Pilpres 9 Juli nanti dipastikan panas dan sengit. 40 Hari jelang
pemilihan, saling serang antar-timses dan bahkan dari Jokowi-Prabowo
sendiri juga terjadi. Tiap hari masyarakat disuguhi saling umbar aib dan
serangan membabi buta antar dua kubu.
Dalam sebuah kesempatan, Capres Prabowo Subianto mengibaratkan kubunya sebagai Pandawa dalam perang Baratayuda. Dia meminta pendukungnya untuk meyakinkan rakyat siapa sesungguhnya kubu Kurawa.
"Kita ingin kita tegar kalau ada yang menyebar black campaign
tidak usah kita balas. Semakin jahat, kita balas dengan kebaikan.
Yakinkan kita ksatria pandawa, yakinkan rakyat siapa yang Kurawa dan
siapa yang diridhoi Allah SWT," ujar Prabowo di Bandung, Selasa (28/5/2014)
lalu.
Prabowo mengatakan, hati boleh panas tetapi kepala tetap
dingin dan tenang. "Karena kita berada di jalan yang benar. Bukan
mereka-mereka yang ingkar janji," ujarnya.
Prabowo juga menyindir Jakarta yang masih macet dan banjir. Namun Jokowi pun tak tinggal diam. Dia balik menyindir Prabowo.
Di
lain kesempatan, Jokowi juga tak kalah menyindir kubu Prabowo.
Menurutnya, Prabowo banyak duit. Sindiran lain juga dilontarkan Jokowi
terkait seragam Prabowo-Hatta Rajasa.
Hal tersebut dia sampaikan
saat Jokowi-Jusuf Kalla (JK) melaunching baju kampanyenya. Jokowi
menggunakan baju kotak-kotak, sementara JK menggunakan kemeja putih.
Jokowi
mengungkapkan, awalnya memang pasangan ini sepakat menggunakan baju
putih-putih. Namun ternyata, hal ini sudah diikuti oleh pasangan
Prabowo-Hatta.
"Kemarin kan kita pake putih-putih, eh di sana
(Prabowo-Hatta) juga pakai putih-putih," ujar Jokowi di Rakernas NasDem
di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Selasa (27/5/2014) lalu.
Jokowi
bahkan percaya diri bahwa gayanya itu menjadi trendsetter. Sehingga
diikuti oleh pasangan Prabowo-Hatta. Oleh sebab itu, akhirnya dia
memutuskan untuk mengganti konsep kampanye dengan kemeja kotak-kotak dan
kemeja putih.
"Trendsetternya tuh kita sebetulnya sananya follower, tapi okelah ya sudah kita membangun sebuah diferensiasi yang jelas," tutur dia.
Serangan
tak kalah sengit juga dilontarkan oleh Ketua Majelis Pertimbangan Pusat
Partai Amanat Nasional Amien Rais yang juga merupakan tim sukses
pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Hatta. Dia berpidato soal perlunya
menggunakan spirit perang badar dalam pilpres mendatang. Hal itu
dikatakan Amien di Masjid Al Azhar, Jakarta, Selasa (27/5/2014) lalu.
"Saya minta umat muslimin itu jangan minta Perang Uhud tapi minta Perang Badar," kata Amien Rais saat itu .
Langsung
saja kubu Jokowi-JK menyayangkan ucapan Amien yang menyamakan Pilpres
dengan Perang Badar. Hal ini dianggap provokasi yang tak pantas karena
menggunakan sentimen agama.
Sebab, kontestasi dalam pilpres ini bukanlah perang yang harus ada yang kalah dan terbunuh dan menang lalu pesta dan hura-hura.
"Jangan menghadap-hadapkan rakyat dengan statement provokasi-provokasi yang mengadu domba rakyat," kata Juru Bicara Capres-Cawapres Jokowi-JK, Abdul Kadir Karding, Kamis (29/5/2014).
Menurut
Karding, tidak seharusnya Amien Rais yang sudah cukup terkenal menjadi
tokoh nasional berpikir sektarian dan berbau SARA. Harusnya semua pihak
dan tokoh bangsa ini bisa menjadi katalisator bagi terciptanya suasana
kondusif dalam pilpres 2014 mendatang.
"Apalagi dalam pemilu kali ini memang hanya ada 2 pasangan yang berkompetisi secara ketat," kata dia.
Karding
berharap kompetisi dalam pilpres mendatang berlangsung damai, sejuk dan
bersahabat. Pola-pola pendekatan berbau SARA, kampanye hitam dan saling
serang baik oleh Capres-Cawapres maupun tim sukses masing-masing harus
dijauhi.
"Lebih baik capres dan cawapres serta para tim suksesnya
untuk mengedepankan visi-misi dan gagasan serta komitmen membangun
bangsa. Bukan mengedepankan serangan-serangan dan black campaign yang tak mendidik dan memanaskan suasana pesta demokrasi kita," tutup Karding. [tyo/merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar