Indonesia Police Watch (IPW) menyebut 23 hari menjelang pemilihan presiden suhu politik semakin panas. Apalagi, beredar isu di masyarakat, jika salah satu pasangan capres-cawapres kalah akan terjadi kerusuhan. Isu ini tentu sangat meresahkan, kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane, Senin (16/6/2014).
Ia menegaskan, agar masyarakat tidak resah, pasangan capres - cawapres Prabowo Subianto -Hatta Rajasa dan Joko Widodo - Jusuf Kalla perlu membuat komitmen serta pernyataan ke publik bahwa mereka siap menang dan siap kalah.
IPW berharap Polri sebagai penanggungjawab keamanan perlu juga mengajak Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, lembaga-lembaga pemantau pemilu, lembaga survei, para relawan, pasangan Prabowo - Hatta dan Jokowi - JK untuk hadir dalam forum kesepakatan Pilpres damai dan siap menang siap kalah. Kesepakatan ini menjadi penting agar masyarakat tidak mudah terprovokasi, tegas Neta.
Ia menilai memang memang dalam even debat capres, Prabowo dan Jokowi selalu terlihat tampil simpati dan damai.
Namun, kata dia, dengan adanya pernyataan Amien Rais sebagai Timses Prabowo-Hatta bahwa Pilpres 2014 sebagai perang badar tentu bisa membakar emosional pihak-pihak tertentu.
Pernyataan yang sangat provokatif ini dikhawatirkan melahirkan bibit-bibit radikalisme yang mengancam situasi kamtibmas Pilpres 2014, apalagi di barisan relawan Prabowo-Hatta terlihat banyak ormas-ormas garis keras. Kondisi inilah yang kerap membuat masyarakat resah, katanya.
Bermunculannya kelompok-kelompok relawan dari kedua belah pihak di berbagai daerah juga perlu dikendalikan dan dikontrol masing-masing capres.
Jika tidak, lanjut dia, dikhawatirkan akan terjadi benturan antar para pendukung capres. Dalam menghadapi fenomena ini Polri perlu meningkatkan kepekaannya. Antisipasi dan deteksi dini menjadi prioritas. Selain itu sikap tegas Polri dibutuhkan dalam menjaga stabilitas kamtibmas di pilpres 2014, pungkasnya. [boy/jpnn]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar