Jokowi menyapa para penyumbang dana kampanye melalui sambungan telepon di
menara The East, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (16/6/2014)
pagi. Dalam sambungan telepon tersebut, Jokowi menerima pesan dari
penelepon untuk menuntaskan kasus aktivis yang hilang, Wiji Thukul.
"Nitip suara, misal terpilih nanti tuntaskan kasus 13 aktifis yang
hilang," kata Susan, penyumbang asal Surabaya kepada Jokowi, melalui
sambungan telepon di Call Center Kelompok Profesional Pendukung
Jokowi-JK.
Susan menuturkan, ia adalah teman dari anak Wiji Thukul. Dia merasa
terharu kala membaca puisi sang teman, "Kapanpun bapak ingin pulang,
pintu rumah ini selalu terbuka".
Jokowi dengan sigap menjawab permintaan Susan. "Ya, nanti kita tuntaskan ibu Susan," jawab Jokowi via sambungan telepon.
Setelah sambungan telepon putus, Jokowi dengan tegas mengatakan bahwa
segala hal yang tidak jelas harus dituntaskan termasuk salah satunya
kasus 13 aktivis yang hilang pada 1998 silam. "Semua yang enggak jelas
harus dituntaskan, biar jelas," tegas Jokowi.
Jokowi mengaku mengenal baik dengan anak dari Wiji Thukul, namun baginya
penyelesaian masalah bukan atas dasar kenal atau tidak kenal tapi demi
kejelasan.
"Ini bukan masalah kenal tidak kenal, tapi ini harus dituntaskan. Harus
tuntas, agar sejarah jelas. Agar anak cucu kita kelak biar ngerti,
jangan semua ditutupi. Semua yang kami sampaikan di visi misi, harus
dikerjakan," kata Jokowi. [metrotvnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar