Dewan Pers menilai pengelola tabloid Obor Rakyat telah
beritikad buruk terhadap capres cawapres Jokowi-JK. Menurutnya, kampanye
hitam yang dilakukan Obor Rakyat telah mencederai demokrasi.
"Tidak usah baca isinya, masyarakat sudah tahu kok Obor Rakyat sudah
beritikad buruk," kata anggota Dewan Pers, Made Ray Karuna Wijaya, di
Denpasar, seperti dilansir Antara, Kamis (19/6/2014).
Dia menyesalkan berita fitnah yang dilakukan pengelola Obor Rakyat.
Padahal, pengelolanya telah berpengalaman di bidang jurnalistik.
"Obor Rakyat itu dibuat oleh wartawan berpengalaman dan pernah
bekerja di media besar serta diberkati kepintaran. Tapi sayang,
kecerdasannya kurang," ujarnya dalam Workshop Peliputan Pemilu Presiden
2014.
Dalam kegiatan itu, anggota Dewan Pers asal Bali tersebut
menyampaikan bahwa tujuan liputan pemilu adalah menyampaikan berita
secara komprehensif sesuai kebutuhan publik. Made Ray mengingatkan media
berperan mengontrol pelaksanaan tahapan pemilu dalam proses demokrasi,
menampilkan alternatif calon pemimpin yang tepat, menghindari fitnah,
dan menolak menyiarkan kampanye hitam.
"Yang terpenting lagi media harus menghindari konflik kepentingan dan
nonaktifkan jurnalis yang terlibat dalam kegiatan kandidat," ujar
mantan pemimpin redaksi di salah satu televisi swasta nasional itu.
Menurutnya, publik berhak mendapatkan berita dan informasi terbaik.
"Hindari sensasi. Pernyataan yang kontroversial tidak selalu bernilai
berita. Lebih baik tidak siar kalau informasi tidak ada relevansinya
dengan publik," katanya. [antara]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar