Nama Muhammad Harris Indra akhir-akhir ini menjadi pemberitaan hangat di
berbagai media nasional. Harris yang pada pemilihan legislatif 9 April
yang lalu maju sebagai calon legislatif Partai Gerindra dari Daerah
Pemilihan Jawa Barat III dengan nomor urut 9, menyatakan dirinya memilih
Joko Widodo sebagai calon presiden pilihannya dalam pemilihan presiden
yang akan datang.
Dalam wawancara Muhammad Harris dengan
kompas.com pada hari Rabu 4 Juni 2014, Harris mengatakan, "Memilih itu
bukan karena kedekatan personal, tetapi tentang siapa yang terbaik.
Jokowi sudah berbuat hal kecil saat semua orang masih bermimpi."
Jauh
sebelum Harris menyatakan diri mendukung Jokowi sebagai calon presiden
pilihannya, I Gede Wija Kusuma seorang kader partai Gerindra di Bali
menyatakan diri mendukung Jokowi karena pilihan hati nurani. Hal itu
dikatakannya di depan wartawan metrotvnews.com 26 Mei 2014.
Pada
saat itu Kusuma menjelaskan bahwa Jokowi merupakan sosok calon presiden
yang mampu memberi harapan perubahan bagi bangsa. "Walaupun saya ahli
hukum tapi saya mengerti politik. Jokowi itu sosok yang tepat untuk
memimpin bangsa ini," kata Kusuma. Sebelumnya Kusuma telah mencabut
keanggotaannya di Partai Gerindra Bali sejak 29 April 2014. Kusuma
mengundurkan diri dari jabatan bendahara DPD Partai Gerindra Bali.
Di
Nangroe Aceh Darussalam, Senin 9 Juni 2014 lalu, Helmy N. Hakim, wakil
ketua DPD Bidang Mahasiswa Partai Gerindra Provinsi Aceh, menyatakan
diri mendukung Jokowi sebagai calon presiden. Pada situs berita
kontan.co.id, Helmu mengatakan, "Sudah lama (saya) memperhatikan Jokowi,
terutama sejak dia menjadi Gubernur DKI Jakarta. Karakter pemimpin yang
dibutuhkan negara ini ada pada Jokowi. Nurani saya berat untuk menolak
Jokowi."
Helmy mengatakan bahwa Jokowi merupakan pemimpin yang
sedikit bicara tetapi banyak bekerja. Jokowi akan mampu menjadi teladan
bagi masyarakat Indonesia. Hal ini yang membedakan Jokowi dengan
Prabowo. Menurut Helmy, "Prabowo adalah tipikal pemimpin era 60-an, di
mana demokrasi belum dibutuhkan. Kita butuh pemimpin yang bisa
berdialog, bukan hanya bisa memberi komando," tegas Helmy.
Dari
Lampung Tengah, Gunawan Amir mendeklarasikan diri mendukung Jokowi-JK.
Anggota DPRD periode 2009-2014 dari Gerindra ini mengaku tertarik dengan
figur Jokowi. " Saya melihat Jokowi itu figur yang sederhana, suka
blusukan, dan telah bekerja keras," ujar Gunawan di posko Perjuangan
Rakyat (Pospera), Jl. Sukabumi No. 27, Jakarta Pusat pada hari Sabtu 14
Juni 2014 lalu kepada detik.com.
Gunawan menyatakan sikap
politiknya murni pilihan pribadi dan tidak ada intervensi dari pihak
mana pun terkait sikapnya ini. Dia mengatakan waktu terpilih sebagai
anggota DPRD Lampung Tengah dia mendapat 6.500 suara dan Gunawan yakin
bahwa pemilihnya akan mendukung Jokowi yang dia pilih.
Di tempat
yang berbeda, Haji Harjani Abu Bakar Ketua DPD Partai Gerindra
Kalimantan Barat menyatakan dirinya berbalik mendukung Jokowi-JK.
Harjani Abu Bakar ketika dihubungi tribunnews.com pada hari Sabtu 7 Juni
2014 menyatakan bahwa dia adalah orang yang "membuka" berdirinya Partai
Gerindra di Kalimantan Barat, dari Kota Pontianak hingga meluas seperti
sekarang. Harjani mengatakan bahwa dia memilih Jokowi-JK karena
meragukan konsep ekonomi kerakyatan yang dibawa oleh Prabowo Subianto.
Harjani
juga mengatakan bahwa selama ini di Gerindra posisinya di DPD telah
diganti tanpa ada pemberitahuan yang jelas dari Ketua Umum ataupun
Sekjen. Harjani juga mengatakan bahwa kiprah Partai Gerindra sudah jauh
panggang dari api, tidak sesuai dengan apa yang pernah dia ikuti saat
menjadi kader terbaik dalam forum pengkaderan Hambalang angkatan XI. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar