Mabes Polri menyebut ada potensi bentrok antara pendukung fanatik
Prabowo-Jokowi usai Pilpres 9 Juli. Jokowi menanggapi hal ini. Dia yakin
pendukungnya tak akan bikin rusuh.
"Nggak ada, dari kita nggak pernah, dari kita kita sabar-sabar saja. Nggak ada masalah," kata Jokowi, Kamis (19/6/2014).
Menurut Jokowi selama ini kubunya sering menjadi korban fitnah. Dia pun tak pernah melawan dengan kekerasan.
"Dibilang presiden boneka diem saja. Difitnah di Obor Rakyat diem. Sara diem, jangan dipikir kita penakut," tegasnya.
Polri
menggelar pengamanan maksimal jelang dan setelah Pilpres 9 Juli. Hal
ini mengantisipasi potensi bentrok antara pendukung fanatik Prabowo dan
Jokowi.
Kabareskrim Polri Komisaris Jenderal Suhardi Alius
menilai peta potensi konflik pun berubah. Jika dulu di daerah rawan,
kini malah di kota-kota besar.
"Harus saya sampaikan bila dulu
titik rawan Pilpres di daerah seperti Aceh, Sulawesi, NTB, ini prediksi
kita terjadi benturan fisik antara pendukung di kota-kota besar. Seperti
Jakarta, Sulsel, kota besar di sekitar Jawa. Karena pendukung fanatik
yang tidak siap kalah," kata Komjen Suhardi di DPR, Rabu (18/6/2014).
Polri mengaku sudah mengantisipasi hal itu. Personel di daerah potensi konflik sudah disiagakan. [ian/merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar