PDIP saat ini berusaha keras meyakinkan rakyat agar memilih partai banteng moncong putih.
"Pemilih Jokowi memang belum tentu memilih PDIP. Apalagi waktu untuk memilih Jokowi beda dengan pemilihan PDIP (Pileg dan Pilpres-red). Masih banyak rakyat yang lebih percaya Jokowi dibandingkan dengan PDIP," kata pakar komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, kepada wartawan, Selasa (4/1/2014).
Oleh karena itu, kata Hendri, PDIP saat ini berusaha keras meyakinkan rakyat agar memilih partai banteng moncong putih.
Mega Dikelilingi Sangkuni (Jokowi?)
Kekecewaan Prabowo Subianto memuncak setelah Jokowi ditetapkan jadi
capres PDIP. Prabowo masih berpikir positif bahwa Ketum PDIP Megawati
Soekarnoputri tak berniat melecehkan dirinya.
"Saya yakin Ibu Mega dalam keadaan khilaf atau alpa atau pun mungkin tidak ada niat melecehkan saya. Saya berpikir positiflah. Mungkin penasihat beliau ada Sangkuni-Sangkuni mengelilingi pemimpin-pemimpin kita," kata Prabowo seperti dikutip dari Majalah Detik edisi 122, Selasa (1/4/2014).
"Saya yakin Ibu Mega dalam keadaan khilaf atau alpa atau pun mungkin tidak ada niat melecehkan saya. Saya berpikir positiflah. Mungkin penasihat beliau ada Sangkuni-Sangkuni mengelilingi pemimpin-pemimpin kita," kata Prabowo seperti dikutip dari Majalah Detik edisi 122, Selasa (1/4/2014).
Ahok Kembali Buka Kebohongan Prabowo Soal Ucapan Terima Kasih dari Jokowi
Capres Gerindra Prabowo Subianto mengaku kecewa dengan sikap Gubernur
DKI Joko Widodo (Jokowi) yang dianggap belum berterima kasih setelah kemenangan
di Pilgub DKI 2012. Tata krama Jokowi oleh Prabowo dinilai tidak bagus. Wagub DKI
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan dirinya dan Jokowi sudah
berterima kasih ke Prabowo.
"Saya pernah bertemu bertiga segala macam kok. Ya kita sih pasti bilang terima kasih ya, makanya susah juga tafsirannya," kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (1/4/2014).
"Saya pernah bertemu bertiga segala macam kok. Ya kita sih pasti bilang terima kasih ya, makanya susah juga tafsirannya," kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (1/4/2014).
Jokowi Tak Punya Tata Krama
Setelah Jokowi ditetapkan jadi capres PDIP, Prabowo Subianto terus melempar sindiran tajam. Ternyata Prabowo benar-benar kecewa dengan sosok Jokowi. Baginya tata krama Jokowi tidak bagus.
Dalam wawancara dengan Majalah Detik, Prabowo mengungkap kekecewaan terhadap Jokowi sejak terpilih jadi Pilgub DKI. Prabowo mengaku sudah berjuang memenangkan Jokowi, namun tak ada ucapan terimakasih.
Dalam wawancara dengan Majalah Detik, Prabowo mengungkap kekecewaan terhadap Jokowi sejak terpilih jadi Pilgub DKI. Prabowo mengaku sudah berjuang memenangkan Jokowi, namun tak ada ucapan terimakasih.
Jokowi Tak Sebut Jusuf Kalla sebagai Cawapres
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, mengaku sudah bertemu langsung dengan Joko Widodo alias Jokowi, kandidat calon presiden (capres) yang diusung PDI Perjuangan. Dari hasil pertemuan itu, ia menepis kabar bahwa Jusuf Kalla, mantan Ketua Umum Partai Golkar, akan menjadi calon wakil presiden (cawapres) untuk Jokowi.
"Saya sudah dengar dari Pak Jokowi langsung. Dan dia tidak bilang apa-apa (soal kandidat cawapres)," kata ARB (panggilan akrabnya) kepada wartawan sesaat sebelum berkampanye di Lapangan Bumi Tamalanrea Permai, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (1/4/2014).
"Saya sudah dengar dari Pak Jokowi langsung. Dan dia tidak bilang apa-apa (soal kandidat cawapres)," kata ARB (panggilan akrabnya) kepada wartawan sesaat sebelum berkampanye di Lapangan Bumi Tamalanrea Permai, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (1/4/2014).
Kini Prabowo Mulai Ungkit Dari 60M Untuk Pilgub DKI 2012
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan telah menggelontorkan dana Rp 60 miliar untuk pemenangan pasangan Jokowi-Ahok dalam Pemilukada DKI 2012. Namun, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok membantahnya.
"Mana ada segitu? Itu sebenarnya yang terjadi, kalau menurut saya, beliau mungkin keluar uang itu karena beliau iklan di televisi. Iklan di TV itu ada muncul saya dan Jokowi jalan, bukan iklannya DKI," ujar Ahok di kantor Balaikota Jakarta, Selasa (1/4/2014).
"Mana ada segitu? Itu sebenarnya yang terjadi, kalau menurut saya, beliau mungkin keluar uang itu karena beliau iklan di televisi. Iklan di TV itu ada muncul saya dan Jokowi jalan, bukan iklannya DKI," ujar Ahok di kantor Balaikota Jakarta, Selasa (1/4/2014).
Jokowi dengan Tegas Bantah Berita Fulus dari Prabowo
Kandidat tunggal calon presiden dari PDI Perjuangan (PDIP) Joko Widodo atau Jokowi membantah telah menerima fulus sebesar Rp 60 miliar dari Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Dana itu digelontorkan untuk mendukung Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.
"Nggak. Nggak ada itu," ungkapnya sambil menggelengkan kepala di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (1/4/2014).
Ketika dikonfirmasi lebih lanjut mengenai kebenaran akan ucapan Prabowo, Jokowi enggan memberikan penjelasan lebih lanjut.
Dana itu digelontorkan untuk mendukung Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.
"Nggak. Nggak ada itu," ungkapnya sambil menggelengkan kepala di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (1/4/2014).
Ketika dikonfirmasi lebih lanjut mengenai kebenaran akan ucapan Prabowo, Jokowi enggan memberikan penjelasan lebih lanjut.
Jokowi Tidak Merasa Terancam
Di tengah situasi Tanah Air yang kondusif pada masa pemilu saat ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku menerima laporan adanya sejumlah tokoh yang mengkhawatirkan keselamatan seseorang. Pemerintah pun tidak menganggap enteng isu itu dan memerintahkan kepolisian untuk memberikan pengamanan langsung kepada tokoh tersebut.
"Saya mendapatkan informasi resmi, ini bagian dari politik barangkali. Ada sejumlah tokoh yang mengkhawatirkan keselamatan seseorang. Isunya macam-macam. Oleh karena itu, saya tidak mengambil enteng isu ini. Lebih bagus negara memberikan proteksi. Kepolisian harus memberikan bantuan pengamanan langsung, pengamanan fisik kepada tokoh-tokoh seperti itu, sehingga tidak ada lagi kecurigaan, jangan-jangan ada rencana A atau rencana B," kata Presiden tanpa menyebutkan nama tokoh yang keselamatannya terancam.
"Saya mendapatkan informasi resmi, ini bagian dari politik barangkali. Ada sejumlah tokoh yang mengkhawatirkan keselamatan seseorang. Isunya macam-macam. Oleh karena itu, saya tidak mengambil enteng isu ini. Lebih bagus negara memberikan proteksi. Kepolisian harus memberikan bantuan pengamanan langsung, pengamanan fisik kepada tokoh-tokoh seperti itu, sehingga tidak ada lagi kecurigaan, jangan-jangan ada rencana A atau rencana B," kata Presiden tanpa menyebutkan nama tokoh yang keselamatannya terancam.
Mobil Jokowi Dicegat Ratusan Guru Bantu
Kendaraan dinas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dicegat ratusan guru bantu saat keluar dari Balaikota, Jakarta Pusat, Selasa (1/4/2014) petang. Para guru bantu itu mendukung pencalonan Jokowi menjadi presiden.
Guru Bantu se-Jakarta Dukung Jokowi Nyapres
Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo alias Jokowi terus mendulang dukungan untuk menjadi orang nomor satu di Indonesia. Kali ini dukungan yang diterima Jokowi berasal dari guru bantu se-Jakarta.
"Pak kami guru bantu Jakarta, datang untuk memberi dukungan kami untuk bapak jadi presiden. Semoga menang pak," kata Elis Sukmawati, Koordinator guru bantu kepada Jokowi di depan pagar Balai Kota Jakarta, Selasa (1/4/2014).
"Pak kami guru bantu Jakarta, datang untuk memberi dukungan kami untuk bapak jadi presiden. Semoga menang pak," kata Elis Sukmawati, Koordinator guru bantu kepada Jokowi di depan pagar Balai Kota Jakarta, Selasa (1/4/2014).
Pisahkan Jurkam Top, PDIP Ingin Ukur Kekuatan Massa
Untuk menarik suara publik sekaligus mengukur kekuatan massanya, menjelang akhir masa kampanye Pemilu 2014, PDI Perjuangan memisahkan dua jurkamnas andalannya, Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo (Jokowi) saat berkampanye.
“Di awal kampanye, Ibu (Mega) dengan Pak Jokowi memang sempat berkampanye bersama.Namun untuk menarik suara rakyat dan mengukur kekuatan, mereka kini kampanye sendiri-sendiri. Seperti yang terjadi pada hari Senin kemarin (31/3/2014), Megawati kampanye di Manado, sementara Pak Jokowi di Pacitan,” ungkap Wakil Sekjen PDI Perjuangan, Eriko Sotarduga BPS, saat meninjau Kampung Pemilu yang digelarnya di Kelurahan Pengadegan, Jakartan Selatan, Selasa.
“Di awal kampanye, Ibu (Mega) dengan Pak Jokowi memang sempat berkampanye bersama.Namun untuk menarik suara rakyat dan mengukur kekuatan, mereka kini kampanye sendiri-sendiri. Seperti yang terjadi pada hari Senin kemarin (31/3/2014), Megawati kampanye di Manado, sementara Pak Jokowi di Pacitan,” ungkap Wakil Sekjen PDI Perjuangan, Eriko Sotarduga BPS, saat meninjau Kampung Pemilu yang digelarnya di Kelurahan Pengadegan, Jakartan Selatan, Selasa.
Nilailah Jokowi dari Hasil Kerjanya
Serangan terhadap calon Presiden Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDI P), Joko Widodo (Jokowi) pasca pencapresan oleh PDIP
semakin gencar. Bukan saja negative campaign tetapi juga black campaign. “Pada era Pemilu, boleh jadi hal ini biasa. Namun kalau sampai menjurus ke black campaign
dan fitnah, ya tentunya itu tidak elok karena bertentangan dengan norma
dasar bangsa kita,” kata Deklarator Aliansi Rakyat Merdeka (ARM)
Pro-PDI P dan Jokowi, Moh Jumhur Hidayat, kepada SP, Selasa (1/4/2014) sore.
Relawan PDIP Minta Caleg PDIP Bersih Politik Uang
Relawan Joko Widodo For Presiden yang menamakan diri Kebangkitan Indonesia Baru (KIB) meminta para calon anggota legislatif PDI Perjuangan untuk tidak melakukan politik uang di pemilu 2014. Sebab hal itu akan mengancam penyelenggaran negara dalam lima tahun kedepan.
Menurut KIB, Pemilu 2014 adalah momentum untuk memberantas praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di Indonesia.
Menurut KIB, Pemilu 2014 adalah momentum untuk memberantas praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di Indonesia.
