Calon presiden (capres) Joko Widodo dan calon wakil presiden
(cawapres) Jusuf Kalla mengatakan bahwa salah satu cara untuk menggaet 'swing voters' atau massa menggambang adalah dengan memaksimalkan mesin rakyat dan juga mesin partai, hingga peran massa di akar rumput.
"Memaksimalkan mesin rakyat dan mesin partai. Semuanya bapak-ibu,
pokoknya semuanya, hingga yang akar rumput. Semua, akan kita
maksimalkan," ujarnya di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Minggu (1/6/2014).
Sebelumnya survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang digelar dari
tanggal 1 hingga 9 Mei 2014 mengindikasikan partisipasi publik menjelang
pilpres 9 Juli mendatang cenderung menurun. Hasil survei menunjukkan
masyarakat mulai apatis terhadap pilpres sehingga swing voters tinggi.
"Hasil survei lanjutan pasca pileg 2014 jumlah swing voters malah
bertambah menjadi 41,76 persen sementara pilpres makin dekat. Ini tinggi
jumlahnya dibanding menjelang pilpres 2009," kata peneliti LSI, Adjie
Alfaraby.
Menurut Adjie, ada beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan swing
voters salah satunya adalah kampanye negatif yang menyasar para capres
semakin keras sehingga berdampak pada sebagian besar pemilih menjadi
ragu dan memosisikan menjadi bagian swing voters.
Selain itu, lanjutnya, sentimen kepada partai politik saat ini jatuh
pada titik terendah. Hanya 32,80 persen publik yang percaya parpol
sungguh-sungguh memperjuangkan rakyat.
Oleh karenanya, siapapun yang mengambil mayoritas swing voters diperkirakan akan memperoleh dukungan besar.
Survei LSI digelar dari 1-9 Mei 2014 di 33 provinsi dengan jumlah
responden 2.400 orang. Survei menggunakan metode multistage random
sampling dengan margin of error 2 persen. [beritasatu]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar