Calon presiden (capres) potensial bukan hanya dari Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo (Jokowi) dan Partai Gerakan
Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto. Ketua Umum DPP Partai Golkar
(PG) Aburizal Bakrie (ARB) dianggap harus diperhitungkan.
Namun, selama ini nama ARB seperti terkesan disepelekan. Hal itu
disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal Golkar Nurul Arifin dalam diskusi
bertema "Koalisi Partai: Bagi-bagi Kekuasaan atau Efektifitas Kinerja
Pemerintah?", di Jakarta, Rabu (23/4/2014).
"Akhir-akhir ini Selalu pembicaranya antara Jokowi dan Prabowo.
Padahal kami (Golkar) punya ARB. Golkar juga memperoleh suara terbanyak
kedua pada pemilu legislatif (pileg)," kata Nurul.
Nurul mengkritisi publikasi media terhadap capres. Khususnya untuk
ARB. Padahal, lanjut dia, ARB mempunyai kesempatan memimpin Indonesia.
"Saya sebagai kader mengamati membaca di media, seolah-olah capres
hanya ada dua yakni Jokowi dan Prabowo. ARB jarang dibicarakan. Padahal
bisa saja ARB jadi kuda hitam karena orang sekarang banyak bicarakan
Jokowi dan Prabowo," tegasnya.
Dia menyesalkan jika sebagian kalangan
memandang rendah ARB. "Bicara kapasitas, saya berani katakan ARB layak
dan punya potensi," ucapnya. [beritasatu]
Hahahaha.... Mbak Nurul komentarnya maksa amat sih.... ARB punya kemampuan jd presiden? Lha mimpin perusahaan aja gak becus, lari dari tanggung jawab pula, orang kayak gitu kok mau jadi presiden.... Ngaco ah...
BalasHapus