LSI merilis penyebab menurunnya elektabilitas Joko Widodo dalam
Pemilu Presiden pada tanggal 9 Juli mendatang. Isu negative campaign
bahkan black campaign terhadap Jokowi ikut mempengaruhi persepsi publik.
"Selain itu, pasca periode puncak elektabilitas Jokowi yang terjadi
sebelum Pileg 2014, belum ada sesuatu yang baru dari Jokowi setelah
fenomena “blusukan” yang melekat kuat pada diri Jokowi," kata Peneliti
LSI Adjie Alfaraby, Minggu (15/6/2014).
Sementara di sisi lain, Prabowo semakin tampil dengan strong leadership-nya yang memang dirindukan publik. Citra strong leadership memang menjadi harapan pemilih karena kekecewaan terhadap kepemimpinan SBY yang dinilai lemah dan kurang tegas.
"Eleksibilitas dan kekuatan Prabowo membangun komunikasi elite pun
akhirnya berhasil menghimpun aneka mesin politik dan para tokoh vote getter
yang kecewa dan mengalami kebuntuan dalam membangun komunikasi politik
dengan kubu Jokowi atau Megawati pasca pileg," ujar Adjie.
Mesin politik dan para tokoh tersebut, seperti Partai Golkar, Partai
Demokrat, Hari Tanoe yang memiliki stasiun TV, Rhoma Irama yang punya
banyak massa dan lainnya.
Elektabilitas Prabowo Terancam
Namun di tengah lajunya elektabilitas Prabowo, merebak kembali isu
penculikan mahasiswa yang bisa menjadi skandal yang merugikan
elektabilitas Prabowo untuk tiga alasan.
Pertama, isu ini punya bukti hukum yang kuat berupa bocornya surat
pemberhentian Prabowo karena kasus penculikan itu. Kasus yang selama ini
banyak diterka publik luas, kini menemukan bukti dokumennya. Oleh para
saksi, dokumen yg bocor itu diakui asli.
Kedua, kini isu penculikan itu juga memiliki juru bicara yang
kredibel. Purnawirawan Agum Gumelar dan Fahrul Rozi menjelaskan duduk
perkara ke publik secara rinci. Aneka penjelasan "dua juru bicara" itu
dengan sendirinya mencederai integritas Prabowo selaku calon pemimpin
yang seharusnya menghormati hak asasi manusia.
Ketiga, media massa sudah cukup ramai pula membicarakannya. Beberapa
kali berita ini menjadi halaman satu headline koran nasional. Dan juga
dibahas dalam program talkshow TV swasta. [beritasatu]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar