Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto secara mengejutkan mendapat
pertanyaan untuk menilai lawan politiknya selama pilpres. Pertanyaan itu
diajukan oleh seorang pelaku pasar model asal India bernama Kumar.
Dalam
pertanyaannya, Kumar meminta pendapat dan penilaian Prabowo terhadap
sosok Joko Widodo (Jokowi).
Kumar pun meminta penjelasan agar Prabowo
melihat kelebihan dan kekurangan yang tidak dimiliki lawannya tersebut.
Usai
mendengarkan pertanyaan itu, Prabowo tak ingin memberikan tanggapannya.
Dia juga enggan melihat kelebihan, apalagi kekurangan terhadap sosok
Jokowi.
"Saya kira sekarang dalam proses pemilihan. Proses
pemilihan itu artinya ada dua calon, dua pasangan calon, tentunya ini
akan dinilai kelebihan dan kekurangannya. Tapi saya kira yang menilai
rakyat, masyarakat. Masa harus saya yang nilai. Saya kira, saya tidak
mau menilai rival saya, dan saya kira rival saya juga tidak mau menilai
saya," kilah Prabowo di hadapan para pelaku pasar modal di The Ritz
Charlton Hotel, Pasific Place, Jakarta, Jumat (20/6/2014).
Sebagai
sesama manusia, Prabowo mengaku pastinya akan menilai dirinya lebih baik
dari rivalnya dan memberikan penilaian negatif terhadap lawannya. Atas
alasan itu pula, Prabowo enggan memberikan jawaban atas pertanyaan yang
diajukan Kumar.
"Tentunya kalau saling menilai, saya pastinya
ingin lebih baik dari beliau. Saya rasa, serahkan itu ke rakyat, saya
sudah katakan berkali-kali, kita Indonesia membangun demokrasi tidak
gampang, dengan mengagetkan banyak pihak di dunia. Kita keempat
terbesar, ratusan suku bangsa, beda bahasa, daerah kita bisa. Apakah
kita kekurangan, masih, apakah banyak kekecewaan, masih," paparnya.
Prabowo
kembali menambahkan, sebagai pemimpin dirinya harus menjadi contoh bagi
masyarakatnya. Apalagi, dia sudah mendapatkan berbagai fitnah atau
pernyataan yang menyudutkannya dalam menghadapinya.
"Walau
difitnah, dan lain-lain, diktator, capres dor, katanya, apa aja yang
sudah, monggo enggak apa-apa. Serahkan ke rakyat. Jadi saya sadari
karena belajar sejarah, kalau dalam posisi pemimpin, kita harus beri
contoh, apapun pilihan rakyat Indonesia saya akan hormati. Ini gagasan
saya. Saya datang ke sini karena saudara undang, masa saudara enggak
bisa saya ancam, nanti di depan saya siap-siap, tapi di belakang lain
lagi," tutup Prabowo diiringi tepuk tangan. [lia/merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar