Kamis, 19 Juni 2014

Ungkap Penculikan Yang Dilakukan Prabowo Adalah Bukti Kubu Jokowi Panik


Mantan Panglima ABRI, Wiranto mengungkap surat rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang memberhentikan Prabowo Subianto dari dinas kemiliteran. Ia menyatakan bahwa Prabowo diberhentikan karena terlibat kasus penculikan.
Pernyataan ini dianggap pengamat psikologi politik dari Universitas Indonesia, Dewi Haroen memiliki makna untuk mencekal laju Prabowo ke Istana dan tak percaya diri menghadapi Pemilihan Presiden 9 Juli 2014. Apalagi Wiranto yang merupakan ketua umum Hanura menjadi partai pengusung Joko Widodo-Jusuf Kalla. Wiranto tidak yakin Jokowi menang, kata Dewi saat dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis (19/6/2014).
Dewi mengatakan Wiranto juga tidak menghormati Panglima TNI Moeldoko yang beberapa waktu lalu mengatakan akan mengusut kebenaran surat DKP tersebut. Sebagai purnawirawan, kata Dewi, seharusnya Wiranto tahu kapan harus berbicara. Sebab, pernyataan yang masih harus dibuktikan kebenarannya itu hanya akan membuat suhu politik semakin panas.
Walau begitu, Dewi meyakini tidak akan ada yang terpengaruh dengan pernyataan Wiranto karena masyarakat sudah cerdas untuk menilainya. Wiranto itu ibarat macan ompong yang mengaum. Tidak didengar orang, pembicaraannya sudah basi, terangnya.
Lebih lanjut, kata Dewi mengatakan bila pernyataan Wiranto memang benar, maka Wiranto semestinya juga terlibat. Saat Prabowo menjabat sebagai Pangkostrad, Wiranto Panglima ABRI-nya. Kalau mau dibongkar, bongkar semua, bukan hanya kasus 1998. Kalau memang Prabowo salah, pasti Wiranto salah, tidak ada yang bisa cuci tangan, katanya.
Seperti diketahui, Kamis siang (19/6) Wiranto menggelar konferensi pers di Menteng, Jakarta Pusat. Dia menyampaikan bantahan terkait keterlibatan dalam kerusuhan 1998 dan kasus Trisakti, hingga menjelaskan bocornya surat rekomendasi DKP.   [jpnn]

4 komentar:

  1. Sy browsing, sepertinya pengamat ini komentar2nya berat sebelah. Kok bisa ya, padahal dari ui?

    BalasHapus
  2. Si Dewi ini dosen di UI? Kok omongannya lebih kayak pembela Probowo drpd seorang akademisi, ya? Jelas-jelas peristiwa penculikan terjadi pada waktu si Probowo jadi Komandan Kopassus, dan waktu itu Panglima ABRI-nya Feisal Tanjung. Wiranto jadi Panglima ABRI waktu proses penyelidikan kasus penculikan, jadi bagaimana mungkin Wiranto yang bertanggung jawab? Lagian apa hubungannya Probowo jadi Pangkostrad jadi bawahannya Wiranto terus si Wiranto yang bertanggung jawab? Probowo itu diperiksa dalam kapasitasnya sebagai Komandan Kopassus waktu memerintahkan penculikan, bukan sebagai Pangkostrad. Makanya, cari dulu informasi yang bener baru komentar! Dosen kayak begini, bagaimana nasib mahasiswanya, ya???

    BalasHapus
  3. Dewi Haroen. Anda hrsnya berpikir layaknya seorang akademisi juga seorang perempuan/ibu!
    Anda dan mahasiswa anda yg sering berdemo adalah bukti perjuangan para mahasiswa terdahulu yg menginginkan kebebasan berpendapat, berkumpul sepanjang baik sufatnya tanpa diintimidasi, ditahan/diculik bahkan dibunuh oleh penguasa. Para mahasiswa saat itu berupaya inginkan reformasi dg berhadapan dg rasa lapar, takut dan peluru. Andaikan Anda Dewi Haroen adalah seorang ibu yg anaknya adalah mahasiswa/aktifis pro demokrasi yg menjadi korban penculikan & pembunuhan, apakah anda tdk pernah menangis dan meminta keadilan terlebih lagi dlm penantian 16 thn tanpa kepastian? Biarkan momen ini adalah awal terbukanya jalan keadilan, waktu kapanpun hrs dinanti walau hal ini justeru kebetulan saat pilpres.

    BalasHapus
  4. Itulah dunia di zaman akhir2 inu, smua bisa saja terjadi, profesionalitas tergadaikan.

    BalasHapus