Meski sering mendapat serangan kampanye hitam, calon presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para pendukungnya untuk tidak membalas. Jokowi meminta para pendukung untuk taat aturan kampanye yang sudah disusun Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Saya meminta kepada para pendukung untuk mentaati aturan-aturan kampanye yang ada. Saya sudah menginstruksikan kepada tim untuk patuh pada aturan-aturan kampanye," ujar Jokowi saat berkampanye di Tegal, Jawa Tengah, Kamis (19/6/2014).
Tidak hanya mengimbau para pendukung agar taat aturan kampanye, Jokowi juga selama empat hari lawatannya ke Jawa Barat terlihat menghormati aturan kampanye dari Bawaslu. Misalnya, dia tidak melakukan kampanye pada waktu-waktu yang dilarang berkampanye oleh Bawaslu.
Seperti diketahui pasangan Jokowi-JK banyak mendapat kampanye hitam melalui beragam fitnah yang menimpa mereka. Menurut pemantauan PoliticaWave pada awal Juni lalu, Jokowi - JK mendapat kampanye hitam sebanyak 94,9 persen, jauh lebih banyak dari kampanye hitam yang didapat Prabowo - Hatta sebesar sebanyak 13,5 persen.
Contoh nyata kampanye hitam terhadap Jokowi adalah penyebaran isu SARA melalui tabloid Obor Rakyat di pondok-pondok pesantren, yang seluruh isinya berisi fitnah terhadap politikus PDIP itu. Terbaru adalah beredarnya fotokopi yang seolah transkrip percakapan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Jaksa Agung Basrief Arief yang isinya seolah-olah meminta agar Jokowi tidak dikaitkan dalam kasus dugaan korupsi Transjakarta.
Pimpinan Kejaksaan Agung sudah membantah adanya percakapan antara Basrief dengan Megawati. Demikian juga pimpinan KPK yang telah membantah mengenai hal itu. Bahkan, Jaksa Agung hari ini melaporkan Ketua Progres 98 Faizal Assegaf, si penyebar isu, ke Bareskrim Polri.
Tentang Kolom Agama pada KTP
Anggota Tim Sukses Jokowi-JK, Musda Mulia, menyebut capres nomor urut 2 itu akan menghapus kolom agama di Kartu Tanda Penduduk (KTP). Tapi wacana timses langsung dibantah Jokowi.
"Siapa yang bilang gitu? Ya tanya aja ke sana (Musda Mulia). Kapan ketemunya (sama Musda Mulia)," ungkap Jokowi di sela kegiatan kampanye di kawasan Tegal, Jawa Tengah, Kamis (19/6/2014).
Jokowi menegaskan tidak akan menghapuskan kolom agama dari KTP. Menurutnya, agama bagian dari identitas Indonesia dan itu sudah tertulis dalam dasar negara, Pancasila.
"Di Pancasila kan udah jelas, Ketuhanan Yang Maha Esa. Jadi apapun itu identitas karakter kita," jelasnya.
Sebelumnya, anggota tim pemenangan calon presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla Musda Mulia mengatakan, Jokowi-JK menjanjikan penghapusan kolom agama pada kartu tanda penduduk (KTP) jika terpilih.
"Saya setuju kalau kolom agama dihapuskan saja di KTP, dan Jokowi sudah mengatakan pada saya bahwa dia setuju kalau memang itu untuk kesejahteraan rakyat," ujar Musda pada diskusi mengenai visi dan misi capres, bertajuk "Masa Depan Kebebasan Beragama dan Kelompok Minor di Indonesia", di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (18/6).
Dalam sejumlah diskusi dengan Jokowi, ia mengatakan, capres itu menyetujui penilaian bahwa kolom agama dalam KTP lebih banyak memberi kerugian bagi warga. Menurut Musda, kolom agama di KTP dapat disalahgunakan, antara lain ketika konflik terjadi di suatu daerah. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar