Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merasa percaya diri akan masuk dalam salah satu poros koalisi. Partai ini mengklaim diri menjadi rebutan banyak partai lain karena memiliki basis massa Nahdlatul Ulama (NU) yang cukup besar.
"Kami sampai sekarang belum menentukan sikap (soal koalisi), tapi kami percaya diri karena di mana pun kami dikejar. Kami partai (berbasis massa) Islam terbesar dengan perolehan suara manual sampai 2 digit, 10 persenan," kata juru bicara PKB Muhammah Nurhayid di Jakarta, Rabu (23/4/2014).
Menurut Nurhayid, PKB membawa gerbong yang tak hanya berisi elit tetapi juga masyarakat pedesaan ketika berkoalisi. Karenanya, ujar dia, PKB juga masih menunggu aspirasi dari bawah dan dorongan para kiai dalam menentukan koalisi.
Namun, Hayid berpendapat partainya memiliki kecocokan dengan PDI-P dibandingkan dengan partai lain yang mendekati PKB. Secara historis, ujar dia, PDI-P dan PKB memiliki kemiripan. Selain itu, hubungan massa akar rumput kedua partai ini juga cukup baik.
"Di Indonesia itu memang cuma ada partai ijo dan partai merah. Golkar baru muncul belakangan dengan kekuatan baru yang disokong. Tapi pada intinya, secara historis, partai di Indonesia hanya dibagi dua itu," kata Nurhayid.
Sebelumnya, bakal calon presiden dari PDI-P, Joko Widodo, sudah bertemu dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Namun, pembahasan antara kedua partai masih alot karena PKB menginginkan posisi bakal calon wakil presiden.
Sempat muncul wacana Muhaimin berniat maju sebagai wakil Jokowi. Ada pula nama mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD yang juga menjadi kandita yang dipertimbangkan Jokowi.
Selain dengan PDI-P, PKB sempat pula membuat komunikasi politik dengan Partai Gerindra. Namun, hingga kini, PKB masih belum menentukan sikapnya. Nurhayid menuturkan, PKB akan menunggu Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan secara resmi perolehan suara dan kursi setiap partai politik peserta Pemilu 2014.[kompas]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar