Wakil Ketua Komisi IX DPR dari Partai Demokrat, Nova Riyanti Yusuf (Noriyu), mencemooh
niatan Capres Jokowi yang dalam kampanyenya menjual Kartu Indonesia
Sehat (KIS) untuk mencanangkan kesehatan gratis bagi warga. Menurut dia,
wacana itu melanggar konstitusi karena sudah ada UU BPJS dan UU SJSN
yang menanggung biaya kesehatan bagi warga miskin.
Dia
menjelaskan, pemerintah dan DPR sudah memiliki Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) dalam implementasi UU BPJS Kesehatan khusus bagi warga
miskin. Dia pun mempertanyakan apa maksud Jokowi buat Kartu Indonesia
Sehat itu.
"KIS itu apa sih? program lokal yang dinasionalkan?
itu justru menyalahi konstitusi," ujar Nova kepada merdeka.com, Senin
(16/6/2014).
Politikus Partai Demokrat ini menyayangkan seorang capres
malah menggunakan kartu untuk menggratiskan bagi para warga yang sakit.
Padahal Komisi IX, kata dia, malah ingin kartu-kartu itu dihentikan dan
cukup menggunakan BPJS Kesehatan saja.
"Komisi IX itu kalau ke
daerah-daerah melakukan kunjungan kerja, kita imbau program
kartu-kartuan itu untuk kesehatan segera dihentikan dan ditransisikan ke
dalam program JKN. Pakai APBN. APBD jangan lagi buat program
kartu-kartuan, pakai untuk tingkatkan insentif tenaga medis dan tenaga
kesehatan. Jangan perah tenaga mereka karena pendidikan mereka tidak
gratis tapi hasil keringat orangtua mereka," tegas dia.
Dia juga
mengusulkan agar para capres baik Prabowo maupun Jokowi lebih baik
memikirkan bagaimana cara membuat masyarakat agar tetap sehat. Ketimbang
harus memikirkan bagaimana cara mengobati.
"Saya lihat para
capres masih hobi dengan paradigma sakit, ayo berlomba masuk fasilitas
pelayanan kesehatan karena gratis. Pemimpin harus mampu tularkan virus
paradigma sehat, mencegah lebih baik daripada sakit walaupun gratis
sekalipun," pungkasnya. [did/merdeka]
Justru dengan kartu itu maka dana bantuan itu akan tepat sasaran, kalo hanya di serahkan pada dinas atau lembaga tertentu maka cenderung akan menguap bahkan mungkin tidak sampai pada yg membutuhkan ditambah persyaratan yg berbelit dan membingungkan rakyat kecil yg tdk mau atau karna keterbatasan administrasi. Dengan kartu rakyat tinggal menunjukkan saja.
BalasHapusIngat,,!!!
BalasHapusSekarang banyak sekali orang pintar, tapi sayang kepintarannya hanya untuk membodohi rakyat kecul, karna orang seperti itu sudah ga punya HATI NURANI.
Mana yg lbh dulu diluncurkan : KJS (Kartu Jakarta Sehat) DKI atau JKN (Jam. Kes. Nas) BPJS? Ini terkait rentang waktu uji terapan di lapangan.
BalasHapusJKN msh banyak kendala, keandalannya kalah oleh KJS.
http://m.merdeka.com/jakarta/jokowi-sebut-kjs-lebih-andal-dari-bpjs.html
Masalah program lokal menyalahi konstitusi, tidak ada salahnya konstitusi direvisi bila tdk efektif digunakan.
Coba pelajari lbh dalam terkait omongan orang demokrat ini ttg JKS, KJN/BPJS. Apakah orang tsb ucapannya objektif atau ber-interest terkait politik? Masyarakat hrs lbh cerdas lagi soalnya tdk sedikit politikus skrg ucapannya banyak hidden missions dan subjektif hanya karena kekuasaan.