Guru Honorer DKI Demo Jokowi
Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan (PDIP) Joko Widodo menerima dukungan dari puluhan guru honorer se-Jakarta. Awalnya mereka datang ke Balai Kota DKI Jakarta untuk menanyakan nasib karier mereka.
"Pak kami dari guru honorer Jakarta datang untuk memberi dukungan kami untuk bapak jadi presiden. Semoga menang pak," kata Koordinator Guru Bantu Elis Sukmawati kepada Jokowi di depan pagar Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (1/4/2014).
"Pak kami dari guru honorer Jakarta datang untuk memberi dukungan kami untuk bapak jadi presiden. Semoga menang pak," kata Koordinator Guru Bantu Elis Sukmawati kepada Jokowi di depan pagar Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (1/4/2014).
Gerindra: Survei CSIS Tak Penting
Survei CSIS menempatkan Capres Gerindra Pabowo Subianto di posisi kedua
setelah Capres PDIP Joko Widodo (Jokowi). Menurut Waketum Gerindra Fadli
Zon hasil survei tersebut sebagai indikator bagi Gerindra.
"Survei itu kan sebagai indikator saja. Ada yang bilang kalau Pak Prabowo itu dua besar, ada yang tiga besar, malah ada juga yang bilang satu besar. Itu semua bisa berubah," ujar Fadli saat berbincang dengan detikcom, Selasa (1/4/2014).
"Survei itu kan sebagai indikator saja. Ada yang bilang kalau Pak Prabowo itu dua besar, ada yang tiga besar, malah ada juga yang bilang satu besar. Itu semua bisa berubah," ujar Fadli saat berbincang dengan detikcom, Selasa (1/4/2014).
Saya Tak Pandai Berpuisi
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, melontarkan sejumlah sajak
untuk menyindir pencapresan Jokowi. Capres PDIP tersebut hanya
menanggapinya dengan santai.
"Saya tidak pandai berpuisi. Saya tidak pandai bersajak. Hehehe," kata Jokowi sambil tertawa di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Selasa (1/4/2014).
Ia tak mau menanggapi lebih jauh perihal sajak tersebut. Ia memilih membahas persoalan Jakarta karena masih dalam lingkungan Balai Kota.
"Saya tidak pandai berpuisi. Saya tidak pandai bersajak. Hehehe," kata Jokowi sambil tertawa di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Selasa (1/4/2014).
Ia tak mau menanggapi lebih jauh perihal sajak tersebut. Ia memilih membahas persoalan Jakarta karena masih dalam lingkungan Balai Kota.
Jokowi Tak Takut Tambah Bus Transjakarta
Kasus korupsi yang mengganjal pengadaan bus transjakarta dan bus kota terintegrasi bus transjakarta (BKTB) tidak membuat Gubernur Jakarta Joko Widodo takut untuk pengadaan bus baru.
"Kan masih macet, pasti butuh bus dong. Masa gara-gara ada kasus, berhenti. Namanya penakut itu," ujar Jokowi di Balaikota, Selasa (1/4/2014).
Jokowi yakin pengadaan bus melalui APBD 2014 ini lebih baik daripada sebelumnya.
"Kan masih macet, pasti butuh bus dong. Masa gara-gara ada kasus, berhenti. Namanya penakut itu," ujar Jokowi di Balaikota, Selasa (1/4/2014).
Jokowi yakin pengadaan bus melalui APBD 2014 ini lebih baik daripada sebelumnya.
Jokowi "Cueki" Pendemo dari HMI
Dua kelompok massa berunjuk rasa di Balaikota, Jakarta, Selasa (1/4/2014) pagi. Kelompok yang pertama adalah Aliansi Warga Jakarta, pihak yang mendukung pencalonan Jokowi menjadi presiden. Kelompok kedua ialah dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang menuntut Jokowi untuk bertanggung jawab terkait kasus korupsi pengadaan ratusan bus transjakarta dan bus kota terintegrasi bus transjakarta (BKTB).
Jokowi Kukuhkan Dewan Transportasi Kota Jakarta Periode 2014-2017
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengukuhkan Dewan Transportasi Kota yang baru. Dalam formasi ini, sejumlah pihak terkait dunia transportasi Jakarta dimasukkan ke dalam keanggotaan.
"Saya kukuhkan saudara sebagai anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta tahun 2014 hingga 2017. Saya percaya saudara-saudara bisa melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melindungi kita," kata Jokowi saat melantik anggota DTKJ di Balai Agung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Selasa (1/4/2014).
"Saya kukuhkan saudara sebagai anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta tahun 2014 hingga 2017. Saya percaya saudara-saudara bisa melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melindungi kita," kata Jokowi saat melantik anggota DTKJ di Balai Agung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Selasa (1/4/2014).
Jokowi Soal Pengamanan Capres: Penting Dong, Tapi Biasa Saja
Kandidat tunggal Capres PDIP Joko Widodo menanggapi biasa penambahan pengamanan terhadap dirinya. Peningkatan pengamanan itu menyusul adanya kabar ancaman terhadap para capres yang diterima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Kalau pengamanan kita kan sudah diberi dari Polda. Ya saya diberi ya penting dong," kata Jokowi di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Selasa (1/4/2014).
"Kalau pengamanan kita kan sudah diberi dari Polda. Ya saya diberi ya penting dong," kata Jokowi di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Selasa (1/4/2014).
Luhut Dukung Jokowi Capres, Bagaimana Sikap Ical?
Jenderal (Purnawirawan) Luhut Binsar Panjaitan memberi respon paling cepat menyikapi pencapresan Jokowi. Sesaat setelah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mengumumkan nama Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden pada Jumat (14/3) lalu, Luhut langsung menggelar jumpa pers.
Bertempat di Wisma Bakrie 2 jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan Luhut yang juga Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golongan Karya itu memuji sikap Megawati. Keputusan menyerahkan mandat kepada Jokowi menurut Luhut adalah sesuatu yang luar biasa.
Bertempat di Wisma Bakrie 2 jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan Luhut yang juga Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golongan Karya itu memuji sikap Megawati. Keputusan menyerahkan mandat kepada Jokowi menurut Luhut adalah sesuatu yang luar biasa.
Massa Beri Jokowi Tiket Kereta Kencana Nomor 1 ke Istana
Sekitar 50 orang berdatangan ke Balai Kota untuk menyatakan dukungan kepada Jokowi. Mereka memberikan tiket kereta kencana menuju Istana.
Dari 50-an orang itu, sebanyak 18 orang dipersilakan masuk ke teras Balai Kota untuk bertemu Jokowi. Mereka menyerahkan replika tiket kereta kepada Jokowi.
"Ini namanya tiket kedaulatan rakyat, kami siap mendukung Jokowi untuk menang di Pilpres. Ini adalah tiket dari Balai Kota menuju Istana Negara dengan tanggal keberangkatan 9 Juli dengan nomor kursi 1," ujar koordinator aksi, Endo Kosasih, kepada Jokowi di teras Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (1/4/2014).
Dari 50-an orang itu, sebanyak 18 orang dipersilakan masuk ke teras Balai Kota untuk bertemu Jokowi. Mereka menyerahkan replika tiket kereta kepada Jokowi.
"Ini namanya tiket kedaulatan rakyat, kami siap mendukung Jokowi untuk menang di Pilpres. Ini adalah tiket dari Balai Kota menuju Istana Negara dengan tanggal keberangkatan 9 Juli dengan nomor kursi 1," ujar koordinator aksi, Endo Kosasih, kepada Jokowi di teras Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (1/4/2014).
Boy Sadikin: Kenapa Masih Ada yang Meragukan Jokowi?
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Boy Bernardi Sadikin mengklaim calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo mampu membawa harum nama Indonesia di mata internasional. Pernyataan ini sekaligus mematahkan anggapan beberapa pihak yang mengatakan bahwa Jokowi belum memiliki pengalaman memimpin bangsa dan kurang baik dalam hal diplomasi ke negara lain.
"Semangat juangnya Pak Jokowi untuk memimpin dan mengabdi, kenapa masih ada yang meragukan?
"Semangat juangnya Pak Jokowi untuk memimpin dan mengabdi, kenapa masih ada yang meragukan?
Jokowi: Tidak Minta tapi "Nyindir-nyindir", Sama Saja Pungli
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengakui masih ada penyimpangan pada pelaksanaan program Kartu Jakarta Pintar (KJP). Hal itu akan tetap menjadi bahan evaluasi untuk menyempurnakan program andalannya tersebut.
"Kami mendapatkan pungli. Meski kecil dan tidak minta, tapinya nyindir-nyindir, sama saja, itu pungli juga," ujar Jokowi kepada wartawan di Balaikota, Jakarta Pusat, Selasa (1/4/2014) pagi.
Kendati demikian, Jokowi menegaskan bahwa meski terjadi satu dua kasus penyimpangan seperti itu, tidak dapat dikatakan jika program tersebut gagal sepenuhnya.
"Kami mendapatkan pungli. Meski kecil dan tidak minta, tapinya nyindir-nyindir, sama saja, itu pungli juga," ujar Jokowi kepada wartawan di Balaikota, Jakarta Pusat, Selasa (1/4/2014) pagi.
Kendati demikian, Jokowi menegaskan bahwa meski terjadi satu dua kasus penyimpangan seperti itu, tidak dapat dikatakan jika program tersebut gagal sepenuhnya.
Jokowi Akui Ada Pungli dalam Dana Kartu Jakarta Pintar
Indonesia Corruption Watch (ICW) merilis ada aduan orang tua murid
terkait dugaan pungli oleh oknum sekolah pada dana Kartu Jakarta Pintar
(KJP). Gubernur DKI, Jokowi Widodo mengaku juga mendapatkan laporan
serupa.
"Ya kami mendapatkan itu juga, ada pungli juga, meski punglinya kecil-kecil tapi tetap nggak boleh juga,"kata Gubernur DKI, Joko Widodo di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2014).
Laporan yang diterimanya serupa dengan yang dipaparkan ICW. Dugaan pungli tersebut tak diminta secara langsung namun melalui sindiran.
"Ya kami mendapatkan itu juga, ada pungli juga, meski punglinya kecil-kecil tapi tetap nggak boleh juga,"kata Gubernur DKI, Joko Widodo di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2014).
Laporan yang diterimanya serupa dengan yang dipaparkan ICW. Dugaan pungli tersebut tak diminta secara langsung namun melalui sindiran.
Terlambat Ngantor
Gubernur DKI, Joko Widodo pagi ini baru tiba di Jakarta usai keliling
kampanye di beberapa kota. Akibatnya, ia pun terlambat datang ke
kantor.
Selasa (1/4/2014), Jokowi tiba di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat sekitar pukul 08.30 WIB. Saat datang, ia sudah mengenakan baju kemeja putih khas blusukannya. Ia sempat meladeni beberapa warga yang sudah menunggu untuk bertemu dengannya.
Ia pun hanya tersenyum tipis pada pewarta yang menyapa saat ia baru tiba.
Saat disinggung soal keterlambatannya, Jokowi hanya tersenyum. Karena terus ditanya oleh wartawan, ia kembali tersenyum dan akhirnya menjawab.
Selasa (1/4/2014), Jokowi tiba di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat sekitar pukul 08.30 WIB. Saat datang, ia sudah mengenakan baju kemeja putih khas blusukannya. Ia sempat meladeni beberapa warga yang sudah menunggu untuk bertemu dengannya.
Ia pun hanya tersenyum tipis pada pewarta yang menyapa saat ia baru tiba.
Saat disinggung soal keterlambatannya, Jokowi hanya tersenyum. Karena terus ditanya oleh wartawan, ia kembali tersenyum dan akhirnya menjawab.
Langganan:
Postingan (Atom)